Anda di halaman 1dari 26

PROTOTYPE KOMPONEN RUMAH PRACETAK

SEDERHANA DENGAN SISTEM KNOCKDOWN SERTA


DESAIN SAMBUNGANNYA

Muhammad Faisal
10111610013014

Dosen Pembimbing 1: Dosen Pembimbing 2:


Dr. Ridho Bayuaji, ST., MT. Dr. Eng. Yuyun Tajunnisa, ST., MT.
NIP. 19730710 199802 1002 NIP. 19780201 200604 2001
BAB I
PENDAHULUAN
Belakang
Latar

Gempa bumi di Indonesia

RUSPIN

Desain komponen dan


sambungan yang optimal
Belakang

hanya dapat digunakan pada struktur dengan Kategori


Latar

Desain Seismik (KDS) A, B, C. RUSPIN Belum mampu di


bangun untuk Wilayah Indonesia yang termasuk Kategori
Desain Seismik D, E, F. (BALITBANG PUPR Denpasar,
2015).

Desain komponen dan sambungan yang optimal


Dengan memperhatikan potensi gaya gempa di
Rumusan
Masalah

wilayah Indonesia, maka perlu memodelkan rumah 2


lantai dengan pengaruh beban gempa sehingga bisa
dicari peluang untuk mendesain komponen panel
modular dan sambungannya.
Masalah
Batasan
1. Model Rumah Pracetak yang dijadikan referensi adalah RUSPIN
(Rumah Unggul Sistem Panel Instan)
2. Ukuran Rumah yang digunakan Rumah modular dua lantai
3. Progam bantu teknik sipil yang digunakan untuk memodelkan
struktur adalah SAP 2000
4. Tidak menganalisis komponen struktur bawah
5. Analisis berupap panel dan sambungan yang dimodelkan
sebagai balok menggunakan software ANSYS
6. Tidak menghitung penulangan struktur komponen panel
Tujuan:
Menganalisis dan menemukan desain komponen panel dan sambungan yang
optimal dengan memperhatikan potensi beban gempa di wilayah Indonesia

Manfaat:
1. Memberikan pengetahuan tentang konstruksi Rumah pracetak modular

Tujuan &
Manfaat
sistem knockdown
2. Bisa dijadikan referensi penelitian atau riset tentang penelitian Rumah
pracetak sederhana selanjutnya
3. Masyarakat dapat mempunyai pilihan alternatif struktur rumah yang ramah
lingkungan, murah dan kuat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PANEL DAN SAMBUNGAN
BETON PRACETAK

Struktur beton pracetak adalah teknologi konstruksi struktur beton dengan


komponen-komponen penyusun yang dicetak terlebih dahulu pada suatu tempat
khusus (off site fabrication), dan selanjutnya dipasang di lokasi yang diinginkan
(ABDUH,2007)
Sedangkan yang dimaksud dengan panel berdasarkan
ACI CT-13 ACI Concrete Terminology adalah elemen
beton yang mempunyai ukuran relatif tipis dibandingkan
dengan dimensi lainnya dan dibatasi oleh sambungan
Menurut SNI 1729-2002, sambungan terdiriatau daritepian (ACI, 2013).
beberapa komponen sambungan (plat pengisi, pelat buhul,
pelat pendukung, dan pelat penyambung) dan alat
pengencang (baut dan las).
ACI 550.1R-01 Emulating Cast-in-Place Detailing in
Precast Concrete Structures menjelaskan sambungan
untuk sistem pracetak. Lokasi ideal untuk sambungan
sistem rangka adalah pada titik gaya dalam rangka,
terutama gaya momen, berada pada nilai minimum.
RUSPIN

RUSPIN merupakan rumah bersistem knock down, dengan proses pembangunan


strukturnya dengan menggabungkan panel-panel beton pracetak dengan baut.
Maka pembangunan rumah ini dapat diselesaikan dengan waktu jauh lebih
cepat.
RUSPIN

Keunggulan RUSPIN:
1. Sederhana
Panel struktur RUSPIN memiliki bentuk sederhana, baik dari ukuran dan bahan bangunan. Panel struktur
untuk RUSPIN hanya terdiri 2 jenis saja.
2. Cepat
Perakitan RUSPIN dua lantai di lapangan menggunakan 7 orang tenaga kerja belum terampil membutuhkan
waktu 4 hari untuk struktur lantai 1 dan 4 hari untuk struktur lantai 2. Mulai dari penyiapan lahan
sampai dengan finishing.
3. Fleksibel
Teknologi RUSPIN tidak hanya untuk rumah sederhana tetapi dapat dikembangkan untuk rumah mewah,
baik satu lantai maupun dua lantai.
4. Kuat
Berdasarkan hasil pengujian Simulasi numerik struktur RUSPIN dua lantai dengan desain konfigurasi tahun
2016 telah dilakukan dan menunjukkan bahwa desain struktur RUSPIN dua lantai dapat digunakan pada
wilayah Denpasar yang termasuk dalam wilayah gempa cukup berat.
Komponen
RUSPIN

Panel P1 Panel P2

Sambungan
Penelitian
Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan analisis sambungan pracetak Sebelumnya
untuk bangunan rumah sederhana 1 dan 2 lantai. Sambungan yang
diusulkan untuk menyambung kolom dan kolom pracetajk adalah
sambungan kering (dry joint) berupa batang penyambung dari baja yang
dimur. Penelitian Tersebut telah Membuktikan bahwa tipe sambungan
ini ternyata mampu menyalurkan gaya gempa dengan baik dan
berprilaku daktail penuh. Tirtayasa(2009)

Penelitian RUSPIN sebagai konstruksi rumah satu


lantai telah dilakukan pada tahun 2013 melalui
pengujian portal struktur rumah satu lantai. Analisis hasil
pengujian menunjukkan teknologi RUSPIN dapat diterapkan
untuk konstruksi rumah satu lantai yang memenuhi syarat
tahan gempa (BALITBANG PUPR Denpasar, 2013).

Penelitian RUSPIN dikembangkan lagi pada tahun 2015 pada


konstruksi rumah 2 lantai dengan mempertimbangkan kategori desain
sesimik pada wilayah gempa di Indonesia. Hasil akhir penelitian
menunjukkan sambungan kolom-balok lantai dua belum memenuhi syarat
kekakuan sehingga hanya dapat digunakan pada struktur dengan
Kategori Desain Seismik (KDS) A, B, C. RUSPIN Belum mampu di
bangun untuk Wilayah Indonesia yang termasuk Kategori Desain Seismik
KATEGORI DESAIN SEISMIK

Didalam peraturan gempa SNI 03-1726-2012 struktur ditetapkan memiliki kategori desain seismik
berdasarkan kategori risikonya I, II, atau III dan IV dan parameter respon percepatan desainnya yaitu SDS
dan SD1. KDS diklasifikasikan kedalam tiga tingkatan secara berturut-turut yaitu; Rendah (KDS A dan B),
Menengah (KDS C) dan Tinggi (KDS D, E dan F).(Sapta,2014)

Tabel KDS berdasarkan parameter KDS berdasarkan parameter respon percepatan pada
respon percepatan pada periode periode 1 detik
pendek

(Sumber: SNI 1726-2012)


LENDUTAN IZIN RETAK IZIN
Kondisi Lebar Retak Yang Dapat Ditoleransi
Keterbukaan
Inci mm
Udara kering 0.016 0.41
Udara lembab 0.012 0.3
Area berbahan kimia 0.007 0.018
Laut 0.006 0.015
Struktur penahan air 0.004 0.010

SNI 2847 2013 ACI COMMITTE 124

Kontrol
ANSYS adalah program paket yang dapat memodelkan elemen
hingga untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
mekanika, termasuk di dalamnya masalah statik, dinamik, analisis
struktural (baik linier maupun nonlinier), masalah perpindahan
panas, masalah fluida dan juga masalah yang berhubungan dengan
akustik dan elektromagnetik. (Sinaga, 2018)
ANSYS
BAB III
METODOLOGI
A

A Flowchart
Struktur
Denah

Langkah awal penelitaian ini ialah merencanakan denah rumah. Denah rumah
yang direncanakan adalah rumah 2 lantai dengan luas bangunan 63 m2. Pada
gambar menunjukkan denah rumah yang akan dirancang
Perencanaan
Komponen

DETAIL BALOK
DETAIL UJUNG BALOK
Perencanaan
Komponen

DETAIL SAMBUNGAN POTONGAN MELINTANG


SAMBUNGAN
Beban Statis:
Beban tetap terdiri dari beban mati (dead load) dan beban hidup (liveload).

Pembebanan
• Beban hidup
o Beban hidup plat lantai = 250 kg/m2

• Beban Mati
o Berat plafond + duching = 18 kg/m2
o Finishing plat atap (3 cm) = 63 kg/m2
o Finishing plat lantai (2 cm) = 66 kg/m2
o Berat sendiri pelat beton ringan = 97,5 kg/m2

Beban Gempa:
Peninjauan beban gempa dilakukan dengan metode analisis dinamik respons spektrum
dengan mengacu pada SNI 1726-2012. Pada penelitian kali ini rumah diasumsikan
struktur yang masuk kategori desain seismik C dan D
KONTROL

SNI 2847 2013 ACI COMMITTE 124

LENDUTAN ANALISA DAKTILITAS RETAK


Jadwal
Pengerjaan TA
Daftar
Pustaka Alfitasari. 2010. Perilaku dan Perancangan Balok Beton Pracetak untuk Rumah
Sederhana Cepat Bangun Tahan Gempa dengan Sistem Rangka Terbuka (Open-
Frame). Surabaya: Tesis Magister Bidang Keahlian Struktur – Teknik Sipil, ITS.

Sinaga,Sadtes L. 2018. Analisa Distribusi Tegangan Baut Pada Sambungan Web-


flange Gelagar Baja dengan Cara Analitis dan Program Ansys. Medan: Tugas
Akhir Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.

Badan Standardisasi Nasional. 2012. SNI 03-1727-2012 TataCara Perhitungan


Pembebanan Untuk Bangunan Gedung. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.

Badan Standardisasi Nasional. 2012. SNI 2847-13 Tata Cara Perencanaan


Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Jakarta : Badan Standardisasi
Nasional

Badan Standardisasi Nasional. 2012. SNI 03-1727-2012 Tata Cara Perhitunga


Pembebanan Untuk Bangunan Gedung. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional

Balai Penelitian dan Pengemabangan Kementrian PUPR. 2013. Modul E-learning


RUSPIN. Bandung : Balai Penelitian dan Pengemabangan Kementrian PUPR
TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai