Anda di halaman 1dari 44

Fire Protection

Active
Passive
Ancaman Utama : “ASAP”
Ledakan &
Intensitas Kebakaran
Panas
Zone
Flash Over
Asap / Gas 1000 -1200 °C

Nyala api

Waktu 1 2 3 4 (Menit)
Fenomena Kebakaran
Full
Fire
Flash
Surut
Tumbuh over
Awal Padam
Api

Evakuasi
Deteksi Alarm Padamkan Lokalisir Amankan Investigasi
RESCUE

PROSEDUR TANGGAP DARURAT


Pemahaman Istilah
 Combustible
 Flammable
FIRE 

Flash Point
Fire point
 Ignition point
 Flash over
 Active Fire Protection
 Passive Fire Protection
 Evacuation
 Rescue  Explosion
1. Mechanical
2. Chemicals
 Back Draft
EXPLOSION  BLEVE
 Vapor Clouds
 Vapor Trapped
 LEL - UEL
Prosedur Emergency
• Evakuasi

• Apar
• Pemadaman
• Rumah tangga
Ancaman bahaya kebakaran
⊚ Asap dan gas merupakan ancaman utama yang
sangat serius bagi keselamatan penghuni
⊚ Suhu kebakaran dalam waktu sekitar 3 menit telah
mencapai fase flash over dapat mencapai diatas 1000
– 12000 derajat Celsius, sehingga dapat
menghilangkan kemampuan daya dukung konstruksi
(berpotensi collapse)
⊚ Bahaya Ledakan, berpotensi terjadi dalam
kebakaran. Ledakan dapat terjadi sebagai awal
pemicunya atapun merupakan kejadian susulan. Ada
dua jenis ledakan yang harus diwaspadai yaitu
Ledakan Kimia dan Ledakan Fisika
Prinsip Rancangan
Sistem Proteksi kebakaran
⊚ Arsitek bangunan, bahan bangunan, tata ruang perlu dikaji,
dianalisis skenario penyebaran api, panas dan gas baik
secara vertikal maupun horizontal, dengan menerapkan
System Proteksi Pasif untuk menghabat laju meluanya
api, asap dan gas, maupun perlindungan efek ledakan
⊚ Dalam waktu 3 (tiga) menit kebakaran telah mencapai
fase flashover, yang tidak lagi efektif untuk dipadamkan.
Pemadaman dini adalah strategi yang harus diterapkan.
Bila kondisi kebakaran telah besar (pasca flashover) taktik
yang diterapkan adalah secara defensive. Sarana yang
diperlukan untuk melawan api, adalah sistem proteksi
kebakaran Aktif
PRINSIP SISTEM PROTEKSI PASIF
Tujuan
 Meminimasi intensitas kebakaran (Heat energy impact
dapat diatasi )
 Mengisolasi Kebakaran tidak menyebar ke ruang ruang
lainnya
 Melindungi dampak pelepasan energi Ledakan
 Memberi waktu bagi penghuni untuk penyelamatan diri
 Melindungi keselamatan petugas pemadam
 Sistem konstruksi tahan api selama waktu tertentu
 Menjamin fungsi gedung namun tetap aman
 Melindungi bangunan dari keruntuhan serentak akibat
kebakaran
SARANA PROTEKSI
KEBAKARAN

Tim Tanggap Darurat

Proteksi pasif Proteksi aktif P J Umum

P J Teknik
Deteksi &
FIRE STOPING Alarm Peran
Kebakaran
SMOKE CONTROL APAR
Regu Hydran
COMPARTMENT HIDRANT
Pet. Evakuasi
ESCAPE ROUTE SPRINGKLER
Keamanan
Passive
Fire Protection
.
- Proteksi kebakaran pasif adalah penerapan konsep
teknik untuk membatasi atau menghambat laju penyebaran
api, panas dan gas baik secara vertikal maupun horizontal
dengan mengatur jarak antara bangunan, memasang
dinding pembatas yang tahan api, menutup setiap bukaan
dengan media yang tahan api atau dengan mekanisme
tertentu; Tindakan melindungi dengan bahan kimia
termasuk sistem proteksi pasif.
Temperature  Post flashover zone  ISO 834
1000-1200 °C Standard Fire
curve Used in
fire retardant
Pre flashover zone  test

Flashover Natural fire


curve

Deteksi

Fire Start

Smoldering Cooling
Key words Ignition Heating
Phase Phase
Phase Inflam- Temp + Smoke Fire load Ventilation
governed by mability development density conditions
2/2/2020 Created by ganjar budiarto 11
Penyebaran kebakaran & Asap
EFEK
CEROBONG

ASAP
ZAT

KEBAKARAN NYALA API KONTAK

KONVEKSI
ENERGI
PANAS KONDUKSI
RADIASI
BAHAYA ASAP
UK
 1000 org meningal (1976) dan kerugian material
lebih dari 50% korban akibat asap dan gas beracun

USA
 72% korban meninggal pada peristiwa kebakaran
disebabkan oleh asap (data NFPA)

INDONESIA
 Kejadian di Bank Indonesia, JKT
 Happy Karaoke , Palembang
 Kebakaran di Toserba Ramayana, Bogor (1997)
EFEK CEROBONG
GEJALA ASAP
LEVEL ASAP DALAM RUANGAN KECIL
TINGGI RUANGAN 6M, LUAS 100M2
PERSYARATAN KINERJA SPP
• Temperatur lapisan gas panas dalam ruang <
500oC dan fluks ke lantai <20kW/m2
• Kebakaran dibatasi lokasi & penjalarannya
• Struktur tetap stabil sampai batas waktu yang
aman untuk penyelamatan
• Produksi asap tidak mengurangi jarak pandang
khususnya di jalur evakuasi
• Pembatasan beban api sesuai fungsi
KOMPONEN PERSYARATAN SISTEM
PROTEKSI PASIF
• Persyaratan penggunaan bahan
bangunan
• Persyaratan ketahanan api komponen
struktur bangunan
• Kompartemenisasi dan pemisahan
• Perlindungan pada bukaan /
penembusan
Persyaratan penggunaan bahan
bangunan
• Pertimbangan klas mutu bahan
mudah/sukar terbakar – mudah/sukar tersulut-
inersia termal bahan- daya jalar permukaan-
mudah/sukar menyala
• Penggunaan bahan penghambat api (fire
retardant materials)
• Integrasi dengan sistem proteksi aktif
PERLINDUNGAN PADA BUKAAN
(FIRE STOPPING)
• Setiap penembusan dinding atau lantai pada bangunan untuk saf
pipa, listrik harus dilindungi dengan fire stopping
• Setiap saluran udara (ducting) yang menembus dinding
kompartemen harus dipasang damper api / asap
• Bukaan ventilasi antara bangunan harus diatur tidak saling
berhadapan. Pada sisi bangunan yang berhadapan dengan bukaan
sepenuhnya tertutup dengan dinding dari bawah sampai atas dengan
konstruksi tahan api
Kompartemen
• Jarak aman min 15 meter
• Hidari bukaan berhadapan

A B

C B
Kompartemen
• Jarak aman min 15 meter
• Hidari bukaan berhadapan
BLEVE
(Boiling Liquid Expanding Vapor Explosion)
peledakan tangki gas cair yang mendidih akibat
paparan panas

PAPARAN TANKI BAHAN BAKAR


PANAS GAS CAIR
MEMBENTUK KOMPARTEMENISASI
NFPA
Tanki Penyimpanan bahan bakar cair

Tangki harus diletakkan paling tidak :


a. 15m dari gedung/bangunan .
b. 15 m dari penampung bahan
Mak 12.000 gallon bakar lainnya.
c. 15m dari sisi jalan umum.
d. 30m dari komplek pemukiman.

Jarak tsb dapat dikurangi hingga 50% apabila dibatasi


dengan tembok yang memadai
PERATURAN KHUSUS “EE”
Tanki Cairan mudah terbakar

Jumlah = Min Kap tanggul


1 tangki = 80 %
2 tangki = 60 %
3 tangki = 40 %
NFPA
Tanki bahan bakar cair
Di dalam tanah (bunker)
• Tidak diijikan diberikan tekanan
• Lubang inspeksi
• Peralatan tidak boleh berada didalam bunker
Berat Jenis Uap
Lebih berat dari Udara
Berat Jenis Uap
Lebih Ringan dari Udara
Evakuasi
Tindakan menyelamatkan diri sendiri masing masing
tanpa dibantu orang lain

Rescue
Tindakan penyelamatan jiwa yang terancam dalam
bahaya oleh Tim Penolong (SAR)
Rute Evakuasi
Exit 1 (Dari ruangan berbahaya)
Exit 2 (Menuju jalur darurat)
Exit 3 discharge (Keluar gedung)
Sarana evakuasi
Bagian dari konstruksi bangunan
yang dirancang aman untuk
digunakan pada waktu keadaan
darurat
TEMPAT TEMPAT
Means of Escape AMAN
BERBAHAYA
PERSYARATAN JALAN KE LUAR

A : titik terjauh dlm ruang


B : pintu ke koridor
C : pintu ke fire stair
D : pintu ke luar tangga
E : pintu ke halaman luar (exit
discharge)
Jarak tempuh A - C (apabila
tangga kebakaran memenuhi
syarat), bila tidak jarak tersebut
adalah A - E
Jarak tempuh Evakuasi
• jarak tempuh
langsung keluar
gedung (halaman)
• Jarak tempuh
mencapai pintu
darurat (Jalur
aman sementara)
Syarat sarana Evakuasi
 Bukaan pintu kearah pelarian;
 Aman sementara, terjamin kedap asap
dan panas;
 Mudah dijangkau (pajang jarak tempuh
sependek mungkin)
 Lebar Unit Exit sesuai standar
 Tidak dikunci;
 Tidak terhalang oleh benda apapun;
 Memiliki lampu darurat;
 Ada petunjuk arah yang dapat dilihat
dalam keadaan gelap.
PERSYARATAN UMUM
• Jumlah dan dimensi eksit sesuai jumlah
penghuni yang dilayani
• Jumlah Satuan Unit Lebar memperhitungkan
faktor penghunian dan jumlah penghuni
• Jarak tempuh telah sesuai dengan fungsi
pemakaian bangunan & kelengkapannya
• Konstruksi dan kelengkapan eksit telah
memenuhi persyaratan
KLASIFIKASI
RINGAN SEDANG BERAT

Mak waktu evakuasi (menit) 3 2½ 2


Kecepatan rata-rata (meter) 12 12 12
Mak Panjang jarak tempuh (meter) 12 x 3 12 x 2½ 12 x 2
Satuan Lebar Unit Exit (inci) 21 21 21
Pintu tahan api (jam) *) 1 1½ 2
Rate of flow per menit (orang) 40 40 40

Contoh :
Cara menghitung Kebutuhan jumlah unit exit untuk
evakuasi 330 orang di gedung bahaya kebakaran berat
330 orang/40 orang x 2 menit = 3, …
(dibulatkan  4 unit exit
PERATURAN DAN STANDAR
• Kep.Menteri PU no 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran
• Kep. Menteri PU no 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
• Standar Sistem Sprinkler Otomatis (SNI no 03-3989-2000)
• Standar Sistem Pipa Tegak dan Slang Kebakaran (SNI no 03-1745-
2000)
• Standar Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran (SNI no 03-3985-2000)
• Standar Perencanaan Sist. Proteksi Pasif (SNI 03-1736-2000)
• Standar Sarana Jalan Ke Luar (SNI no 03-1746-2000)
• Standar Sistem Pengendalian Asap (SNI no 03-6571-2000)
• Standar Perencanaan Akses ke Bangunan dan Lingkungan (SNI no 03-
1735-2000)
• Standar Instalasi Pompa Kebakaran (SNI no 03-6570-2000)
• Standar Pasokan Air untuk Pemadam Kebakaran (SNI no S-1-2000)
REKOMENDASI
• Re-evaluasi terhadap penerapan sistem proteksi
pasif (SPP) sebagai bagian dari sistem proteksi
total
• SPP merupakan indikator bahwa bangunan telah
direncanakan sistem proteksi-nya dari sejak awal
perencanaan bangunan tsb
• Re-evaluasi terhadap sarana jalan ke luar (SJK)
yang ada dalam bangunan
• SJK mensyaratkan adanya kontinuitas dan
kedekatan dari setiap lokasi dalam bangunan
Active
Fire Protection

- Proteksi kebakaran aktif adalah penerapan


sistem perlatan/instalasi teknik yang
dirancang untuk mendeteksi dan
memadamkan kebakaran secara Cepat,
Tepat dan Aman, sesuai jenis bangunan
dan/atau karakteristik hunian yang
dilindungi.
2/2/2020 Created by ganjar budiarto 41
2/2/2020 Created by ganjar budiarto 42
Tim Pemadam Lokal Zona
Berhasil menguasai kebakaran Flash Over

Spingkler

APAR
Alarm

Deteksi

Start

0 1 2 3 4
SISTEM PROTEKSI AKTIF JIKA GAGAL !!!!
Lengkap, memenuhi syarat Membesar dan MELUAS 
Responses cepat ……………………….. Tak terkendali

Alarm Flash
Detektor Over

Start
Spingkler
HYDRAN
APAR

0 1 2 3 4 5 6 7 8
 FIRE MAN

RESPONSE TIME ???


Kesiapan petugas ? Alarm

Anda mungkin juga menyukai