Anda di halaman 1dari 23

OSTEOCHONDROMA

Pembimbing :
dr. Dheva Sp.OT

Alvin Rinaldo
406182098
Identitas Pasien
Nama lengkap : MN Jenis kelamin : Laki-laki

Tanggal lahir : Perkawinan : belum kawin


26 Januari 1997
Usia : 22 tahun 7 bulan Agama : Islam

Pendidikan : SMA Alamat : Ciherang Satim


Anamnesis
• Nyeri lutut kanan
Keluhan Utama

Keluhan Tambahan • -

Riwayat Penyakit Sekarang • Nyeri pada benjolan di lutut kanan atas yang
dirasakan semakin sering dari pertama kali muncul,
diperberat dengan aktifitas seperti perjalan. Benjolan
tersebut sudah ada sejak tahun 2012. Benjolan
tersebut pertama kali muncul sebesar kelereng, dan
semakin membesar. Pasien tidak dapat berjalan sejak
2 hari SMRS karena nyeri yang dideritanya.
Riwayat Penyakit Dahulu  Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga  Ayah memiliki riwayat tumor

Obat yang diminum  Disangkal


Pemeriksaan Fisik
• Tanggal Pemeriksaan : 20 Juni 2019
• Keadaan umum : Tampak sakit berat
• Kesadaran : Compos Mentis.
Tanda-tanda vital :
• TD : 13/80 mmHg
• S : 36,70C
• RR : 20x/menit
• HR : 82 x/menit
• SpO2: 99%
Kepala : normocephalic, tidak tampak hematom,
rambut putih

Mata : Kedudukan simetris, kedua palpebra superior dan


inferior tidak terlihat udem, sklera ikterik (+/+), injeksi
sklera (-/-), konjungtiva anemis (-/-), refleks cahaya
langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+, Isokor.

Telinga : Bentuk normal, liang telinga lapang, sekret (-)

Hidung : Bentuk normal, deviasi septum tidak ada,


sekret(-) perdarahan hidung (-)

Mulut : Bentuk normal, mukosa kering (-), sianosis (-), lidah


kotor (-), tremor (-), faring hiperemis (-), perdarahan
gusi (-)

Leher : KGB tidak teraba mebesar, kelenjar tiroid tidak


teraba membesar di leher
Paru
Inspeksi : tampak simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, tidak
ada retraksi sela iga
Palpasi : sela iga normal, tidak melebar maupun mengecil, tidak teraba
massa
Perkusi : sonor diseluruh lapang paru, batas paru hati normal
Auskultasi : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus kordis tidak teraba pada sela iga V linea midclavicula kiri
Perkusi :
Batas kanan : terletak pada sela iga 3 garis sternalis dextra
Batas kiri : terletak pada sela iga 4 garis midclavicula sinistra
Batas atas : terletak pada sela iga 2 garis parasternalis sinistra
Auskultasi : BJ I-II murni, reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
• Inspeksi : distensi abdomen
• Auskultasi : BU Normal
• Perkusi : timpani pada 4 kuadran,
pekak hepar (+)
• Palpasi : nyeri tekan (-), defense
muskular (-)

Kulit • kulit putih kekuningan, ikterik (-),


lesi kulit (-)
STATUS LOKALIS
• Teraba massa pada 1/3
distal femur lateral dextra
berukuran 15x10x10cm
dengan batas tegas, keras,
nyeri sentuh(+) dan
immobile. ROM fleksi
musculus gastrocnemius
terbatas 0-20 derajat.
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 11,6 g/dL 11,7 – 15,5
Leukosit 8,9 103 uL 4 – 11
Hematokrit 33,3 % 45-52
Trombosit 218 103 uL 150 – 440
kreatinin 0,75 Mg/dL 0,60 – 1,30
Ureum 20,6 null 10 – 50
GDS 94 mg/dl 80 – 120
Foto Rontgen
Resume(blom)
• Telah diperiksa Tn. MN dengan usia 22 tahun dibawa ke RSUD Ciawi oleh
keluarganya dengan keluhan benjolan pada 1/3 distal femur lateral dextra sejak
tahun 2012, yang dirasakan semakin membesar dan nyeri. Nyeri pada benjolan
dirasakan semakin berat dari tahun-tahun sebelumnya, dan diperberat dengan
aktifitas seperti berjalan. Saat ini pasien tidak dapat berjalan karena nyeri yang
dideritanya. Ayah pasien memiliki riwayat tumor.

• Pada pemeriksaan fisik ditemukan Tumor berukuran 15x10x10cm


dengan batas tegas, keras, immobile, nyeri sentuh(+). ROM fleksi
musculus gastrocnemius terbatas 0-20 derajat.

• Pada pemeriksaan penunjang Xray didapatkan tumor pada 1/3 distal


femur lateral dextra
Diagnosis Diagnosis Banding
Osteochondroma • Osteosarcoma

Tatalaksana
• Injeksi dextrometorfan

Prognosis
1. Ad vitam : bonam
2. Ad functionam : bonam
3. Ad sanationam : bonam
Anatomi femur, tibia dan fibula
Definisi
Osteoma ialah tumor yang seluruh komponennya terdiri dari
tulang. Chondroma ialah tumor yang seluruh komponennya terdiri
dari kartilago atau tulang rawan. Sehingga osteochondroma
(osteocartilogenous exostosis) diartikan sebagai pertumbuhan
tulang yang berasal dari permukaan tulang (biasanya di dekat
epiphyseal plate) yang dilapisi pembungkus dari kartilago.
Epidemiologi
Kebanyakan ditemukan pada pasien lebih muda
dari 20 tahun.

Osteochondroma multipel herediter lebih sering


ditemukan pada laki-laki daripada perempuan.

Insidensi terjadinya osteochondroma soliter pada


laki-laki dan perempuan sama.

paling sering terjadi pada lutut.


Etiologi
Penyebab utama dari berbagai kemungkinan proses
terbentuknya osteochondroma ini masih belum diketahui
dengan jelas namun salah satu teori yakni herniasi fragmen
lempeng epifisis pertumbuhan diduga merupakan akibat dari
trauma atau idiopatik atau defisiensi cincin perichondrial
Patofisiologi
Herniasi fragmen kartilago di epiphyseal plate

kartilago metaplastik yang memberi respon pada faktor-


faktor yang menstimulasi terjadinya proliferasi sel.

menimbulkan gambaran pembesaran tulang dengan korteks


dan spongiosa yang masih utuh.

tumor semakin membesar maka akan tampak sebagai


benjolan menyerupai bunga kol
• Tanda awal yang mungkin muncul adalah benjolan
tidak nyeri di dekat sendi. Bila tumor ini menekan
jaringan saraf atau pembuluh darah akan
menimbulkan rasa sakit.
• Osteochondroma dapat menyebabkan timbulnya
pseudoaneurisma terutama pada a .poplitea dan
a.femoralis disebabkan karena fraktur pada
DIAGNOSIS: tangkai tumor di daerah distal femur atau
proximal tibia.
• Osteochondroma yang besar pada kolumna
Anamnesis vertebralis dapat menyebabkan angulasi kyfosis
dan menimbulkan gejala spondylolitesis.
• Jika benjolang lesi osteochondroma terletak dekat
saraf atau pembuluh darah, seperti di belakang
lutut, mungkin ada mati rasa dan kesemutan pada
ekstremitas itu.
• hilangnya pulsasi atau perubahan dalam warna
ekstremitas.
Pemeriksaan Fisik

• Terlihat benjolan
Inspeksi • dengan atau tanpa disertai dengan tanda-
tanda peradangan

Palpasi • teraba benjolan dengan batas


tegas,
Pemeriksaan Fisik (Inspeksi)
• Warna

Look •


Deformitas
Pembengkakan
Perdarahan eksternal aktif

• Suhu
• Nyeri tekan
Feel •

Sensitibilitas
Pulsasi
• CRT

• Gerak aktif
Move • Gerak pasif
• ROM
Pemeriksaan Penunjang
Pencitraan
Foto Polos CT Scan

pedunculated / sesile / broad


narrow base base
Pemeriksaan Penunjang
Pencitraan
MRI Patologi Anatomi
Tatalaksana
Reseksi
• garis reseksi harus melalui dasar
tangkai, dengan demikian
seluruh lesi dihapus secara total.
Lesi atipikal atau sangat besar
harus diselidiki sepenuhnya
untuk mengecualikan
kemungkinan terpencil
keganasan. MRI berguna dalam
menilai ketebalan dari cartilage
cap.

Anda mungkin juga menyukai