Anda di halaman 1dari 21

Ansietas (Gangguan Kecemasan)

KELOMPOK
Anggi Oktama
Cindy tri wulandari
Isma dwi yunita
Lala Rindiasari
Ummi stephaine amelia
Adalah suatu persaan tidak santai
yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atatu rasa takut
yang disertai suatu respon
(penyebab tidak spesifik atau tidak
di ketahui oleh individu).
ANSIETAS
Persaan takut dan tidak menentu
menjadi sinyal yang menyadarkan
bahwa peringatan tentang bahaya
yang akan datang da memperkuat
individu mengambil tindakan
ancaman.
Gejala Umum Ansietas
1.Gejala psikologik
Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan
tak nyata, takut mati, takut ”gila”, takut
kehilangan kontrol dan sebagainya.

2.Gejala fisik
Gemetar, berkeringat, jantung berdebar,
kepala terasa ringan, pusing, ketegangan
otot, mual, sulit bernafas, baal, diare,
gelisah, rasa gatal, gangguan di lambung
dan lain-lain.
Faktor Predisposisi
1.Teori Psikoanalitik
kepribadian terdiri dari 3 elemen yaitu “ID, EGO Dan SUPER
EGO”. Ego melambangkan dorongaqn insting dan impuls
primitif. Super ego mencerminkan hati nurani seseorang
dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang,
sedangkan Ego digambarkan sebagai mediator antara
tuntutan dari ID dan Super Ego.

2.Teori Interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan
interpersonal. Hal ini juga dihubungkan akan trauma pada
masa pertumbuhan, seperti kehilangan, perpisahan
individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya
sangat mudah mengalami ansietas yang berat
3.Teori Perilaku
Teori ini meyakini bahwa manusia yang
pada awal kehidupannya dihadapkan pada
rasa takut yang berlebihan akan
menunjukkan kemungkinan ansietas yang
berat pada kehidupan masa dewasanya.
Penggolongan Ansietas
1.Ansietas ringan
Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu memfokuskan
perhatian untuk belajar, bertindak, menyelesaikan masalah,
merasakan, dan melindungi dirinya sendiri. Pada tingkat ini lahan
persepsi melebar dan individu akan berhati’ dan waspada.
a.Respon Fisiologis
• Sesekali nafas pendek
• Nadi dan tekanan darah naik
• Gejala ringan pada lambung
b.Respon Kognitif
• Mampu menerima rangsang yang kompleks
• Konsentrasi pada masalah
• Menyelesaikan masalah secara efektif
c.Respon Perilaku dan Emosi
• Tidak dapat duduk tenang
• Tremor halus pada tangan
• Suara kadang-kadang meninggi
2.Ansietas Sedang
Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu
bahwa ada sesuatu yang benar-benar berbeda, individu
menjadi gugup atau agitasi

a.Respon fisiologis
• Ketegangan otot sedang
• Tanda-tanda vital meningkat
• Pupil dilatasi, mulai berkeringat

b.Respon kognitif
• Lapang persepsi menurun
• Tidak perhatian secara selektif
• Fokus terhadap stimulus meningkat

c.Respon prilaku dan emosi


• Tidak nyaman
• Mudah tersinggung
• Kepercayaan diri goyah
3.Ansietas berat
. Ketika individu mencapai tingkat tertinggi ansietas, panik berat,
semua pemikiran rasional berhenti dan individu tersebut mengalami
respon fight, menjadi beku atau tidak dapat melakukan sesuatu.

a.Respon fisiologis
• Ketegangan otot berat
• Hiperventilasi
• Kontak mata buruk
• tindakan tanpa tujuan dan serampangan
b.Respon kognitif
• Lapang persepsi terbatas
• Proses berfikir terpecah-pecah
• Sulit berfikir
• Penyelesaian masalah buruk
c.Respon prilaku dan emosi
• Sangat cemas
• Agitasi
• Takut
• Bingung
• Merasa tidak adekuat
• Menarik diri
Bentuk Gangguan Ansietas

1.Gangguan Panik
. Diagnosis gangguan panik ditegakkan ketika individu
mengalami serangan panik berulang dan tidak
diharapkan yang diikuti oleh rasa khawatir yang
menetap sekurang-kurangnya satu bulan bahwa ia akan
mengalami serangan panik berikutnya atau
2.Gambaran Klinis
Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak
nafas dan berkeringat. Pasien seringkali
mencoba untuk mencari bantuan. Serangan
biasanya berlangsung 20 sampai 30 menit
3. Gejala Penyerta
Gejala depresi seringkali ditemukan pada
serangan panik dan agorafobia.. Penelitian
telah menemukan bahwa resiko bunuh diri
selama hidup pada orang dengan gangguan
panik adalah lebih tinggi dibandingkan pada
orang tanpa gangguan mental.
ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS
Pengkajian
Pengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan
perilaku melalui gejala atau mekanisme koping sebagai
pertahanan terhadap kecemasan.

1.Kaji faktor predisposisi


Faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam
kehidupan yang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan
seperti:
a.Peristiwa traumatic
b.Konflik emosional
c.Konsep diri
d.Frustasi
e.Gangguan fisik
f.Pola mekanisme koping keluarga.
g.Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga
h.Medikasi pengobatan yang mengandung
benzodiepin, karena benzodizepin dapat menekan
neurotrasmiter gamma amino butyric acid (GABA) yang
mengontrol aktivitas neuron di otak yang bertanggung
jawab menghasilkan kecemasan.
2.Kaji Stressor Presipitasi
Stressor presipitasi adalah semua ketegangan dalam
kehidupan yang dapat mencetuskan timbulnya kecemasan.
Stressor presipitasi kecemasan dikelompokkan menjadi
dua bagian:
a.Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang
mengancam integritas fisik meliputi:
b.Ancaman terhadap harga diri
3.Kaji Perilaku
dapat diekspresikan melalui respon fisiologis
dan psikologis dan secara tidak langsung
melalui pengembangan mekanisme koping
sebagai pertahanan melawan kecemasan
4.Kaji penilaian terhadap stressor
5.Kaji sumber dan mekanisme koping
6.Rentang perhatian menurun
7.Gelisah, iritabilitas
8.Control impuls buruk
9.Perasaan tidak nyaman, ketakutan, atau
tidak berdaya
10.Deficit lapangan persepsi
11.Penurunan kemampuan berkomunikasi
secara verbal.
Diagnosa Keperawatan

1.Panik yang b.d penolakan keluarga karena


bingung dan gagal mengambil keputusan.
2.Kecemasan berat yang b.d konflik perkawinan.
3.Kecemasan sedang b.d tekanan financial
Diagnosa Keperawatan NOC NIC

1. Panik b.d penolakan Kriteria hasil : 1. Bantu klien berfokus pada


keluarga karena bingung dan pernapasan lambat dan
gagal mengambil keputusan 1. Klien tidak akan melatihnya bernapas secara ritmik.
menciderai diri 2. Bantu klien mempertahankan
sendiri dan orang kebiasaan makan teratur dan
lain. seimbang.
2. Klien akan 3. Identifikasi gejala awal dan ajarkan
berkomunikasi klien melakukan perilaku distraksi
dengan efektif. seperti: berbicara kepada orang
3. Klien akan lain, melibatkannya dalam aktivitas
menyampaikan fisik.
pengetahuan 4. Bantu klien melakukan bicara pada
tentang gangguan diri sendiri positif yang
panik. direncanakan sebelumnya dan
4. Klien akan telah terlatih.
mengungkapkan 5. Libatkan klien dalam mempelajari
rasa pengendalian cara mengurangi stressor dan
diri. situasi yang menimbulkan
ansietas.
2. kecemasan berat b.d Kriteria hasil : 1. Eksplorasi perasaan cemas
konflik klien, perlihatkan diri
1. Klien mendiskusikan sebagai orang yang
tentang perasaan hangat, menjadi
cemasnya. pendengar yang baik.
2. Klien mengidentifikasi 2. Bantu klien mengenali
respon terhadap stress. perasaan cemas dan
3. Klien mendiskusiksn suatu menyadari nilainya.
topik ketika bertemu 3. Melakukan komunikasi
dengan perawat. dengan teknik yang tepat
dan dimulai dari topic
yang ringan.
4. Bantu klien
mengidentifikasi respon
terhadap sters.
Ketidakefektifan koping Kriteria hasil : 1. dorong klien untuk
individu b.d kematian menggunakan koping
saudara kandung 1..Klien memiliki koping adaptif dan efektif yang
terhadap ancaman. telah berhasil digunakan
2.Strategi koping positif. pada masa lampau.
3.Untuk mengetahui sebab 2. Bantu klien melihat
biologis. keadaan saat ini dan
4.Klien melakukan aktifitas kepuasan mencapai
seperti biasanya. tujuan.
3. Bantu klien untuk
menentukan strategi
koping positif.
4. Konseling dan penyuluhan
keluarga ataupun orang
terdekat tentang
penyebab biologis.
5. Dorong klien untuk
melakukan aktifitas yang
disukainya, hal ini akan
membatasi klien untuk
menggunakan mekanisme
koping yang tidak
adekuat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai