Anda di halaman 1dari 18

IDENTIFIKASI/ PERENCANAAN /

ASSESSMENT DISAIN PROGRAM

EVALUASI IMPLEMENTASI
KEGIATAN PROGRAM

PEMANTAUAN/
MONITORING
Participatory = Partisipatif
Rural = Pedesaan
Appraisal = Kajian

Kajian Pedesaan Partisipatif

“Sekumpulan pendekatan dan metode yang


mendorong masyarakat pedesaan untuk turut
serta meningkatkan dan menganalisis
pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi
mereka sendiri, agar mereka dapat membuat
rencana dan tindakan.”
 Partisipatif = pelaksana aktif adalah masyarakat
dan orang luar menjadi fasilitator. Partisipasi tidak
dimaksudkan bahwa program diprakarsai oleh
orang luar dan masyarakat sebagai pelaksana.

 Desa/rural tidak hanya desa atau kampung tetapi


bisa saja di kota, atau daerah antara desa dan kota.

 pengkajian atau penelitian (appraisal) = di dalam


PRA ada unsur penelitian. PRA bukan metode
penelitian, PRA adalah metode pembelajaran bagi
masyarakat. Teknik pengkajian PRA hanya sebagai
alat untuk proses belajar bersama masyarakat di
dalam memahami fakta permasalahan, kebutuhan
dan alternatif pemecahan secara lebih nyata dari
masyarakat itu sendiri.
 Keluaran PRA adalah gambaran tentang:
◦ potensi sumber daya alam yang dimiliki
masyarakat,
◦ potensi sosial masyarakat;
◦ potensi perekonomian masyarakat;
◦ potensi lembaga atau kelompok kegiatan yang ada,
latar belakangnya, strukturnya, kegiatannya dan
lain-lain (termasuk lembaga pelayanan, baik
pemerintah maupun non-pemerintah);
◦ masalah-masalah masyarakat;
◦ prioritas dan penyebab masalah;
◦ peluang-peluang pengembangan.
 Perencanaan partisipatif muncul karena adanya
refleksi dari perencanaan konvensional yang
diterapkan sebelumnya.
◦ Kritik Terhadap Pendekatan Pembangunan ‘top-down.
◦ Perlunya Pemikiran Tentang Pendekatan Partisipatif
 Apabila masyarakat dapat dilibatkan secara berarti dalam
keseluruhan proses program, selain program itu menjadi
lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan rasa
kepemilikan warga masyarakat terhadap program lebih
tinggi, juga keterampilan-keterampilan analisis dan
perencanaan tadi dipindahkan kepada masyarakat.
◦ PRA Sebagai Pendekatan Alternatif
 cara untuk mewujudkan pendekatan yang partisipatif secara
praktis di lapangan.
 perencanaan partisipatif tidak sebatas
penyusunan rencana kegiatan/program,
namun dimaksudkan agar terjadi proses
pemberdayaan (penguatan) masyarakat.
Hingga pada akhirnya terjadi sebuah
perubahan sosial kearah tatanan masyarakat
yang lebih baik.
 Karena itu, proses aksi dan refleksi dalam
proses perencanaan partisipatif ini menjadi
penting dan utama.
 Tujuan Praktis adalah menyusun rencana dan
menyelenggarakan kegiatan bersama masyarakat
untuk pemenuhan kebutuhan praktis dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus
sebagai sarana pembelajaran bagi masyarakat
dalam pengelolaan sumber daya.
 Tujuan Strategis adalah pengembangan
masyarakat dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran, sehingga masyarakat semakin
memiliki kapasitas untuk bergaining dengan
pihak di luar dalam mengelola sumberdaya alam
yang ada di sekelilingnya.
 Langkah-langkah kajian partisipatif
dalam daur program:
◦ Penjajakan kebutuhan pengembangan
masyarakat
◦ Perencanaan Kegiatan
◦ Pengorganisasian dan Pelaksanaan
Kegiatan
◦ Pemantauan Kegiatan (Monitoring)
◦ Evaluasi Kegiatan.
Sikap fasilitator/
pendamping ALAT BANTU
dalam
pelaksanaan Teknik-teknik
teknik dan alat PRA

PROSES
Jangka Pendek OUTPUT
PEMBELAJARAN
Berbagi [Rencana Program]
Pengetahuan & Jangka Panjang
Pengalaman [Pemberdayaan/
Perubahan Sosial]
 Prinsip mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan)
◦ Sering kali program-program pengembangan tidak melibatkan
masyarakat yang terabaikan.
 Prinsip pemberdayaan (penguatan) masyarakat
◦ Banyak program pengembangan yang hanya berorientasi pada
bantuan fisik, sehingga malah meningkatkan ketergantungan
masyarakat pada bantuan dan pihak luar. PRA bertujuan
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menganalisa
keadaannya dan meningkatkan taraf hidupnya secara mandiri
dengan menggunakan sumber daya setempat serta mengurangi
ketergantungan kepada pihak luar.
 Prinsip masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai
fasilitator
 Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan
◦ PRA adalah suatu proses belajar berdasarkan pengalaman. Setiap
orang memiliki potensi dan pengalaman hidup yang berbeda.
Justru perbedaan-perbedaan ini merupakan kesempatan untuk
saling berbagi dan belajar bersama
 Prinsip terbuka, santai dan informal
◦ Untuk mencipatakan keterbukaan di antara masyarakat,
diperlukan suasana yang santai dan informal tetapi terarah. Tim
PRA bukanlah sebagai tamu asing, melainkan menjadi bagian dari
anggota masyarakat.
 Prinsip triangulasi data dan informasi
◦ Kadang-kadang informasi yang digali oleh seseorang tidak sesuai
dg persepsi orang lain. Kadang-kadang persepsi fasilitator
berbeda dengan apa disampaikan oleh masyarakat , dan kadang-
kadang informasi yang dianalisa dengan suatu teknik belum pasti
benar dan lengkap. Karena itu perlu prinsip ‘triangulasi’ atau cek
dan re-cek. Untuk menjaga bias penilaian yang terlalu subjektif,
maka perlu dikaji sumber-sumber informasi lain.
 Mengoptimalkan hasil
◦ Informasi yang terlalu banyak bisa menyebabkan kebingungan di
dalam proses analisis. Informasi yang terlalu sempit juga akan
menyulitkan di dalam melakukan kajian bersama masyarakat.
 Prinsip orientasi praktis
◦ Penerapan kajian partisipatuf tidak dimaksudkan hanya untuk
penggalian data, tetapi pemakaian PRA harus berimplikasi pada
pembuatan rencana tindak lanjut (program alternatif). Sekali lagi,
PRA bukanlah metode penelitian, PRA adalah wahana belajar
bersama masyarakat yang harus diimplementasikan secara
berkelanjutan melalui proses kaji-tindak.
 Prinsip belajar dari kesalahan
◦ Sering kali orang takut untuk mengemukakan keselahan-
kesalahannya atau mengungkapkan kebenaran. Melalui PRA
diharapkan akan timbul suasana keterbuakaan di mana
masyarakat mengkaji kekurangannya dan belajar dari
kelemahannya. PRA mengarahkan masyarakat untuk memperbaiki
keadaannya secara terus-menerus
 Prinsip berkelanjutan
◦ Masyarakat merupakan ekosistem dinamis dan senantiasa
berubah dari waktu ke waktu. Sehingga permasalahan, potensi
bahkan kebutuhan masyarakatpun turut berubah. Karenanya
kegiatan kajian partisipatif tidak cukup hanya digunakan satu kali,
melainkan senantiasa dilakukan pengkajian ulang di dalam setiap
akhir program.

Anda mungkin juga menyukai