Anda di halaman 1dari 27

IMUNOLOGI

REPRODUKSI
Pengertian Dasar imunologi
Sistem Imun
•Sel & Molekul yang bertanggung jawab atas imunitas.

Respons Imun
• Respons komponennya secara bersama & terkoordinasi.
• Respons Imun ada 2 macam:
• Respons Imun Non Spesifik / Bawaan (Innate immunity).
• Respons Imun Spesifik / Didapat (Acquired).
Respons Imun Spesifik dibagi dalam 3
golongan:

Sistem imunitas Sistem imunitas


humoral seluler

Interaksi antar
respons imun seluler
dengan respons
imun humoral
Aspek imunologi ibu
Imunologi
pada masa
Spermatozoa mengandung berbagai
pembuahan macam antigen.

Setiap kali berhubungan, seorang wanita


akan menerima berjuta-juta sperma dan
berbagai macam protein plasma semen.

Antibodi antisperma terdapat di serum


dan di cairan traktus reproduksi,terutama
dalam bentuk Ig G.
Aspek imunologi ibu
Imunologi
pada masa
Apabila ada antibodi antisperma didalam
pembuahan serum wanita normal  wanita infertil
(Cont..)

Sperma motil akan teraglutinasi dalam


berbagai corak/tipe sperma tidak dapat
lagi melanjutkan perjalanan ke tuba falopii.

Respons imun ini terjadi apabila terdapat


lesi patologis akibat kuman-kuman
penyakit.
Aspek imunologi ibu
Imunologi
pada masa Normalnya wanita toleran terhadap
pembuahan spermatozoa dan plasma sperma
(Cont..) akibat sifat-sifat imunosupresif plasma
sperma itu sendiri.

Dalam plasma sperma terdapat faktor


anti komplemen  menghambat
aktivasi sistem komplemen  proses
imobilisasi sperma oleh antibodi tidak
terjadi.
Aspek imunologi ibu
Imunologi Janin  pertemuan dua gamet yaitu dari ayah dan ibu 
pada masa benda asing bagi ibunya  secara imunologis penolakan
kehamilan plasenta dan janin oleh sistem imunitas ibu

1. Mekanisme immune depression pada tubuh ibu 


suatu mekanisme tubuh yang menekan sistem imun
2. Mekanisme blocking factor  suatu faktor plasma yang
spesifik

Sehingga antigen paternal pada plasenta dan janin akan


di blok  kehamilan masih dapat berlangsung

Kehamilan  status toleransi imunologis


Regulasi Respons Imun
Ibu Janin
Blokade respons imun (adaptasi imunologi)
diperkirakan terjadi pada :
Fase Fase
pengenalan generasi
(aferen) (sentral)

Fase eferen
(efektor)
Blokade Aferen

• Tidak ada sensitisasi antigen pada trofoblas.


• Imunosupresi nonspesifik:
• Perubahan populasi sel imun.
• Faktor supresi (plasenta, serum, desidua).

Blokade sentral

• Blocking Antibody (anti fetal HLA, anti Fc reseptor, anti


idiotropik).
• Fetal – spesific T – supressor cell.
• Peran T - helper 2 uterus.
Blokade eferen

• Tidak ada antigen target pada trofoblas.


• Blocking antibodies mask fetal antigens.
• Faktor supresi nonspesifik (plasenta, serum, desidua).
• Antibodi sitotoksik anti fetal diserap oleh plasenta.
• Faktor supresor janin.
Imunoendokrinologi Implantasi Normal
◦ Setelah fertilisasi berakhir  awal pembelahan mitosis
berhasil  Konseptus yg terbungkus zona pelusida
memerlukan waktu 6 hari untuk melintasi tuba falopii 
sampai ke uterus dalam bentuk blastosis pra-implantasi.
1 14-15 19 22 25 29 32 35

Haid Ovulasi- Masuk HCG (+) USG (+) > 1800


terakhir Fertilisasi kav.uteri Nidasi >10 mIU/ml >400 mIU/ml mIU/ml
◦ Implantasi blastosis diatur oleh interaksi
rumit antara peptida hormon steroid yang
menyelaraskan persiapan endometrium
dengan perkembangan embrio.
◦ Sebelum implantasi , zona pelusida harus
diluruhkan .
◦ Adanya sitokin faktor penghambat
leukimia (leukimia inhibitory factor/LIF)
uterus  untuk perlekatan dan implantasi
blastokis ke dalam endometrium.
◦ Human chorionic gonadotropin / hCG
disekresikan oleh jaringan embrionik
menjelang hari pertama setelah
implantasi  bertanggung jawab bagi
pengubahan korpus luteum siklus haid 
korpus luteum kehamilan
◦ Sekresi progesteron oleh korpus luteum
merupakan komponen utama untuk
pemeliharaan dan perkembangan
desidua.
Progesteron Pertama dihasilkan oleh ovarium kemudian oleh
plasenta.
Fungsi untuk ketahanan hidup konseptus

Memelihara endometrium kehamilan yg disebut


desidua.

Plasenta Merupakan Organ Imunoendokrin

menghasilkan hormon steroid, protein  mengatur


aktifitas fisiologis kehamilan.

Sebagai; paru, ginjal, usus, hati bagi janin.

Jaringan kompleks yg berfungsi sebagai imunologis.


Trofoblas
Lapisan sinsitiotrofoblas multinuklear plasenta 
“bungkus“ bagi janin sawar thd mekanisme
efektor imun maternal.

Sebagai makrofag, trofoblas menampilkan


reseptor LIF dalam kadar tinggi
berkemampuan : fagositosis, sinsitialisasi,
menampilkan;FcR,CD4 dan CD14.
Kehamilan Normal
Produksi sitokin Th2 bertukar dg sejumlah besar
sitokin Th1 yang mencetuskan IL-10

IL-10 dihasilkan secara lokal pada unit


fetoplasenta oleh trofoblas.

IL-10  mengatur tampilan antigen leukosit


manusia (HLA)-G dari sitotrofoblast pada
sawar fetomaternal sehingga melindungi
janin dari penolakan
The Th1/Th2 balance

HLA-G/sHLA-G???
Fungsi HLA-G pada proses implantasi

1) Menempelkan blastosis ke endometrium


• HLA-G ditemukan terlibat pada proses cellular adhesion
(Ødum et al 1991)

2) Membantu invasi Trofoblas pada jaringan uterus dan arteri spiralis maternal
• HLA-G diekspresikan oleh sel trofoblas endovaskular dan mungkin sebagai
modulator dari proses angiogenesis
(Le Bouteiller et al)

3) Membantu interakdi Trofoblast dengan sel efektor imun maternal


• HLA-G berinteraksi dengan reseptor di sel imun
Fungsi HLA-G
◦ Beberapa studi in vitro  HLA-G menjaga sel terhadap Natural Killer-
mediated cell lysis
HLA-G expression in the blastocyst
◦ Ekspresi HLA-G sudah dapat dideteksi pada blastosis

IVF = in vitro fertilization (= ”reagensglasbefrugtning”)


’preimplantation human embryos’ (or blastocysts)
Summary
Human Leucocyte Antigen (HLA) system
Major Histocompatibility Complex (MHC)
in reproduction

Fertilization
Mating preferences seem to be Weak evidence for
influenced by MHC/HLA diversity MHC/HLA-mediated
Early embryo development and implantation
effects on
HLA-G expression associated with cleavage
spermatogenesis
rate and implantation success
Heterozygote advantage
Heterozygotes at the
MHC/ HLA loci may provide a Maternal genome Paternal genome
broader immune response

Balance between foetal/paternal and maternal interests?


Some HLA-G/MHC polymorphisms may work in favour of the
foetus, others in favour of maternal interests?

Foetal growth and survival


Some evidence that HLA haplotypes
and HLA-G polymorphism are
associated with birth weight, risk of
abortion and immuneadaptation

Deficiency of MHC/HLA homozygotes in


isolated populations: frequency of MHC
heterozygotes in human populations higher
than expected
Imunitas Maternal
Imunisasi pasif pada janin dapat terjadi melalui
transfer antibodi atau sel imun dari ibu yang
imun kepada janin atau neonatus.

Imunitas Imunitas
maternal maternal
melalui melalui
plasenta kolostrum
• Antibodi dalam darah ibu  proteksi pasif
terhadap fetus.
Imunitas • Usia kehamilan 2 bulan  Ig G sudah masuk
maternal ke dalam janin
melalui • Ig G  antitoksik, antivirus dan antibakteri.
• Usia kehamilan 6 bulan  janin baru
plasenta membuat antibodi Ig M, kemudian disusul Ig
A pada waktu kehamilan aterm.
• ASI mengandung berbagai komponen
sistem imun  enchancement growth factor
Imunitas untuk bakteri yang diperlukan dalam usus
atau faktor yang justru dapat menghambat
maternal tumbuhnya kuman tertentu (lisozim,
melalui laktoferin, interferon, makrofag, sel T, sel B,
kolostrum granulosit).
• Kadar antibodi lebih tinggi ditemukan
dalam kolostrum.
• Proteksi antibodi dalam kelenjar susu
tergantung dari antigen dari lamina propria
usus ibu dan gerakan sel yang dirangsang
Imunitas antigen dari lamina propria usus ibu ke
maternal payudara.
melalui • Antibodi terhadap mikroorganisme yang
menempati usus ibu dapat ditemukan
kolostrum dalam kolostrum  bayi mendapat proteksi
terhadap mikroorganisme yang masuk ke
saluran cerna.

Anda mungkin juga menyukai