Kuliah ke-3 :
Lengkapnya, sbb : - - - - - - - - -
Manajemen Perpajakan / Tax Management ke-3, (1.1)
Lengkapnya, sbb :
2.d.1. Usaha Perseorangan :
2.d.1.(1). PPh Wp. Orang Pribadi;
2.d.1.(2). Faktor Pengurang;
2.d.1.(3). Perbedaan tax rate (tarif pajak) dan Lapisan
Penghasilan Kena Pajak);
2.d.2. Tarif PPh Badan;
2.e.Usaha Persekutuan (Firma, CV., Kongsi) :
e.1.Firma : e.1.1. Prosedur Pendirian Firma (Fa);
e.1.2. Kelemahan dan Kelebihan Firma;
e.1.3. Perpajakan Firma;
e.2.CV (Commanditaire Vennottschap) :
e.2.1. Perlakuan Perpajakan bagi CV.;
(berdasarkan UU PPh Ps.6 dan Ps.4 ayat 3 huruf i).
e.3.Kongsi : e.3.1. Keuntungan dan Kerugian usaha bentuk
Kongsi;
e.3.2. Perlakuan Perpajakan bagi Kongsi;
(berdasarkan UU PPh Ps.6 dan Ps.4 ayat 3 huruf i).
e.4.Perhitungan pajak bagi Firma, CV, Kongsi;
2.f. Rekomendasi tax planner;
ke-3, (2)
Namun dalam hal pemenuhan kewajiban perpajakannya tetap wajib ber NPWP .
Terdapat perbedaan dalam menghitung pajak antara Wajib Pajak Orang Pribadi
(Wp. OP) dan Wajib Pajak Badan.
2.d.1.(2). Dalam menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan dari Gaji / Upah (misalnya),
faktor pengurangnya, seperti : Biaya Jataban, juga PTKP.
(dalam menghitung PPh Badan, faktor-faktor pengurang tersebut
tidak ada).
2.d.1.(3). Terdapat perbedaan tax rate (tarif pajak), dan Lapisan Penghasilan Kena Pajak,
antara PPh Wp. Orang Pribadi dan PPh Badan.
Ayat (2) : Tarif tertinggi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a,
dapat diturunkan menjadi paling rendah 25 % yang diatur
dengan Peraturan Pemerintah;
Secara sederhana . . . . . . . .
ke-3, (6)
(**).PPh terutang :
Laba Neto = Rp. 700.000.000,-
PPh Orang Pribadi :
5 % x Rp. 50 jt - - - - - - - - - = Rp. 2.500.000,-
15 % x Rp.200 jt - - - - - - - - - = “ 30.000.000,-
25 % x Rp.250 jt - - - - - - - - - = “ 62.500.000,-
30 % x Rp.200 jt - - - - - - - - - = “ 60.000.000,-
Jumlah PPh terutang - - - - - - - = Rp.155.000.000,-
ke-3, (8)
terlihat sbb :
a. Usaha PT. :
* Pajak atas keuntungan / laba perusahaan (25%) - - - = Rp. 175.000.000,-
* Pajak atas dividen (10%) - - - - - - - - - - - - - - - - - - = “ 52.500.000,-
Total beban pajak atas usaha PT. - - - - - - - - - - - = Rp. 227.500.000,-
Berdasarkan perhitungan pada kuliah ke-2 (perhitungan PPh Badan dan PPh
atas Divien).
b. Usaha Perseorangan :
* Pajak atas usaha Perseorangan dengan tarif pajak
progresif (5%, 15%, 25%, dan 30%) - - - - - - - - - - - = Rp. 155.000.000,-
Dengan demikian, jika dilihat dari beban pajak antara Usaha berbentuk PT.
dengan usaha Perseorangan, terlihat bahwa :
Usaha Perseorangan yang lebih menguntungkan bagi investor atau bagi pengu –
saha Orang Pribadi, dibandingkan dengan usaha yang berbentuk PT. (dengan
contoh hitungan seperti di atas).
ke-3, (10)
Oleh karena itu, Firma merupakan suatu persekutuan perdata dan termasuk
bagian dalam perusahaan serta dijalankan atas atas satu nama bersama.
Firma, terbentuk sejak adanya kata sepakat secara lisan atau tertulis antara para
sekutu, baik dengan akta autentik maupun akta dibawah tangan.
ke-3, (11)
Dan apabila seorang investor juga aktif menjalankan usaha, investor dapat saja
menerima tambahan penghasilan lain, berupa : Gaji dan tunjangan lain.
ke-3, (14)
UU No.7 Tahun 1983 sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
UU No.38 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, menegaskan bahwa :
e.3. Kongsi :
Kongsi merupakan asosiasi dari dua orang atau lebih, yang bertindak sebagai pemilik
bersama dari sebuah bisnis.
Ayat – ayat perjanjian dari kongsi biasanya dirumuskan untuk menentukan
sumbangan masing – masing rekanan kepada bisnis.
ke-3, (17)
(b). Kerugian :
1. Terdapat kewajiban tak terbatas bagi seorang rekanan;
2. Dapat berakhir kapan saja dan dapat dilanjutkan dengan membentuk kongsi
baru;
3. Kongsi relatif lebih sukar untuk memperoleh modal dalam jumlah besar
dibandingkan perseroan;
4. Rekanan merupakan agen bisnis itu dan tindakan mereka mengikat rekanan lain.
ke-3, (18)
> Kemudian dalam Penjelasannya (Pasal 4 ayat (3) huruf i), sbb :
Untuk kepentingan pengenaan pajak, badan – badan sebagaimana disebut dalam
ketentuan ini yang merupakan himpunan para anggotanya dikenai pajak sebagai
satu kesatuan, yaitu : pada tingkat badan tersebut. Oleh karena itu, bagian
laba yang diterima oleh para anggota badan tersebut, bukan lagi
merupakan objek pajak.
ke-3, (19)
Ilustrasi penghitungan pajak terutang atas jenis usaha Firma, CV, dan Kongsi, sbb :
Pada saat penghasilan neto tersebut ditransfer ke pemilik modal, maka atas
pembagian keuntungannya tidak dikenai pajak lagi, sbb : . . . . . . . .
ke-3, (20)
Dengan demikian, secara total, investor akan terbebani pajak atas keuntungan yang
diperoleh dari badan usaha CV / Firma / Kongsi, tersebut sebesar 25%.
Bila dibandingkan dengan bentuk usaha PT., persentase beban pajak investor CV. /
Firma/Kongsi, dengan payung hukum UU PPh No.36 Tahun 2008, ternyata lebih ren -
dah dari badan hukum berbentuk PT. (persentase Badan Usaha PT. sebesar 32,5%.
ke-3, (21)
Demikian juga, secara nominal keuntungan (return) yang diberikan kepada pemegang
saham, adalah Lebih Besar yang diterima oleh Pemilik modal Persekutuan (sebesar
Rp.525 jt), dibanding degan pemegang saham PT. (sebesar 472,5 jt), sbb :
Secara komparatif, beban pajak yang harus ditanggung investor dari ketiga bentuk
bisnis tersebut, sbb :