Pemeriksaan fisik
Sklera, kulit, dan sekresi ikterik
Penurunan berat badan ringan (2-5 kg)
Hepatomegali
Tes laboratorium
IgM anti HAV positif
Peningkatan kadar bilirubin, γ-globulin, dan
transaminase hepatik (alanine transaminase dan
aspartate transaminase) 2 kali lipat dari normal
pada penyakit anikterik akut.
Peningkatan kadar alkali fosfatase, γ-glutamil
transferase, dan bilirubin total pada pasien
kolestatik.
TERAPI
Pelancong
Pengguna obat suntik (IDU)
Kontak seksual/tinggal serumah dengan
penderita
ETIOLOGI
Tes laboratorium:
• Adanya Hepatitis B surface antigen (HBsAg) minimal
selama 6 bulan.
• Peningkatan transaminase hati (alanine transaminase
dan aspartate transmaninase) dan DNA HBV >105
kopi/mL.
• Biopsi hati
PENCEGAHAN
Dosis:
• Interferon α-2a :
SC/IM; 4,5 x 106 unit 3x seminggu, jika tidak
menimbulkan respon setelah 6 bulan, naikkan
sampai dosis maks 18x106 unit 3x seminggu.
• Interferon α-2b
SC; 3x106 unit 3x seminggu, naikkan
sampai 5-10x106 unit 3x seminggu bila
tidak menimbulkan respons setelah 6
bulan
• Pertahankan dosis minimum selama 4-6
bulan kecuali dalam keadaan intoleran
Lamivudine
• Merupakan analog nukleosida
• Memiliki aktivitas antivirus pada HBV maupun
HIV.
• Indikasi : Hepatitis B kronik.
• Dosis :
– Dewasa, anak > 12 tahun : 100 mg 1 x sehari.
– Anak usia 2 – 11 tahun : 3 mg/kg 1 x sehari
(maksimum 100 mg/hari).
• Efek samping : diare, nyeri perut, ruam, malaise,
lelah, demam, anemia, neutropenia,
trombositopenia, neuropati, jarang pankreatitis.
• Perhatian : pankreatitis, kerusakan ginjal
berat, penderita sirosis berat, hamil dan
laktasi.
• Interaksi obat : Trimetroprim
• Penatalaksanaan :
– Tes untuk HBeAg dan anti HBe di akhir
pengobatan selama 1tahun dan kemudian
setiap 3 -6 bulan.
– Durasi pengobatan optimal untuk hepatitis B
belum diketahui, tetapi pengobatan dapat
dihentikan setelah 1 tahun jika ditemukan
adanya serokonversi HBeAg
• Pengobatan lebih lanjut 3 – 6 bulan
setelah ada serokonversi HBeAg untuk
mengurangi kemungkinan kambuh.
• Monitoring fungsi hati selama paling
sedikit 4 bulan setelah penghentian terapi
dengan Lamivudine.
Adefovir
• Merupakan analog nukleosida asiklik dari AMP
(adenosine
• monophosphate).
• Mekanisme kerja: menghambat polimerase DNA HBV.
• Dosis: 10 mg/hari selama 1 tahun.
Entecavir
• Merupakan analog nukleosida dari guanosin.
• Mekanisme kerja: menghambat polimerase HBV.
• Lebih poten daripada lamivudine dan efektif pada HBV
resisten lamivudine.
• Dosis: 0,5 mg/hari atau 1 mg/hari pada pasien dengan
HBV resisten lamivudine
Telbivudine
– Merupakan analog nukleosida spesifik HBV.
– Mekanisme kerja: inhibitor kompetitif DNA
polimerase.
– Lebih poten daripada lamivudine.
– Efek samping: ISPA
• Tenofovir
• Emtricitabine
HEPAT ITIS
EPIDEMIOLOGI
1. Tahap akut
Kebanyakan pasien tidak menampakkan gejala
dan tidak terdiagnosis setelah infeksi HCV akut.
RNA HCV terdeteksi dalam 1-2 minggu setelah
infeksi dan meningkat dengan cepat.
Kadar RNA HCV stabil pada 105 – 107 IU/mL
menyebabkan peningkatan kadarALT dan
timbulnya gejala-gekala hepatitis.
Gejala timbul pada 7 minggu setelah infeksi dan
berlangsung selama 3-12 minggu.
Gejala-gejala yang dapat timbul:
• Kelelahan
• Hilang nafsu makan
• Lemah
• Jaundice /kuning
• Nyeri perut
• Urin berwarna gelap
Kontraindikasi:
Wanita hamil dan suaminya, pasangan yang berencana
memiliki anak kandung, mempunyai reaksi alergi
terhadap Ribavirin, kit jantung berat 6 bulan yang lalu,
haemoglobinopathy, hepatitis autoimun, sirosis hati yang
tidak terkompensasi, penyakit tiroid, adanya penyakit
atau riwayat kondisi psikiatrik berat, terutama depresi,
keinginan atau ada upaya bunuh diri.
Perhatian :
• Wanita subur dan pria harus menggunakan
kontrasepsi aktif selama terapi dan 6 bulan
sesudahnya, tes kehamilan harus dilakukan setiap 6
bulan selama terapi.
• Lakukan tes darah lengkap sejak awal terapi
• Riwayat penyakit paru atau diabetes mellitus yang
cenderung ketoasidosis, gangguan pembuluh
darah/mielosupresi berat.
• Tes daya visual dianjurkan pada pasien DM atau
hipertensi.
• Monitor fungsi jantung pada pasien dengan riwayat
gagal jantung kongestif, infark miokard dan aritmia.
• Dapat menimbulkan kekambuhan penyakit
psoriasis.
Efek samping:
Hemolisis, anemia, neutropenia, mulut kering,
hiperhidrosis, asthenia, lemah, demam, sakit
kepala, gejala menyerupai flu, kekakuan, berat
badan menurun, gangguan GI, artralgia, mialgia,
insomnia, somnolen, batuk, dispnea, faringitis,
alopesia, depresi.
Copyright from Buku Saku Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hati (Depkes RI, 2007)
hlm. 4, tabel 1, PerbandinganVirus Hepatitis
PUSTAKA DAN REFERENSI
NUWUS HEBAK