TETAP
KELOMPOK 4
Penyusutan adalah alokasi biaya Aset yang disusutkan adalah asset yang :
perolehan asset tetap selama masa Diharapkan dapat digunakan lebih dari satu periode akuntansi,
manfaatnya. Beban penyusutan
akan dibebankan pada periode
1 Dikuasai dan dikendalikan oleh perusahaan untuk digunakan
dalam proses produksi barang dan jasa atau untuk keperluan
terjadinya. administrasi perusahaan.
Di akhir tahun ke-2, skedul penyusutan mesin pencacah PT Garbera Raya akan terlihat
3.Mengisi skedul penyusutan dengan sebagai berikut.
data beban penyusutan tahun ke-2.
Beban penyusutan tahun ke-2 dihitung
sebagai berikut : Tarif
Akumula Penyus
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 Penyusut Nilai
si Nilai Buku utan
= 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 − 2 𝑥 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑓 Harga an per Tercatat
Tahu Penyusut Awal Saldo
= 21.000.000 𝑥 40% Peroleha Tahun (E Akhir
n an Awal Tahun (C = Menuru
= 8.400.0000 n (A) = C x D) Tahun (F =
Tahun A – B) n
C – E)
Nilai buku awal tahun ke-2 sama dengan (B) Ganda
nilai buku akhir tahun ke-1 yaitu (D)
21.000.000. Akumulasi penyusutan awal 35.000.0
tahun ke-2 adalah akumulasi penyusutan 0 0 35.000.000 40% 0 35.000.000
00
awal tahun ke-1 (Rp0) ditambah beban
35.000.0 14.000.00
penyusutan tahun ke-1 (14.000.000). 1 0 35.000.000 40% 21.000.000
00 0
35.000.0 14.000.00
2 21.000.000 40% 8.400.000 12.600.000
00 0
Lanjutan…
03 04
01 02 Periode waktu sejak
tanggal dibeli (1 Juli
Jika mesin tersebut terus dipakai
sampai dengan masa manfaatnya
berakhir maka seluruh penyusutan
yang dibebankan pada laporan laba
2017) sampai dengan rugi PT Ekanusa adalah sebagai
disusunnya laporan berikut.
1. Beban penyusutan untuk tahun
Beban penyusutan keuangan (31 Desember
Contoh 2017 = Rp10.000.000 (hanya
tahun pertama untuk PT Ekanusa membeli mesin seharga 2017) adalah 6 bulan atau untuk 6 bulan saja)
1
aset yang dibeli bukan Rp100.000.000 pada tanggal 1 Juli tahun, maka beban 2. Beban penyusutan untuk tahun
2
diawal tahun adalah
2017. Mesin tersebut memiliki masa 2018 = Rp20.000.000
penyusutan untuk tahun
manfaat selama 5 tahun dengan nilai 3. Beban penyusutan untuk tahun
sejak tanggal pembelian 2017 sebesar
sisa sebesar 0. 2019 = Rp20.000.000
sampai dengan tanggal Besarnya beban penyusutan untuk Rp10.000.000 4. Beban penyusutan untuk tahun
disusunnya laporan tahun pertama jika menggunakan (Rp20.000.000/2) 2020 = Rp20.000.000
keuangan, misalnya 31 metode garis lurus adalah : 5. Beban penyusutan untuk tahun
Desember. 2021 = Rp20.000.000
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 6. Beban penyusutan untuk tahun
𝑅𝑝100.000.000 − 0 2022 = Rp10.000.000 (hanya
=
5 untuk 6 bulan saja)
= 𝑅𝑝20.000.000
contoh Tarif
Akumulasi Penyusutan Nilai
PT Serenada membeli mesin Harga Nilai Buku Penyusutan
Penyusutan per Tahun Tercatat
pemotong pada tanggal 1 April 2013 Tahun Perolehan Awal Tahun Saldo
Awal Tahun (E = C x D) Akhir Tahun
sebesar Rp25.000.000. Estimasi (A) (C = A – B) Menurun
(B) (F = C – E)
masa manfaat mesin tersebut Ganda (D)
adalah lima tahun dan mesin di 0 25.000.000 0 25.000.000 40% 0 35.000.000
perkirakan tidak akan mempunyai
nilai sisa. Metode penyusutan yang 1 25.000.000 0 25.000.000 40% 10.000.000 15.000.000
digunakan adalah metode saldo
menurun ganda. 2 25.000.000 10.000.000 15.000.000 40% 6.000.000 9.000.000
Perhitungan beban penyusutan untuk tahun 2013 hingga tahun 2018 adalah sebagai berikut :
1. Beban penyusutan untuk tahun 2013 (9 bulan pemakaian)
9
= 𝑥 𝑅𝑝10.000.000 = 𝑅𝑝7.500.000
12
2. Beban penyusutan untuk tahun 2014
3 9
= 𝑥 𝑅𝑝10.000.000 + 𝑥 𝑅𝑝6.000.000 = 𝑅𝑝2.500.000 + 𝑅𝑝4.500.000
12 12
= 𝑅𝑝7.000.000
Lanjutan
beban =
3
12
𝑥 𝑅𝑝6.000.000 +
9
12
𝑥 𝑅𝑝3.600.000
penyusut = 𝑅𝑝1.500.000 + 𝑅𝑝2.700.000 = 𝑅𝑝4.200.000 3
= 𝑥 𝑅𝑝2.160.000
an 12
9
tahun.. +
12
𝑥 𝑅𝑝3.240.000
= 𝑅𝑝540.000 + 𝑅𝑝2.430.000 = 𝑅𝑝2.970.000
Penjualan
Aset Tetap Tanggal Keterangan Debet Kredit
1 Januari Kas 6.000.000
2018
Akumulasi Penyusutan - Proyektor 13.500.000
Kerugian Penjualan Aset Tetap 500.000
Proyektor 20.000.000
Jadi PT Bangn Cipta mengalami kerugian atas penjualan proyektornya karena harga jual
kembali yang diperoleh lebih kecil pada nilai bukunya saat dijual
Pertukaran Aset
tetap Keuntungan diakui bila : harga jual aset tetap > nilai tercatat aset
tetap
Kerugian diakui bila : harga jual aset tetap < nilai tercatat aset tetap
Pertukaran Aset Tetap yang Tidak Dimiliki
Substansi Komersial
Terdapat substansi Keuntungan (kerugian)
Nilai pertukaran melebihi nilai tercatat dari komersial pertukaran diakui
asset yang ditukarkan, muncul keuntungan
dari pertukaran.Pertukaran asset tersebut
tidak memiliki substansi komersial. Maka Pertukaran asset tetap
keuntungan pertukaran tersebut tidak boleh
diakui sehingga harga perolehan asset yang
baru dihitung dengan cara: Tidak terdapat substansi Keuntungan (kerugian)
komersial pertukaran tidak diakui
Contoh:
PT Abadi Jaya menukarkan mesin lama yang dimiliki dengan mesin yang lebih
baru pada 10 Juni 2017.Berikut ini adalah data-data terkait pertukaran asset
tetap tersebut.
Harga perolehan mesin lama Rp8.000.000
Akumulasi penyusutan mesin lama saat pertukaran Rp6.400.000
Nilai tukar mesin lama Rp2.200.000
Harga mesin baru Rp10.000.000
Penyelesaian ...
Langkah 3
Menentukan harga perolehan mesin
Langkah 2 baru yang diterima.Jika terdapat Langkah 4
Langkah 1 keuntungan dari pertukaran sejenis
Menentukan keuntungan atau Menentukan uang kas yang harus
maka harga perolehan asset tetap
Menentukan nilai tercatat mesin kerugian dari pertukaran dengan dibayarkan oleh perusahaan untuk
baru yang dicatat di jurnal adalah
lama saat pertukaran. membandingkan antara nilai tukar memperoleh asset tetap baru.
harga perolehan asset baru
mesin lama yang diperoleh dengan Harga perolehan mesin baru
Harga perolehan mesin lama dikurangi dengan keuntungan
nilai buku mesin lama. Rp10.000.000
Rp8.000.000 pertukaran sejenis.
Nilai tukar mesin lama Rp2.200.000 -/-Nilai tukar mesin lama
Akumulasi penyusutannya Harga perolehan mesin baru
(Rp6.400.000) -/-Nilai tercatat mesin lama Rp10.000.000 (Rp2.200.000)
(RP1.600.000) Harga perolehan mesin baru Rp
Nilai tercatat mesin lama -/-Keuntungan pertukaran (Rp
Rp1.600.000 Keuntungan pertukaranRp 600.000 600.000) 7.800.000
Harga perolehan mesin baru Rp
9.400.000
Contoh:
Aset tetap di Laporan Posisi Keuangan (neraca) disajikan sebesar nilai tercatat
(tergantung perusahaan memilih untuk menggunakan Model Biaya (Cost Model)
atau Model Revaluasi (Revaluation Model).
Contoh penyajian Aset Tetap dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Perusahaan.
PT GAHARU
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 DESEMBER 2017
ASET
Aset Tetap
Harga perolehan Akum. Penyusutan Nilai Tercatat
Tanah Rp30.000.000 - Rp30.000.000
Bangunan Rp110.000.000 Rp26.000.000 Rp84.000.000
Peralatan Pabrik Rp640.000.000 Rp192.000.000 Rp458.000.000
Peralatan Kantor Rp120.000.000 Rp12.000.000 Rp108.000.000
Total Nilai Buku Aset Tetap Rp900.000.000 Rp230.000.000 Rp680.000.000