Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian Nelson & Tarpey (2010)
menyebutkan bahwa salah satu faktor untuk meningkatkan
kepuasaan tenaga kerja yang memungkinkan perawat
mengkoordinasikan kehidupan profesional dan pribadi perawat untuk
keseimbangan kehidupan kerja.
1. Teori scheduling
2. Peran dan fungsi manajer
perawat
3. Permasalahan scheduling
4. Studi kasus
Kenapa manajer memahami scheduling ?
lingkungan pekerjaaan,
kondisi pekerjaan,
penghargaan,
dukungan manajer,
kesempatan berkarir dan penjadwalan
(Hariyati, 2014; B. Hayes, Bonner, & Pryor, 2010; Lin, Viscardi, & McHugh, 2014).
Penjadwalan
Penjadwalan menjadi faktor penting dalam
meningkatkan kepuasan kerja
(Koning, 2014; Leineweber et al., 2016; Simunić & Gregov, 2012).
(Bae, Trinkoff, Jing, & Brewer, 2013; Mutingi & Mbohwa, 2015;
Mwiya, 2008; NHS, 2016).
Hal yang perlu diperhatikan
oleh seorang manajer
Kompetensi,
Jumlah tenaga,
Fleksibel,
Keadilan dan
Skill mix.
Skill mix
Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang manajer dalam
melaksanakan manajemen penjadwalan perawat meliputi
kompetensi, jumlah tenaga, fleksibel, keadilan dan skill mix.
Pemerataan kompetensi merupakan bagian yang harus diperhatikan
oleh manajer dalam mengimplementasikan penjadwalan perawat.
Kompetensi adalah kemampuan untuk melakukan tugas
dengan hasil yang diinginkan melalui kemampuan yang dimiliki
(Satu, Leena, Mikko, Riitta, & Helena, 2013).
Kompetensi perawat dinilai dari aspek pengetahuan, sikap,
keterampilan dan berpikir kritis (Chang, Chang, Kuo, Yang, & Chou,
2011; Numminen, Leino-Kilpi, Isoaho, & Meretoja, 2015).
Peran Manajer Perawat
Perawat manajer perawat alokasi melalui anggaran personil,
mendistribusikannya secara tepat, dan membuat jadwal induk
untuk unit yang juga memenuhi kebutuhan pribadi dan
profesional masing-masing perawat.
Membuat jadwal yang fleksibel dengan berbagai pilihan
penjadwalan yang mengarah untuk bekerja stabilitas jadwal
untuk setiap karyawan salah satu mekanisme kemungkinan
untuk mempertahankan staf (Yoder-Wise, 2014).
Tujuan dari penjadwalan perawat menurut
Hibberd 1999 dalam Yuanita (2003) :
Penjadwalan yang terpusat mendukung untuk akses pasien yang lebih baik,
komunikasi profesional, dukungan sosial dan meningkatkan kepuasan kerja (Parker et
al., 2012).
Kelemahan untuk penjadwalan sentralisasi adalah
terbatasnya pengetahuan koordinator terhadap
perubahan ketajaman kebutuhan pasien atau
kegiatan yang berhubungan dengan pasien lainnya
pada unit (Yoder-Wise, 2014), tidak dapat
mempertimbangkan keinginan dan kebutuhan
khusus pegawai (Hariyati, 2014).
Hal ini juga berlaku di Indonesia yang mengatur jumlah jam bekerja untuk tenaga perawat.
Berdasarkan UU ASN, pegawai PNS harus bekerja secara efektif 37,5 jam per minggu
(Undang-Undang RI No.5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, 2014).
Manajer yang baik akan berupaya untuk memulai dari proses perencanaan yang
tepat sampai dengan evaluasi berkelanjutan dalam kurun waktu beberapa bulan
diakhir pelaksanaan jadwal dinas (Bagheri, Gholinejad Devin, & Izanloo, 2016;
Marquis & Huston, 2012).
c. Faktor Perawat
Penelitian Bae et al. (2013) menyebutkan bahwa faktor pribadi perawat menjadi
persoalan dalam mempengaruhi penjadwalan. Faktor pribadi perawat yang bisa
mempengaruhi penjadwalan dinas meliputi status keluarga, status kesehatan dan
sifat-sifat pribadi (misalnya komitmen terhadap organisasi). Status kesehatan
perawat dapat mempengaruhi kemampuan perawat dalam pembagian shift kerja
khususnya untuk bekerja on-call (Bae et al., 2013). Selain itu, perawat muda dengan
status belum menikah bisa bekerja tanpa kendala waktu dibandingkan dengan
perawat yang sudah menikah dan mempunyai anak.
Perawat senior atau tua cenderung memiliki anak di rumah sehingga permintaan
jadwal dinas akan berbeda. Penelitian lainnya bahwa ego dari senior (Senioritas)
dalam penjadwalan dinas perawat juga masih ada sehingga senior mempunyai
perlakuan khusus untuk menentukkan jadwal yang fleksibel (Van Den Bergh, Beliën,
De Bruecker, Demeulemeester, & De Boeck, 2013).
Faktor-faktor pribadi lainnya yang berpotensi terkait dengan penjadwalan dinas
adalah komitmen terhadap organisasi (NHS, 2016). Komitmen dibuktikan dengan
adanya kekuatan sikap untuk membuktikan kesetian kepada organisasi (Bae et al.,
2013). Perawat yang lebih berkomitmen untuk posisi dan organisasi mungkin lebih
cenderung untuk fleksibel dalam penjadwalan dinas karena perawat dengan
komitmen tinggi memberikan loyalitas untuk pelayanan di rumah sakit.
d.Faktor pasien
Pasien merupakan fokus utama dari pelayanan keperawatan. Faktor
berpusat pada pasien berhubungan permintaan pasien seperti perawatan
pasien dan harapan pasien yang menentukan tingkat layanan yang
diperlukan (NHS, 2016). Sebuah kepuasan minimum tingkat pelayanan
harus dipenuhi sesuai dengan daftar jadwal dinas dalam permintaan
pelayanan yang dinamis. Permintaan dari pasien yang banyak membuat
kebutuhan tenaga meningkat. Penjadwalan yang seharusnya dibuat bisa
berubah karena dampak dari banyaknya pasien yang masuk di ruangan
atau unit tersebut (Mutingi & Mbohwa, 2015).
Dampak negatif dari manajemen penjadwalan dinas yang kurang tepat juga akan
berpengaruh kepada pasien. Pengelolaan penjadwalan yang tidak tepat akan
menyebabkan meningkatnya pembiayaan (cost) rumah sakit (Leineweber et al., 2016;
Wright & Mahar, 2013). Selain itu, manajemen yang tidak tepat akan juga berdampak
kepada pasien seperti terjadinya kesalahan perawatan pasien dan meningkatnya
kematian pasien (Geiger-Brown & Trinkoff, 2010; Trinkoff et al., 2011).
Armstrong-Stassen, M., Freeman, M., Cameron, S., & Rajacich, D. (2015). Nurse managers’ role in older nurses’
intention to stay. Journal of Health Organization and Management, 29(1), 55–74. http://doi.org/10.1108/JHOM-02-
2013-0028
Farasat, A., & Nikolaev, A. G. (2016). Signed social structure optimization for shift assignment in the nurse scheduling
problem. Socio-Economic Planning Sciences. http://doi.org/10.1016/j.seps.2016.06.003
Hariyati, R. T. S., Sutoto, & Irawaty, D. (2016). Kredensial dan Rekredensial Keperawatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Koning, C. (2014). Does self-scheduling increase nurses’ job satisfaction? An integrative literature review. Nursing
Management, 21(6), 24–28. http://doi.org/10.7748/nm.21.6.24.e1230
Kuokkanen, L., Leino-Kilpi, H., Numminen, O., Isoaho, H., Flinkman, M., & Meretoja, R. (2016). Newly graduated
nurses’ empowerment regarding professional competence and other work-related factors. BMC Nursing, 15(1), 22.
http://doi.org/10.1186/s12912-016-0143-9
Leineweber, C., Chungkham, H. S., Lindqvist, R., Westerlund, H., Runesdotter, S., Smeds Alenius, L., & Tishelman, C.
(2016). Nurses’ practice environment and satisfaction with schedule flexibility is related to intention to leave due to
dissatisfaction: A multi-country, multilevel study. International Journal of Nursing Studies, 58, 47–58.
http://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2016.02.003
Lieder, A., Moeke, D., Koole, G., & Stolletz, R. (2015). Task scheduling in long-term care facilities: A client-centered
approach. Operations Research for Health Care, 6, 11–17. http://doi.org/10.1016/j.orhc.2015.06.001
Lin, C., Kang, J., Chiang, D., & Chen, C. (2015). Nurse Scheduling with Joint Normalized Shift and Day-Off Preference
Satisfaction Using a Genetic Algorithm with Immigrant Scheme. International Journal of Distributed Sensor Networks,
2015, 1–10. http://doi.org/10.1155/2015/595419
Numminen, O., Leino-Kilpi, H., Isoaho, H., & Meretoja, R. (2015). Newly Graduated Nurses’ Competence and
Individual and Organizational Factors: A Multivariate Analysis. Journal of Nursing Scholarship, 47(5), 446–457.
http://doi.org/10.1111/jnu.12153
Okonkwo, E. (2014). Flexible Work Hour and Tenure Impacts on Time-based Work Interference with Family. IFE
Psychologia: An International Journal, 22(1), 232–238.
Satu, K., Leena, S., Mikko, S., Riitta, S., & Helena, L. (2013). Competence areas of nursing students in Europe. Nurse
Education Today, 33(6), 625–632. http://doi.org/10.1016/j.nedt.2013.01.017
Simunić, A., & Gregov, L. (2012). Conflict between work and family roles and satisfaction among nurses in different
shift systems in Croatia: a questionnaire survey. Arhiv Za Higijenu Rada I Toksikologiju, 63(2), 189–97.
http://doi.org/10.2478/10004-1254-63-2012-2159
Stimpfel, A. W., Brewer, C. S., & Kovner, C. T. (2015). Scheduling and shift work characteristics associated with risk for
occupational injury in newly licensed registered nurses: An observational study. International Journal of Nursing
Studies, 52(11), 1686–1693. http://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2015.06.011
Trinkoff, A. M., Johantgen, M., Storr, C. L., Gurses, A. P., Liang, Y., & Han, K. (2011). Nurses’ work schedule
characteristics, nurse staffing, and patient mortality. Nursing Research, 60(1), 1–8.
http://doi.org/10.1097/NNR.0b013e3181fff15d
Tsaia, C. C., & Leeb, C. J. (2010). Optimization of Nurse Scheduling Problem with a Two-Stage Mathematical
Programming Model. Asia Pacific Management Review, 15(4), 503–516.
Whitehead, D. K., Weiss, S. A., & Tappen, R. M. (2007). Essentials of nursing leadership and management (5thed.).
United States: F. A. Davis Company. http://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Wright, P. D., & Mahar, S. (2013). Centralized nurse scheduling to simultaneously improve schedule cost and nurse
satisfaction. Omega (United Kingdom), 41(6), 1042–1052. http://doi.org/10.1016/j.omega.2012.08.004
Terima Kasih