Anda di halaman 1dari 15

PELAKSANAAN SUPERVISI PADA ALIRAN KONSELING

DIBUAT OLEH:

DWI RATNA WIJAYANTI


SITI MUTIAH
YUDA TIRTAYASA
ALIRAN KONSELING PADA
SUPERVISI KONSELING

01 Aliran Psikologi Gestalt

02 Aliran Psikologi Behavior

03 Aliran Psikologi Trait and Factor

04 Aliran Psikologi Rational Emotif Therapy (RET)


ALIRAN KONSELING PADA
SUPERVISI KONSELING

01 Aliran Psikologi Gestalt


Hakekat manusia menurut pendekatan ini:

Tidak dapat dipahami, kecuali dalam keseluruhan konteksnya.

Merupakan dari lingkungannya dan hanya dipahami dalam kaitannya


dengan lingkungan itu.

Berpotensi untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan


pemikirannya.

Dapat memilih secara sadar dan bertanggung jawab, serta mampu


mengatur dan mengarahkan hidupnya secara efektif.
ALIRAN KONSELING PADA
SUPERVISI KONSELING

01 Aliran Psikologi Gestalt


Tujuan pendekatan ini:

Membantu klien agar dapat memperoleh kesadaran pribadi, memahami


kenyataan atau realitas, serta mendapatkan insight secara penuh.

Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribadiannya.

Membantu klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan


orang lain ke mengatur diri sendiri (to be true himself).

Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat bertingkah laku


menurut prinsip Gestalt; semua situasi bermasalah (unfinished
business) yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan
baik.
ALIRAN KONSELING PADA
SUPERVISI KONSELING
02 Aliran Psikologi Behavior
Asumsi tingkah laku bermasalah menurut pendekatan ini:

Tingkah laku bermasalah adalah tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan negatif


atau tingkah laku yang tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan
tuntutan lingkungan.

Tingkah laku yang salah hakikatnya terbentuk dari cara belajar atau lingkungan
yang salah.

Manusia bermasalah mempunyai kecenderungan merespon tingkah laku


negatif dari lingkungannya. Tingkah laku mal-adaptif terjadi juga, karena
kesalahpahaman dalam menanggapi lingkungan dengan tepat.

Seluruh tingkah laku manusia didapat dengan cara belajar, sehingga tingkah
laku tersebut dapat diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar.
ALIRAN KONSELING PADA
SUPERVISI KONSELING

03 Aliran Psikologi Trait and Factor


Pada pendekatan ini, didolongkan ke dalam kelompok pada
dimensi kognitif dan rasional. Konseling dengan pendekatan Trait and
Factor atau pendekatan rasional ini sering disebut dengan konseling
yang irektif (directive counseling) karena konselo secara aktif
membantu klien mengarahkan perilakunya menuju pemecahan
kesulitan. Sehingga konseling ini juga disebut konseling yang
counselor centered atau clinical counseling.
ALIRAN KONSELING PADA
SUPERVISI KONSELING

04 Aliran Psikologi Rational Emotif Therapy (RET)

Konsep dasar yang dikembangkang oleh Ellis (2010) :

Pemikiran manusia adalah penyebab dasar dari gangguan emosional.


Reaksi emosional yang sehat maupun yang tidak sehat, bersumber dari
pemikiran itu.

Manusia mempunyai pemikiran yang rasional dan irasional. Dengan


manusia memiliki irasional dan inteleknya, manusia dapat terbebas dari
gangguan emosinya.

Pemikiran bersumber pada disposisi lewat pengalaman masa kecil dan


pengaruh budaya
ALIRAN KONSELING PADA
SUPERVISI KONSELING

04 Aliran Psikologi Rational Emotif Therapy (RET)

Konsep dasar yang dikembangkang oleh Ellis (2010) :

Pemikiran dan emosi tidak dapat dipisahkan.

Berpikir logis dan tidak logis dilakukan dengan symbol-symbol Bahasa.

Pada diri manusia sering terjadi self verbalization, yaitu mengatakan


sesuatu terus menerus pada dirinya.

Pemikiran tidak logis – irasional dapat dikembalikan pada pemikiran


logis dengan reorganisasi persepsi. Pemikiran tidak logis itu merusak
dan merendahkan diri melalui emosinya.
TA H A P S U P E R V I S I PA D A
SETIAP ALIRAN KONSELING

TAH AP K O N SE L I N G G E S TALT
D A N S U P E R V I S I N Y A

T A H A P K O N S E L I N G B E H AV I O R
D A N I N S T R U M E N S U P E R V I S I N YA

TAHAP KONSELING TRAIT AND FACTOR


D A N S U P E R V I S I N Y A

TA H A P K O N S E L I N G R E T
D A N S U P E R V I S I N Y A
T A H A P K O N S E L I N G G E S T A L T
D A N S U P E R V I S I N Y A

1. Tahap Pertama (The beginning Phase)

2. Tahap Kedua (Clearing The Ground)

3. Tahap Ketiga (The Existensial Encounter)

4. Tahap Keempat (Integration)

5. Tahap Kelima (Ending)


T A H A P K O N S E L I N G B E H A V I O R
D A N I N S T R U M E N S U P E R V I S I N Y A

1. Melakukan Assesment

2. Menetapkan Tujuan (Goal Setting)

3. Implementasi Teknik (Technique Implementation)

4. Evaluasi dan Pengakhiran


TAH AP K O N S E L I N G T R AI T AN D FAC TOR
D A N S U P E R V I S I N Y A

1. Analisis (Analysis)

2. Sintesis (Synthesis)

3. Diagnosis (Diagnosis)

4. Prognosis (Prognosis)

5. Perlakuan (Treatmen) atau Konseling

6. Tindak Lanjut (Follow-Up)


TA H A P K O N S E L I N G R E T
D A N S U P E R V I S I N Y A

1. Tahap Pertama : menyadarkan klien bahwa gangguan


atau masalah yang dihadapi disebabkan oleh cara berpikirnya yang tidak
logis. Di sini, klien belajar untuk memisahkan antara keyakinan yang
rasional dari yang tidak rasional. Sedangkan, peran konselor sebagai
propagandis yang mendorong, membujuk, serta meyakinkan klien untuk
menerima gagasan yang logis dan rasional.

2. Tahap Kedua : menyadarkan klien bahwa pemecahan masalah yang


dihadapi merupakan tanggungjawabnya sendiri. Oleh karena itu, peran
konselor dalam rasional emotif therapy adalah menyadarkan dan
menunjukkan kepada klien bahwa gangguan emosional yang selama ini
dirasakan akan menghantuinya apabila la tidak berpikiran logis.
TA H A P K O N S E L I N G R E T
D A N S U P E R V I S I N Y A

3. Tahap Ketiga : Pada langkah ini, konselor mengajak klien menghilangkan


cara berpikir dan gagasan yang tidak rasional.

4. Tahap Keempat : mengembangkan pandangan-pandangan yang


realistis dan menghindarkan diri dari pandangan yang tidak rasional.
Te r i m a k a s i h … . .

Anda mungkin juga menyukai