Anda di halaman 1dari 22

ASET

TETAP
KELOMPOK 4

1. BERLIANA PUTRI (193209097)


2. CHUSNUL CHOTIMAH (193209014)
3. DEVI NANDA K (193209068)
4. FARIKHUL ULUM (193209038)
5. LOVI REGITA S (193209003)
6. MILLA YUAN I (193209114)
Biaya Perolehan
Aset Tetap

Tanggal Keterangan Post Debet Kredit


Ref
1 April Aset Tetap- 133.500.0
Biaya peolehan aset tetap dicatat dengan
2018 Mesin 00
mendebit akun aset tetap yang bersangkutan
Kas 133.500.0
dan mengkredit kas atau utang usaha.
00
Contoh
PT Aldira mmbeli secara tunai Conveyor Belt Harga perolehan terdiri dari :
untuk pabrik seharga Rp 120.000.000,- pada 1 Biaya mesin 120.000.000
April 2018. Pajak pembelian barang sebesar 10%. Pajak pembelian 12.000.000
Biaya pengiriman dan pemasangan alat di pabrik Biaya pengiriman dan pemasangan 1.500.000
senilai Rp 1.500.000,-. Buatlah jurnal untuk
mencatat perolehan aset tetap Total Biaya 133.500.000
Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan adalah alokasi biaya Aset yang disusutkan adalah asset yang :
perolehan asset tetap selama masa Diharapkan dapat digunakan lebih dari satu periode akuntansi,
manfaatnya. Beban penyusutan
akan dibebankan pada periode
1 Dikuasai dan dikendalikan oleh perusahaan untuk digunakan
dalam proses produksi barang dan jasa atau untuk keperluan
terjadinya. administrasi perusahaan.

Faktor-faktor yang menentukan jumlah beban


Ayat jurnal penyesuaiannya
penyusutan yang diakui tiap periode akuntansi :
adalah mendebet akun
1. Harga perolehan asset tetap
Beban Penyusutan dan
2 2. Estimasi umur manfaat, berapa lama asset tetap
mengkredit akun digunakan
3. Estimasi nilai asset tetap pada akhir masa manfaat
Akumulasi Penyusutan.
atau yang sering dikenal sebagai nilai sisa.
Metode Penghitungan
Penyusutan Contoh
PT Kharisma membeli mesin
pengemas pada tanggal 2
1. Metode Garis Lurus Januari 2017. Harga perolehan
mesin pengemas adalah Rp
28.000.000,- dengan estimasi
Metode garis lurus (straight line method) menghasilkan nilai sisa Rp 3.000.00,- dan
jumlah penyusutan yang sama setiap tahunnya selama masa estimasi masa manfaat 5 tahun.
manfaat asset.

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎


𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 =
𝑀𝑎𝑠𝑎 𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡 Penyusutanper tahun:

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎


=
𝑀𝑎𝑠𝑎 𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡
28.000.000 − 3.000.000
Tanggal Keterangan Debet Kredit =
31 Beban Penyusutan – Mesin 5
= 5.000.000
Desember 5.000.00
Jadibebanpenyusutan per
2017 0 tahununtukmesinpengemastersebutsebes
Akumulasi Penyusutan – arRp 5.000.000,-
Mesin 5.000.00
0
2.METODE UNIT YOUR
Contoh
PRODUKSI TEXT
Padatanggal 2 Januari 2016 PT
WindugunamembelimesindenganhargaperolehanRp
80.000.000 danestimasinilaisisaRp 5.000.000,-.
Metode Unit Produksi menghasilkan nilai beban YOUR
Mesintersebutdiharapkanmampuberproduksisebanyak 15.000
penyusutan yang sama untuk setiap unit yang TEXT
unit.
diproduksi atau setiap kapasitas yang digunakan
oleh asset tetap yang bersangkutan.
BebanPenyusutan per 1 unit produkadalah :

𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎


=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑘𝑎𝑛 𝐷𝑖𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑆𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑀𝑎𝑠𝑎 𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐴𝑘𝑎𝑛 𝐷𝑖𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑆𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑀𝑎𝑠𝑎 𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡 80.000.000 − 5.000.000
=
15.000
= 5.000
Jurnal penyesuaian
Tanggal Keterangan Debet Kredit
Jikaselamatahun 2016
mesintersebutmampumemproduksisebanyak 1.800 unit
31 Beban Penyusutan – Mesin makabebanpenyusutantahun 2016 sebesarRp 9.000.000 (
Desembe 9.000.000 5.000 x 1.800 )
r 2016
Akumulasi Penyusutan -
Mesin 9.000.00
0
Metode Saldo Menurun Ganda ( Double Declining Method ) menghasilkan
3. METODE SALDO MENURUN GANDA
penurunan terhadap beban penyusutan per periodenya sepanjang masa
manfaat asset tetap yang bersangkutan.
Contoh
PT Garbera Raya membeli mesin pencacah pada tanggal 5 Januari 2017.
Harga perolehan mesin tersebut sebesar Rp 35.000.000,-. Estimasi masa
Tahun 0 adalah tahun pembelian aset tetap. manfaat 5 tahun, sedangkan estimasi nilai sisa mesin adalah Rp
Saat dibeli, aset tetap belum disusutkan 3.000.000,-. Metode penyusutan yang digunakan adalah metode saldo
karena belum digunakan.
menurun ganda.
Tarif metode saldo menurun ganda adalah
dua kali tarif metode garis lurus. Tarif 1. Mengisi table skedul penyusutan dibawah ini untuk tahun 0
metode garis lurus diperoleh dengan
membagi 100% dengan masa manfaat.
Pada contoh ini, masa manfaat mesin
Akumul Nilai
pencacah adalah 5 tahun, sehingga tarif
metode garis lurus mesin tersebut adalah : asi Tarif Penyusut Tercat
Nilai Buku
100% Harga Penyus Penyusutan an per at
= 20% Tahu Awal
5 Peroleha utan Saldo Tahun (E Akhir
Tarif saldo menurun ganda untuk mesin n Tahun (C
pencacah tersebut adalah 40% (2x20%). n (A) Awal Menurun = C x D) Tahun
= A – B)
Beban Penyusutan per tahun diperoleh Tahun Ganda (D) (F = C
dengan mengalikan tarif saldo menurun (B) – E)
ganda dengan nilai buku awal tahun. Nilai
residu tidak diperhitungkan dalam 35.000.0 35.000
menghitung beban penyusutan per tahun 0 0 35.000.000 40% 0
00 .000
tetapi akan menjadi nilai buku pada saat
masa manfaat berakhir.
Lanjutan….
2. Mengisi tabel skedul penyusutan Penyus
dengan data beban penyusutan tahun Tarif
Akumula utan
ke-1. Nilai Buku Penyusut Nilai
Harga si per
pada akhir tahun ke-1 kita sudah dapat Tahu Awal an Saldo Tercatat
menghitung beban penyusutan mesin,
karena mesin tersebut telah memberikan
manfaat untuk kegiatan operasional PT
n
Peroleha
n (A)
Penyusut
an Awal
Tahun (B)
A – B)
90%
Tahun (C = Menurun
Ganda
Tahun
(E = C x
D)
Akhir Tahun
(F = C – E)

Garbera Raya. TEXT HERE TEXT(D)


HERE
Beban penyusutan tahun ke-1 dapat Add your words here,according to your Add your words here,according to your
dihitung sebagai berikut : 35.000.0
0 to draw the text box size
need 0 35.000.000need to40% 0 size 35.000.000
draw the text box
00
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 35.000.0 14.000.
= 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 − 1 𝑥 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑓 1 0 35.000.000 40% 21.000.000
00 000
= 35.000.000 𝑥 40%
= 14.000.000
Angka ini kita isikan ke dalam skedul
penyusutan seperti terlihat di bawah ini.
Nilai buku akhir tahun ke-1 akan
menjadi nilai buku awal tahun ke-2.
Akumulasi penyusutan awal tahun ke-
1 adalah akumulasi penyusutan tahun
0 ditambah beban penyusutan tahun 0
Lanjutan….

Di akhir tahun ke-2, skedul penyusutan mesin pencacah PT Garbera Raya akan terlihat
3.Mengisi skedul penyusutan dengan sebagai berikut.
data beban penyusutan tahun ke-2.
Beban penyusutan tahun ke-2 dihitung
sebagai berikut : Tarif
Akumula Penyus
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 Penyusut Nilai
si Nilai Buku utan
= 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 − 2 𝑥 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑓 Harga an per Tercatat
Tahu Penyusut Awal Saldo
= 21.000.000 𝑥 40% Peroleha Tahun (E Akhir
n an Awal Tahun (C = Menuru
= 8.400.0000 n (A) = C x D) Tahun (F =
Tahun A – B) n
C – E)
Nilai buku awal tahun ke-2 sama dengan (B) Ganda
nilai buku akhir tahun ke-1 yaitu (D)
21.000.000. Akumulasi penyusutan awal 35.000.0
tahun ke-2 adalah akumulasi penyusutan 0 0 35.000.000 40% 0 35.000.000
00
awal tahun ke-1 (Rp0) ditambah beban
35.000.0 14.000.00
penyusutan tahun ke-1 (14.000.000). 1 0 35.000.000 40% 21.000.000
00 0
35.000.0 14.000.00
2 21.000.000 40% 8.400.000 12.600.000
00 0
Lanjutan…

Penghitungan beban penyusutan mesin pada tahun ke-3 hingga akhir


masa manfaatnya sama seperti diatas. Sehingga diakhir masa manfaat.
Skedul penyusutan mesin akan terlihat sebagai berikut.
4. Melengkapi skedul
penyusutan hingga masa
Tarif Penyusuta Nilai
Akumulasi manfaat.
Harga Nilai Buku Penyusuta n per Tercatat
Penyusuta
Tahun Peroleha Awal Tahun n Saldo Tahun (E = Akhir
n Awal
n (A) (C = A – B) Menurun C x D) Tahun (F =
Tahun (B)
Ganda (D) C – E)
35.000.00
0 0 35.000.000 40% 0 35.000.000
0
35.000.00
1 0 35.000.000 40% 14.000.000 21.000.000
0
Beban penyusutan untuk tahun ke-5 tidak
35.000.00
2 14.000.000 21.000.000 40% 8.400.000 12.600.000 mengikuti perhitungan tahun – tahun
0
sebelumnya. Hal ini karena mesin
35.000.00
3 22.400.000 12.600.000 40% 5.040.000 7.560.000 pencacah memiliki nilai sisa Rp3.000.000
0
di akhir tahun ke-5 yang akan menjadi
35.000.00 nilai buku diakhir tahun ke-5. Beban
4 27.440.000 7.560.000 40% 3.024.000 4.536.000
0 penyusutan tahun ke-5 adalah sejumlah
35.000.00 nilai yang akan membuat nilai sisa
5 30.464.000 4.536.000 0 1.536.000 3.000.000
0 menjadi Rp3.000.000.
Penyusutan Aset Tetap yang
Dibeli Bukan pada Awal Tahun

03 04
01 02 Periode waktu sejak
tanggal dibeli (1 Juli
Jika mesin tersebut terus dipakai
sampai dengan masa manfaatnya
berakhir maka seluruh penyusutan
yang dibebankan pada laporan laba
2017) sampai dengan rugi PT Ekanusa adalah sebagai
disusunnya laporan berikut.
1. Beban penyusutan untuk tahun
Beban penyusutan keuangan (31 Desember
Contoh 2017 = Rp10.000.000 (hanya
tahun pertama untuk PT Ekanusa membeli mesin seharga 2017) adalah 6 bulan atau untuk 6 bulan saja)
1
aset yang dibeli bukan Rp100.000.000 pada tanggal 1 Juli tahun, maka beban 2. Beban penyusutan untuk tahun
2
diawal tahun adalah
2017. Mesin tersebut memiliki masa 2018 = Rp20.000.000
penyusutan untuk tahun
manfaat selama 5 tahun dengan nilai 3. Beban penyusutan untuk tahun
sejak tanggal pembelian 2017 sebesar
sisa sebesar 0. 2019 = Rp20.000.000
sampai dengan tanggal Besarnya beban penyusutan untuk Rp10.000.000 4. Beban penyusutan untuk tahun
disusunnya laporan tahun pertama jika menggunakan (Rp20.000.000/2) 2020 = Rp20.000.000
keuangan, misalnya 31 metode garis lurus adalah : 5. Beban penyusutan untuk tahun
Desember. 2021 = Rp20.000.000
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 6. Beban penyusutan untuk tahun
𝑅𝑝100.000.000 − 0 2022 = Rp10.000.000 (hanya
=
5 untuk 6 bulan saja)
= 𝑅𝑝20.000.000
contoh Tarif
Akumulasi Penyusutan Nilai
PT Serenada membeli mesin Harga Nilai Buku Penyusutan
Penyusutan per Tahun Tercatat
pemotong pada tanggal 1 April 2013 Tahun Perolehan Awal Tahun Saldo
Awal Tahun (E = C x D) Akhir Tahun
sebesar Rp25.000.000. Estimasi (A) (C = A – B) Menurun
(B) (F = C – E)
masa manfaat mesin tersebut Ganda (D)
adalah lima tahun dan mesin di 0 25.000.000 0 25.000.000 40% 0 35.000.000
perkirakan tidak akan mempunyai
nilai sisa. Metode penyusutan yang 1 25.000.000 0 25.000.000 40% 10.000.000 15.000.000
digunakan adalah metode saldo
menurun ganda. 2 25.000.000 10.000.000 15.000.000 40% 6.000.000 9.000.000

Dengan menggunakan langkah- 3 25.000.000 16.000.000 9.000.000 40% 3.600.000 5.400.000


langkah yang telah dijelaskan pada
bagian sebelumnya, kita dapat 4 25.000.000 19.600.000 5.400.000 40% 2.160.000 3.240.000
menyusun skedul penyusutan
mesin pemotong tersebut, seperti 5 25.000.000 21.760.000 3.240.000 0 3.240.000 0
terlihat sebagai berikut.

Perhitungan beban penyusutan untuk tahun 2013 hingga tahun 2018 adalah sebagai berikut :
1. Beban penyusutan untuk tahun 2013 (9 bulan pemakaian)
9
= 𝑥 𝑅𝑝10.000.000 = 𝑅𝑝7.500.000
12
2. Beban penyusutan untuk tahun 2014
3 9
= 𝑥 𝑅𝑝10.000.000 + 𝑥 𝑅𝑝6.000.000 = 𝑅𝑝2.500.000 + 𝑅𝑝4.500.000
12 12
= 𝑅𝑝7.000.000
Lanjutan
beban =
3
12
𝑥 𝑅𝑝6.000.000 +
9
12
𝑥 𝑅𝑝3.600.000
penyusut = 𝑅𝑝1.500.000 + 𝑅𝑝2.700.000 = 𝑅𝑝4.200.000 3
= 𝑥 𝑅𝑝2.160.000
an 12
9
tahun.. +
12
𝑥 𝑅𝑝3.240.000
= 𝑅𝑝540.000 + 𝑅𝑝2.430.000 = 𝑅𝑝2.970.000

2015 2016 2017 2018

Beban penyusutan untuk tahun 2018 (3 bulan


3 9 pemakaian)
= 𝑥 𝑅𝑝3.600.000 + 𝑥 𝑅𝑝2.160.000
12 12 3
= 𝑥 𝑅𝑝3.240.000
= 𝑅𝑝900.000 + 𝑅𝑝1.620.000 = 𝑅𝑝2.520.000 12
= 𝑅𝑝810.000
Biaya Setelah Perolehan Awal Jenis Pengeluaran Modal ( Capital
Biaya penambahan aset tetap,
Expenditures )
• Pengeluaran ini dicatat dengan
perbaikan aset tetap atau Penambahan
penggantian komponen dikenal mendebit akun aset dan mengkredit
Penggantian adalah
sebagai pengeluaran modal
akun kas atau utang usaha
adalah biaya Perbaikan adalah
(capital expenditures)
mengganti komponen
yang pengeluaran yang akan
dari aset tetap dengan
meningkatkan
dikeluarkan kapasitas operasional
komponen baru agar
Biaya yang dikeluarkan hanya untuk
• Pengeluaran ini dicatat dengan dapat beroperasi
memberikan masa manfaat pada
periode tertentu atau biaya yang
untuk aset tetap selama masa
mendebit akun beban dan mengkredit secara efisien selama
dikeluarkan untuk perbaikan dan manfaatnya.
pengelolaan seharihari disebut
akun kas atau utang usaha
menambah aset sisa umur manfaat.
Revenue Expenditures.
tetap.

Pelepasan Aset Tetap Penarikan Aset Tetap


Ketika aset tetap tidak lagi digunakan oleh
Aset tetap yang tidak lagi digunakan dalam operasi perusahaan perusahaan dan telah disusutkan penuh dan tidak
bias ditarik, dijual, atau ditukar dengan aset tetap lainnya. Pada memiliki nilai sisa (tercatat nol) maka aset
semua kejadian, nilai buku aset yang bersangkutan harus
dihapus dari akun yang bersangkutan.
tersebut akan ditarik dari kegiatan operasional
perusahaan.
Contoh...
Peralatan yang dibeli dengan Tanggal Keterangan Debet Kredit
harga Rp 40.000.000 telah
disusutkan seluruhnya pada
tanggal 31 Desember 2017 dan 14 Februari 2018 Akumulasi Penyusutan 40.000.000
tidak memiliki nilai sisa. Pada Peralatan
tanggal 14 Februari 2018
perusahaan memutuskan untuk
Peralatan 40.000.000
menarik peralatan ini dari
operasional perusahaan karena
akan diganti dengan yang baru.
Ayat jurnal untuk mencatat
penarikan aset tetap :

