Anda di halaman 1dari 17

ASURANSI SYARIAH DALAM

PERBANDINGAN DENGAN ASURANSI


KONVENSIONAL
Andina Prabandari
Latar Belakang
• Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme
yang memberikan perlindungan pada
tertanggung apabila terjadi risiko di masa
mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar
terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan
ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan
antara penanggung dan tertanggung.
Faktor Pendukung

jumlah penduduk Indonesia 


220.000.000 jiwa

85% beragama Islam


Lahirnya Asuransi Syariah di Indonesia

Faktor Penghambat

Kurangnya SDM yang professional

Ketidaktahuan Masyarakat Terhadap


Asuransi Syariah
Mengapa Umat Islam Merasa Perlu
Adanya Asuransi Syariah?
Sistem ini tidak menggunakan pengalihan risiko (risk
tranfer) di mana tertanggung harus membayar premi,
tetapi lebih merupakan pembagian risiko (risk sharing) di
mana para peserta saling menanggung.

Akad yang digunakan dalam asuransi syariah harus selaras


dengan hukum islam (syariah), artinya akad yang dilakukan
harus terhindar dari riba, gharar (ketidak jelasan dana),
dan maysir (gambling), di samping itu investasi dana harus
pada obyek yang halal dan baik
Identifikasi Masalah
• Adakah perbedaan prinsip antara Asuransi Syariah
dan Asuransi Konvensional?
• Unsur apa yang melatarbelakangi pemahaman
bahwa asuransi konvensional tidak diperbolehkan
dalam agama islam?
• Apakah kendala Asuransi Syariah dalam
pelaksanaannya di Indonesia?
Definisi Asuransi Konvensional dan
Asuransi Syariah
Pengertian Asuransi Konvensional
• Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu
premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan
dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu

• Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Th 1992 pasal I


perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke
tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa
yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Definisi Asuransi Konvensional dan
Asuransi Syariah
Pengertian Asuransi Syariah
• Berdasarkan Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Majelis Ulama Indonesia
(MUI) adalah sebuah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara
sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui Akad
yang sesuai dengan syariah.

• Ada 3 istilah yang sering digunakan oleh para ulama, yaitu :

Ta’min Takaful Tadhamun


Ta’min
amanah, yang mempunyai makna memberi perlindungan, ketenangan,
rasa aman, dan bebas dari rasa takut. Ta’min adalah saling memberikan
jaminan dalam hal-hal yang positif antara sesama anggota masyarakat.

Takaful
menolong, mengasuh, memelihara dan mengambil alih perkara
seseorang. Upaya saling mencukupi antara sesama anggota pada saat ada
pihak-pihak yang kekurangan karena terkena musibah.

Tadhamun
Sikap keadilan dan solidaritas antara sesama anggota dalam menghadapi
kesulitan. Saling menanggung yaitu bertujuan saling menutupi kerugian
atas suatu peristiwa dan musibah yang dialami oleh seseorang.
Sejarah Asuransi Syariah
15 Juni 1972, Keputusan praktik asuransi jiwa
di malaysia hukumnya haram

Dekade 70an, 1979 berdiri Islamic Insurance


Co.Ltd di Sudan dan Arab Saudi

1984, berdiri Syarikat Takaful Sendirian Berhad


di Malaysia

25 Agustus 1994, Asuransi Takaful Indonesia


resmi berdiri yang terdiri dari PT Asuransi
Takaful Keluarga dan PT Asuransi Takaful Umum
Pandangan Ulama Mengenai Asuransi
Syariah
Masalah asuransi dalam islam termasuk “ijtihadiah”
(‫)اجتهاد‬
1. Bahwa asuransi termasuk segala macam bentuk dan
operasinya, hukumnya haram
2. Bahwa asuransi hukumnya halal atau diperbolehkan
dalam islam
3. Bahwa Asuransi yang diperbolehkan adalah asuransi
yang bersifat komersial dilarang dalam islam.
4. Bahwa Hukum Asuransi termasuk subhat
Landasan Hukum Asuransi Syariah

Landasan Filosofis Asuransi Syariah

Landasan Yudiris Asuransi Syariah


Landasan Filosofis
Al-Qur’an
• Surah al-Maidah ayat 2
ِ ‫َّلل ََدد ُد ْال ِعقا‬
ِ ِ ‫اْلثْ ِم َو ْالعُ ْد‬
َ َّ ‫وان َو اتَّقُوا‬
َ َّ ‫َّلل ِِ َّن‬ َ َ ‫عاونُوا َعلَى ْال ِب ِر َو الت َّ ْقوى َو ال ت‬
ِ ْ ‫عاونُوا َعلَى‬ َ َ‫ت‬
Artinya: “… tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya”. (Q.S,
al-Maidah 5:2)
• Surah al-Baqarah ayat 185
• Surah al-Baqarah ayat 261
Hadist
• ‫ من نفس عن مؤ من كر ِ الد ندا نفس هللا عنه كرِ دو م ا لقدا مة‬:‫ن أ بي هر در ة (ر ض) عن النبي (ص) قا ل‬
)‫ومن دسر على معسر دسر هللا علده فى الدندا وا ألخرة (رواه مسلم‬
Artinya: “diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad bersabda:
Barangsiapa yang menghilangkan kesulitan duniawinya seorang mukmin, maka
Allah SWT. Akan menghilangkan kesulitangnya pada hari kiamat, barang siapa
yang mempermudah kesulitan seseorang, maka Allah SWT. Akan mempermudah
urusan dunia dan akhirat. (HR.
Muslim)[6]
Landasan Yuridis
• UU no 40 tahun 2014 tentang usaha
perasuransian
• PP no 63 tahun 1993 tentang penyelenggaraan
usaha perasuransian
• Keputusan Mentri Keuangan tentang perizinan
usaha perusahaan asuransi dan usaha
reasuransi
• Fatwa DSN MUI
Prinsip Asuransi
Asuransi Konvensional Asuransi Syariah

1. Prinsip Kepentingan yang 1. Tauhid (unity)


dapat diasuransikan (Principle
of Insurable Interest) 2. Keadilan (justice)

2. Prinsip Itikad Baik (Principle 3. Tolong menolong (ta’awun)


of Utmost Goodfaith)
4. Kerja sama (cooperation)
3. Prinsip Ganti Rugi (Principle of
Indemnity) 5. Amanah (trustworthy / al-
amanah)
4. Prinsip Subrogasi (Principle of 6. Kerelaan (Al ridho)
Subrogation)
7. Larangan riba
5. Prinsip Sebab Akibat (Principle
of Proximate Cause) 8. Larangan Maysir (judi)

6. Prinsip Gotong Royong 9. Larangan gharar


Perbedaan Unsur –Unsur Asuransi
Syariah dan Asuransi Konvensional

1. Akad (Perjanjian)
2. Gharar (Ketidakjelasan)
3. Tabarru dan Tabungan
4. Maisir (Judi)
5. Riba
6. Dana Hangus
7. Konsep Taawun Dalam Asuransi Syariah
8. Dewan Pengawas Syariah
Kendala Pengembangan Asuransi
Syariah di Indonesia

Kurangnya SDM yang


Minimnya modal
professional

Ketidaktahuan Masyarakat Dukungan Pemerintah


Terhadap Asuransi Syariah Belum Memadai
Simpulan
• Prinsip-prinsip yang dijalankan oleh asuransi syariah dalam
mengoprasikan kegiatannya antara lain Saling bekerja sama atau
bantu-membantu, Saling melindungi dari berbagai kesusahan dan
penderitaan satu sama lain, saling bertanggung jawab, dan
menghindari unsur-unsur yang mengandung gharar, maysir dan
riba

• Perbedaan yang paling mendasar antara asuransi syariah dengan


asuransi kovensional adalah pada keberadaan Pengawasan Dewan
Syariah (PDS), akad, Investasi dana, kepemilikan dana,
pembayaran klaim dan keuntungan.

Anda mungkin juga menyukai