Anda di halaman 1dari 48

PENGENALAN PERATURAN PENILAI

& PASAR MODAL

Jakarta 25 Maret 2019.


DAFTAR ISI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

DAFTAR PUSTAKA

“Pemaparan ini, hanya merupakan pembahasan mengenai beberapa point penting dalam
peraturan terkait tentang Penilai Publik dengan klasifikasi bidang jasa Penilaian Bisnis,
peserta tetap diwajibkan merujuk dan membaca peraturan terkait tersebut.”

Page  2
PERATURAN MENTERI KEUANGAN

PMK NOMOR 101/PMK.01/2014 Tentang Penilai Publik

PMK NOMOR 56/PMK.01/2017 Perubahan Atas Peraturan Menteri


Keuangan Nomor 101/PMK.01/2014
Tentang Penilai Publik

Page  3
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Nomor 68/POJK.04/2017 Penilai yang Melakukan Kegiatan di Pasar Modal

VIII.C.3 Pedoman Penilaian Dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal

Nomor 32/POJK.04/2015 Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

Nomor 38/POJK.04/2014 Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan EfekTerlebih Dahulu

IX.E.1
Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentinga Transaksi Tertentu

IX.E.2 Transaksi Material dan Peruabahan Kegiatan Usaha Utama

IX.F.1 Penawaran Tender Sukarela

IX.G.1 Penggabungan usaha atau Peleburan Usaha Perusahaan Publik atau Emiten

IX.H.1 Pengambilalihan Perusahaan Terbuka

Page  4
PMK NOMOR 101/PMK.01/2014

TENTANG
PENILAI PUBLIK

Page  5
Nomor 68/POJK.04/2017

Penilai Yang Melakukan Kegiatan di Pasar


Modal

“Untuk menjaga independensi Objektifitas, dan Profesionalisme Penilai”

Page  6
NO 68

 Penilai yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal wajib terlebih dahulu terdaftar di
OJK serta memenuhi prasyarat yang diatur dalam peraturan.
 Penilai yang telah terdaftar di OJK dilarang melakukan penilaian dan pemberian jasa lain
yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
 Kegiatan Penilai Bisnis yaitu :
1) penilaian perusahaan dan/atau badan usaha;
2) penilaian penyertaan dalam perusahaan;
3) penilaian instrumen keuangan;
4) penilaian aset takberwujud;
5) pemberian pendapat kewajaran atas transaksi;
6) penyusunan studi kelayakan proyek dan usaha;
7) penilaian keuntungan/kerugian ekonomis yang diakibatkan oleh suatu
kegiatan atau suatu peristiwa tertentu; dan
8) penilaian usaha lainnya.

Page  7
No 68 ....(lanjutan)....

 Prasyaratan Penilai yang melakukan kegiatan penilaian di bidang Pasar Modal sebagai berikut
a) Mempunyai izin Penilai dari Menteri Keuangan.
b) Tidak pernah melakukan perbuatan tercela dan/atau dihukum karean terbukti melakukan tindak
pidana di bidang keuangan.
c) Memilki akhlak dan moral yang baik
d) Telah menjadi anggota Asosiasi Profesi Penilai.
e) Tidak bekerja rangkap dalam jabatan apapum pada KJPP lain dan/atau profesi penunjang pasar
modal lainnya yang terdaftar di OJK
f) Memiliki keahlian di bidang Pasar Modal yang dipenuhi melalui program pendidikan Profesi
dengan jumlah paling sedikit 30 SKP dalam 1 kali keikutsertaan
g) Berkedudukan sebagai rekan dan/atau sekutu pada KJPP
h) Tidak pernah diberikan sanksi administrasi berupa pembatalan Surat Tanda Terdaftar dari OJK.

Page  8
No 68 ....(lanjutan)....

 Penilai yang telah terdaftar di Bapepam dan LK wajib


a) Melakukan Penilaian sesuai dengan SPI, Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan
penilaian yang ditetapkan oleh OJK dan/atau Standar Penilaian Lain yang berlaku secara
internasional jika belum diatur dalam SPI, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
OJK
b) Secara terus menerus mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjuatan dengan jumlah
paling sedikit 5 (lima) satuan kredit profesi setiap tahun.
c) Menyampaikan kepada OJK laporan Berkala Kegiatan Penilai paling lambat pada tanggal
15 Januari tahun berikutnya
d) Melaporkan kepada OJK setiap perubahan berkenaan dengan data dan informasi Penilai
dan/atau KJPP paling lambat 10 hari kerja setelah terjadinya Perubahan Tersebut disertai
dengan dokumen pendukung
e) Menaati KEPI
f) Melakukan Penilaian sesuai dengan ruang lingkup kegiatan Penilaian sebagaimana
tercantum dalam surat tanda terdaftar Profesi Penunjang Pasar Modal.
g) Bersikap independen, objektif dan profesional dalam melakukan Penilaian.
h) Memenuhi panggilan dan/atau menjalani pemeriksaan oleh OJK atas pemenuhan
peraturan perundang-undangan di sektor pasar modal.
Page  9
No 68 ....(lanjutan)....

Penilai tidak independen selama periode penugasan Penilaian Profesional apabila Penilai,
KJPP, atau orang dalam KJPP :
a.Mempunyai kepentingan keuangan Langsung atau tidak langsung yang material pada
Pemberi Penugasan, seperti :
1. Investasi pada Pemberi Penugasan; atau
2. Kepentingan keuangan lain pada Pemberi Penugasan, ayang dapat menimbulkan
benturan kepentingan
b.Mempunyai Hubungan Pekerjaan dengan Pemberi Penugasan Seperti :
1. Merangkap sebagai karyawan kunci pada pemberi Penugasan
2. Memilki anggota keluarga dekat yang bekerja pada Pemberi Penugasan sebagai
karyawan kunci
3. Mempunyai mantan rekan atau karyawan profesional dari KJPP yang bekerja pada
Pemberi Penugasan sebagai Karyawan Kunci, kecuali setelah lebih dari 1 (satu)
tahun tidak lagi bekerja pada KJPP yang bersangkutan; atau
4. Mempunyai Rekan atau karyawan Profesional dari KJPP yang sebelumnya pernah
bekera pada Pemberi Penugasan sebagai karyawan kunci dalam waktu 6 bulan
terakhrir, kecuali yang bersangkutan tidak ikut melaksanakan penugasan Penilaian.

Page  10
No 68 ....(lanjutan)....

c. Mempunyai Hubungan Usaha yang material secara langsung atau tidak langsung dengan
Pemberi Penugasan, dengan Karyawan Kunci yang bekerja pada Pemberi Penugasan, atau
dengan Pemegang Saham utama atau pengendali Pemberi Penugasan;
d. Memberikan Jasa Lain kepada Pemberi Penugasan yang dapat meniimbulkan benturan
kepentingan
e. Memberikan jasa atau produk kepada Pemberi Penugasan dengan dasar Fee Kontijen atau
komisi atau menerima fee kontijjen atau komisi dari Pemberi Penugasan.

Page  11
No 68 ....(lanjutan)....
 Pembatasan Penugasan

a. Pemberian Jasa Penilaian Profesional kepada pemberi Penugasan hanya dapat dilakukan
kepada seorang penilai paling lama 3 (tiga) tahun berturut turut terhitung sejak tanggal laporan
penilaian pada Penugasan Penilaian Profesional Pertama

b. Penilai dapat menerima Penugasan Penilaian Profesional kembali dari Pemberi Penugasan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 setelah 1 tahun tidak melakukan penugasan Penilaian
Profesional bagi Pemberi Penugasan Terhitung sejak tanggal Laporan Penilaian pada penugasan
Penilaian Profesional Terakhir.

Page  12
VIII.C.3
Pedoman Penilaian Dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal

Page  13
VIII.C.3,

 Definisi:
• Nilai Pasar Wajar (Fair Market Value) adalah perkiraan jumlah uang pada Tanggal
Penilaian (Cut Off Date) yang dapat diperoleh dari suatu transaksi jual beli Obyek
Penilaian antara pembeli yang berminat membeli (willing buyer) dan penjual yang
berminat menjual (willing seller) dalam suatu transaksi yang bersifat layak dan wajar.
• Dalam rangka melakukan kegiatan Penilaian Usaha di bidang Pasar Modal, Penilai
Usaha wajib menaati kode etik dan standar yang ditetapkan oleh asosiasi sepanjang
tidak bertentangan dengan Peraturan ini.
• Penilai Usaha wajib menggunakan Nilai Pasar Wajar (Fair Market Value) dalam setiap
kegiatan Penilaian Usaha.

Page  14
VIII.C.3......(Lanjutan)......

 Penggantian Penilai Usaha


• Penggantian Penilai Usaha hanya dapat dilakukan apabila Penilai Usaha :
1. Mengundurkan Diri; atau
2. Diberhentikan oleh Pemberi Tugas dengan alasan yang obyektif.
• Dibuktikan dengan surat tertulis.
• Hanya dilakkukan untuk obyek yang sama.
• Sebelum menerima penugasan profesional, maka wajib terlebih dahulu:
1. Meminta persetujuan tertulis dari calon pemberi tugas untuk meminta keterangan
Penilai Usaha yang digantikan
2. Melakukan komunikasi, baik tertulis maupun lisan, dengan penilai usaha yang
digantikan.
3. Melakukan evalusai untuk memutuskan menerima atau menolak penugasan
penilaian profesional.
• Penilai usaha pengganti tidak bertanggung jawab atas pekerjaan Penilai Usaha yang
digantikan dan tidak menerbitkan suatu laporan yang mencerminkan pembagian
tanggung jawab.

dPage  15
VIII.C.3......(Lanjutan)......

 Opini Kedua Terhadap Hasil Penilaian


• Dalam hal terdapat dugaan pelanggaran dalam pelaksanaan penilaian, maka
Bapepam dan LK dapat melakukan review khusus terhadap Laporan Penilaian Usaha
yang telah diterbitkan dalam rangka memperoleh opini kedua (second opinion).
• Pelaksanaan review khusus terhadap Laporan Penilaian Usaha sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dilakukan oleh Penilai Usaha lain yang ditunjuk oleh
Bapepam dan LK.
• Review khusus atas Laporan Penilaian Usaha sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dilarang mendasarkan pada kejadian-kejadian setelah Tanggal Penilaian (subsequent
event) dari Laporan Penilaian Usaha yang direview.
• Perbedaan kesimpulan Nilai antara laporan hasil review khusus dengan Laporan
Penilaian Usaha yang direview dianggap material jika terdapat perbedaan kesimpulan
Nilai lebih dari 15% (lima belas perseratus) dari kesimpulan Nilai Laporan Penilaian
Usaha yang direview.

Page  16
VIII.C.3......(Lanjutan)......

 Penilai Holding Company


• Dalam penilaian terhadap Holding Company, Penilai Usaha wajib melakukan penilaian
terhadap seluruh penyertaan atau kepemilikan pada entitas lain.
• Dalam hal melakukan penilaian terhadap penyertaan atau kepemilikan di bawah 20%
dan tidak mempunyai kemampuan untuk menentukan, baik langsung maupun tidak
langsung, dengan cara apapun pengelolaan dan/atau kebijakan perusahaan tersebut
maka berlakuk ketentuan:
– Dapat menggunakan Paling kurang satu pendekatan yaitu Pendekatan Pasar.
– Dapat menggunakan laporan keuangan yang diaudit atau tidak diaudit sesuai
dengan ketentuan yang diatur.
– Dalam hal digunakan laporan keuangan yang tidak diaudit , wajib tersedia laporan
keuangan Obyek Penilaian yang telah diaudit oleh akuntan yang memiliki tanggal
laporan keungan tidak lebih dari 12 bulan dari tanggal penilaian

Page  17
Nomor 32/POJK.04/2015

Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

“Dalam rangka memenuhi kebutuhan Perusahaan Terbuka dalam penambahan Modal dengan
memberikan HMETD dan meningkatkan kualitas keterbuakaan Informasi kepada masyarakat.

Page  18
No 32 ....(lanjutan)....

 Definisi :
o Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang selanjutnya disingkat HMETD adalah hak
yang melekat pada saham yang memberikan kesempatan pemegang saham yang
bersangkutan untuk membeli sahan dan/atau efek bersifat Ekuitas lainnya baik yang
dapat dikonversi menjadi saham atau yang memberikan hak untuk membeli saham,
sebelum ditawarkan kepada pihak lain.”
o Pembeli siaga adalah Pihak yang akan membeli baik sebagian maupun seluruh sisa
saham dan/atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya yang tidak diambil oleh pemegang
HMETD.
o Waran adalah Efek yag diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi Hak kepada
pemegang Efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu
setelah 6 (enam) bulan sejak efek dimaksud diterbiitkan
 Jika Perusahaan Terbika bermaksud melakukan penambahan modal melalui penerbitan
saham dan/atau Efek bersifat ekuitas lainnya baik yang dapat dikonversi menjadi saham
atau yang memberikan hak untuk membeli saham, Perusahaan terbuka tersebut wajib
memberikan HMETD kepada setiap pemegang saham sesuai dnegan rasio tertentu
terhadap persentase kepemilikan sahammnya
 Kewajiban memeberikan HMETD tidak berlakuk jika Perusahaan Terbutka Mengeluarkan
saham berupa Shaam Bonus yang merupakan Dividend saham hasil dari Saldo Laba yang
dikapitalisasi menjadi modal dan/atau dari hasil Agio saham atau unsur ekuitas lainnya yang
dikpaitalisasi menjadi modal.
Page  19
No 32 ....(lanjutan)....

 HMETD merupakan hak yang dapat dialihkan.


 Jmlah Waran (jika ada) tidak boeh melebihi 35% dari jumalh saham yang telah ditempatkan
dan disetor penuh pada saat Pernyataan Pendaftaftaran kepada OJK.
 Dalam hal Perusahaan bermaksud untuk menambah modal sahamnya melalui Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu atau melalui Penawaran Umum Waran atau Efek konversi
wajib mengadakan RUPS untuk mempertimbangkan dan menyetujui Rencana penawaran
dimaksud.
 Jangka Waktu antara tanggal persertujuan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a sampai dengan efektifnya pernyataan Pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan.
 Dalam hal penyetoran dengan bentuk lain selain uang : wajib menggunakan Penilai untuk
menentukan nilai wajar dar bentuk lain selain Uang yang digunakan (dengan jangka waktu
antara tanggal penilaian dan tanggal penyetoran paling lama 6 bulan.
 Dalam hal suatu rencana Penawaran Umum dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu,
sebagian atau seluruh dana hasil Penawaran Umum dengan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu tersebut akan digunakan untuk transaksi yang mempunyai benturan kepentingan
maka wajib memenuhi ketentuan peraturan ini dan memenuhi ketentuan sebagaimana diatur
dalam Peraturan Nomor IX.E.1.; Dalam Hal sebagian atau seluruh dana hasil penambahan
modal dengan HMETD digunakan untuk transaksi material, maka wajib memenuhi ketentuan
terkait.
Page  20
Nomor 38/POJK.04/2014

Penambahan Modal Perusahaan


TerbukaTanpa Memberikan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu
“Dalam rangka meningkatkan kualitas keterbukaan informasi kepada masyarakat dan
meningkatkan pengawasan atas pelaksanaan penambahan modal Perusahaan Terbuka tanpa
memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu “
.
Page  21
Nomor 38

 Persyaratan :
 Perusahaan Terbuka dapat menambah modal tanpa HMETD, baik untuk memperbaiki
posisi keuangan maupun selain untuk memperbaiki posisi keuangan perusahaan
terbuka.
o Penambahan Modal tanpa HMETD wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan
RUPS.
o RUPS Wajib dilakukan sesuai dnegan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan
OJK.

Page  22
Nomor 38

 Perbaikan kondisi keuangan perusahaan jika mengalami salah satu dari kondisi sebagai berikut :
• Perusahaan Terbuka adalah Bank yang menerima pinjaman dari Bank Indonesia, atau
lembaga pemerintah lain yang jumlahnya lebih dari 100% dari modal disetor atau kondisi
lain yang dapat mengakibatkan restrukturisasi bank oleh instansi pemerintah yang
berwenang.
• Perusahaan selain bank yang mempunyai modal kerja bersih negatif dan mempunyai
kewajiban melebihi 80% dari aset perusahaan tersebut pada saat RUPS yang menyetujui
penambahan modal tanpa HMETD.
• Perusahaan Terbuka tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan pada saat jatuh
tempo kepada pemberi pinjaman yang tidak terafiliasi sepanjang pemberi pinjaman
yang tidak terafiliasi tersebut menyetujui untuk menerima saham atau obligasi konversi
Perusahaan Terbuka untuk menyelesaikan pinjaman tersebut.

• Penambahan modal perusahaan terbutak tanpa HMET selain untuk memperbaiki posisi
keuangan hanya dapat dilakukan sebanyak 10% dari modal disetor yang tercantum dalam
anggaran dasar yang telah diberitahukan dan diterima Menteri yang berwenang saat
pengumuman RUPS.

Page  23
Nomor 38

o Peran Penilai :
Dalam hal penambahan modal tanpa HMETD merupakan transaksi yang mengandung
Benturan Kepentingan, Perusahaan Terbuka disamping wajib memenuhi Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan ini juga wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam peraturan
di sektor Pasar Modal yang mengatur mengenai Transaksi Afiliasi dan Benturan
Kepentingan Transaksi Tertentu.

Page  24
IX.E.1

Transaksi Afiliasi dan Benturan


Kepentingan Transaksi Tertentu

“Dalam rangka lebih memberikan kepastian hukum dan perlindungan kepada pemegang
saham, khususnya pemegang saham independen berkaitan dengan transaksi yang dilakukan
oleh Emiten atau Perusahaan Publik dengan Afiliasinya atau transaksi yang mengandung
benturan kepentingan “
Page  25
IX.E.1

 Definisi
o Transaksi adalah aktivitas dalam rangka:1) memberikan dan/atau mendapat pinjaman; 2)
memperoleh, melepaskan, atau menggunakan aset termasuk dalam rangka menjamin; 3)
memperoleh, melepaskan, atau menggunakan jasa atau Efek suatu Perusahaan atau
Perusahaan Terkendali; atau 4) mengadakan kontrak sehubungan dengan aktivitas
sebagaimana dimaksud dalam butir 1), butir 2), dan butir 3),
yang dilakukan dalam satu kali transaksi atau dalam suatu rangkaian transaksi untuk
suatu tujuan atau kegiatan tertentu.
o Transaksi Afilias adalah Transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan atau Perusahaan
Terkendali dengan Afiliasi dari Perusahaan atau Afiliasi dari anggota Direksi, anggota
Dewan Komisaris, atau pemegang saham utama Perusahaan.
o Benturan Kepentingan adalah perbedaan antara Kepentingan Ekonomis Perusahaan
dengan kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, atau
pemegang saham utama yang merugikan Perusahaan dimaksud.

Page  26
IX.E.1....(lanjutan)....

 TRANSAKSI AFILIASI
 Perusahaan wajib mengumumkan keterbukaan informasi atas setiap Transaksi Afiliasi kepada
masyarakat dan menyampaikan bukti pengumuman dan dokumen pendukungnya kepada
Bapepam dan LK paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya Transaksi, yang
paling kurang meliputi:
1) Uraian mengenai Transaksi Afiliasi
2) Ringkasan Laporan Penilai, paling kurang meliputi informasi:
a) Identitas Pihak e) Pendekatan dan Metode Penilaian
b) Obyek penilaian f) Kesimpulan Nilai; dan
c) Tujuan penilaian g) Pendapat Kewajaran atas transaksi
d) asumsi
Jangka Waktu antara tanggal penilaian dan tanggal transaksi tidak melebihi 6 (enam) bulan
3) Penjelasan, pertimbangan dan alasan dilakukannya Transaksi tersebut, dibandingkan dengan
apabila dilakukan Transaksi lain yang sejenis yagn tidak dilakukan degnan Pihak Afiliasi.
4) Rencana Perusahaan, data perusahaan yagn diambila alih, dan informasi terkait lainnya dalam
hal Transaksi merupakan pengambilalihan perusahaan.
5) Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi yang menyatakan bahwa semua informasi material
telah diungkapkan dan infromasi tersebut tidak menyesatkan; dan
6) Ringkasan laporan tenaga ahli atau konsultan independen, jika dianggap perlu
Page  27
IX.E.1....(lanjutan)....

 Pengecualian Penting
o Transaksi dengan nilai transaksi tidak melebihi 0,5% (nol koma lima perseratus) dari modal
disetor Perusahaan dan tidak melebihi jumlah Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah); --
Perusahaan hanya perlu melapor
o Transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan sebagai pelaksanaan peraturan perundang-
undangan atau putusan pengadilan; - Perusahaan hanya perlu melapor
o Transaksi antara Perusahaan dengan Perusahaan Terkendali yang saham atau modalnya
dimiliki paling kurang 99% (sembilan puluh sembilan perseratus) atau antara sesama
Perusahaan Terkendali yang saham atau modalnya dimiliki paling kurang 99% (sembilan
puluh sembilan perseratus) oleh Perusahaan dimaksud; dan/atau –Perusahaan hanya perlu
melapor
o Transaksi berkelanjutan yang telah dilakukan sebelum perusahaan melaksanakan
Penawaran Umum Perdana atau sebelum disampaikannya pernyataan pendaftaran
sebagaii Perusahaan Publik degnan persyaratan :
Transaksi telah diungkapkan sepenuhnya dalam Prospektus IPO, dan dalam keterbukaan
informasi penryataan pendaftaran perusahaan publik; dan syarat dan kondisi transaksi tidak
mengalami perubahan yang dapat merugikan Perusahaan
o Transaksi berkelanjutan yang dilakukan setelah Perusahaan melakukan Penawaran Umum
atau setelah pernyataan pendaftaran sebagai perusahaan Publik menjadi efektif, dengan
persyaratan : transaksi awal yang mendasari transaksi selanjutnya telah memenuhi
peraturan ini; dan syarat dan kondisi transaksi tidak mengalami perubahan yang dapat
Page  28 merugikan perusahaan.
IX.E.1....(lanjutan)....

o Transaksi yang merupakan kegiatan usaha utama Perusahaan atau Perusahaan


Terkendali; dan
o Transaksi yang merupakan kegiatan usaha utama Perusahaan atau Perusahaan terkendali.
• TRANSAKSI BENTURAN KEPENTINGAN
• Trasaksi yang mengadunng Benturan kepentingan wajib terlebih dahulu disetujui oleh para
Pemegang Saham independen atau wakil mereka yang diberi wewenang untuk itu dalam RUPS.
• Dalah hal Transaksi yang telah disetujui dalam RUPS belum dilaksanakan dalam jangka waktu 12
bulan sejak tanggal Persetujuan RUPS, maka Transaksi hanya dapat dilaksanakan setelah
memperoleh persetujuan kembali RUPS.
• Pengecualian –> Transaksi aflisiasi
• Persyaratan Transaksi  transaksi Afiliasi + RUPS

Page  29
IX.E.2

Transaksi Material dan Perubaan Kegiatan


Usaha Utama

“dalam rangka memberikan kemudahan bagi Emiten atau Perusahaan Publik dalam
memperoleh akses pendanaan yang termasuk dalam kriteriaTransaksi Material dengan tetap
memperhatikan perlindungan kepada investor, “

Page  30
IX.E.2.

 Definisi
o Transaksi Material adalah setiap : a) Penyertaan dalam badan usaha, proyek, dan/atau
kegiatan usaha tertentu; b) Pembelian, penjualan, pengalihan, tukar menukar aset atau
segmen usaha; c) Sewa menyewa aset; d) pinjam meminjam dana; e) menjaminkan aset ;
dan/atau ) memberikan jaminan perusahaan :
Dengan nilai 20% atau lebih dari ekuitas perusahaan, yang dilakukan dalam satu kali
atau dalam suatu rangkaian transaksi untuk suatu tujuan atau kegiatan tertentu
o Nilai Transaksi material dihitung berdasarkan laporan keuangan : 1) Laporan keuangan
tahunan yang diaudit; 2) Laporan Keuangan tengah tahunan yang disertai laporan Akuntan
dalam rangka penelaahan terbatas paling sedikit untuk akun ekuitas; atau .3) Laporan
keuangan interim yagn diaudit selain laporan keuangan interim tengah tahunan, dalam hal
Perusahaan mempunyai laporan keuangan interim
Mana yang terkini
o Tanggal Laporan Keuangan yang digunakan untuhk menghitung nilai transaksi tidak boleh
melebihi 12 bulan sebelum :1) tanggal transaksi ; 2) tanggal RUPS dalam hal Transaksi
Material

Page  31
IX.E.2....(lanjutan)....

 Transaksi Material dengan nilai transaksi 20% (dua puluh perseratus) sampai dengan 50% (lima
puluh perseratus) dari ekuitas Perusahaan tidak diwajibkan untuk memperoleh persetujuan
RUPS, namun wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:
o Mengumumkan informasi mengenai Transaksi Material kepada masyarakat dalam paling
sedikit satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dan
menyampaikan dokumen pendukungnya kepada Bapepam dan LK paling lambat 2 (dua)
hari kerja setelah tanggal ditandatanganinya perjanjian Transaksi Material.
o (“Hal terkait Informasi tersebut diatur dalam peraturan ini,”) salah satunya ringkasan laporan
penilai yang paling sedikit meliputi: 1) identias pihak; 2) obyek peniliaian ; 3) Tujuan
Penilaian ; 4) asumsi dan kondisi pembatas;5) pendekatan dan metode penilaian ;
6)Kesimpulan nilai ; 7) pendapat kewajaran atas transaksi.
jika pendapat tidak wajar –Maka RUPS
tanggal transaksi dan tanggal penilaian tidak boleh lebih dari 6 bulan
• Transaksi material > 50% --- diwajibkan memperoleh persetujuan RUPS

Page  32
IX.E.2....(lanjutan)....

 PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA


 Perusahaan yang melakukan perubahan Kegiatan Usaha Utama wajib terlebih dahulu
memperoleh persetujuan RUPS. Dalam agenda RUPS harus ada acara khusus mengenai
pembahasan studi kelayakan tentang perubahan Kegiatan Usaha Utama perusahaan tersebut.
 Perubahan kegiatan usaha utama, dikecualikan dari RUPS jika :
1) Kegiatan usaha utama yang akan dikurangi mengalami kerugian usaha selama 3 tahun
berturut-turut berdasarkan laporan keuangan tahunan Perusahaan; 2) pengurangan
kegiatan usaha utama tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha Perusahaan; dan 3)
perusahaan wajib mengumumkan kepada masyarakat.
• wajib memenuhi ketentuan sbb:
– Mengumumkan dalam sekurang-kurangnya satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang
berperedaran nasional, dalam waktu bersamaan dengan pengumuman RUPS sebagaimana
diatur pada Peraturan Nomor IX.J.1, informasi yang mencakup antara lain:
• ringkasan tentang studi kelayakan PKUU, paling kurang meliputi; maksud dan tujuan;
asumsi-asumsi dan kondisi pembatas; dan pendapat atas kelayakan perubahan Kegiatan
Usaha Utama;
• ketersediaan tenaga ahli berkaitan dengan PKUU;

Page  33
IX.E.2....(lanjutan)....

 penjelasan, pertimbangan, dan alasan dilakukannya PKUU;


 penjelasan tentang pengaruh perubahan Kegiatan Usaha Utama pada kondisi
keuangan perusahaan; dan
 hal-hal material lainnya yang berkaitan dengan Kegiatan Usaha Utama yang baru.
– Menyediakan data tentang PKUU tersebut bagi pemegang saham sejak saat
pengumuman RUPS dan menyampaikan kepada Bapepam dan LK paling lambat pada
saat pengumuman RUPS, yang mencakup antara lain:
 informasi sebagaimana dipersyaratkan; dan
 laporan penilaian Penilai tentang studi kelayakan atas perubahan Kegiatan Usaha
Utama.
 Jangka waktu antara tanggal penilaian dan tanggal pelaksanaan RUPS tidak boleh
melebihi 6 (enam) bulan.

Page  34
IX.F.1

Penawaran Tender Sukarela

“Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pelaksanaan penawaran tender
yang dilakukan secara sukarela”

Page  35
IX.f.1

 Definisi :
o Efek Bersifat Ekuitas adalah saham atau Efek yang dapat ditukar dengan saham atau
Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham.
o Penawaran Tender Sukarela adalah penawaran yang dilakukan secara sukarela oleh
Pihak untuk memperoleh Efek Bersifat Ekuitas yagn diterbitkan Perusahaan Sasaran
dengan cara pembelian atau pertukaran dengan Efek lainnya melaui Media Masa.
o Perusahaan Sasaran adalah Perusahaan yang Efek Bersifat Ekuitasnya merupakan
Obyek dari Penawaran Tender Sukarela.
• Transaksi dalam rangka Penawaran Tender Sukarela dapat dilakukan baik di dalam maupun
di luar Bursa Efek. Transaksi di Luar Bursa Efek adalah transaksi yang dilaksanakan antara
pembeli dan penjualn secara langsung.
• Seluruh Informasi yang dimuat dalam Pernyataan Penawaran Tender Sukarela,
sebagaimana dimaksud dalam huruf b wajib diumumkan dalam paling sedikit 2 (dua) surat
kabar harian berbasah Indonesia, salah satu diantaranya berperedaran Nasional, pada
tanggal yang bersamaan dengan penyampaian Pernyataan Penawaran Tender Sukarela
kepada Bapepam dan LK

Page  36
IX.f.1....(lanjutan)....

 Harga Efek Bersifat Ekuitas yang menjadi Obyek Penawaran Sukarela


o Untuk Obyek Penawaran Tender Sukarela berupa saham dan/atau waran, harga
Penawaran Tender Sukarela atas saham dan/atau waran kecuali ditentukan lain oleh
Bapepam dan LK, harus lebih tinggi dari harga berikut:
1) Harga Penawwaran Tender Sukarela tertinggi yang diajukan sebelumnya oleh Pihak
yang sama dalam jangka waktu 180 hari sebelum pengumuman sebagaimana
dimaksud dalam angak 2 huruf c;
2) Harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek selama 90 hari
terakhir sebelum pengumuman sebagaimana dimaksud dalam angak 2 huruf c, dalam
hal Penawaran Tender Sukarela dilakukan atas saham dan/atau waran Perusahaan
Sasaran yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek;
3) Harga rata-rata dari harga tertinggi pada perdagangan harian di Bursa Efek dalam
waktu 12 bulan terakhir yang dihitung mundur dari hari perdagangan terakhir atas
saham dimaksud,dalam hal saham dan/atau waran Perusahaan Sasaran tidak
diperdagangkan di Bursa Efek dalam jangka waktu90 hari terakhir sebelum
pengumuman sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf c; atau
4) Harga wajar yang ditetapkan oleh Penilai, dalam hal Penawaran Tender Sukarela
dilakuakn atas saham dan/atau waran Perusahaan sasaran yang tidak tercatat di
Bursa Efek.
Page  37
IX.f.1....(lanjutan)....

 Dalam hal obyek Penawaran Tender Sukarela berupa surat utang yang dapat ditukar
dengan saham , maka harga Penawaran Tender Sukarela harus lebih tinggi dari harga Efek
dimaksud yang telah ditetapkan pada saat penerbitan.
 Pihak yang melakukan Penawaran Tender Sukarela dapat melakukan perubahan
Penawaran Tender Sukarela, sepanjang perubahan harga tersebut tidak lebih rendah dari
harga yagn telah diumumkan.
 Perubahan harga hanya dapat dilakukan seebelum efektifnya Pernyataan Penawaran
Tender Sukarela.

Page  38
IX.G.1

Penggabungan Usaha atau Peleburan


Usaha Perusahaan Publik atau Emiten

Page  39
IX.G.1

 Definisi
o Penggabungan Usaha adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 1 Perseroan atau
lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada dan
selanjutnya Perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar.
o Peleburan Usaha adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 2 Perseroan atau
lebih dengan cara membentuk 1 Perseroan baru dan masing-masing Perseroan
menjadi bubar.
 Penggabungan atau Peleburan usaha hanya dapat dilakukan bila hal tersebut tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page  40
IX.G.1....(lanjutan)....

 Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
o Direksi dan komisaris wajib membuat pernyataan kepada Bapepam dan RUPS bahwa
Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha dilakukan dengan memperhatikan
kepentingan Perseroan dan Publik;
o Surat pernyataan tesebut harus didukung oleh pendapat dari pihak independen;
o Memperoleh persetujuan RUPS;
o Perusahaan Publik atau Emiten wajib menyampaikan pernyataan Penggabungan
Usaha atau Peleburan Usaha kepada Bapepam.

 Peran Penilai :
- Penilaian saham
- Penilaian konversi saham
- Fairness Opinion Penggabungan Usaha

Page  41
IX.H.1

Pengambilalihan Perusahaan Terbuka

“Dalam rangka lebih memberikan kepastian hukum terkait dengan pengalihan kembali saham
hasil penawaran tender yang diwajibkan bagi Pihak yang melakukan pengambilalihan
Perusahaan Terbuka”
Page  42
IX.H.1.

 Definisi
o Pengambilalihan adalah tindakan, baik langsung maupun tidak langsung yang
mengakibatkan perubahan Pengendali.
o Pengendali Perusahaan Terbuka, yang selanjutnya disebut Pengendali, adalah Pihak
yang memiliki saham lebih dari 50% dari seluruh saham yang disetor penuh, atau
Pihak yang mempunyai kemampuan untuk menentukan, baik Langsung maupun tidak
langsung, dengan cara apapun pengelolaan dan/atau kebijaksanaan Perusahaan
Terbuka.

Page  43
IX.H.1....(lanjutan)....
 Harga pembeliian saham Perusahaan Terbuka yang diambil alih dalam Penawaran Tender
Wajib, ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut :
 Dalam Hal Pengambilalihan dilakukan secara langsung atas saham Perusahaan Terbuka
yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek.
Paling rendah sebesar :
a) Harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek selama
90 hari terakhir sebelum pengumuman pengambilalihan, atau sebelum
pengumuman negosiasi; atau
b) Harga Pengambialihan yang sudah dilakukan

Mana yang lebih tinggi

 Dalam Hal Pengambilalihan dilakukan secara langsung atas saham Perusahaan Terbuka
uang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek, namun selama 90 hari atau lebih sebelum
pengumuman Pengambilalihan atau sebelum pengumuman negosiasi, tidak diperdagangkan
di Bursa Efek.
Paling rendah sebesar :
a) Harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek dalam
waktu 12 bulan terakhir yang dihitung mundur dari hari perdagangan terakhir atau
hari dihentikan sementara perdagangannya;atau
b) Harga Pengambilalihan yang sudah dilakukan
Mana yang lebih tinggi
Page  44
IX.H.1....(lanjutan)....
 Dalam Hal Pengambilalihan dilakukan secara langsung atas saham Perusahaan Terbuka
yang tidak tercatat dan tidak diperdagangkan di Bursa Efek.
Paling rendah sebesar :
a) Harga Pengambil alihan yang sudah dilakukan; atau
b) Harga Wajar yang ditetapkan oleh Penilai
Mana yang lebih tinggi

 Dalam Hal Pengambilalihan dilakukan secara tidak langsung atas saham Perusahaan
Terbuka yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek, maka harga pembelian saham
paling rendah sebesar harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek
selama 90 hari terakhir :
a) Sebelum pengumuman Pengambilalihan; atau.
b) Sebelum pengumuman negosiasi (jika mengumumkan negosiasi)

 Dalam Hal Pengambilalihan dilakukan secara tidak langsung atas saham


Perusahaan Terbuka yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek, namun
selama 90 hari atau lebih sebelum pengumuman Pengambilalihan atau sebelum
pengumuman negosiasi, tidak diperdagangkan di Bursa Efek atau dihentikan
sementara perdagangannya oleh Bursa Efek, maka harga pembelian saham
paling rendah sebesar harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian
Bursa Efek dalam waktu 12 bulan terakhir yang dihitung mundur dari hari
perdagangan terakhir atau hari dihentikan sementara perdagangannya; atau
Page  45
IX.H.1....(lanjutan)....

 Dalam hal Pengambilallihan dilakukan secara tidak langsung atas saham


Perusahaan Terbuka yangtidak tercatat dan tidak diperdagangkan di
Bursa Efek , maka harga pembelian saham paling rendah sama dengan
harga wajar yang ditetapkan oleh Penilai.

Page  46
DAFTAR PUSTAKA

 Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) -http://www.mappi.or.id/


 Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai - http://www.ppajp.depkeu.go.id/
 Otoritas Jasa Keuangan - http://www.ojk.go.id/penilai
 http://www.ojk.go.id/hak-memesan-efek-terlebih-dahulu

Page  47
TERIMA KASIH

Ivan Teguh khristian


Ivan.teguh.khristian@gmail.com
087838285864

Page  48

Anda mungkin juga menyukai