Jika aset telah disusutkan secara penuh, penyusutan harus


tetap muncul sebelum aset ditarik dari operasional dan
diharapkan dari pencatatan akuntansi saat aset ditarik. Jika
aset belum disusutkan secara penuh, penyusutan tetap
dihitung dan dicatat sebelum aset ditarik dari operasional.
Contoh
selanjutnya .... Tanggal Keterangan Debet Kredit
1 Juli 2016 Beban Penyusutan - Peralatan 750.000
Pada tanggal 2 Januari 2010 PT
Dekarim membeli peralatan dengan Akumulasi Penyusutan - Peralatan 750.000
harga perolehan sebesar Rp
15.000.000 masa manfaat 10 tahun
dan tanpa nilai sisa. Metode
penyusutan per tahun aset tetap
adalah Rp 1.500.000 ( Rp 15.000.000 Saldo akumulasi peralatan setelah ayat jurnal diatas dijurnal adalah sebesar Rp
: 10 ) . Sejak 2 Januari 2010 31 9.750.000. Kemudian nilai buku saat peralatan ini ditarik (1 Juli 2016) adalah sebagai
Desember 2015 peralatan tersebut berikut :
sudah disusutkan selama 6 tahun. Harga perolehan Rp 15.000.000
Akumulasi penyusutan sampai dengan Akumulasi Penyusutan ( Rp 9.750.000 )
31 Desember 2015 adalahRp Nilai tercatat Rp 5.250.000
9.000.000. Ayat jurnal penyesuaian
yang mencatat penyusutan peralatan
terakhir dibuat tanggal 31 Desember
2015.
Sebelum ditarik maka perusahaan
membuat ayat jurnal penyusutan
Jurnal aset tetap pada tanggal 1 Juli 2016
peralatan untuk mencatat penyusutan Tanggal Keterangan Debet Kredit
sejak 1 Januari 2016 1 Juli 2016 (6 1 Juli 2016 Akumulasi Penyusutan Peralatan 9.750.000
bulan). Berikut ayat jurnal penyusutan
Kerugian Penghapusan Aset Tetap 5.250.000
Peralatan 15.000.000
(Penghapusan Aset Tetap )
Penjualan Aset Tetap Contoh soal
PT Bangun Cipta membeli proyektor LCD seharga Rp
20.000.000 pada tanggal 1 Januari 2015. Umur manfaat yang
Kerugian /keuntungan adalah selisih anatara
1. Harga jual kembali aset tetap
diharapkan dari proyektor tersebut selama 4 tahun dengan nilai
2. Nilai tercatat pada saat aset tetap dijual sisa pada akhir tahun ke4 diperkirakan sebesar Rp 2.000.000.
Pada tanggal 1 Januari 2018 proyektor tersebut dijual seharga
Rp 6.000.000
Berapakah keuntungan atau kerugian yang diperoleh PT
Bangun Cipta atas penjualan proyektor tersebut jika metode
penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus?
Penyelesaian ...
2. Menghitung nilai tercatat proyektor saat
dijual ( 1 Januari 2018 )
1. Menghitung beban Harga Perolehan 3. Menentukan keuntungan atau
Rp 20.000.000 kerugian yang diperoleh dari
penyusutan proyektor per penjualan aset tetap dengan cara
tahun Dikurangi :
membandingkan antara harga jual
kembali aset tetap dengan nilai buku
= 20.000.000 – 2.000.000 Saldo akumulasi penyusutan 3 tahun (1/1/2015
saat penjualan
1/1/2018) Kerugian penjualan aset tetap
4 Rp 13.500.000 = Rp 6.500.000 – Rp 6.000.000
= 4.500.000 Nilai buku komputer per 1 Januari 2018
= Rp 500.000
Rp 6.500.000
Berikut ayat jurnal untuk mencatat penjualan computer PT
Akuntansi Bangun Cipta pada tanggal 1 Januari 2018

Penjualan
Aset Tetap Tanggal Keterangan Debet Kredit
1 Januari Kas 6.000.000
2018
Akumulasi Penyusutan - Proyektor 13.500.000
Kerugian Penjualan Aset Tetap 500.000
Proyektor 20.000.000

Jadi PT Bangn Cipta mengalami kerugian atas penjualan proyektornya karena harga jual
kembali yang diperoleh lebih kecil pada nilai bukunya saat dijual
Pertukaran Aset
tetap Keuntungan diakui bila : harga jual aset tetap > nilai tercatat aset
tetap

Kerugian diakui bila : harga jual aset tetap < nilai tercatat aset tetap
Pertukaran Aset Tetap yang Tidak Dimiliki
Substansi Komersial
Terdapat substansi Keuntungan (kerugian)
Nilai pertukaran melebihi nilai tercatat dari komersial pertukaran diakui
asset yang ditukarkan, muncul keuntungan
dari pertukaran.Pertukaran asset tersebut
tidak memiliki substansi komersial. Maka Pertukaran asset tetap
keuntungan pertukaran tersebut tidak boleh
diakui sehingga harga perolehan asset yang
baru dihitung dengan cara: Tidak terdapat substansi Keuntungan (kerugian)
komersial pertukaran tidak diakui

Contoh:
PT Abadi Jaya menukarkan mesin lama yang dimiliki dengan mesin yang lebih
baru pada 10 Juni 2017.Berikut ini adalah data-data terkait pertukaran asset
tetap tersebut.
Harga perolehan mesin lama Rp8.000.000
Akumulasi penyusutan mesin lama saat pertukaran Rp6.400.000
Nilai tukar mesin lama Rp2.200.000
Harga mesin baru Rp10.000.000
Penyelesaian ...

Langkah 3
Menentukan harga perolehan mesin
Langkah 2 baru yang diterima.Jika terdapat Langkah 4
Langkah 1 keuntungan dari pertukaran sejenis
Menentukan keuntungan atau Menentukan uang kas yang harus
maka harga perolehan asset tetap
Menentukan nilai tercatat mesin kerugian dari pertukaran dengan dibayarkan oleh perusahaan untuk
baru yang dicatat di jurnal adalah
lama saat pertukaran. membandingkan antara nilai tukar memperoleh asset tetap baru.
harga perolehan asset baru
mesin lama yang diperoleh dengan Harga perolehan mesin baru
Harga perolehan mesin lama dikurangi dengan keuntungan
nilai buku mesin lama. Rp10.000.000
Rp8.000.000 pertukaran sejenis.
Nilai tukar mesin lama Rp2.200.000 -/-Nilai tukar mesin lama
Akumulasi penyusutannya Harga perolehan mesin baru
(Rp6.400.000) -/-Nilai tercatat mesin lama Rp10.000.000 (Rp2.200.000)
(RP1.600.000) Harga perolehan mesin baru Rp
Nilai tercatat mesin lama -/-Keuntungan pertukaran (Rp
Rp1.600.000 Keuntungan pertukaranRp 600.000 600.000) 7.800.000
Harga perolehan mesin baru Rp
9.400.000

Langkah penyelesaian terakhir ... Tanggal Keterangan Debit Kredit


Membuat ayat jurnal pertukaran mesin lama 10 Juni Akumulasi Penyusutan-Mesin 6.400.000
dengan mesin baru yang terjadi pada PT Abadi
Jaya. 2017 Lama
Mesin-Baru 9.400.000
Mesin-Lama 8.000.000
Kas 7.800.000
(untuk mencatat pertukaran
Pertukaran Aset Tetap yang Memiliki Substansi Komersial

Jika nilai pertukaran lebih kecil dibandingkan dengan nilai


tercatat dari asset yang ditukarkan, akan muncul kerugian dari
pertukaran. Pertukaran asset tetap ini menghasilkan substansi
komersial, sehingga kerugian pertukaran tersebut harus
diakui.

Contoh:

Berikut ini adalah data-data yang diperlukan untuk mencatat pertukaran


peralatan kantor. Pertukaran tersebut memunculkan substansi
komersial.
Perolehan peralatan baru Ayat jurnal untuk mencatat pertukaran
Harga peralatan baru Rp20.000.000 tersebut.
Nilai tukar asset lama (Rp 4.000.000)
Tangg Keterangan Debit Kredit
Kas yang dikeluarkan Rp16.000.000 al

Peralatan lama yang ditukarkan 19 Akumulasi penyusutan-Peralatan 9.200.000


April kantor
Harga perolehan Rp14.000.000 Peralatan kantor-Baru 20.000.00
Akumulasi penyusutan pada saat pertukaran 0
(Rp9.200.000) Kerugian pertukaran asset tetap 800.000
Peralatan kantor-Lama 14.000.00
Nilai tercatat per 19 April Rp 4.800.000
0
Nilai tukar peralatan lama (Rp4.000.000) Kas 16.000.00
0
Kerugian Rp 800.000
(untuk mencatat pertukaran
peralatan kantor)
Penyajian Asset Tetap

Aset tetap di Laporan Posisi Keuangan (neraca) disajikan sebesar nilai tercatat
(tergantung perusahaan memilih untuk menggunakan Model Biaya (Cost Model)
atau Model Revaluasi (Revaluation Model).

Contoh penyajian Aset Tetap dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Perusahaan.

PT GAHARU
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2017
ASET
Aset Tetap
Harga perolehan Akum. Penyusutan Nilai Tercatat
Tanah Rp30.000.000 - Rp30.000.000
Bangunan Rp110.000.000 Rp26.000.000 Rp84.000.000
Peralatan Pabrik Rp640.000.000 Rp192.000.000 Rp458.000.000
Peralatan Kantor Rp120.000.000 Rp12.000.000 Rp108.000.000
Total Nilai Buku Aset Tetap Rp900.000.000 Rp230.000.000 Rp680.000.000

Anda mungkin juga menyukai