BAWAAN
1
I. PENYAKIT JANTUNG
BAWAAN ASIANOTIK
2
Pendahuluan
PJB asianotik merupakan bagian terbesar dari
seluruh PJB
Sesuai namanya , pada pasien tidak ditemukan
sianosis
Defek septum ventrikel (DSV) merupakan
kelainan PJB asianotik yang paling sering
ditemukan 30% dari seluruh penyakit
jantung bawaan
3
PJB asianotik yang paling sering dijumpai :
1. Defek septum ventrikel (DSV)
4. Stenosis pulmonal
4
Berdasarkan ada atau tidak adanya pirau (shunt),
PJB dibedakan atas :
1. PJB asianotik dengan pirau : DSV, DSA, DSAV,
DAP
2. PJB asianotik tanpa pirau : stenosis pulmonal,
stenosis aorta, koarktasio aorta
5
Anatomi dan fisiologi jantung
normal
6
DEFEK SEPTUM
VENTRIKEL (DSV=VSD)
7
Pendahuluan
VSD sering ditemukan sebagai defek tersendiri
(20%) atau merupakan bagian dari kompleks PJB
seperti : tetralogi Fallot (TF) dan transposisi arteri
besar
VSD merupakan lesi yang paling sering
ditemukan pada sindrom kelainan kromosom
Secara garis besar septum ventrikel dibagi
menjadi 2 bagian :
1. Septum ventrikel pars membranosa : terletak di bagian
atas
2. Septum ventrikel pars muskularis
8
9
Klasifikasi
ANATOMIS
1. VSD perimembranosa : mencakup bagian
membran dan (80%) biasanya meluas ke
muskular, inlet, dan outlet
2. Outlet (5-7%)
10
Klasifikasi…
FISIOLOGIS
1. VSD defek kecil dengan resistensi vaskular
paru normal
2. VSD defek sedang dengan resistensi vaskular
paru bervariasi
3. VSD defek besar dengan peningkatan resistensi
vaskular paru ringan sampai sedang
4. VSD besar dengan resistensi vaskular paru
tinggi
11
Hemodinamik
VSD kecil
Terjadi pirau kiri ke kanan minimal tidak
12
Hemodinamik…
VSD sedang dan besar
Terjadi pirau yang bermakna dari ventrikel kiri
ke kanan
Pada hari2 pertama kelahiran blm terjadi pirau
13
Hemodinamik…
Pirau dari kiri ke kanan menyebabkan tekanan
ventrikel kanan meningkat. Bila tidak terdapat
obstruksi pada jalan keluar ventrikel kanan, tekanan
di ventrikel kanan yang meningkat tsb akan
diteruskan ke a. pulmonalis.
Dengan bertumbuhnya pasien terjadi beberapa
kemungkinan :
1. Defek mengecil shg pirau dari kiri ke kanan berkurang
klinis membaik
2. Defek menutup
3. Terjadi stenosis infundibular shg pirau dari kiri ke kanan
berkurang
14
Hemodinamik…
4. Defek tetap besar, pirau dari kiri ke kanan
berlanjut menyebabkan tekanan yang selalu
tinggi pada sirkulasi paru. Akibatnya terjadi
perubahan vaskular paru (derajat 1 sd 6). Bila
tekanan di ventrikel kanan melebihi tekanan di
ventrikel kiri akan terjadi pirau yang terbalik
dari kanan ke kiri pasien menjadi sianosis =
SINDROM EISENMENGER.
Pada defek yang besar proses terjadinya hipertensi
pulmonal dapat terjadi pada anak berumur 1 thn
15
Manifestasi klinis
Gambaran klinis sangat bervariasi
Asimtomatik sampai gagal jantung yang berat
disertai gagal tumbuh (failure to thrive)
Bergantung pada besarnya defek dan derajat
pirau dari kiri ke kanan
Letak defek tidak terlalu berpengaruh
16
Manifestasi klinis…
VSD kecil
Tidak memperlihatkan gejala, ditemukan scr
sistolik dini
Bising pansistolik disertai getaran bising, dgn
17
Manifestasi klinis…
VSD sedang
Gejala muncul pada masa bayi
sembuhnya
18
Manifestasi klinis…
VSD sedang (lanjutan)
Pada pemeriksaan fisik : tampak kurus, dispnu,
19
Manifestasi klinis…
VSD besar
Gejala muncul pada masa neonatus
20
Manifesasi klinis…
VSD besar (lanjutan)
PF : bunyi jantung normal, didapatkan bising
pansistolik dgn atan tanpa getaran bising. Bising
seringkali tidak memenuhi seluruh fase sistolik,
disebabkan krn peningkatan tekanan di ventrikel
kanan akibat meningkatnya resistensi vaskuler di
paru tekanan sistolik kanan sama dgn yg kiri
pada akhir sistolik
Bising mid diastolik di daerah mitral mungkin
terdengar akibat flow murmur pada fase
pengisian cepat
21
Manifestasi klinis…
yang berat
Pada masa peralihan pirau kiri-kanan ke pirau
kanan yg hebat
BJ I normal, BJ II mengeras dan terdapat split yg sempit
23
24
Pemeriksaan Penunjang
ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)
VSD kecil : EKG normal, atau tampak sedikit
peningkatan aktivitas ventrikel kiri
VSD sedang : terdapat peningkatan aktivitas
ventrikel kiri dan kanan, tetapi aktivitas kiri lebih
meningkat
VSD besar : hipertrofi biventrikel peningkatan
aktivitas yg hebat baik ventrikel kiri maupun
kanan
25
Pemeriksaan penunjang…
RONTGEN THORAKS
VSD kecil : ukuran jantung normal
26
Pemeriksaan penunjang…
EKHOKARDIOGRAFI
Menentukan besar defek, arah pirau, dimensi ruang
jantung, dan fungsi ventrikel
KATETERISASI
Dilakukan pada VSD sedang dan besar :
Menilai besarnya pirau dari kiri ke kanan
Membuktikan kenaikan saturasi O2 di ventrikel kanan
Menentukan tekanan di ruang jantung dan pembuluh
darah besar
27
Tatalaksana
VSD kecil tanpa gejala :
Tidak perlu terapi khusus
Pemberian antibiotik profilaksis thd terjadinya
endokarditis apabila pasien akan dilakukan tindakan
operatif
Diberikan imunisasi sesuai jadwal
Gagal jantung : digoksin dan diuretik selama 2 – 4
bulan untuk mengevaluasi adakah gagal tumbuh
Menjaga kebersihan mulut
Penutupan VSD dgn menggunakan umbrella device
28
Pembedahan
INDIKASI DAN WAKTU PEMBEDAHAN
Pada bayi dgn VSD besar akan mengalami gagal
29
II. DEFEK SEPTUM ATRIUM
(DSA=ASD)
30
DSA mencakup lebih kurang 10% kelainan PJB
Sebagian besar ASD terjadi scr familial :
kelainan genetik kromosom 5p
Pirau melalui ASD ditentukan oleh
komplaiens relatif dari kedua ventrikel, bukan
dari besarnya defek umumnya komplaien
ventrikel kanan lebih baik daripada kiri
resistensi atrium kanan pada saat pengisian
lebih rendah pirau yang terjadi dari kiri ke
kanan
31
Diameter defek < 3 mm yg didiagnosis
sebelum umur 3 bulan menutup spontan pd
100% pasien pd usia 1,5 thn
Defek berdiameter 3 – 8 mm akan menutup
pada usia 1,5 thn pd 80% kasus
Defek > 8mm jarang bisa menutup spontan
32
33
Klasifikasi
Secara anatomis terdapat 3 tipe ASD :
1. Tipe sekundum (50-70%)
34
Manifestasi klinis
Sebagian besar bayi dan anak asimtomatik
Bila pirau cukup besar : sesak napas, infeksi
paru berulang, BB sulit naik
Pada auskultasi :
S2 melabar dan menetep saat insirasi maupun
ekspirasi
Bising sistolik ejeksi di daerah pulmonal
Pada pirau kiri ke kanan yang besar terdengar bising
diastolik di tepi kiri sternum bagian bawah
35
Pemeriksaan Penunjang
ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)
ASD sekundum deviasi sumbu QRS ke kanan (+90-
180 derajat). Defek primum deviasi sumbu ke kiri
Hipertrovi ventrikel kanan
Dijumpai blok cabang berkas kanan (RBBB) pd
95%kasus ASD sekundum menunjukkan beban
ventrikel kanan
FOTO THORAKS
Pada ASD dgn pirau yg bermakna, foto thoraks AP
menunjukkan atrium kanan dan konus pulmonal
menonjol
Jantung sedikit membesar dan vaskularisasi paru yg
bertambah sesuai dgn besarnya pirau
36
37
Pemeriksaan penunjang
EKOKARDIOGRAFI
Menentukan letak dan ukuran defek
38
Tataksana
Medikamentosa
ASD yang disertai gagal jantung, diberi
39
Tatalaksana
Penutupan dengan pembedahan
Dilakukan apabila bentuk anatomis ASD tidak
40
Prognosis
ASD sekundum pada anak cara umum baik,
pasien dapat beraktivitas normal
Masalah mulai timbul pada dekade ke 2 atau
ke-3 karena aktivitas fisik yang bertambah,
masa mengandung terjadi hipertensi
pulmonal
Endokarditis sangat jarang terjadi
Defek sekundum akan menutup spontan pada
tahun pertama
41
III. DUKTUS
ARTERIOSUS
PERSISTENS
(DAP=PDA)
42
Pendahuluan
PDA : suatu kelainan yang ditandai dengan tetap
terbukanya duktus yang menghubungkan arteri
pulmonalis kiri dgn aorta desenden setelah bayi lahir
Pada bayi cukup bulan penutupan duktus terjadi
gestasi
43
Pendahuluan
duktus
Bayi kurang bulan : penurunan respons
44
45
Anatomi dan hemodinamik
Sebagian besar PDA menghubungkan aorta dengan
pangkal a. pulmonal kiri
Pada bayi baru lahir, setelah beberapa kali
pernapasan pertama, resistensi vaskular paru
menurun dgn tajam duktus akan berfungsi
sebaliknya : bila intrauterin darah mengalir dari a.
pulmonalis ke aorta, setelah bernapas darah mengalir
dari aorta ke a. pulmonalis
Dalam keadaan normal, duktus akan menutup secara
fungsional dalam beberapa jam pertama shg tidak
ada lagi aliran darah dari aorta ke a. pulmonalis
46
Apabila duktus tetap terbuka, maka terjadi
keseimbangan antara aorta dan a. pulmonalis
tetapi beberapa saat kemudian resistensi
paru menurun shg terjadi aliran darah dari
aorta ke a. pulmonalis (pirau kiri ke kanan) yg
semakin meningkat
Terdengar bising sistolik pada bayi beberapa
hari
Bising kontinu yang khas akan terdengar
setelah bayi berusia 2 minggu
47
Manifestasi klinis
Gambaran klinis tergantung dari besarnya pirau dari
kiri ke kanan
PDA kecil
Biasanya asimtomatik, TD dan tekanan nadi
48
PDA besar menyebabkan :
sesak napas
kesulitan minum,
BB sulit naik
ISPA bawah
Atelektasis
Gagal jantung kongestif
49
Manifestasi klinis
PDA kecil
Tidak bergejala
50
Manifestasi klinis
PDA besar
Minggu pertama kehidupan : takikardi, dispnu
51
Pemeriksaan penunjang
EKG
PDA kecil dan sedang : EKG normal atau
terdapat LVH
PDA besar : RVH dan LVA
FOTO THORAKS
PDA kecil : normal
53
Tatalaksana
MEDIKAMENTOSA
Neonatus prematur atau cukup bulan :
Indometasin dosis I : 0,2 mg/kgBB
medikamentosa
Penutupan dgn cara pemasangan device (umbrella,
56
II. PENYAKIT JANTUNG
BAWAAN
SIANOTIK
57
TETRALOGI FALLOT (TF)
58
Pendahuluan
Tetralogi Fallot (TF) merupakan PJB sianotik yang
paling sering ditemukan 10% dari seluruh
kasus PJB
Pada TF dijumpai 4 kelainan :
1. VSD besar
2. Stenosis pulmonal
4. Overriding aorta
59
Pendahuluan
60
Pendahuluan
Komponen yang paling penting yang
menentukan derajat beratnya penyakit adalah
STENOSIS PULMONAL
Stenosis pulmonal bervariasi dari yang sangat
ringan sampai sangat berat, bahkan bisa
sampai tidak terbentuk atau ATRESIA
PULMONAL
Stenosis pulmonal ini berfifat progresif
makin lama makin berat
61
VSD pada TF biasanya besar, terletak di bawah
katup aorta, lebih anterior daripada VSD biasa
sehingga terjadi over-riding aorta
A. pulmonalis biasanya kecil, sedangkan aorta
besar
62
Hemodinamik
Dgn adanya VSD besar disertai stenosis
pulmonal tekanan sistolilk puncak ventrikel
kanan sama dgn ventrikel kiri
Krn tekanan ventrikel kiri berada dibwh
pengawasan baroreseptor tekanan sistolik
ventrikel kanan tidak akan melampaui tekanan
sistemik pd TF tidak dijumpai gagal jantung
krn tidak ada beban volume shg ukuran
jantung pun umumnya normal
63
Hemodinamik…
Yang menentukan derajat beratnya TF adalah
derajat obstruksi jalan keluar ventrikel kanan
stenosis pulmonal
Bila stenosis pulmonal makin berat makin
banyak darah dari ventrikel kanan yg masuk ke
aorta
Pada stenosis pulmonal yang ringan, darah dari
ventrikel kanan menuju paru. Tetapi pada
aktivitas fisik yang meningkat terjadi pirau dari
kanan ke kiri
Dgn meningkatnya usia , infundibulum akan
semakin hipertrofik, shg pasien akan semakin
sianotik 64
Hemodinamik…
Hipertrofi ventrikel kanan dan over-riding
aorta secara hemodinamik tidak terlalu penting
Hipertrofi kanan terjadi sekunder karena
peningkatan tekanan di ventrikel kanan
Obstruksi jalan keluar ventrikel kanan
menyebabkan kurangnya aliran darah ke paru
shg terjadi hipoksia
Kompensasi hipoksia :
Polisitemia
Terbentuknya sirkulasi kolateral
65
Manifestasi klinis
Pada waktu baru lahir, bisa saja tidak sianotik
bertambah besar sianotik baru tampak. Pasien dgn
atresia pulmonal tampak sianotik sejak lahir
Klinis awal dapat seperti VSD dgn pirau dari kiri
ke kanan dan stenosis pulmonal ringan
Jari tabuh mulai terlihat pada umur 6 bulan
Dapat terjadi serangan sianotik = cyanotic spell =
hypoxic spell : sesak napas mendadak, napas cepat
dan dalam, sianosis bertambah, lemas, kadang
disrtai kejang atau sinkop. Pasien bisa meninggal.
Pasien akan jongkok (squatting))
66
Manifestasi klinis
PEMERIKSAAN FISIK
Sianosis dgn derajat yg bervariasi, napas cepat,
jari tabuh
Bentuk dada dapat normal, tetapi pada anak
JARI TABUH
68
69
Pemeriksaan Penunjang
LABORATORIUM
Kenaikan jumlah eritrosit dan hematokrit
Pada pasien TF dengan Hb dan Ht normal atau lebih
rendah mungkin menderita defisiens besi
ELEKTROKARDIOGRAFI
TF sianotik : Right axis deviation
kanan
71
72
Pemeriksaan penunjang
TF asianotik
Gambaran radiologi mirip VSD kecil
73
Tatalaksana
MEDIKAMENTOSA
Jika terjadi cianotic spell :
Bayi diposisikan knee-chest atau jongkok
(anak)
Diberikan O2
74
Tatalaksana
MEDIKAMENTOSA (lanjutan)
Jika operasi tidak dilakukan segera diberikan
propanolol rumatan 1 mg/kgBB/hari dibagi 4
dosis mencegah cyanotic spell
Dilatasi dengan balon pada katup pulmonal
preparat besi
75
Tatalaksana
PEMBEDAHAN
Dibedakan atas :
1. Bedah paliatif : untuk menambah aliran darah ke paru
2. Bedah korektif
Bedah paliatif dengan shunt procedure untuk menambah
aliran darah ke paru :
3. Blalock-Tausing shunt (BT shunt) : anastomosis ujung
ke sisi (end to side anastomosis) a. subklavia dgn a.
pulmonalis proksimal ipsilateral
4. Prosedur Waterson : anastomosis aorta asenden dgn a.
pulmonalis kanan
5. Prosedur Glenn : anastomosis vena cava superior dgn
a. pulmonalis kanan
76
Tatalaksana
BEDAH KOREKTIF
Dilakukan penutupan defek pada septum
ventrikel dan eksisi infundibulum
Pemilihan jenis operasi, apakah paliatif atau
77
Tatalaksana
78
Komplikasi
Dapat terjadi pada penderita TF yang tidak dikoreksi
1. Bencana serebrovaskuler (cerebrovascular
accident) pada anak < 5thn, terjadi setelah
serangan sianotik , pasca kateterisasi jantung, atau
dehidrasi
2. Abses otak gejala : sakit kepala, muntah2, gejala
neurologis. 20% pasien TF meninggal karena abses
otak
3. Endokarditis infektif : dapat terjadi pasca
pembedahan rongga mulut dan tenggorok, infeksi
tonsil dan nasofaring, dan infeksi kulit
79
Komplikasi
4. Anemia relatif, ditandai oleh Hct yg relatif
lebih tinggi dibandingkan kadar Hb. Pada
apusan darah tepi didapatkan hipokromik,
mikrositik, dan anisositosis
5. Trombosis paru
6. Perdarahan, akibat polisitemia berat yg
menyebabkan trombosit dan fibrinogen
menurun tejadi petekie, perdarahan gusi,
dan hemoptisis
80
Perjalanan penyakit
TF merupakan penyakit progresif
progresivitas harus dipantau ketat
Bila tidak dilakukan operasi korektif, akan
terjadi kemungkinan sbb :
Meninggal akibat serangan sianotik
Stenosis infundibulum semakin hebat pasien
semakin sianotik
Terjadi abses otak atau komplikasi lainnya
81
MATUR TENGKYU
82