Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 5

1. Anggun Yudistira Hunow


2. Cici Aprilani Mahmud
3. Farel Novriyanto W. Kahar
4. Kezia
5. Mohammad Ruslan Husain
6. Priti H. Budu
7. Rostin Tadulako
8. Sitti Nadia Suleman
9. Wahyuni Adrian
INFEKSI NOSOKOMIAL

Pengertian Infeksi Nosokomial


Nosokomial berasal dari bahasa Yunani, dari
kata nosos yang artinya penyakit dan komeo
yang artinya merawat. Nosokomion berarti
tempat untuk merawat/rumah sakit. Jadi
infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai
infeksi yang diperoleh atau terjadi di rumah
sakit. Infeksi mosokomial saat ini
merupakan salah satu penyebab
meningkatnya angka kematian (morbidity )
dan angka kematian ( mortality ) di rumah
sakit, sehingga dapat menjadi masalah
kesehatan baru, baik di nega berkembang
maupun di negara maju.
Batasan Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial disebut juga dengan “hospital
acquired infection “ apabila memenuhi batasan atau
kriteria sebagai berikut :
 pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak
didapatkan tanda – tanda klinik dari infeksi tersebut;
 pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit, tidak
sedang dalam masa inkubasi dari infeksi tersebut;
 tanda – tanda klinik infeksi tersebut timbul sekurang –
kurangnya setelah 3 x 24 jam sejak mulai perawatan;
 infeksi tersebut bukan merupakan sisa ( residual ) dari
infeksi sebelumnya;
 bila saat mulai dirawat di rumah sakit sudah ada tanda –
tanda infeksi, dan terbukti infeksi tersebut didapat
penderita ketika dirawat di rumah sakit yang sama pada
waktu lalu, serta belum pernah dilaporkan sebagai
infeksi nosokomial.
Penyebaran Penyakit Infeksi Nosokomial
Dalam garis besarnya, mekanisme transmisi mikroba
patogen ke pejamu yang renta ( susceptable host )
melalui dua cara.
1. Transmisi langsung ( direct transmission )
Penularan langsung oleh mikroba patogen ke pintu
masuk yang sesuai dari pejamu. Sebagai contoh adalah
adanya sentuhan, gigitan, ciuman atau adanya droplet
nuclei saat bersin, batuk, berbicara, atau saat transfusi
darah dengan darah yang terkontaminasi mikroba
patogen.
2. Transmisi tidak langsung (indirect transmission)
a. Vehicle-borneo d. Water-borneo
b. Vector-borneo e. Air-borneo
c. Food-borneo
Proses Terjadinya Infeksi Nosokomial
 Faktor-faktor yang ada dari diri penderita (extrinsic
factors) seperti umur, jenis kelamin, kondisi umum
penderita, resiko terapi, atau adanya penyakit lain yang
menyertai penyakit dasar (multipatologi) beserta
komplikasinya. Faktor-faktor ini merupakan faktor
predisposisi
 Faktor keperawatan seperti lamanya hari perawatan
(length of stay), menurut standar pelayanan perawatan,
serta padatnya penderita dalam satu ruangan.
 Faktor mikrobapatogen seperti tingkat kemampuan infasi
serta tingkat kemampuan merusak jaringan, lamanya
pemaparan (lenght of exposure) antara sumber penularan
(reservoyer) dengan penderita.
Rantai Penularan
Cara – cara memutuskan rantai penularan dengan
memerhatikan tiga unsur dari rantai penularan itu sendiri.
 Sumber penularan : dengan cara mengeliminsi,
membuang, menjauhkan, atau memasang barier.
 Mekanismetransmisi : mengenal cara – cara penularan,
media – media perantara, dan agen antimikrobial.
 Pejamu/calon penderita : memperpendek waktu
pemaparan, memasang barier/isolasi.
Dengan mengenal unsur – unsur yang berpengaruh
atas terjadinya penularan, maka dapat disusun sebuah
tindakan/langkah – langkah ( action ) untuk memutus
rantai penularan, agar tidak terjadi infeksi nosokomial.
Sifat – sifat Penyakit Infeksi
Sebagai agen penyebab penyakit ( biotis ),
mikroba patogen memiliki sifat – sifat khusus
yang sangat berbeda dengan agen penyebab
penyakit lainnya ( abiotis ). Sebagai makhluk
hidup, mikriba patogen memili cici – ciri
kehidupan yaitu:
 Mempertahankan kelangsungan hidupnya
dengan cara berkembang biak;
 Memerlukan tempat tinggal yang cocok bagi
kelangsungan hidupnya ( habitat-reservoir );
 Bergerak dan berpindah tempat ( dinamis ).
Proses Terjadinya Infeksi
 Tahap I

Mikroba patogen bergerakmenuju tempat yang


menguntungkan (pejamu/penderita)melalui mekanisme
penyebaran (mode of transmission)seperti yang telah
diuraikan dalam bab 2.semua mekanisme penyebaran
mikroba patogen tersebut dat terjadi di rumah
sakit,dengan ilustrasi sebagai berikut.
 Tahap II

Upaya berikutnya dari mikroba patogen adalah


melakukan invasi ke jaringan / organ pajamu ( penderita
) dengan cara mencari akses masuk untuk masing –
masing penyakit ( portdentree) seperti adanya kerusakan
/ lesi kulit atau mukosa dari rongga hidung, rongga
mulut, orificium urethrae, dan lain-lain.
 Tahap III
Setelah memperoleh akses masuk, mikroba
patogen segera melakukan invasi dan mencari jaringan
yang sesuai ( cocok ). Selanjutnya melakukan
multiplikasi / berkembang baik di sertai dengan tindakan
destruktif terhadap jaringan, walaupun ada upaya
perlawanan dari pejamu. Sehingga terjadilah reaksi
infeksi yang mengakibat kan perubahan morfologis dan
gangguan fisiologis / fungsi jaringan.

Upaya Pencegahan Infeksi Nosokomial


Tidak berbeda dengan penyakit infeksi pada
umumnya,kasus infeksi nosokomial yang bersumber
pada rumah sakit dan lingkunganya,dapat pula dicegah
dan dikendalikan dengan memerhatikan 3 sikap pokok
berikut
 1.kesadarn dan rasa tanggung jawab para petugas
(medical propider)bahwa dirinya dapat menjadi sumber
penularan atau media perantara dalam setiap prosedur
dan tindakan medis(diagnosis dan terapi), sehingga dapat
menimbulkan terjadinya infeksi nosokomial
 2.sealu ingat akan metode mengeliminasi mikroba
patogen melalui tindakan aseptik, disinfeksi, dan
sterilisasi.
 3.disetiap unit pelayanan perawatan dan unit tindakan
medis,khsusunya kamar oprlerasi dan kamar
bersalin,harus terjaga mutu solitalisnya.
Dengan demikian diharapkan kejadian infeksi
nosokomial disetiap unit kerja rumah sakit dapat dicegah
atau dapat dikendalikan.
Penderita dalam Proses Keperawatan
Pada prinsipnya setiap penderita yang
menjalani proses asuhan keperawatan, yang
berada dikamar/ruangan/bangsal perawatan
dapat terserang infeksi nosokomial, namun
infeksi nosokomial yang terjadi banyak
ditentukan oleh prosedur dan tindakan medis
yang dijalankan.
Seorang penderita yang diharuskan masuk
rumah sakit untuk menjalani proses asuhan
keperawatan didasari oleh adanya pertimbangan
medis, antara lain untuk mempertegas diagnosis,
mengobservasi perkembangan penyakit,
menjalani beberapa prosedur dan tindakan medis
serta terapi untuk memulihkan kesehatannya.
Faktor Keperawatan
 Pada dasarnya setiap penderita yang
sedang dirawat di ruangan /
bangsalperawatamanapundapat terjangkit
infeksi nosokomial, namun intensitas
perhatian lebih banyak ditujukan kepada :
 Ruangan / bangsal perawatan anak;
 Ruangan / bangsal perawatan penyakit
menukar;
 Ruangan / bangsal perawatan khusus ;
 Ruangan / bangsal intensif ;
KELOMPOK 5

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai