Anda di halaman 1dari 29

TUGAS KELOMPOK

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


KELAS X-MIPA 4
NAMA KELOMPOK 4
•Diana Alfiani
•Dzakiyyah TUNNUFUS
•Harviel Adzan
•Sarah Amelia
•Wahyu Hartanto
BAB V
Semangat Menuntut Ilmu, Menerapkan, dan Menyampaikan Kepada
Sesama
Hasil Belajar : Indikator :
• Mampu memahami QS at- • Memahami QS. At-Taubah/9: 122
Ataubah/9: 122 dan hadis terkait tentang
dan hadis terkait tentang semangat menuntut ilmu,
semangat menuntut ilmu, menerapkan, dan
menerapkan, dan menyampaikannya kepada sesama
menyampaikannya kepada sesama • Menunjukkan sikap semangat
• Mampu menunjukkan sikap menuntut ilmu dan
semangat menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada sesama
menyampaikannya kepada sesama sebagai implementasi dari
sebagai implementasi dari pemahaman QS. At-taubah/9: 122
pemahaman QS. At-Taubah/9: 122 dan hadis terkait
dan hadis terkait • Menunjukkan sikap hormat dan
• Mampu menunjukkan sikap patuh kepada orang tua dan guru
hormat dan patuh kepada orang
tua dan guru
A. Memahami QS. At-Taubah/9: 122 dan Hadis yang
Relevan

َ ُ‫ان ْال ُمؤْ ِمن‬


‫ون ِليَ ْن ِف ُروا َكافَّة ۚ فَلَ ْو ََل نَفَ َر ِم ْن ُك ِل ِف ْرقَ ٍة ِم ْن ُه ْم‬ َ ‫َو َما َك‬
‫ين َو ِليُ ْن ِذ ُروا قَ ْو َم ُه ْم‬ ِ ‫طائِفَةٌ ِليَتَفَقَّ ُهوا فِي‬
ِ ‫الد‬ َ ‫ِإ َذا َر َجعُوا ِإلَ ْي ِه ْم لَعَلَّ ُه ْم‬
َ ‫يَ ْح َذ ُر‬
‫ون‬
Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya
(ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di
antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan
mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka
itu dapat menjaga dirinya.” (Q.S. At-Taubah: 122)
Berdasarkan ayat tersebut, umat Islam diperintahkan oleh Allah
agar memiliki semangat untuk menuntut ilmu, seperti semangatnya
ketika sedang berperang. Semangat dalam berperang dibutuhkan agar
kita tidak mudah dikalahkan oleh musuh. Sedangkan semangat dalam
menuntut ilmu dibutuhkan agar kita tidak mudah terjerumus dalam
kebodohan. Kebodohan adalah salah satu musuh terbesar Islam.
Orang yang bermalas-malasan dalam menuntut ilmu, dapat
terjerumus ke dalam kebodohan. Orang yang bodoh, hidupnya akan
menjadi miskin, dan kemiskinan akan menjadikan hidup terbelakang.
Bahkan kebodohan tidak hanya mengakibatkan kemiskinan, tetapi yang
lebih berbahaya adalah kemiskinan akan menyebabkan kepada
kekafiran.
Ada diantara orang Islam yang berpidah ke agama lain, karena iming-iming
sesuap nasi sebagai pengisi perut dalam mempertahankan hidup dan
penghidupan.
Ali bin Abi Thalib berkata :
‫َكا َد الفَ ْق ُر أَ ْن يَ ُك ْونَ ُك ْفرا‬
Artinya :
Kefakiran itu mendekati kekufuran
1. Kedudukan Orang yang Menuntut Ilmu

• Diberikan kemudahan masuk surga


Nabi bersabda :

‫ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل هللا له به طريقا إلى الجنة‬
Artinya :
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan
mempermudah baginya jalan menuju surga” (H.R Muslim)
• Terbebas dari kebinasaan

‫كن عالما أو متعلما أو مستمعا أو محبا وَل تكن الخامس فتهلك‬

Artinya :
“Jadilah orang yang mengajar, atau orang yang belajar, atau
orang yang mendengarkan, atau orang yang menyukai, dan jangan
engkau menjadi orang yang kelima, maka niscaya engkau binasa" (HR
Al-Bazzar dan At-Thobrani)
• Dijauhkan dari pemimpin yang bodoh

ُ ‫عهُ من ال ِعبا ِد ولَ ِك ْن َي ْق ِب‬


‫ض‬ ُ ‫عا ً َي ْنتَ ِز‬ ُ ‫ ِإ َّن هللا ال َي ْق ِب‬:‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
َ ‫ض ال ِع ْل َم ا ْن ِت َزا‬
‫سئِلوا فَأ َ ْفتَ ْوا ِبغَ ْي ِر ِع ْل ٍم‬
ُ َ‫ ف‬، ً‫سا ً ُج َّهاال‬ َ ‫ق عَا ِل ٌم ات َّ َخ َذ الناس رؤ‬ ِ ‫اء حتَّى إذا لَ ْم يُ ْب‬
ِ ‫ض العُلَ َم‬ ِ ‫ال ِع ْل َم ِبقَ ْب‬
‫البخاري‬-‫ضلُّوا‬ َ َ‫ضلُّوا َوأ‬ َ َ‫ف‬
Artinya :
Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak menggengam ilmu dengan sekali
pencabutan, mencabutnya dari para hamba-Nya. Namun Dia
menggengam ilmu dengan mewafatkan para ulama. Sehingga, jika tidak
disisakan seorang ulama, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh.
Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa
ilmu. Maka mereka tersesat dan menyesatkan. (Riwayat Al Bukhari)
• Diangkat derajatnya oleh Allah

‫َّللاُ لَ ُك ْم َن أُوتُوا ا ْل ِع ْل َم‬


َّ ِ‫سح‬َ ‫س ُحوا يَ ْف‬ ْ َ‫س ُحوا فِي ا ْل َم َجا ِل ِس ف‬
َ ‫اف‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذ‬
َّ َ‫ِين آ َمنُوا ِإ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَف‬
‫ِين آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّذِي‬ َّ ِِ َ‫ش ُزوا َي ْرف‬
َ ‫َّللاُ الَّذ‬ ُ ‫ َو ِإ َذا ِقي َل ا ْنش ُُزوا فَا ْن‬.‫ير‬ٌ ‫ون َخ ِب‬ َ ُ‫َّللاُ ِب َما تَ ْع َمل‬
َّ ‫ت َو‬
ٍ ‫د ََر َجا‬
Artinya :
Wahai Orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian
“ Luaskanlah tempat duduk “ di dalam Majlis-majlis maka
luaskanlah(untuk orang lain), Maka Allah SWT akan meluaskan Untuk
kalian, dan apabila dikatakan “berdirilah kalian” maka berdirilah, Allah
mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
berilmu beberapa derajat, Allah maha mengetahui atas apa-apa yang
kalian kerjakan.
• Memperoleh kebahagiaan dunia akhirat

Nabi Muhammad SAW bersabda :


‫ َو َم ْن أَ َرا َد ُه َما فَعَلَ ْي ِه باِل ِع ْل ِم‬،‫اآلخ َر َه فَعَلَ ْي ِه بِا ْل ِع ْل ِم‬
ِ ‫ َو َم ْن أَ َرا َد‬،‫َم ْن أَ َرا َد ال ُّد ْنيَا فَعَلَ ْي ِه بِاْل ِع ْل ِم‬

Artinya :
“Barangsiapa menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka wajiblah ia
memiliki ilmunya, dan barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan)
akhirat, maka wajiblah ia memiliki ilmunya, dan barangsiapa yang
menginginkan (kebahagiaan) keduanya, maka wajiblah ia memiliki ilmu
kedua-duanya pula.”
2. Mengamalkan Ilmu

Islam mewajibkan kita untuk mengamalkan ilmu yang kita miliki.


Seorang pencari ilmu yang pandai, akan dianggap bodoh apabila belum
mengamalkannya. Sebab tidak ada perbedaan antara orang yang berilmu
dengan orang yang tidak berilmu, kecuali terletak pada pengalaman.
Dari Usamah bin Zaid, dia berkata, “Aku pernah mendengar
Rasulullah saw bersabda, ‘pada hari Kiamat nanti akan ada seseorang
yang didatangka kemudian dilemparkan ke dalam neraka. Isi perutnya
terburai, sehingga ia berputar-putar sebagaimana berputarnya keledai
yang menggerakkan panggilingan. Penduduk neraka pun berkumpul
mengerumuninya. Mereka bertanya, “Wahai fulan, apakah yang terjadi
pada dirimu? Bukankah dahulu engkau memerintahkan kami untuk
berbuat kebaikan dan melarang kami dari kemungkaran?” Dia
menjawab, “Dahulu aku memerintahkan kalian berbuat kemungkarab,
tetapi aku sendiri melakukan kemungkaran.” (HR. Bukhari-Muslim)
3. Menyampaikan Ilmu kepada Sesama
Mengajarkan investasi kepada orang lain, menjadi bukti bahwa ilmu
tersebut menjadi ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat akan
menjadi investasi akhirat sepanjang masa bagi pemiliknya.

Namun demikian, menyampaikan ilmu yang di dalamnya


mengandung perintah-perintah, maka minimal harus berusaha bersama-
sama mengamalkannya. Allah murka terhadap orang yang menyuruh
orang lain tetapi dirinya sendiri tidak melaksanakan seperti apa yang
disuruhnya.
Allah swt. Berfirman:

ِ َّ ‫ َكبُ َر َم ْقتا ِع ْن َد‬. َ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِل َم تَقُولُونَ َما َل تَ ْف َعلُون‬
َ‫َّللا أَ ْن تَقُولُوا َما َل تَ ْف َعلُون‬
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu
mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian
di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan.” (QS. As-Shaff: 2-3)
B. Implementasi Pemahaman QS.At-Taubah/9: 122 dan Hadis
yang Relevan

• Semangat Menuntut Ilmu

Anak yang belajar serius, penuh semangat, dan sungguh-sungguh


senantiasa berusaha meraih prestasi dengan hasil belajar sendiri. Ia tidak
mau menyontek atau betanya kepada teman ketika ujian, karena semua
itu merupakan bentuk penipuan terhadap diri sendiri.

Selain belajar dengan penuh semangat, datang ke sekolah setiap hari


dan memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru juga merupakan
wujud atau bentuk semangat menuntut ilmu.
• Semangat Mengamalkan Ilmu

Setiap ilmu yang diperoleh, terutama ilmu agama Islam, ada


tuntututan untuk mengamalkan dalam kehidupan, sehingga menjadi
bentuk perilaku sehari-hari.

Proses mengamalkan ilmu harus dilakukan dengan keikhlasan


dengan contoh perbuata baik. Semangat mengamalkan ilmu secara
ikhlas termasuk wujud dari siratal mustaqim atau jalan yang lurus. Siratal
mustaqim adalah jalan yang luru dan jalan terang yang dapat
mengantarkan seorang hamba menuju Allah dan masuk ke dalam surga-
Nya.
Cara menumbuhkan semangat mengamalkan ilmu agama Islam
yang telah dipelajati dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya sebagai
berikut:

1. Mohon petunjuk dan berdo’a kepada Allah


2. Mencari teman yang tekun beribadah
3. Menyadari bahwa hidup adalah untuk mencari bekal akhirat
4. Menjauhkan diri dari perbuatan maksiat
5. Menjauhkan diri dari pergaulan bebas
• Semangat Menyampaikan Ilmu

Penyampaian ilmu secara lisan dilakukan dengan cara seperti


presentasi, ceramah, khotbah, pidato, atau tabilg akbar. Tempat
pelaksanaannya dapat dilakukan di sekolah, musalla, masjid, lapangan,
atau kelompok-kelompok kecil/majelis ta’lim.

Penyampaian ilmu secara tulisan, dapat dilakukan melalui


selebaran, majalah, buku, jurnal, surat kabar, dan bentuk media cetak
lainnya. Bahkan sekarang dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, penyampaian ilmu atau berdakwah dapat dilakukan melalui
media elektronik seperti radio, TV, dan internet.
Semangat menyampaikan ilmu, khususnya ajaran agama Islam,
kepada pihak lain dilakukan dengan cara yang santun, lemah lembut, dan
bijaksana.

Allah Swt. berfirman :

‫س ُن ِإ َّن َرب ََّك ُه َو أَ ْعلَ ُم ِب َم ْن‬ َ ‫سنَ ِة َو َجا ِد ْل ُه ْم ِبالَّ ِتي ِه‬
َ ‫ي أَ ْح‬ َ ‫ظ ِة ْال َح‬
َ ‫س ِبي ِل َر ِب َك ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع‬
َ ‫ع ِإلَى‬
ُ ‫ا ْد‬
125 : ‫سبِي ِل ِه َو ُه َو أَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَدِينَ (النحل‬ َ ‫ع ْن‬
َ ‫ض َّل‬ َ
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah,
dan pelajaran yang baik dan berbantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Ada tahapan-tahapan dalam menyampaikan ilmu agama Islam kepada
orang lain seperti hadits berikut ini :

، ‫ فإن لم يستطع فبلسانه‬، ‫ « من رأى منكم منكرا فليغيره بيده‬: ‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف اإليمان‬
)‫(رواه مسلم‬
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Aku mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa di antara
kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan
tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan
apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah
selemah-lemah iman.’.” (HR. Muslim)
Manfaat mengamalkan ilmu
1. Menjadi orang yang beruntung

َ ‫وِ َو َي ْن َه ْو َن ع َِن ا ْل ُم ْنك َِر َوأُولَ ِئ ََ ُه ُم ا ْل ُم ْف ِل ُح‬


‫ون‬ ِ ‫ون ِبا ْل َم ْع ُر‬ َ ‫َو ْلتَك ُْن ِم ْن ُك ْم أ ُ َّمةٌ َي ْدع‬
َ ‫ُون ِإلَى ا ْل َخ ْي ِر َو َيأ ْ ُم ُر‬

Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang


menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
(QS. 3:104)
2. Dekat dengan surga dan jauh dari neraka
Seseorang yang dermawan akan dekat dengan Allah, dekat kepada
manusia, dekat kepada surga, dan jauh dari neraka.

“Orang yang pemurah itu dekat dari Allah, dekat dari manusia,
dekat dari surga dan jauh dari neraka. Adapun orang yang kikir, maka
jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat kepada
neraka (siksaan Allah).” (H.R. Tirmidzi dan Baihaqi)
3. Beramal untuk akhirat

‫من سن سنة حسنة فله أجرها و أجر من عمل بها الى يوم القبامة و من سن سنة سيءة فعليه‬
) ‫وزرها من عمل بها الى يوم القيامة (رواه البخارى‬

Artinya : “Barang siapa mengadakan sunnah / jalan yang baik, maka


baginya pahala atas jalan yang ditempuhnya ditambah pahala orang-
orang yang mengerjakannya sampai hari kiamat. Dan barang siapa
mengadakan sunnah / jalan yang buruk, maka atasnya dosa karena
jalannya buruk yang ditempuhnya ditambah dosa orang yang
mengerjakannya sampai hari kiamat. “
Tokoh Teladan Semangat Mencari Ilmu
1. Ibnu Hajar Al Asqalani
2. Imam Syafi’i
C. Kunci Kesuksesan Menuntut Ilmu
• Perilaku Hormat dan Patuh kepada Orang Tua
“kewajiban orang tua pada anaknya ialah memberikan nama yang
baik,mengajarkan menulis,mengajarkan berenang dan
memanah,jangan memberi makan kecuali barang yang baik,dan
menikahkan jika telah dewasa.”(HR.Hakim)
Cara untuk hormat dan patuh kepada orang tua:
Menjawab dan mendatangi ketika dipanggil orang tua
Berbicara dengan lemah lembut dan bahasa yang santun
Ikut membantu orang tua
Tidak memotong pembicaraan orang tua
Mendengarkan,menghayati,dan melaksanakan nasihat orang tua
Memohon ridonya
Merawat orang tua yang sedang sakit
Selalu mendoakan orang tua
• Perilaku Hormat dan Patuh kepada Guru
Banyak sekali jasa seorang guru kepada muridnya.oleh karena
itu,seorang murid wajib menghormati dan mematuhi seorang
guru,antara lain:
Menegur dan mengucapkan salam
Berbicara dengan bahasa yang santun
Taat dan patuh
Mendengarkan penjelasan mereka
Bersilaturrahmi
Mendoakan guru

Anda mungkin juga menyukai