Anda di halaman 1dari 24

Ancylostomiasis

Oleh : dr. Amirah Zahidah M


Pembimbing : dr. Nurhayati Kasim
BAB I
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PENDERITA
• Nama : Ny. Y
• Umur : 44 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Petani
• Status : Menikah
• Tanggal Masuk : 4 Agustus 2018
• Ruang Perawatan : Bangsal Seroja RSUD
Luwuk
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Batuk dan lemas

• Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien masuk rs dengan keluhan batuk sejak 1 minggu,
batuk berlendir, keringat malam disangkal, berat badan dikatakan
berkurang, batuk berlendir namun tidak bercampur darah. Sesak
dan demam disangkal.
Selain itu, pasien mengaku lemas dan sering pusing kurang
lebih 1 bulan sebelum masuk rs. Pusing dirasakan hilang timbul.
Nyeri kepala berdenyut, nyeri kepala seperti ditusuk dan nyeri
kepala terikat disangkal. Dalam seminggu terakhir pasien juga
mengeluh nafsu makan berkurang. Mual dan muntah disangkal,
BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat sakit serupa sebelumnya disangkal,


• Riwayat berobat 6 bulan disangkal
• Riwayat kencing manis disangkal
• Riwayat hipertensi disangkal
• Riwayat trauma disangkal
• Riwayat sakit ginjal disangkal
• Riwayat sakit kuning disangkal
• Riwayat alergi makanan dan obat disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungan
• Riwayat sakit serupa pada anggota keluarga : (-)
• Riwayat hipertensi : (-)
• Riwayat sakit kuning : (-)
• Riwayat alergi makanan dan obat : (-)

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien saat ini tinggal dengan suami dan anaknya.
Pasien adalah seorang petani. Pasien berobat
menggunakan fasilitas KIS yang dibayarkan pemerintah.
Kesan ekonomi kurang.
Riwayat Gizi dan Kebiasaan

Nafsu makan pasien berkurang ±selama 1 minggu


terakhir, sehingga pasien jarang makan tepat waktu dan
sedikit. Pasien bukan peminum alkohol. Pasien tidak
mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang. Riwayat
merokok disangkal. Namun suami pasien adalah
perokok berat dan kerap merokok dalam rumah.
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
Keadaan umum : lemah, tampak pucat.
Kesadaran : komposmentis
Vital Sign : TD : 120/80 mmHg
Frekuensi nadi : 88x/menit
Frekuensi napas : 20 x / menit
Suhu : 36,6oC per aksiler
Antropometri : Berat badan : 57 kg
Kepala : mesocephal
Leher : kaku kuduk (-), pembesaran KGB (-), pembesaran
tiroid (-)
Mata : konjungtiva anemis (+/+) , sklera ikterik (-/-)
refleks cahaya (+/+), pupil isokor,
Telinga : sekret (-), darah (-), serumen (-)
thoraks
• COR
Inspeksi : iktus kordis tampak di ICS V linea mid clavicula kiri
Palpasi : iktus kordis teraba di sela iga IV, linea midclavikula
sinistra, tidak kuat angkat, tidak melebar, pulsus epigastrium (-),
pulsus parasternal (-)
Perkusi
Batas atas : sesuai garis horisontal yang melewati titik ICS II
linea parasterial kiri ICS II linea parastrenalis kanan
Batas Pinggang : redup, batas jantung (pinggang jantung ke
kanan)
Batas kiri : sesuai garis yang melewati titik ICS II linea
parasternal kiri ICS IV linea midclavicula kiri ICS VI cm lateral
linea midclavicula kiri
Batas kanan : sesuai garis yang melewati titik ICS II
linea sternalis kanan ICS III linea sternalis kanan ICS V linea
sternalis kanan
Auskultasi : regular
• Pulmo

Inspeksi : simetris, retraksi intercostal (-), (retraksi suprasternal


(-)
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri, pergerakan thorak kanan
dan kiri tidak ada yang tertinggal
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler, rhongki +/+, wheezing -/-
• Abdomen

Inspeksi : permukaan datar,


Palpasi : supel, hepar dan lien tak teraba tumor (-),
ginjal balotement (-) , Nyeri tekan supra pubis
(-)
Perkusi : timpani, tes undulasi (-)
Auskultasi : peristaltik + (N)
Ekstremitas : Akral hangat, oedem -/-, sianosis -,
luka -, lateralisasi -, reflex fisiologis
dbn,lesi creeping eruption (-)
Genital : ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda
radang (-)
Anus : benjolan (-), tanda peradangan (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP
Pemeriksaan 31-12-2016 Satuan Rujukan
Hb 4,7 g/dl 11,7-15,5
Lekosit 12.5 ribu/mm3 3,6-11,0
Eritrosit 3,4 juta/mm3 4,0-5,2
Hematokrit 28,0 % 35-47
Trombosit 304 ribu/mm3 150-400
MCV 67 mikro m3 80-100
MCH 23 pg 26-34
MCHC 37,0 g/dl 32-36
RDW 21,3 % 4.4-5.9
MPV 7 mikro m3 6,8-10
LIMFOSIT % 18,6 % 25-40
MONOSIT % 4,9 % 2-8
EOSINOFIL % - % 1-3
BASOFIL % - % 0-1
Neutrofil Segmen 76,5 % 50-70
Gol darah B Positif
Ureum 32 mg/dl 10-50
Creatinin 0,9 mg/dl 0,60-1,10
- FESES RUTIN
MAKROSKOPIS
Konsistensi Cokelat lembek
Lendir negative
Darah negative
MIKROSKOPIS
Lekosit negative
Eritrosit negative
Bakteri negative
Telur cacing Ancylostoma duodenale (+)
Jamur negative
Fat negative
Sisa makanan negative
Lain-lain -
• FOTO THORAX
KESAN : BRONCHOPNEUMONIA
RESUME

Seorang pasien perempuan 44 tahun datang dengan keluhan batuk


berlendir kurang lebih 1 minggu dan tidak disertai demam, selain itu
pasien mengaku nafsu makan berkurang dan selalu merasa lemas dan
pusing sejak 1 bulan sebelum masuk RS. Riwayat penyakit ginjal dan TB
paru disangkal. Pasien bekerja sebagai petani

Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum pasien tampak lemah


dan pucat, tanda - tanda vital dalam batas terkontrol, konjuntiva anemis
dan pemeriksaan thorax didapatkan rhongki di kedua lapang paru.

Dari hasil pemeriksaan penunjang didapatkan Hb rendah yaitu 4,7 gr/dl, MCV 67
mikro m3 dan MCH 24 pg, serta Leukosit yang meningkat 12.5 ribu/mm3 dan
pemeriksaan kimia darah berupa fungsi ginjal dalam batas normal Pemeriksaan
Feses rutin di temukan Ancylostoma duodenal (+) . Hasil pemeriksaan foto
thorax PA di dapatkan kesan Bronchopneumonia.
PENATALAKSANAAN
• IVFD RL 28 tpm
• Transfusi PRC 1 kantong/hari selama 3 hari
• Sirup OBH 3 x 2 cth
• Inj. Ceftriaxon 1 gr/8 jam/iv
• Pirantel pamoat 1 x 4 tab selama 3 hari
• Methylprednisolon 3 x 4 mg
FOLLOW UP

5/08/18 S : Pusing (+), batuk berkurang  IVFD RL 28 tpm


O : TD 100/70
N 98 kpm  Transfusi PRC 1
S 36,4 drjat kantong/hari
P 20 kpm
KU lemas  Sirup OBH 3 x 2 cth
Ca +/+  Inj. Ceftriaxon 1 gr/8
Thorax : Rh +/-
A Bronchopneumonia jam/iv
Ancylostomiasis  Pirantel pamoat 1 x 4 tab
6/08/18 S : Pusing berkurang, batuk berkurang  IVFD RL 28 tpm
O : TD 100/70
N 98 kpm  Transfusi PRC 1
S 36,4 drjat kantong/hari
P 20 kpm
KU lemas  Sirup OBH 3 x 2 cth
Ca +/+  Inj. Ceftriaxon 1 gr/8
Thorax : Rh +/-
A Bronchopneumonia jam/iv
Ancylostomiasis  Pirantel pamoat 1 x 4 tab
7/08/18 S : Batuk sekali-sekali. Gatal di  IVFD RL 28 tpm
badan
O : TD 100/70  Tunda transfusi  Cek DR
N 98 kpm  Sirup OBH 3 x 2 cth
S 36,4 drjat
P 20 kpm  Inj. Ceftriaxon 1 gr/8 jam/iv
KU lemas  Pirantel pamoat 1 x 4 tab
Ca +/+
Thorax : Rh +/-  Methylprednisolon 3 x 4 mg
Tampak kemerahan pada
kedua lengan dan telapak tangan
A Bronchopneumonia
Ancylostomiasis
Reaksi alergi
8/08/18 S : Pusing (-), batuk sekali sekali  Aff infus
O : TD 100/70
N 98 kpm  Sirup OBH 3 x 2 cth
S 36,4 drjat  Cefixime 2 x 200 mg
P 20 kpm
KU lemas  Methylprednisolon 3 x 4 mg
Ca +/+  SF 1 x 1 tab
Thorax : Rh -/-
Hasil Lab tanggal 7/8/18
HB 7,8 mg/dl
A Bronchopneumonia
Ancylostomiasis
P Boleh rawat jalan
Kontrol poli penyakit dalam
Pada kasus ini didapatkan seorang wanita 44 tahun datang dengan diagnosis

bronchopneumonia dan ancylostomiasis. Kali ini, kita akan membahas lebih dalam

tentang ancylostomiasis. Ancylostomiasis merupakan suatu penyakit yang

disebabkan oleh infeksi cacing tambang. Infeksi cacing tambang masih merupakan

masalah kesehatan di dunia. Cacing ini banyak menginfeksi orang-orang di

lingkungan yang sanitasinya buruk, terutama pada daerah pedesaan. Infeksi cacing

tambang pada manusia disebabkan oleh infeksi cacing nematode parasit Necator

americanus dan Ancylostoma duodenale dan ditularkan melalui kontak dengan

tanah yang terkontaminasi


Infeksi cacing tambang adalah salah satu infeksi kronis yang paling umum di

daerah pedesaan miskin di daerah tropis dan subtropis.

Beberapa rata-rata tertinggi dari penularan cacing tambang terjadi di daerah

pantai dunia, di mana tahap ketiga larva yang bisa menginfeksi dapat bermigrasi

secara bebas pada tanah berpasir di mana temperatur dan kelembaban cukup

optimal untuk kelangsungan hidup larva. Hal ini sesuai dengan teori dimana pasien

merupakan seorang petani yang selalu bekerja di daerah lembab di sawah, selain itu

pasien juga berekonomi rendah sehingga kurang memperhatikan higienitas

tubuhnya.
Manifestasi klinis utama dari penyakit cacing tambang adalah konsekuensi

dari kehilangan darah interstinal yang kronis. Karena infeksi oleh A.duodenale

menyebabkan kehilangan darah yang lebih hebat dibandingkan terinfeksi oleh N.

americanus, tingkatan anemia karena kekurangan zat besi yang disebabkan oleh

cacing tambang bergantung pada spesies. Hal ini sesuai dengan kasus bahwa

anemia yang di alami pasien termasuk dalam anemia berat dengan Hb 4,7 gr/dl

dikarenakan oleh A.duodenale.


Setelah cacing tertelan/menembus kulit
memasuki host  mendapat signal dari
host untuk berkembang  migrasi oleh
pembuluh darah ke sirkulasi afferen di
jantung kanan  pembuluh darah paru
(kapiler)  larva pecah  masuk ke
parenkim  naik ke alveoli, bronchiolus,
bronkus dan trakea  di batukkan dan
tertelan  larva ke GI tract (berkembang
dewasa)  6-8 minggu mencapai
kematangan seksual hasilkan ribuan telur
 keluar lewat tinja  ke tanah lembab
• Pilihan pengobatan tertentu untuk menghilangkan cacing tambang dari usus adalah

satu dosis benzimidazole anthelmintic, baik albendazole (400mg) ataupun

mebendazole (50mg). Namun dalam kasus ini di gunakan obat antihemintic lain,

yakni Pirantel pamoat dengan dosis 20 mg/kgbb dosis tunggal selama 3 hari

berturut-turut.

Anda mungkin juga menyukai