Anda di halaman 1dari 62

MENGENAL DAN MEMAHAMI

HAK EKONOMI, SOSIAL DAN


BUDAYA
Hak Sipil-Politik (Sipol) Versus
Hak Ekonomi, Sosial, Budaya (ekosob)
• Hak sipil politik:
- menekankan kewajiban negara utk tidak
mencampuri integritas dan kebebasan individu;
- hak yg absolut dan segera dalam
pemenuhannya

• Hak ekosob:
- menekankan pada tuntutan agar negara
memberikan perlindungan dan bantuan
(memberikan kesejahteraan pada individu);
- hak yang pemenuhannya bertahap (bersifat
programatik)
Komponen Hak dalam
Kovenan Ekosob
1) Hak ekonomi:
 Hak atas pekerjaan (Pasal 6) dan kondisi
kerja yang adil dan menguntungkan
(Pasal 7)
Hak atas kebebasan berserikat (Pasal 8)
 Hak atas jaminan sosial (Pasal 9)
2) Hak sosial:
 Hak atas standar kehidupan yg layak,
mencakup hak atas pangan dan gizi,
sandang dan perumahan (pasal 11)
 Hak keluarga terhadap bantuan (Pasal
10)
3) Hak budaya :
 Hak atas pendidikan (Pasal 13 dan 14)
Hak untuk ambil bagian dlm kehidupan
budaya, menikmati manfaat kemajuan
IPTEK, perlindungan hak cipta, hak utk
melestarikan identitas kebudayaan
kelompok minoritas, dan lainnya (Pasal
15)
PEMBANGUNAN BERBASIS HAK
EKOSOSBUD
• Martabat manusia tidak dapat dibagi dalam
dua wilayah: hak sipil politik dan hak ekonomi,
sosial, budaya. Penghormatan atas martabat
manusia tidak akan dapat dicapai apabila
setiap individu tidak dapat menikmati semua
haknya.

• Pembangunan dengan pendekatan hak


ekonomi, sosial, budaya berarti meletakkan
manusia bukan sebagai individu “atomis”
tetapi sebagai bagian dari komunitas dan
sistem ekologis
• Mengakui bahwa setiap manusia adalah
pemilik hak. Di dalam Hak tersebut juga
melekat kewajiban dan tanggung jawab
pemerintah untuk menghormati, melin-
dungi, dan memenuhinya. Dalam hal ini
hak normatif adan kewajiban pemerintah
mengacu pada standar internasional
HAM
• Pendekatan berbasis hak EKOSOB menuntut
adanya proses pembangunan yang
meningkatkan kapabilitas dan kualitas
kelompok marjinal (miskin dan rentan) dan
yang memungkinkan kelompok marjinal dapat
menuntut dan menikmati haknya, dan bukan
pembangunan yang charity/karitatif sifatnya,
seperti pembagian raskin atau BLT
TANTANGAN DALAM PELAKSANAAN
EKOSOSBUD
1) Kekuasaan kian bergeser, dari negara ke korporasi dan
institusi keuangan internasional
2) Lemahnya mekanisme monitoring pelaksanaan hak ekosob
di tingkat internasional
3) Tingginya praktek korupsi
4) Kebijakan pembangunan yg tidak berpihak pada kelompok
marjinal:
 Lebih banyak memberi ruang pada pemodal (besar)
 Berdimensi tunggal (ekonomi), mengabaikan aspek
keberlanjutan, berorientasi pada peningkatan PAD
 Alokasi anggaran tidak berpihak pada masyarakat miskin
 Politikisasi dan komodifikasi kemiskinan
Apa Artinya Meratifikasi Kovenan
Hak Ekosob?
Menjadi “negara peserta” pada kovenan
• Menerima sepenuhnya sejumlah kewajiban
hukum untuk menegakkan hak dan peraturan yg
ditetapkan dalam dokumen tersebut
• Menerima tanggung jawab dgn sungguh-sungguh
utk melaksanakan setiap kewajiban yg tercakup di
dalamnya dan utk menyusun penyesuaian hukum
nasional dgn kewajiban internasionalnya dgn
iktikad baik
• Negara bertanggung jawab pada masyarakat
internasional, pada negara lain yg meratifikasi
dan pada warga negaranya sendiri serta
penduduk lain dalam wilayahnya
Hukum HAM

Pemegang Hak Pemangku Kewajiban

Individu Negara dan Pihak


lain

Menghormati Melindungi Memenuhi

Tindakan/ Pembiaran/Ommission
Commission
• KEWAJIBAN MENGHORMATI (TO RESPECT ) -
- KEWAJIBAN BERDASARKAN TINDAKAN
- KEWAJIBAN BERDASARKAN HASIL

• KEWAJIBAN MELINDUNGI (TO PROTECT)


– KEWAJIBAN PROGRESIF
- KEWAJIBAN SEGERA

• KEWAJIBAN MEMENUHI (TO FULFILL)


- KEWAJIBAN MEWUJUDKAN HAK TANPA
DISKRIMINASI
MENGHORMATI (TO RESPECT)
• NEGARA MENGHORMATI HAK ASASI MANUSIA
DENGAN TIDAK CAMPUR TANGAN (INTERVENSI)
INDIVIDU WARGA NEGARA DALAM
MENJALANKAN HAK YANG BERSANGKUTAN

• NEGARA MENGAKUI HAK YANG BERSANGKUTAN


SEBAGAI HAK ASASI MANUSIA

• NEGARA TIDAK MENGAMBIL TINDAKAN YANG


DAPAT MENGAKIBATKAN TERHAMBATNYA AKSES
TERHADAP HAK YANG BERSANGKUTAN
KEWAJIBAN MENGAMBIL TINDAKAN
DAN HASIL
• Kewajiban mengambil tindakan: tanggung jawab
negara/pemerintah untuk mengambil tindakan
atau langkah-langkah yang diperlukan untuk
memenuhi hak. Misal: membuat program
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil

• Kewajiban mencapai hasil: tanggung jawab


negara/pemerintah dalam mencapai hasil terkait
dengan tindakan yang dilakukan. Misalnya:
tanggung jawab bahwa program pelayanan
kesehatan bagi ibu hamil mencapai hasil, yaitu
berkurangnya proporsi kematian ibu melahirkan
KEWAJIBAN PROGRESIF DAN SEGERA
• Kewajiban progresif : kewajiban untuk
secepatnya mengambil langkah-langkah
maju ke arah realisasi sepenuhnya hak
yang dijamin dalam Kovenan dengan
semua sarana/sumberdaya yang
memadai
• Kewajiban segera/kewajiban pokok
minimum: Kewajiban untuk memastikan
hak penghidupan ? Penghidupan apa?
• subsistensi minimal untuk bisa survive
(bertahan hidup) bagi semua orang,
terlepas dari tingkat ketersediaan
sumberdaya dan tingkat ekonomi
negara.
Misalnya, negara menjamin tidak ada
warga negara mati karena kelaparan –
syarat minimum hak atas pangan. (
Prinsip Limburg tentang Penerapan Hak
Ekosob, No.25)
INDIKATOR TERPENUHINYA HAK
EKOSOSBUD 4 A
• Ketersediaan (Available)

• Keterjangkauan (fisik, ekonomi, non


diskriminasi, dan informasi) (Accessible)

• Kualitas (Acceptable)

• Dapat diterima secara budaya (Adaptable)


BEBERAPA MASALAH DALAM KONTEKS
HAK EKOSOSBUD
1. Kemiskinan, pemiskinan dan eksklusi sosial
kelompok marjinal

2. Eksploitasi SDA dan bencana yang


berkelanjutan: 673 bencana alam tahun 1998-
2004, lebih dari 65% karena salah kelola
lingkungan alam (WALHI dan JATAM).
Sedikitnya 35 persen daratan kita dikuasai
oleh 1.400-an korporasi pertambangan.
Freeport sendiri menguasai hampir dua juta
hektar.
BEBERAPA MASALAH DALAM KONTEKS
HAK EKOSOSBUD
3.Ketersedian dan lemahnya akses atas
pelayanan dasar pangan, perumahan,
pendidikan, kesehatan, air dan
ketenagakerjaan
4.Ketidakadilan distribusi sosial ekonomi
antar daerah (Timur – Barat)/ wilayah
(desa – kota), antar golongan (miskin –
kaya), antar jenis kelamin, dan antar
generasi (anak – remaja – orang dewasa)
Potret Hak Ekosob di Tingkat Global
Liberalisasi ekonomi memperluas kesenjangan antara yang kaya
dan miskin
 Pendidikan dasar utk semua orang di
dunia – 6 milyar $
 Kosmetik di USA – 8 milyar $
 Air dan sanitasi utk semua orang di du
nia – 9 milyar $
 Ice cream di Eropa – 11 milyar $
 Kesehatan reproduksi utk semua perem
puan di dunia – 12 milyar $
 Parfum di Eropa dan USA – 12 milyar $
 Kesehatan dasar dan nutrisi bagi setiap
orang di dunia – 13 milyar $
 Pakan binatang piaraan di Eropa dan
USA – 17 milyar $
 Bisnis entertainment di Jepang –35 milyar $
 Rokok di Eropa – 50 milyar $
 Minuman beralkohol di Eropa – 105 milyar $
 Narkoba di dunia – 400 milyar $
 Belanja militer di dunia – 780 milyar $
ANGGARAN UNTUK KEPENTINGAN
BIROKRASI
• APBN 2009:
- biaya perjalanan dinas Rp 15,7 triliun;
- anggaran pertahanan/keamanan Rp 61,8 triliun (3X anggaran
kesehatan);
- biaya pengamanan pemilu: TNI Rp 400 miliar, BIN Rp 400 miliar,
POLRI Rp 1,8 triliun (3X lebih besar dari anggaran utk kesehatan
ibu dan anak yg
hanya Rp 500 miliar);
- bantuan sosial bagi rumahtangga miskin (19,1 juta rumahtangga)
Rp 24,5 triliun
(Rp 3.111 /hari/rumahtangga);
- anggaran penuntasan wajib belajar pendidikan dasar Rp 17 triliun;
- beasiswa bagi penduduk miskin (34,96 juta ) Rp 3,6 triliun (Rp
8.622/bulan/orang)
• APBD Jakarta 2009:
- Anggaran utk orang miskin hanya 1,7% (Rp 387
miliar)
- Biaya laundry gubernur/wakil gubernur Rp 70 juta,
outbond pegawai Rp 475
juta, pengadaan pakaian korp musik Rp 76 juta

• APBN 2011: Dari total dana alokasi umum (DAU) yang


nilainya Rp 881 miliar, Rp 841 miliar (95,4 persen)
dialokasikan untuk gaji pegawai.

(Sumber: Forum Indonesia untuk Transparansi


Anggaran/FITRA)- Putar film orang miskin -
• Pada kategori kekurangan gizi menurut indeks
berat badan per usia, angkanya mencapai
17%. Padahal ambang batas angka kekurangan
gizi WHO itu 10%.

Sedangkan kategori kedua adalah kekurangan
gizi berdasarkan indeks tinggi badan per usia.
Dalam kategori ini, angka kekurangan gizi
masih 27,5%.
• Sedangkan ambang batas WHO adalah 20%," kata Doddy.
Yang mirisnya, lanjut Doddy, kekurangan gizi dalam kategori ini
bukan hanya berakibat pada pendeknya ukuran badan anak-anak,
tapi juga berdampak pada kecerdasan sang anak.
Anak-anak menjadi tidak optimal sekolah dari sejak Sekolah Dasar
hingga perguruan tinggi. Selain itu, mereka juga rawan terkena
penyakit tidak menular.
"20 tahun kemudian anak-anak itu akan ada gangguan dari penyakit
tidak menular seperti jantung, diabetes, dan lainnya," kata Doddy.
Kemudian, dalam kategori kekurangan gizi yang
terakhir adalah indeks berdasarkan berat badan
per tinggi badan. Berdasarkan kategori ini, angka
kekurangan gizi mencapai 11%, yang terdiri dari
kurus dan sangat kurus. Sedangkan, ambang
batas WHO adalah 5%

(putar film kemiskinan)


• Pemerintah memberikan tanah seluas 214
hektar pada 5.141 KK petani atau sekitar 400
m2 per KK. Untuk itu petani membayar Rp 870
ribu utk kompensasi tanah dan biaya
administratif.

• Sementara dengan PP No. 2 tahun 2008,


pemerintah memberi kemudahan pemodal
utk mengubah hutan lindung dan hutan
produksi menjadi kawasan pertambangan
hanya dgn membayar Rp 1,8 juta – 3 juta
/hektar atau Rp 300 per meter persegi
KONFLIK AGRARIA

• Hak guna usaha perkebunan terus meluas, dari 3


juta hektar di tahun 1990-an menjadi 7 juta
hektar di tahun 2010. Dalam upaya mendapatkan
HGU pihak korporasi memberikan jatah pada
gubernur, bupati, polisi sampai seluas 200 hektar
• Tahun 2010: KPA menacatat adanya 376 konflik
pertanahan, di mana lebih dari 196.179 hektar
lahan rakyat dirampas, 166 petani ditangkap dan
mengalami tindak kekerasan, 24.257 KK petani
tergusur dari tanahnya dan alami pelanggaran
HAM, dan 8 petani kehilangan nyawa.
Lonjakan Konflik Agraria

• Kurun waktu 2017, KPA mencatat sedikitnya telah


terjadi 659 kejadian konflik agraria di berbagai wilayah
dan provinsi di tanah air dengan luasan 520.491,87
hektar.
• Konflik-konflik tersebut melibatkan sedikitnya 652.738
Kepala Keluarga (KK). Dibanding tahun 2016, angka
kejadian konflik pada tahun ini menunjukkan kenaikan
yang sangat siginifikan di mana terjadi peningkatan
hingga 50%. Jika dirata-rata, hampir dua konflik agraria
terjadi dalam satu hari di Indonesia sepanjang tahun
ini.
1. Perkebunan Sebanyak 208 konflik agraria telah terjadi di sektor ini
sepanjang tahun 2017, atau 32 persen dari seluruh jumlah
kejadian konflik.
2. Sektor properti dengan 199 (30%) jumlah kejadian konflik.
3. Posisi ketiga ditempati sektor infrastruktur dengan 94 konflik
(14%),
4. Pertanian dengan 78 (12%) kejadian konflik.
5. Seterusnya sektor kehutanan dengan jumlah 30 (5%) konflik
6. Sektor pesisir dan kelautan sebanyak 28 (4%) konflik,
7. Sektor pertambangan dengan jumlah 22 (3%) kejadian konflik
yang terjadi sepanjang tahun 2017. Dengan begitu, selama tiga
tahun pemerintahan Jokowi-JK (2015-2017), telah terjadi
sebanyak 1.361 letusan konflik agraria.
PRODUK UNDANG-UNDANG DAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH
• Produk undang-undang dan kebijakan
pemerintah tidak berpihak pada kepentingan
kelompok miskin. Di tingkat nasional, tidak
sampai 10% UU berbicara tentang kesejahteraan
masyarakat, 90% lebih berbicara tentang politik
dan pemekaran daerah. Di daerah, sebagian
besar Perda berbicara tentang retribusi.

• Program penanggulangan kemiskinan tidak


menyentuh penyebab kemiskinan, yakni struktur
dan kebijakan yang menghambat kaum miskin
keluar dari kemiskinannya. Kemiskinan
dipolitikisasi dan dikomodifikasi
• Program penanggulangan kemiskinan
tidak menyentuh penyebab kemiskinan,
yakni struktur dan kebijakan yang
menghambat kaum miskin keluar dari
kemiskinannya. Kemiskinan dipolitikisasi
dan dikomodifikasi
KEMISKINAN DIUKUR DAN DIREDUKSI
DENGAN RUPIAH
Angka kemiskinan (BPS):
• Februasi 2005 : 35,10 juta (15,97%), dengan
garis kemiskinan Rp 129.108/bulan
• Maret 2006 : 39,05 juta (17,75%), dengan
garis kemiskinan Rp 152.847/bulan
• Maret 2007: 37,17 juta orang (16,58%),
dengan garis kemiskinan Rp 166.697/bulan
• Maret 2008: 34,96 juta orang (15,42%)
• Maret 2009: 32,53 juta orang (14,5%), dengan
garis kemiskinan Rp 200.262/bulan
• Maret 2010: 31,02 juta orang (13,33%),
dengan garis kemiskinan Rp 211.726/bulan

GARIS KEMISKINAN DIBUAT SERENDAH MUNGKIN


AGAR SEMAKIN SEDIKIT ORANG MISKIN YANG
TERJARING.
DENGAN INDIKATOR SEPERTI INI, JANGAN BERHARAP
ADA KEBIJAKAN
TTG KESEJAHTERAAN BAGI ORANG MISKIN
• Data Badan Pusat Statistik (BPS)
menunjukkan, tingkat kemiskinan di Indonesia
mencapai 9,82% di Maret 2018. Rekor sejarah
baru bagi Republik ini karena sejak dulu
tingkat kemiskinan selalu berkutat di dua digit.
Contohnya 7 tahun lalu, tingkat kemiskinan
masih berada di level 12,49% dengan jumlah
orang miskin 30,12 juta jiwa.
• Dengan level di bawah 10 persen, ada
25,95 juta jiwa orang miskin di Indonesia.
Angka kemiskinan ini berhasil ditekan
sebanyak 1,82 juta jiwa dibanding
periode yang sama tahun lalu sebanyak
27,77 juta jiwa orang miskin.
Orang miskin di Indonesia menyebar.
Paling banyak berada di desa 13,20%,
sedangkan di kota 7,02%. Dari sisi
jumlah, orang miskin terbanyak tinggal di
Pulau Jawa 13,34 juta jiwa, tapi dari
persentase terbesar ada di Maluku dan
Papua 21,20%.
• Ironisnya, kabar baik ini ternoda dengan
bencana kelaparan di Maluku Tengah,
Provinsi Maluku. Beberapa orang warga
Suku Mause Ane, Kecamatan Seram
Utara Timur Kobi tewas karena
kelaparan. Beginilah potret kemiskinan di
negeri yang katanya “Tanah Surga.”
• GK Bukan Makanan adalah nilai paling rendah
pengeluaran untuk perumahan, sandang,
pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan pokok
bukan makanan lainnya. Jadi, penduduk
miskin adalah penduduk yang memiliki rata-
rata pengeluaran per orang setiap bulan di
bawah garis kemiskinan itu.
• Berapa batas garis kemiskinan di Indonesia?
• Dari metodologi ini, BPS menetapkan garis
kemiskinan sebesar Rp 401.220 per orang per
bulan. Jadi kalau penduduk yang
pengeluarannya di bawah itu, sudah masuk
kategori orang miskin. Jika Rp401.220 dibagi
30 hari, maka rata-rata belanja orang miskin
kurang dari Rp13.374 per hari.
• Patokan garis kemiskinan tersebut merupakan
garis kemiskinan Indonesia secara umum,
sementara antarwilayah batas kemiskinannya
berbeda. Sebagai contoh di DKI Jakarta, garis
kemiskinan Rp 593.108 per orang per bulan
atau sekitar Rp19.770 per hari, sementara di
Provinsi Papua kebutuhan minimum
penduduknya Rp499.643 per orang per bulan
atau sekitar Rp16.654 per hari.
• Kelihatannya mah kecil ya. Tapi kalau dihitung
per keluarga terdiri dari 4 orang misalnya,
maka basis garis kemiskinan atau rata-rata
pengeluaran Rp1,6 juta. Dengan kata lain,
untuk memenuhi kebutuhan dasar, setiap
rumah tangga atau keluarga harus memiliki
pengeluaran Rp1,6 juta per bulan supaya tidak
masuk kategori miskin. Kurang dari itu,
dianggap miskin.
• Bank Dunia menetapkan standar garis
kemiskinan sebesar USD 1,9. Apabila dikonversi dengan
kurs rupiah saat ini 14.400 per USD, maka batasnya
sekitar Rp27.360 per orang per hari. Kalau kurang dari
itu, termasuk penduduk miskin.
• Akan tetapi berdasarkan paparan Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas), perhitungannya
mengacu pada USD PPP (Purchasing Power
Parity/paritas daya beli). Dasar yang dipakai Bank
Dunia, 1 USD dikonversi ke dalam PPP setara dengan
Rp5.341. Jadi bukan pada kurs rupiah saat ini.
• PPP merupakan sebuah metode yang
digunakan untuk menghitung sebuah
alternatif nilai tukar antar mata uang dari dua
negara. Dengan melihat ambang batas garis
kemiskinan di Indonesia Rp401.220, berarti
USD 2,5 PPP per hari. Ini sudah melebihi
standar internasional.
• Indonesia termasuk negara dengan problem
kelaparan serius. Kematian anak akibat kurang
gizi masih terus berlangsung sampai sekarang.
Dari 33 provinsi, hanya 8 provinsi yg memiliki
prevalensi penderita masalah gizi kurang dari
15%. Lima belas provinsi (mayoritas) masih di
atas 20%.
• Indonesia termasuk negara terbesar
kedua sebagai pemasok perdagangan
anak dan organ tubuh, dengan mayoritas
korban anak-anak keluarga miskin
• Tahun 2005 – 2007: 50.000 orang bunuh diri
dgn sebab utama kemiskinan dan tekanan
ekonomi. Mencuatnya kasus ibu bunuh diri
setelah membunuh anak

• Tahun 2006: 26 juta penduduk Indonesia


alami gangguan jiwa, mayoritas adalah
kelompok miskin. Setiap tahun penderita
gangguan jiwa meningkat 10-20%.
• Rata-rata ada 4 juta ibu hamil per tahun,
2 juta mengalami anemia, 1 juta
kekurangan energi kronis.
• Angka kematian ibu 228/100.000,
sementara Malaysia hanya 63/100.000,
Thailand 78/100.000, dan Filipina
173/100.000
• Merosotnya upah dan kondisi kerja buruh
akibat meluasnya sistem outsourcing dan
kontrak. Di Jatim: th 2003 hanya 7% buruh
berstatus kontrak. Th 2006 buruh berstatus
kontrak meningkat menjadi 68%. Di Jabar:
62,6% buruh di 91 perusahaan berstatus
buruh kontrak.
• Sekitar 21% SD di kota, 37% SD di desa, dan
60% SD di daerah terpencil kekurangan guru.
Dalam lima tahun ke depan 75% guru SD
pensiun; 88,8% sekolah di bawah standar
pelayanan minimal, 450 ribu siswa SMP
putus sekolah tiap tahun; 55% penduduk
Indonesia tidak tamat SD.
KURANG GIZI
TKW DAN HUKUM CAMBUK

Anda mungkin juga menyukai