IDENTITAS PENDERITA
• Nama : Ny. Y
• Umur : 44 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Petani
• Status : Menikah
• Tanggal Masuk : 4 Agustus 2018
• Ruang Perawatan : Bangsal Seroja RSUD
Luwuk
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Batuk dan lemas
Status Generalis
Keadaan umum : lemah, tampak pucat.
Kesadaran : komposmentis
Vital Sign : TD : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 88x/menit
Frekuensi napas : 20 x / menit
Suhu : 36,6oC per aksiler
Antropometri : Berat badan : 57 kg
Kepala : mesocephal
Leher : kaku kuduk (-), pembesaran KGB (-), pembesaran
tiroid (-)
Mata : konjungtiva anemis (+/+) , sklera ikterik (-/-)
refleks cahaya (+/+), pupil isokor,
Telinga : sekret (-), darah (-), serumen (-)
thoraks
• COR
Inspeksi : iktus kordis tampak di ICS V linea mid clavicula kiri
Palpasi : iktus kordis teraba di sela iga IV, linea midclavikula
sinistra, tidak kuat angkat, tidak melebar, pulsus epigastrium (-),
pulsus parasternal (-)
Perkusi
Batas atas : sesuai garis horisontal yang melewati titik ICS II
linea parasterial kiri ICS II linea parastrenalis kanan
Batas Pinggang : redup, batas jantung (pinggang jantung ke
kanan)
Batas kiri : sesuai garis yang melewati titik ICS II linea
parasternal kiri ICS IV linea midclavicula kiri ICS VI cm lateral
linea midclavicula kiri
Batas kanan : sesuai garis yang melewati titik ICS II
linea sternalis kanan ICS III linea sternalis kanan ICS V linea
sternalis kanan
Auskultasi : regular
• Pulmo
Dari hasil pemeriksaan penunjang didapatkan Hb rendah yaitu 4,7 gr/dl, MCV 67
mikro m3 dan MCH 24 pg, serta Leukosit yang meningkat 12.5 ribu/mm3 dan
pemeriksaan kimia darah berupa fungsi ginjal dalam batas normal Pemeriksaan
Feses rutin di temukan Ancylostoma duodenal (+) . Hasil pemeriksaan foto
thorax PA di dapatkan kesan Bronchopneumonia.
PENATALAKSANAAN
• IVFD RL 28 tpm
• Transfusi PRC 1 kantong/hari selama 3 hari
• Sirup OBH 3 x 2 cth
• Inj. Ceftriaxon 1 gr/8 jam/iv
• Pirantel pamoat 1 x 4 tab selama 3 hari
• Methylprednisolon 3 x 4 mg
FOLLOW UP
bronchopneumonia dan ancylostomiasis. Kali ini, kita akan membahas lebih dalam
disebabkan oleh infeksi cacing tambang. Infeksi cacing tambang masih merupakan
lingkungan yang sanitasinya buruk, terutama pada daerah pedesaan. Infeksi cacing
tambang pada manusia disebabkan oleh infeksi cacing nematode parasit Necator
pantai dunia, di mana tahap ketiga larva yang bisa menginfeksi dapat bermigrasi
secara bebas pada tanah berpasir di mana temperatur dan kelembaban cukup
optimal untuk kelangsungan hidup larva. Hal ini sesuai dengan teori dimana pasien
merupakan seorang petani yang selalu bekerja di daerah lembab di sawah, selain itu
tubuhnya.
Manifestasi klinis utama dari penyakit cacing tambang adalah konsekuensi
dari kehilangan darah interstinal yang kronis. Karena infeksi oleh A.duodenale
americanus, tingkatan anemia karena kekurangan zat besi yang disebabkan oleh
cacing tambang bergantung pada spesies. Hal ini sesuai dengan kasus bahwa
anemia yang di alami pasien termasuk dalam anemia berat dengan Hb 4,7 gr/dl
mebendazole (50mg). Namun dalam kasus ini di gunakan obat antihemintic lain,
yakni Pirantel pamoat dengan dosis 20 mg/kgbb dosis tunggal selama 3 hari
berturut-turut.