Anda di halaman 1dari 14

• DTT (Disinfeksi Tingkat Tinggi) Disinfeksi adalah membunuh

mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau


secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
• Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh
beberapa kelompok mikroorganisme, disinfektan "tingkat
tinggi" dapat membunuh virus seperti virus influenza dan
herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B.
• Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme
pada suhu kamar
• Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH,
temperatur dan kelembaban .
• Tidak toksik pada hewan dan manusia
• Tidak bersifat korosif
• Tidak berwarna dan meninggalkan noda
• Tidak berbau/ baunya disenangi
• Bersifat biodegradable/ mudah diurai
• Larutan stabil
• Mudah digunakan dan ekonomis.
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mencegah makanan menjadi rusak
3. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
4. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam
melakukan biakan murni
•Alkoho Etil alkohol atau propil
•Aldehida Glutaraldehid
•Biguanid Klorheksidin
•Senyawa halogen
•Fenol Larutan jernih
• Klorsilenol
• Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua
organisme yang teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi
dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas
(pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan
bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan
glutaraldehida alkalin) (Hadioetomo, 1993).
• Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)
Di dalam sterilisai secara mekanik (filtrasi), menggunakan
suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45
mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini
ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan
enzim dan antibiotik.
• Sterilisasi secara fisik
Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi
panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya
erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya
untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior
Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
 Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia :
• Rongga (space)
• Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
• Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
• Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
• Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat
sangat mudah menguap
• Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak
dengan disinfekstan`

 Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia:


• Jenis bahan yang digunakan
• Konsentrasi bahan kimia
• Sifat Kuman
• pH 5) Suhu 7
1. Alkohol ·
Paling efektif untuk sterilisasi dan desinfeksi membran sel rusak · Mendenaturasi protein
dengan jalan dehidrasi & enzim tdk akti
2. Halogen
Mengoksidasi protein kuman
3. Yodium ·
Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit · Efektif terhadap berbagai protozoa
4. Klorin ·
Memiliki warna khas dan bau tajam · Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non
bedah
5. Fenol (as. Karbol) ·
Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel menurunkan tegangan
permukaan · Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan
6. Peroksida (H2O2) ·
7. Efektif dan nontoksid · Molekulnya tidak stabil · Menginaktif enzim mikroba
• Gas Etilen Oksida ·
• Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik
Pengertian : menyiapkan / membuat larutan desinfektan sesuai
ketentuan.
Tujuan : menyiapkan larutan desinfektan yang dapat
digunakan secara tepat guna dan aman serta dalam keadaan
siap pakai.
Jenis desinfektan :
• Sabun yang mempunyai daya antiseptic, misalnya asepso dan
sopoderm.
• Lisol.
• Kreolin.
• Savlon.
• PK ( Permanganas Kalikus ).
• Betadin.
Kegunaan :
mencuci tangan dan peralatan, seperti alat tenun, logam, kaca,
karet / plastik, kayu bercat dan yang berlapis formika.

B . Persiapan alat :
• Sabun padat, sabun krim atau sabun cair.
• Gelas ukur / spuit.
• Timbangan ( jika ada ).
• Pisau atau sendok makan.
• Alat pengaduk.
• Air panas atau hangat dalam tempatnya.
• Ember atau baskom.
Kegunaan :
• Lisol 0,5 % : mencuci tangan
• Lisol 1 % : desinfeksi peralatan perawatan / kedokteran
• Lisol 2 – 3 % : merendam peralatan yang digunakan pasien
pengidap penyakit menular, selama 24 jam
• Kreolin 0,5 % : mendesinfeksi lantai
• ·Kreolin 2 % : mendesinfeksi lantai kamar mandi / WC /
Spulhok

Persiapan alat :
• Larutan lisol
• Gelas ukur
• Ember berisi air
• Ember atau baskom
a. Kegunaan :
• Savlon 0,5 % : mencuci tangan
• Savlon 1 % : merendam peralatan perawatan / kedokteran
b. Persiapan alat :
• Savlon
• Gelas ukur
• Ember atau baskom
• Ember berisi air secukupnya
c. Prosedur pelaksanaan :
• Campurkan 5cc savlon ke dalam air 1 liter
• Membuat larutan savlon 0,5 %
• Membuat larutan savlon 1 %
• Campur 10cc savlon ke dalam 1 liter air

Anda mungkin juga menyukai