Anda di halaman 1dari 8

Non Probability Sampling

KELOMPOK 4
INDO LALLO: 163145105012
MELINDA OLIV: 163145105018
SISKA ANGGIAN: 163145105032
SUCI FITRI HANDAYANI: 163145105035
SYANE PERTAFUN: 163145105037
M FANDI : 163145105085
RYAD RAMDAHNI: 163145105067
MANSYUR
Non probability artinya setiap anggota populasi
tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama
sebagai sampel.
Sugiyono (2009) mengartikan non probability
sampling atau sampling probabilitas adalah suatu
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik pengambilan sampel dengan tidak
memberikan peluang yang sama dari setiap anggota
populasi, dengan tujuan tidak untuk generalisasi,
yang berasal pada probabilitas yang tidak sama.
 Ada beberapa jenis sampel non random yang sering
digunakan dalam penelitian sosial/pendidikan komunikasi,
diantaranya adalah:
1) Sampling aksidental (accidetal sampling)
istilah ini yang paling sering digunakan adalah
convenience sampling yang sering disamakan maknanya
dengan incidental sampling. Ada juga yang menyebut
opportunistic. Convenience artinya mudah atau
kemudahan atau kenyamanan (dalam arti tidak
memberikan kesulitan atau kesusahan). Incidental artinya
tidak secara sengaja, atau sampingan (bukan yang pokok
atau utama). Opportunistik artinya juga secara kebetulan
(salah satu yang cocok dengan pengambilan sampel
2) Sampling kouta (Qouta)
Teknik sampling kouta merupakan teknik sampling yang sejenis
dengan teknik sampling strata. Kuntoro (2009) lebih memperjelas
lagi pengertian sampling kota dimana smpling kota mempunyai arti
suatu metode pengambilan sampel tak acak dalam mana penelitian
pertama kali mengidentifikasi kategori kedalam kasus atau orang
yang akan dipilih dan kemudian penelitian memilih kasus untuk
mencapai sejumlah kasus yang telah ditentukan sebelumnya dalam
masing-masing kategori. Caranya, pertama kali peneliti
mengidentifikasi kategori subjek yang relevan seperti laki-laki,
perempuan, usia balita, dan lain-lain. Lalu tentukan ukuran sampel
dari masing-masing strata lalu teliti siapa sejumlah orang yang
sesuai dengan ukuran sampel yang ditentukan tadi, siapa saja
berasal dari strata tersebut.
3) Sampling purposif (purposive sampling)
Purposif sampling suka juga disebut judgmental sampling,
yaitu pengambilan sampel berdasarkan ‘’penilian’’
(judgement) peniliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas
(memenuhi persyaratan) untuk dijadikan sampel. Pengertian
lain dari purposif sampling merupakan teknik penetapan
sampling yang dilakukan dengan pertimbangan tertentun
sesuai ciri-ciri yang di kehendaki. Dengan demikian purposif
sampling di defenisikan sebagai metode pengambilan sampel
tak acak dalam mana penelitian menggunakan suatu rentang
luas dari metode untuk melokalisir semua kasus yang mungkin
dari suatu populasi spesifik yang tinggi dan sulit terjangkau
( kuntoro, 2009).
4) Sampling jenuh ( saturation sampling)
Menurut sarmanu(2009) saturation sampling
merupakan teknik sampling yang berdasarkan
kepada jenuh atau tidaknya sample, disebut juga
sampling jenuh,dikatakan jenuh apabila jumblah
sampelnya lebih dari setengahnya populasi.(
saramanu,2009). Biasanya satuartion sampling
digunakan manakalah populasinya relative kecil,
kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang
kecil.(sugiono, 2009). Istilah lain merupakan sensus,
dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
5. Snowball sampling
Snowball sampling adalah penentuan yang
mula-mula jumblahnya kecil, kemudian sampel
ini disuruh memilih teman-temanya untuk
dijadikan sampel. Begitu seterusnya sehingga
jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju
yang mengelinding makin lama makin besar
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai