CBD Bcis
CBD Bcis
Pasien dengan riwayat patah tulang akibat terpleset sejak 3 bulan yang lalu, aktivitas masih
dapat dilakukan dengan terbatas dengan bantuan alat bantu jalan. Riwayat kelainan tulang
tidak ada, riwayat kanker tidak ada.
Riwayat operasi / pembiusan sebelumnya disangkal
Tanpa ada asma/alergi
Riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, rutin berobat sejak 10 tahun yang lalu, klinis
tenang tanpa keluhan, aktivitas tanpa hambatan dalam terapi Amlodipin 1x4 mg PO dan
Ramipril 1x5 mg PO
Riwayat Stroke/ Jantung/ Diabetes mellitus disangkal.
Riwayat komorbid lainnya disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis :
Compos mentis, TD: 131/89 mmHg, HR: 88 x/m, RR 18 x/m, SpO2 99% room air
Status fisik
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Airway : Mallampati II, buka mulut 3 jari, ekstensi kepala maksimal
Paru : Vesikuler normal, rhonki/wheezing tidak ada
Jantung : BJ I dan II normal, murmur/gallop tidak ada
Abdomen : Supel, bising usus normal
Ekstrimitas : Akral hangat, edema tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (2/12/2019): CXR (2/12/19): tidak ada kelainan
radiologis pada jantung atau paru
DPL 11.9/36.2/6490/335.000
Echocardiography : Aneurisma
Albumin 4.32
aorta descenden, fungsi sistolik LV
Ureum 31 Creatinin 0.7 global normal, EF 63%, LV global
SGOT 20 / SGPT 15 normokinetik, disfungsi diastolik
gangguan relaksasi, AR mild, MR
Na 138 K 3.9 Cl 109 Mild, Fungsi RV Normal
PT 10.7(11.4) aPTT 34.5(35.1)
ASSESMENT
ASA 3
Hypertension heart disease, TD 131/78, HR 77, klinis FC 1 tanpa sesak/nyeri dada, CXR
CTR <50%, EKG : Sinus Rjytm 70 bpm LVH, ST/T Changes tidak ada, Echo : Aneurisma
aorta descenden, fungsi sistolik LV global normal, EF 63%, LV global normokinetik,
disfungsi diastolik gangguan relaksasi, AR mild, MR Mild, Fungsi RV Normal dalam terapi
Amlodipin 1x5 mg dan Ramipril 1x5 mg PO.
Leukositosis 16.150
Anemia Hb 11.5
Tanpa penyulit jalan napas
Rencana : GA
Post Op : Ruangan
PREINDUKSI DAN INDUKSI
Monitoring post op: TD 141/78 mmHg, HR 88 x/m, RR 18 x/m, Suhu 36.9 C, SpO2
100% dg NK 3 lpm
Tidak ada keluhan menggigil, mual, muntah, sakit kepala.
Pasien dijemput ruangan
LATAR BELAKANG
Beberapa gejala klinis yang meliputi hipoksia, hipotensi, cardiac aritmia, peningkatan
resistensi vaskular pulmonal dan serangan jantung mendadak
Gambaran klinis BCIS biasanya terjadi pada saat sementasi, penyisipan prostesis,
reduksi sendi, atau deflasi dari turniket tungkai
SISTEM KLASIFIKASI BCIS
• Hiposksia
moderate
Grade ( Spo2 <94% )
1 • Hipotensi ( SBP
menurun >20%
• Hipoksia berat
Grade ( Spo2 < 88%)
• Hipotensi
2 ( SBP menurun
>40% )
• Kolaps
Grade kardivaskular yang
membutuhkan RJP
3
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Penelitian terbaru di fokuskan pada peran embolisasi pada BCIS Emboli didapatkan
menggunakan transesofageal echokardiografi pada atrium kanan dan arteri pulmonal
selama operasi
Embolisasi terjadi sebagai hasil dari peningkatan tekanan intramedula yang tinggi yang
berkembang selama sementasi dan insersi protesa. Sementasi ini mengalami proses
reaksi eksotermik yang meluas di ruang antara protesa dan tulang. Jadi emboli
tersebut dipaksa menuju sirkulasi. Suhu sementasi tersebut bisa meningkat sampai
dengan 96 C
EVIDENCE PADA AUTOPSI
Emboli tersebut menuju paru jantung serta sirkulasi dan otak yang menyebabkan
hipoksia dan hipotensi ( disfungsi ventrikel kanan )
Emboli akan melepas mediator – mediatornya sehinggga
Merusak endotelium -> refleks vasokonstriksi
Melepaskan substansi pro inlamatori atau vasoaktif -> peningkatan PVR
Fig 3. Pulmonary vessel with embolus comprising fat, platelets, fibrin & marrow debris.
(1) Reflex vasoconstriction and endothelial production of endothelin 1.
(2) Release of vasoconstriction mediators; platelet derived growth factor (PDGF), serotonin
(5-HT), thromboxane A2 (Tx-A2), platelet activating factor (PAF), adenosine
diphosphate (ADP).
(3) Vasoconstriction attributable to non-cellular components of embolus including thrombin.
FAKTOR RISIKO
Geriatric
Fungsi kardiovaskular yang tidak baik
Osteoporosis dan metastase tulang
Fraktur panggul secara konkomitan
Fraktur intertronchanter atau fraktur patologis
REDUKSI RISIKO ANESTESI
Monitoring hemodinamik
CVP : optimalisasi volume
Kateter arteri pulmonal, TEE pada pasien risiko tinggi
REDUKSI RISIKO PEMBEDAHAN
A.J. Donaldson., H.E. Thomson., N.J. Harper., N.W.Kenny. Bone Cement Implantation syndrome. 2009. BJA : Vol
102;12-22
N. Mudgalkar., K.V. Ramesh. Bone Cement Implantation Syndrome : A Rare Catasthrope. Anesth Essays Res. 2011
Vol 5; 240-242
TERIMA KASIH