Anda di halaman 1dari 48

KAWASAN PESISIR DAN

EKOSISTEMNYA

By:
Rizky Franchitika, ST, M.Eng
LINGKUP WILAYAH PANTAI
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan
Pulau-Pulau Kecil sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007
Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil
Terluar;
ZONASI WILAYAH PESISIR LAUTAN
PESISIR
 Wilayah pesisir adalah hamparan kering dan ruangan
lautan (air dan lahan tergenang air) dimana kegiatan
penggunaan lahan dan proses-proses yang terjadi di
daratan secara langsung mempengaruhi penggunaan
dan proses-proses yang terjadi di lautan, serta
sebaliknya (Ketchum, 1972).
PESISIR
 Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat
dan laut, ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian
daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih
dipengaruhi sifat-sifat laut (seperti pasang surut, angin
laut, intrusi air masin), sedangkan ke arah laut
mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi, baik
oleh proses-proses alami yang terjadi di darat
(sedimentasi dan aliran air tawar) maupun yang
disebabkan oleh kegiatan manusia di darat (penebangan
hutan, kegiatan pertanian dan pencemaran) (Soegiarto,
1976).
Definisi wilayah pesisir:
(a) Mengandung komponen daratan dan lautan.
(b) Batas daratan dan lautan yang ditentukan oleh
tingkat pengaruh dari daratan terhadap lautan
dan pengaruh lautan terhadap daratan.
(c) Lebar, panjang dan dalam yang secara dinamis
berubah.
LAUTAN
 Wilayah perairan terbuka di luar paparan
benua yang merupakan satu kesatuan dari
permukaan air, kolom air sampai ke dasar dan
bawah dasar laut.
PULAU
 Dalam UU No. 27 Tahun 2007 ada istilah
pulau kecil yaitu pulau dengan luas lebih kecil
atau sama dengan 2.000 km2 beserta
kesatuan ekosistemnya. Pulau kecil ini umumnya
merupakan sempalan dari pulau induknya.
EKOSISTEM PESISIR DAN LAUT
 Garis pantai Indonesia panjangnya kurang lebih 81.000
km, wilayah pesisirnya mempunyai ekosistem yang sangat
beraneka ragam, antara lain hutan mangrove, terumbu
karang, padang lamun, dan rumput laut.
 Ekosistem pesisir merupakan daerah peralihan antara
ekosistem darat dengan ekosistem laut, dimana organisme
penghuninya berbaur antara organisme dari darat dan
dari laut.
 Ekosistem laut meliputi beberapa ekosistem khas seperti
padang lamun, terumbu karang, laut dalam dan
samudera, dimana seluruh jenis organisme penghuninya
saling berinteraksi dalam media air
HUTAN MANGROVE
 Hutan mangrove juga disebut hutan pantai, hutan
pasang surut, hutan payau, atau hutan bakau.
Hutan mangrove merupakan tipe hutan tropika
yang khas tumbuh di sepanjang pantai atau muara
sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Hutan mangrove dapat hidup dengan subur jika wilayah
pesisir tersebut memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Terlindungi dari gempuran ombak dan arus pasang
surut yang kuat.
b. Daerahnya landai atau datar.
c. Memiliki muara sungai yang besar dan delta.
d. Aliran sungai banyak mengandung lumpur.
e. Temperatur antara 20 - 40 derajat Celcius.
f. Kadar garam air laut antara 10 - 30 per mil.
 Hutan mangrove merupakan ekosistem yang sangat
penting di wilayah pesisir sebab memiliki fungsi ekologis
dan fungsi ekonomis.
 Adapun fungsi ekologis dari hutan mangrove, yaitu
penyedia nutrisi bagi biota perairan, tempat
berkembang biaknya berbagai macam ikan, penahan
abrasi, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut, dan
penahan amukan angin taufan dan gelombang yang
besar.
 Fungsi ekonomis dari hutan mangrove, yaitu kayunya
untuk bahan bakar, bahan kertas, dan bahan bangunan;
perabot rumah tangga; dan bahan penyamak kulit dan
daunnya pupuk hijau.
Terumbu karang
 Terumbu karang merupakan ekosistem yang khas
terdapat di daerah tropis. Meskipun terumbu
karang terdapat di seluruh perairan dunia, tetapi
hanya di daerah tropis terumbu karang dapat
berkembang dengan baik.
 Terumbu terbentuk dari endapan-endapan kalsium
karbonat yang dihasilkan oleh organisme karang,
alga berkapur, dan organisme-organisme lain yang
menghasilkan kalsium karbonat.
 Terbentuknya ekosistem terumbu karang tergantung
pada faktor-faktor, yaitu kedalaman sekitar 10
meter dari permukaan laut; temperatur antara 25 -
29 derajat celcius; kadar garam antara 30 - 35
per mil; dan ada tidaknya sedimentasi.
 Kalau terjadi sedimentasi, pertumbuhan terumbu
karang terhambat, sedangkan kalau tidak terjadi
sedimentasi pertumbuhan cepat.
 Ekosistem terumbu karang memiliki dua fungsi, yaitu
fungsi ekologi dan fungsi ekonomi.
 Fungsi ekologi terumbu karang, yaitu sebagai
penyedia nutrisi bagi biota perairan dan tempat
berkembang biaknya biota perairan.
 Fungsi ekonomi terumbu karang, yaitu menghasilkan
berbagai jenis ikan, udang, alga, teripang, dan
kerang mutiara; bahan bangunan dan jalan serta
bahan industri; dan bahan baku cinderamata dan
bahan perhiasan.
RUMPUT LAUT
 Rumput laut tumbuh pada perairan yang memiliki
substrat keras yang kokoh untuk tempat melekat.
 Tumbuhan rumput laut hanya dapat hidup pada
perairan di mana tumbuhan muda yang kecil
mendapatkan cukup sinar matahari.
 Syarat-syarat pertumbuhan rumput laut, yaitu air
laut jernih, suhu perairan sejuk, temperatur ±25oC,
arus laut tidak begitu deras, dan kedalaman laut
antara 20-30 m.
 Rumput laut di perairan Indonesia tersebar hampir di
seluruh propinsi.
 Oleh masyarakat yang hidup di daerah pesisir rumput
laut ini dimanfaatkan sebagai bahan makanan misalnya,
untuk lalapan, sayur, manisan, dan kue.
 Rumput laut juga dimanfaatkan dalam bidang industri
kosmetik sebagai bahan pembuat sabun, cream, lotion,
sampo.
 Dalam industri farmasi digunakan untuk membuat tablet,
salep, dan kapsul.
PADANG LAMUN
 Lamun adalah tumbuhan berbunga yang dapat
menyesuaikan diri untuk hidup di dasar laut.
 Sama halnya dengan padang rumput di daratan, lamun
juga membentuk padang yang luas dan lebar di dasar
laut sehingga dinamakan padang lamun.
 Lamun hidup di perairan laut dangkal berlumpur, agak
berpasir lunak dan tebal. Padang lamun sering terdapat
di perairan laut antara hutan mangrove dan terumbu
karang.
 Ekosistem padang lamun di Indonesia tersebar di perairan
Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya.
Pertumbuhan pada lamun sangat tergantung pada faktor-
faktor sebagai berikut.
a. Perairan pantai laut dangkal berlumpur dan
mengandung pasir.
b. Kedalaman tidak lebih dari 10 meter sehingga sinar
matahari dapat menembus.
c. Temperatur antara 20 - 30 derajat celcius.
d. Kadar garam antara 25 - 35 %.
e. Kecepatan arus sekitar 0,5 m/detik.
 Fungsi padang lamun di lingkungan pesisir sebagai
tempat berkembang biaknya ikan-ikan kecil dan
udang, perangkap sedimen sehingga terhindar dari
erosi, menyediakan bahan makanan berbagai ikan
yang hidup di padang lamun, bahan untuk
membuat pupuk dan kertas.
BIOTA LAUT
 Indonesia merupakan negara kepulauan atau maritim
yang memiliki pulau sangat banyak yaitu mencapai
17.508 pulau dan mempunyai garis pantai
terpanjang kedua di dunia setelah Kanada yaitu
81.209 km.
 Sekitar 60% wilayah Indonesia merupakan laut
(NONTJI, 2002).
 Sehingga tak dapat dipungkiri apabila negara kita
mempunyai keanekaragaman hayati laut yang
melimpah dan umumnya tidak dimiliki oleh negara
lain di dunia.
Biota laut terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
hewan dan tumbuhan. ROMIMOHTARTO & JUWANA
(1999) menyatakan bahwa biota laut secara umum terbagi
menjadi tiga berdasarkan cara atau sifat hidupnya
meliputi:
a. Planktonik, yaitu biota yang melayang-layang,
mengapung dan bergerak mengikuti arus. Jenis ini
umumnya ditemukan di kolom permukaan air. Terbagi
menjadi 2 yaitu Fitoplankton (plankton tumbuhan)
seperti alga biru dan doniflegellata, dan Zooplankton
(plankton hewan) misalnya lucifer, udang rebon,
ostracoda dan cladocera.
b. Nektonik, yaitu biota yang berenang-renang
umumnya dapat melawan arus (terdiri dari hewan
saja). Contohnya adalah ikan, ubur-ubur, cumi-cumi
dan lain-lain.
c. Bentik, yaitu biota yang hidup di dasar atau dalam
substrat, baik tumbuhan maupun hewan. Terbagi
menjadi 3 macam yaitu 1) menempel (sponge,
teritip, tiram dan lainnya); 2) merayap (kepiting,
udang karang dan lain-lain) dan 3) meliang (cacing,
karang dan lain-lain).
 Biota laut sangat banyak jenisnya, tetapi dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok
(taksa).
 Kelompok hewan meliputi ikan, moluska, krustasea,
koral, echinodermata, dan sponge. Sedangkan dari
kelompok tumbuhan antara lain alga (rumput laut),
lamun (seagrass) dan bakau (mangrove).
 Biota-biota tersebut dapat kita jumpai di daerah
pesisir dan laut.
 Kita dapat menemukan adanya moluska, krustasea,
echinodermata, ikan, lamun, rumput laut dan lainnya.
 Seringkali kita juga tidak bisa menentukan dari
golongan manakah biota laut yang kita temukan.
 Sehingga sangat diperlukan pengenalan yang lebih
mendalam agar kita dapat mendeskripsikan biota
yang ada.
 Jawaban dari persoalan mengenai pengenalan dan
pemahaman tentang biota laut yang lebih mendalam
adalah dengan mempelajari “Taksonomi”.
 Taksonomi adalah ilmu mengenai penggolongan
biota ke dalam taksa-taksa mulai dari tingkat
tertinggi (Kingdom) sampai tingkat spesies atau sub-
spesies.
 Taksonomi diperlukan agar kita tidak salah
menentukan dalam menilai atau menggolongkan
suatu biota ke dalam kelompok tertentu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai