Pembimbing :
dr. Husdal Sp.BS
Alvin Rinaldo
406182098
Identitas Pasien
Nama lengkap : HP Jenis kelamin : Laki-laki
Paru
Inspeksi : tampak simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, tidak
ada retraksi sela iga
Auskultasi : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak
Auskultasi : BJ I-II murni, reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
• Inspeksi : distensi abdomen (-)
• Auskultasi : BU Normal
• Perkusi : timpani pada 4 kuadran,
pekak hepar (+)
• Palpasi : nyeri tekan (-), defense
muskular (-)
Tatalaksana
• DC (catheter) • Salbutamol • Infus NaCl
• Tramadol • Ondansetron • Dexametasone
• Citicolin • Ranitidin • Tramadol
• Ceftriaxone • Paracetamol
Prognosis
1. Ad vitam : dubia
2. Ad functionam : dubia
3. Ad sanationam : dubia
DAFTAR PUSTAKA
Bates’ guide to physical examination and history taking. 12th ed.
Bates’ guide to physical
examination and history
taking. 12th ed.
• CPP = MAP – ICP.
• MAP = Tekanan Sistolik + 2X tekanan diastolik
dibagi 3
(CPP adalah jumlah aliran darah dari sirkulasi
sistemik yang diperlukan untuk memberi
oksigen dan glukosa yang adekuat untuk
metabolisme otak. CPP dihasilkan dari tekanan
arteri sistemik rata-rata dikurangi tekanan
intrakranial, dengan rumus )
ETIOLOGI
• Berdasarkan penyebabnya pendarahan
intraserebral dibagi atas 2 yaitu Spontaneous
intracerebral hemorrhage (SICH) dan
traumatic intracerebral hemorrhage (TICH).
• Penyebab yang sering pada SICH :
– ruptur pembuluh darah akibat hipertensi
– Komplikasi pemakaian obat antikoagulan berlebih
– Arterivenous Malformasi
– Cerebral Amyloid Angiopathy
Tanda dan Gejala
• Nyeri kepala
• Muntah
• Kejang
• Kekakuan pada leher
• Peningkatan diastolik
Tanda dan Gejala
• Lesi di putamen menyebabkan, hilangnya
sensibilitas kontralateral, hemiparesis
kontralateral, hemianopsia homonim, paresis
conjugate gaze kontralateral, apraxia atau afasia
• Lesi di thalamus dapat menyebabkan hemiparesis
kontralateral, hilangnya sensibilitas kontralateral,
paresis gaze, hemiparesis kontralateral,
hemianopsia homonim, miosis, confusion atau
afasia
Tanda dan Gejala
– Lobus frontalis: hemiparesis kontralateral, sakit kepala
bifrontal, deviasi konjugae, dan afasia motorik bila lesi
di area Broca hemisfer dominan.
– Lobus parietalis: defisit persepsi sensorik kontralateral
dengan hemiparesis ringan.
– Lobus oksipitalis: hemianopsia dengan atau tanpa
hemiparesis minimal, pada ipsilateral dengan
hemianopsia.
– Lobus temporalis: afasia sensorik bila lesi di area
wernicke hemisfer dominan, hemianopsia atau
kuadranopsia.
Tanda dan Gejala
• Lesi di nukleus kaudatus dapat menyebabkan
hemiparesis kontralateral, gaze paresis, atau confusion
• Lesi di batang otak dapat menyebabkan quadriparesis,
kelemahan wajah, penurunan tingkat kesadaran, gaze
paresis, ocular bobbing, miosis, atau instabilitas
otonom
• Lesi di serebelum dapat menyebabkan ataxia, biasanya
dimulai pada trunkus, hilangnya sensibilitas ipsilateral,
kelemahan wajah ipsilateral, skew deviation, gaze
paresis, penurunan tingkat kesadaran atau miosis
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
• Airway
• Breathing
• Circulation
• Infus
• O2 sampai diatas 92%
• Nicardipine
• Mannitol 0,5-1gr IV
• Labetalol 10mg