Anda di halaman 1dari 19

MALARIA

Nama kelompok
 Ageng Mirahayu Sugiartha
 Imanudin
 Rian zulkarnain
Definisi
 Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh
nyamuk dari manusia dan hewan lain yang
disebabkan oleh protozoa parasit
(sekelompok mikroorganisme bersel tunggal)
dalam tipe Plasmodium. Malaria
menyebabkan gejala yang biasanya
termasuk demam, kelelahan, muntah,
dan sakit kepala. Dalam kasus yang parah
dapat menyebabkan kulit
kuning, kejang, koma, atau kematian.
Etiologi (penyebab)
 Malaria disebabakan oleh gigitan nyamuk anopheles yang
mengandung plasmodium yang terdapat dalam kelenjar ludah
nyamuk anopheles disebabakan oleh parasit (protozoa). Malaria
juga melibatkan proses perantara yaitu manusia maupun vertebra
lainnya. Penyakit malaria hanya dapat ditularkan oleh nyamuk.
 Manusia hanya rentan terhadap inveksi malaria. Secara alami
penduduk disuatu daerah endemis malaria ada yang mudah dan
ada yang sukar terinveksi malaria, meskipun gejala klinis nya
ringan.
 Lingkungan sangat mempengaruhi terhadap penularan malaria,
apabila lingkungan kumuh dan kotor maka malaria mudah terjangkit
 Iklim, suhu, dan curah hujan disuatu daerah berperan penting
dalam penularan malaria
Patofisiologi
MALARIA DIBAGI MENJADI 2 FASE :

1. Fase aseksual, dalam tubuh manusia.

 Siklus dimulai ketika anopheles betina menggigit manusia dan memasukkan


sporozoid yang terdapat pada air liurnya, kedalam darah manusia. Jasat yang
langsing dan lincah ini dalam waktu 30 menit sampai satu jam memasuki sel
parenkim hati dak berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung
ribuan merozoid.
 Proses ini disebut skitogani eksoeritrosit karena parasit belum masuk kedalam sel
darah merah. Lama fase ini berbeda, untuk tiap spesies plasmodium. Pada akhir
fase skizon hati pecah, merozoid keluar, lalu masuk dalam aliran darah (disebut
sporulasi). Fase eritrosit dimulai saat merozoid dalam darah menyerang sel darah
merah dan membentuk trofozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoid – skizon –
merozoid. Setelah dua sampai 3 generasi merozoid berubah menjadi bentuk seksual

2. Fase seksual, dalam tubuh nyamuk


 Jika nyamuk anopheles betina menghisap darah manusia yang mengandung
parasit malaria, parasit bentuk seksual masuk kedalam perut nyamuk. Bentuk ini
mengalami pematangan menjadi mikrogametosit dan terjadilah pembuahan yang
disebut zygot. Selanjutnya ookinet menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi
ooksida. Jika ooksida pecah, ribuan sporozoid dilepaskan dan mencapai kelenjar air
liur nyamuk dan siap ditularkan jika nyamuk menggigit tubuh manusia.
Menifestasi Klinis
Pada anamnesa adanya riwayat berpergian ke daeah yang endemis malaria tanda dan gejala yang
dapat ditemukan adalah :

 Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang pada malaria tertiana.
Pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke 3, sedangkan
malaria kuartania pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap
seangan ditandai dengan bebeapa serangan demam periodik. Demam khas malaria terdiri atas 3
stadium, yaitu menggigil (15 menit – 1 jam), puncak demam (2 – 6 jam), dan tingkat berkeringat
(2 – 4 jam). Demam akan mereda secara bertahan karena tubuh dapat beradaptasi terhadap
parasit dalam tubuh dan ada respon imun.
 Splenomegali
Merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongeori menghitam dan menjadi keras
karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah.
 Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling kerap adalah anemia karena
falciparum. Anemia disebabkan oleh :
 Penghancuran eritrosit yang berlebihan
 Eritrosit normal tidak dapat hidup lama
 Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritrosit dalam sum-sum tulang belakang.
 Ikterus
 Disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar.
Penatalaksanaan
 Skizontisid jaringan primer yang membasmi parasit
praeritrosit, yaktu progruanil, pirimetamin
 Skizontisid jaringan sekunder yang membasmi
parasit eksoeritrosit, yaitu primakuin
 Skizontisid darah yang membasmi parasit fase
eritrosit yaitu kina, klorokuin dan amoalakuin
 Gametosid yang menghancurkan benuk seksual
 Sporontosid mencegah gametosid dalam darah
untuk membentuk ookista dan sporotozoid dalam
nyamuk anopheles yaitu primakuin dan pnoguanil.
Pemeriksaan Penunjang
1. Hapus darah tepi
a. Tetes darah tepi dengan pewarnaan gimsa
(spesies parasit)
b. Tetes tebal (lebih sensitive dekteksi parasit)

2. Res serosol
a. IFA (inderat Flovorescen Antibody)
b. IHA (interean Hemoglotinatiaon)
c. Untuk diagnostic akut (+) bila beberapa hari
setelah infeksi parasit
Komplikasi
1. Malaria serebal adalah kejang-kejang penurunan keadaan
sampai koma.
2. Malaria imperpirealia; penderita tidak mampu berkeringat
sehingga suhu tubuh terus naik sampai 42-430 C.
3. Gangguan Hepar ; urine menjadi merah tua atau hitam
kerena hemoglobin akibat hemolisis berlebihan.
4. Gangguan tearktus gastro intesitinalis, sehiingga timbul
diare hebat, kadang mengandung lender dan darah.
5. Black Water Fever ; urine menjadi merah tua atau hitam
kerena hemoglobin akibat hemolisis berlebihan.
6. Kambuh kembali
- Rekrudensi (shor team relapses)
- Rekuren (log team relapses)
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian Asuhan Keperawatan
1. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin
dan penanggung jawab.
2. Status kesehatan saat ini
- Keluhan utama :
Biasanya klien dengan penyakit malaria datang kerumah sakit dengan
keluhan demam, tidak mau makan, kepala tersa pusing,
perut bagian kanan terasa sakit, terasa mual dan ingin muntah.
- Alasan masuk rumah sakit :
Pasien yang dibawa kerumah sakit biasanya diawali dengan gejala
badan terasa lemah, nyeri kepala, tidak nafsu makan dan mual
muntah.
- Riwayat penyakit sekarang :
Biasanya klein yang menderita penyakit malaria pada saat dilakukan
pengkajian keluhan yang dirasakan oleh pasien dalah masih
terasa demam, lemas, mual, tidak mau makan.
Riwayat kesehatan terdahulu
- Riwayat penyakit sebelumnya :
Biasanya pasien yang mengalami penyakit malaria
mempunyai
riwayat pernah mengalami penyakit malaria sebelumnya
dan pernah dirawat dirumah sakit atau berobat dengan
gejala penyakit yang sama.

- Riwayat penyakit keluarga :


Biasanya pasien yang menderita penyakit malria ini di dalam
keluarganya juga ada yang menderita penyakit malaria.
Riwayat pengobatan
Tanyakan riwayat minum obat malaria sebelunya dan apakah
pernah mendapatkan trasfusi darah sebelunya.
Pemeriksaan Fisik
 Keadaaan umum
Gelisah,ketakutan,kacau mental,disorientas,deliriu atau koma (Kunoli, 2012, hal.
195).
 Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : Meningkat (di atas 37,5C)
Tekanan darah : Tekanan darah normal atau sedikit menurun
Nadi : Denyut perifer kuat dan cepat (fase demam)
Respirasi : Tackipnea, Napas pendek
 Body system
 Sistem pernafasan
 Sistem kardiovaskuler
 Sistem persarafan
 Sistem pencernaan
 Sistem integument
 Sistem muskulokeletal
 Sistem endokrin
 Sistem reproduksi
 Sistem pengindraan
 Sistem imunitas
Pemeriksaan Penunjang
Periksa yang perlu dilakukan untuk mengetahui adanya
penyakit malaria yaitu :
 pemeriksaan sediaan darah (SD) untuk mengidentifikasi
tebal tipisnya, serta positif atau negatif dan pemeriksaan tes
dianotik cepat (rapid diagnotic test) yang digunakan untuk
mendeteksi antigen parasit malaria.
 Pemeriksaan hemoglobin menunjukan penurunan Hb yang
cepat pada malaria akut, sedangkan pemeriksaan
hemotokrit, leukosit, dan trombosit menunjukan trobisipenia.
 Tes fungsi hati menunjukkan peningkatan SGOT kadar
glukosa dan alkalin fosfatase menurun, albunin menurun,
dan globulin meningkat. Selain itu, dapat juga dilakukan
pemeriksan kadar kreatilin ureum, natrium, kalium, dan
analisis gas darah.
Penatalaksanaan
Ada tiga cara penatalaksanaan malaria, yaitu
pengobatan presumtif, subpresif, dan radikal.

1. Pengobatan presentif merupakan pengobatan dengan


cara menemukan pasien malaria secara intensif, dari
rumah ke rumah atau pada unit-unit pelayanan
kesehatan.
2. Pengobatan subpretif merupakan pengobatan pada
semua pasien demam didaerah endemis malaria yang
berobat di unit-unit pelayanan kesehatan yang
bertujuan untuk mencegah timbulnya gejala klinis.
3. Pengobatan radikala diberikan untuk pengobatan masa
ditunjukan untuk setiap penduduk didaerah endemis
malaria yang dilakukan secara teratur pada saat
wabah.
Pola Fungsi Keperawatan
 Pola Fungsi keperawatan
 Aktivitas/ istirahat
 Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan
penurunan kekuatan.
 Sirkulasi
 Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat dan cepat (fase
demam) Kulit hangat, diuresis (diaphoresis ) karena vasodilatasi. Pucat dan lembab (vaso
kontriksi), hipovolemia, penurunan aliran darah. Konjungtiva anemis dan capillary refill >2
detik.
 Eliminasi
 Gejela : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine Tanda : Distensi abdomen
 Makanan dan cairan
 Gejala : Anoreksia mual dan muntah Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak
subkutan, dan Penurunan masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine .
 Neuro sensori
 Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan. Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental,
disorientas deliriu atau koma.
 Pernapasan
 Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan . Gejala : Napas pendek pada
istirahat dan aktivitas
 Penyuluhan/ pembelajaran
 Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, keracunan alkohol, riwayat
splenektomi, baru saja menjalani operasi/prosedur invasif, luka traumatik.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan
malaria berdasarkan dari tanda dan gejala yang
timbul dapat diuraikan seperti dibawah ini :

 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan asupan makanan yang tidak
adekuat ; anorexia; mual/muntah
 Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan
penurunan sistem kekebalan tubuh; prosedur
tindakan invasif
 Hipertermia berhubungan dengan peningkatan
metabolisme, dehidrasi, efek langsung sirkulasi
kuman pada hipotalamus.
Intervensi Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan malaria berdasarkan masing-masing
diagnosa diatas adalah :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan makanan
- Intervensi :
1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat
masukan makanan klien. Rasional : mengawasi masukan kalori atau
kualitas kekeurangan konsumsi makanan.
2. Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat. Rasional :
Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat setelah
periode anoreksia
3. Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur. Rasional :
Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas nitervensi nutrisi
4. Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni. Rasional :
Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi/ kontrol
5. Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang
berhubungan. Rasional : Gejala GI dapat menunjukan efek anemia
(hipoksia) pada organ
6. Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi. Rasional : Perlu bantuan
dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan
sistem tubuh (pertahanan utama tidak adekuat), prosedur
invasif.
- Intervensi :
1. Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.
Rasional : Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada
hipotalamus dan hipotermia adalah tanda tanda penting yang
merefleksikan perkembangan status syok/ penurunan perfusi
jaringan.
2. Amati adanya menggigil dan diaforosis.
Rasional : Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu
pada infeksi umum.
3. Memantau tanda - tanda penyimpangan kondisi/ kegagalan
untuk memperbaiki selama masa terapi
Rasional : Dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi antibiotik
atau pertumbuhan dari organisme.
4. Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.
Rasional : Dapat membasmi/ memberikan imunitas sementara
untuk infeksi umum
5. Dapatkan spisemen darah.
Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria
3. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan
metabolisme dehirasi efek langsung sirkulasi kuman pada
hipotalamus.
- Intervensi :
1. Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil.
Rasional : Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius
akut. Pola demam menunjukkan diagnosis.
2. Pantau suhu lingkungan.
Rasional : Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk
mempertahankan suhu mendekati normal.
3. Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.
Rasional : Dapat membantu mengurangi demam,
penggunaan es/alkohol mungkin menyebabkan kedinginan.
Selain itu alkohol dapat mengeringkan kulit.
4. Berikan antipiretik. Rasional : Digunakan untuk mengurangi
demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus.
5. Berikan selimut pendingin. Rasional : Digunakan untuk
mengurangi demam dengan hipertermi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai