Anda di halaman 1dari 10

TANIN

Oleh :
Leni Irnayanti Sumule (16.201.051)
Nur Annisa Anggraeni (16.201.054)
Agustina Salassa (16.201.055)
B16
Universitas Indonesia Timur
DEFINISI TANIN

Tanin adalah kelas utama dari metabolit sekunder


yang tersebar luas pada tanaman. Tanin merupakan
polifenol yang larut dalam air dengan berat molekul
biasanya berkisar 1000-3000 (Waterman dan Mole
tahun 1994, Kraus dll., 2003). Menurut definisi, tanin
mampu menjadi pengompleks dan kemudian
mempercepat pengendapan protein serta dapat
mengikat makromolekul lainnya (Zucker, 1983).
PENGGOLONGAN TANIN
Senyawa tanin termasuk ke dalam senyawa polifenol yang artinya
senyawa yang memiliki bagian berupa fenolik. Senyawa tanin dibagi
menjadi dua berdasarkan pada sifat dan struktur kimianya, yaitu tanin
yang terhidrolisis dan tanin yang terkondensasi.
STRUKTUR KIMIA TANIN
Tanin atau lebih dikenal dengan asam tanat, biasanya mengandung
10% H2O. Struktur kimia tanin adalah kompleks dan tidak sama. Asam
tanat tersusun 5 - 10 residu ester galat, sehingga galotanin sebagai
salah satu senyawa turunan tanin dikenal dengan nama asam tanat.

Struktur kimia tanin


STRUKTUR KIMIA TANIN

Tanin Terhidrolisis Tanin Terkondensasi


STRUKTUR KIMIA TANIN

Berdasarkan struktur kimianya Tannin dibagi menjadi empat:


• Gallotannin
• Ellagitannin
• Tannin kompleks
• Tannins terkondensasi (condensed tannins)
Ada juga yang membagi Tannin menjadi dua :
• Tannin Tipe A
• Tannin tipe B
JENIS TANAMAN MENGANDUNG
TANIN
Jenis tanaman yang mengandung tanin antara lain adalah daun
sidaguri (Sida rhombifolia L.) yang diketahui mengandung tanin cukup
tinggi dan telah digunakan sebagai pestisida nabati pembunuh ulat
(larvasidal) (Kusuma et al., 2009; Islam et al., 2003). Daun melinjo
(Gnetum gnemon L.) juga mengandung tanin. Daun gamal (Gliricidia
sepium Jacq.) dan lamtoro (Leucaena leucocephala Lamk.)
mempunyai kandungan tanin 8-10% (Suharti, 2005; Sulastri, 2009). Biji
pinang (Areca catechu L.) dan simplisia gambir (Uncaria gambir
Roxb.) telah dikenal luas sebagai penghasil tanin dengan kandungan
tanin masing-masing sebesar 26,6% dan 30-40% (Pambayun, 2007;
Hadad et al., 2007).
MANFAAT TANIN
Tanin diketahui dapat digunakan sebagai antivirus, antibakteri, dan
antitumor. Tanin tertentu dapat menghambat selektivitas replikasi HIV
dan juga digunakan sebagai diuretik (Heslem, 1989). Tanaman yang
mengandung tanin telah diakui memiliki efek farmakologi dan dikenal
agar membuat pohon-pohon dan semak-semak sulit untuk
dihinggapi/dimakan oleh banyak ulat (Heslem, 1989).

Tanin terutama dimanfaatkan orang untuk menyamak kulit agar awet


dan mudah digunakan. Tanin juga digunakan untuk menyamak
(mengubar) jala, tali, dan layar agar lebih tahan terhadap air laut.
Selain itu tanin dimanfaatkan sebagai bahan pewarna, perekat, dan
mordan.
KESIMPULAN
Tanin merupakan salah satu senyawa polifenol dengan berat molekul lebih
dari 1000 yang dapat diperoleh dari semua jenis tumbuhan. Tanin memiliki
sifat yang khas baik fisik maupun kimianya. Tanin biasanya dalam
tumbuhan berfungsi sebagai sistem pertahanan dari predator, contohnya
pada buah yang belum matang, buah akan terasa asam dan sepat, hal
ini sama dengan sifat tanin yang asam dan sepat. Selain itu tanin juga
dapat mengendapkan protein, alkaloid, dan glatin. Tanin juga dapat
membentuk khelat dengan logam secara stabil, sehingga jika manusia
kebanyakan mengkonsumsi makan yang memiliki tanin maka Fe pada
darah akan berkurang sehingga menyebabkan anemia. Tanin
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu tanin terhidrolisis dan tanin
terkondensasi. Masing-masing jenis memiliki struktur dan sifat yang
berbeda.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai