Anda di halaman 1dari 6

TEKNIK PENULISAN

KARYA ILMIAH
PENGERTIAN, PERAN, JENIS, DAN PENELUSURAN PUSTAKA
A. KEGIATAN/ AKTIVITAS ILMIAH
 Kegiatan ilmiah adalah kegiatan yang lahir dari keberadaan suatu komunitas
yang mempunyai komitmen dan tanggung jawab untuk membina suatu
disiplin ilmu tertentu (ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, ilmu pengetahuan sosial,
dll).
 Karya ilmiah di tuntut memiliki :
1. Dimensi logos (penalaran atau argumen), merupakan wujud dari teori
kebenaran korespondensi yang menyatakan adanya relasi satu-satu antara
pernyataan dan pernyataan. Artinya, untuk tiap pernyataan pasti ada data
atau pengamatan objeknya.
2. Dimensi patos (kesenadaan emosi), merupakan wujud dari teori kebenaran
konsisten/ koherensi yang menyatakan bahwa antara satu pernyataan
dengan pernyataan lain itu harus konsisten atau padu, tidak saling
melemahkan atau meniadakan.
3. Dimensi etos, merupakan wujud dari teori kebenaran pragmatis yang
menyatakan perlunya manfaat suatu pernyataan.

B. PERAN PUSTAKA
 Pustaka berperan sebagai indra penglihatan. Pustaka itu ibarat bahasa .
Konkretnya, seseorang yang menguasai banyak bahasa mengetahui banyak
hal tentang dunia.
Manfaat Kajian Pustaka:
 Memberi pembaca informasi tentang hal-hal yang dapat
diperoleh dari tulisan anda
 Menyajikan konteks pada topik yang anda kaji
 Membangun kredibilitas anda sebagai penulis yang handal dan
berwawasan luas
 Menyajikan argumen tentang relevansi dan signifikansi topik yang
ditulis.
 Sesuai etika karya ilmiah

Tujuan / manfaat mengkaji pustaka


 Memberi informasi tentang latar belakang topik (permasalahan dan
solusi) karya ilmiah yang di tulis.
 Membekali dan membuat kritis terhadap pengetahuan dan
keahlian (data, fakta, konsep, prinsip, dan teori atau hasil penelitian)
dalam topik yang di tulis.
 Mendukung gagasan serta argumen (bahan verifikasi/ pembuktian
dan analisa, pemeriksaan, penguraian).
 Menemukan kesenjangan dalam topik yang perlu di bahas.
 Menghindari plaglarisme tidak sengaja.
C. MAKNA OPERSIONAL PUSTAKA
 Pustaka secara umum bermakna buku atau kitab, sementara itu dalam modul
ini maknanya diperluas menjadi berbagi produk kegiatan ilmiah, termasuk
produk upaya masyarakat mencapai literasi, mengelola literatur, atau
mendirikan perpustakaan
 Perpustakaan adalah tempat, gedung, ruang, yang disediakan untuk
pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan
lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dibicarakan.

D. JENIS-JENIS PUSTAKA DI MASYARAKAT MODERN


 Pustaka Cetak ,
 Pustaka Online, misalnya internet. Internet memang merupakan perpustakaan
terbesar di sepanjang zaman, tetapi sayangnya internet bahkan tidak
mempunyai katalog yang semi – efisien.
Hal pertama yang harus diketahui adalah seluk beluk mengenai perpustakaan sebagai
berikut:
 Memahami isi/ koleksi perpustakaan dan tempat penyimpannya. Berikut adalah
kategori isi perpustakaan umumnya:
a. Koleksi buku
b. Koleksi artikel
c. Referensi
d. Periodikal
e. Koleksi microfilm
f. Koleksi media
g. Koleksi khusus
 Memahami fasilitas yang tersedia (jika ada)
 Memahami aturan dan prosedur untuk memanfaatkan isi/ koleksi dan menggunakan
berbagai fasilitas yang tersedia:
a. Jam kerja dan tata tertib perpustakaan
b. Prosedur menjadi anggota perpustakaan
c. Periode waktu peminjaman buku/artikel atau bahan lainnya
d. Prosedur peminjaman buku/ artikel atau bahan lainnya.
e. Prosedur pemerolehan buku/ artikel yang telah dipinjam oleh orang lain
f. Prosedur penggunaan sistem kartu katalog
g. Prosedur pemanfaatan mesin fotokopi dan media audio visual
h. Memaknai informasi yang tertera pada kartu katalog, dll
PLAGIARISME DAN ETIKA SERTA PENULISAN RUJUKAN DAN PENULISAN
REFERENSI
Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau
mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip
sebagian atau seluruh karya ilmiah pihak lain yang yang diakui sebagai karya
ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.

 Pencegahan plagiarisme, pada dasarnya dapat dilakukan dalam tiga tahap,


yaitu:
1. Tahap sosialisasi dan edukasi. Pada tahap ini, hal-hal yang berhubungan
dengan plagiarisme dikenalkan, disosialisasikan dan atau yang disampaikan
kembali dengan cara yang mendidik kepada pihak yang mungkin melakukan
plagiarisme.
2. Tahap pencegahan. Tiap lembaga atau kelompok individu menciptakan
aturan dan mekanisme untuk mencegah serta saling mengingatkan untuk tidak
melakukan plagiarisme.
3. Tahap deteksi.
Pada tahap ini, penelusuran melalui website atau internet.
(http://www.geogle.co.id/image?um=1&hl=id&biw=11179&bih=563&tbs=isch%3
A1&sa=1&q=plagiarism&btm&btnG=Telusur).

Anda mungkin juga menyukai