Anda di halaman 1dari 17

Selamat siang

DEFINISI
• Inkontinensia alvi adalah ketidakmampuan
seseorang dalam menahan dan mengeluarkan
tinja pada waktu dan tempat yang tepat
menyebabkan feses bocor tak terduga dari dubur.
• Inkontinensia alvi berkisar terjadi sesekali saat
duduk hingga sampai benar-benar kehilangan
kendali.
ETIOLOGI
Penyebab utama timbulnya inkontinensia
alvi adalah masalah sembelit, penggunaan
pencahar yang berlebihan, gangguan saraf
seperti dimensia dan stroke, serta gangguan
kolorektum seperti diare, neuropati diabetik,
dan kerusakan sfingter rektum.
Gambaran klinis
Klinis inkontinensia alvi tampak dalam 2 keadaan:
1). Feses yang cair atau belum berbentuk, sering bahkan
selalu keluar merembes
2). Keluarnya feses yang sudah berbentuk, sekali atau dua
kali perhari, dipakaian atau ditempat tidur.
Gejalanya antara lain:
1). Tidak dapat mengendalikan gas atau kotoran, yang
mungkin cair atau padat, dari perut
2). tidak sempat ke toilet untuk tidak berak di celana.
3). Berkuragnya pengontrolan oleh usus
4). pengeluaran feses yang tidak dikehendaki
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
1. Usia, Pada usia lanjut control defekasi menurun
2.Diet, banyaknya makanan yang masuk ke dalam tubuh juga
mempengaruhi proses defekasi
3. Aktivitas, Tonus otot abdomen, pelvis dan diafragma akan sangat
membantu proses defekasi,
4. Fisiologis, Keadaan cemas, takut, dan marah akan meningkatkan
peristaltic sehingga meningkatkan inkontenensia.
5. Gaya hidup, Kebiasaan untuk melatik buang air besar, fasilitas bab dan
kebiasaan menahan bab mempengaruhi inkontenensia
6. Proses diagnosis, Klien yang akan dilakukan prosedur diagnostic
biasanya dipuasakan atau dilakukan klisma dahulu agar tidak dapat
bab kecuali setelah makan.
7. Kerusakan sensorik dan motorik, Kerusakan spinal kord dan injuri
kepala akan menimbulkan kerusaka stimulus sensori untuk bab.
Perawatan Inkontinensia Alvi Pada Lansia
1. Melatih kebiasaan defekasi (buang air besar) yang teratur
2. Pada waktu tertentu setiap 2 sampai 3 jam letakkan pispot dibawah pasien
3. Kalau inkontenensia berat diperlukan pakaian dalam yang tahan lembab.
4. Pakailah laken yang dapat dibuang dan dapat meningkatkan kenyamanan
pasien
5. Mengurangi rasa malu perlu dilakukan dukungan semangat dalam
perawatan.
6. Mengubah pola makan
7. berikan obat yang memperlambat kontraksi usus, misalnya loperamid
8. Melatih otot-otot anus (sfingter)
10. Jika keadaan ini menetap, pembedahan dapat membantu proses
penyembuhan.
11.Pilihan terakhir adalah kolostomi
Penatalaksanaan
hal yang bisa dilakukan dalam penanganan
inkontinensia alvi adalah dengan mengatur
waktu ke toilet, meningkatkan mobilisasi, dan
pengaturan posisi tubuh ketika sedang
melakukan buang air besardi toilet.
Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan anoskopi
2. Pemeriksaan protosigmoidoskopi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
LANSIA DENGAN INKONTINENSIA
ALVI
1. Pengkajian
a. Data identitas pasien
b. Riwayat keluarga
c. Riwayat pekerjaan
d. Riwayat lingkungan
hidup
e. Riwayat rekreasi
f. Sistem pendukung
g. Status kesehatan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
LANSIA DENGAN INKONTINENSIA
ALVI
1. Pengkajian
a. Data identitas pasien g. Status kesehatan
b. Riwayat keluarga h. Aktivitas hidup sehari hari
c. Riwayat pekerjaan i. Pemeriksaan fisik
d. Riwayat lingkungan hidup j. Kaji tentang data status
e. Riwayat rekreasi mental,
f. Sistem pendukung
Diagnosa keperawatan
• Gangguan eliminasi alvi (inkontinensia alvi)
berhubungan dengan melemahnya spingter
interna anus
• gangguan spingter rektal akibat cedera
rektum/tindakan pembedahan
• kurangnya kontrol pada spingter
• distensi rektum akibat konstipasi kronik
• ketidakmampuan mengenal /merespon defekasi
Intervensi Keperawatan
Diagnosa utama
Gangguan eliminasi alvi (inkontinensia alvi)
berhubungan dengan melemahnya spingter interna
anus
Tujuan:
1). pasien dapan mengontrol pengeluaran feses
2). pasien kembali pada pola eliminasi yang normal
kriteria hasil:
1). Px bisa menahan BABnya
2). Px tidak BAB di celana
3). Bab terkotrol
Tindakan keperawatan
1. kaji perubahan faktor yang mempengaruhi masalah eliminasi
Rasional : sebagai data dasar untuk menentukan intervensi
selanjutnya
2. berikan latihan BAB dan anjurkan pasien selalu berusaha latihan
Rasional : untuk mengontrol pola eliminasi sehingga dapat
mengurangi terjdinya inkontinensia
3. jelaskan eliminasi yang normal
Rasional : meningkatkan pengetahuan pasien tentang pola eliminasi
yang benar
4. bantu defekasi secara manual
Rasional : melatih kekuatan spingter anus agar tidak terjadi
kebocoran/inkontinensia
5. bantu bab denga cara yang benar
Rasional : meotivasi pasien untuk latihan kekuatan otot spingter anus
Implementasi

• Mengkaji perubahan faktor yang


mempengaruhi masalah eliminasi
• Memberikan latihan BAB dan anjurkan pasien
selalu berusaha latihan
• Mejelaskan eliminasi yang normal
• Membantu defekasi secara manual
• Membantu bab denga cara yang benar
Evaluasi

• Memahami eliminasi normal


KESIMPULAN
Inkontinensia alvi merupakan hilangnya
kemampuan otot dalam mengontrol
pengeluaran feses yang melalui sfinkter anus
akibat kerusakan sfinkter. Berbagai penyebab
inkontinensia feses kebanyakan dipicu karena
kerusakan sfinkter dan obat-obatan yang
mengandung unsur besi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai