Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU INPARTU KALA IV

DENGAN HEMORAGIC POST PARTUM DENGAN


MASALAH GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH
DI RSUD SAYIDIMAN MAGETAN
Kelompok 8
1. Anindya Annisa
2. Chindy Nofitasari
3. Ike hendriana
4. Muniffatul Fuaddah
5. Nadya Okta Alfira
6. Nola Putri A.
Definisi
Sistem hemostasis berfungsi memulai pembekuan darah
dan menghentikan perdarahan. Koagulasi merupakan
proses yang merubah darah dari keadaan cair menjadi
bekuan darah. Sistem hemostasis juga mencegah
pembekuan yang tidak diinginkan dan trombosis. Seri
reaksi rumit yang meliputi protein plasma, trombosit dan
pembuluh darah ikut berperan untuk mengatur
pembekuan darah. Cacat patologi pada sistem hemostasis
dapat menimbulkan perdarahan atau trombosis.
Trombosis merupakan proses pembekuan darah tidak
diinginkan yang menimbulkan cidera jaringan (Sabiston,
2011).
Kelainan patofisiologis hemostasis dan pembekuan
Etiologi darah bisa disebabkan oleh defisiensi salah satu
faktor pembekuan dan kelainan jumlah trombosit.

• Kelainan koagulasi generalisata ini dianggap


sebagai akibat dari lepasnya substansi – substansi
serupa tromboplastin yang berasal dari produk
konsepsi ke dalam sirkulasi darah ibu atau akibat
aktivasi faktor XII oleh endotoksin.Setelah itu
Patofisiologi
mulailah serangkaian reaksi berantai yang
mengaktifkan mekanisme pembekuan darah,
pembentukan dan pengendapan fibrin dan,
sebagai konsekuensinya, aktivasi sistem
fibrinolitik yang normalnya sebagai proteksi.

• Perdarahan berlangsung terus dan merembes dari


Tanda tempat luka.
Gejala • Mudah memar.
• Kelainan jaringan ikat.
• Karena adanya bekuan darah yang banyak
terbentuk akan menyebabkan hambatan aliran
darah di semua organ tubuh sehingga dapat
Komplikasi menyebabkan kegagalan organ yang luas seperti
gagal ginjal akut, koma, gagal napas akut, dan
iskemia.Komplikasi-komplikasi obstetric yang
diketahui berhubungan dengan DIC (Koagulasi
Intravaskuler Diseminata)

• Klasifikasi kehamilan resiko rendah dan resiko


tinggi akan memudahkan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan untuk menata strategi
Pencegahan pelayanan ibu hamil saat perawatan antenatal
dan melahirkan dengan mengatur petugas
kesehatan mana yang sesuai dan jenjang rumah
sakit rujukan.

 Tujuan utama pengobatan adalah menghilangkan


sumber material serupa tromboplastin, tetapi
Pengobatan
evalusai produk konsepsi akan mendatangkan
resiko perdarahan vaginal atau bedah.
DIAGNOSA

1. Umum
• Didapatkan pada semua parturient dengan HPP Primer :
• Data Subyektif : Keluar darah bergumpal dari alat kemaluan
• Inspeksi : Adanya pengeluaran darah > 400 cc, parturient
tampak pucat, pada keadaan serius tampak
tanda-tanda syok.
• Pada kehilangan darah lebih dari 25%, dijumpai TTV
• Tensi : Turun (< 100/70-130/90 mmHg)
• Nadi : Lemah dan cepat (< 70 dan > 100 x/mnt)
• RR : Meningkat (> 20 x/mnt)
• Suhu : Turun (< 360 C)
2. Khusus
• DIC(Koagulasi Intravaskuler Diseminata) disebabkan :
a. Perdarahan dari tempat lain, misalnya vagina, hidung, gusi, kulit, dll
b. Darah yang keluar sama sekali tidak ada gumpalan, walau sudah
terkena udara
Karena adanya bekuan darah yang banyak terbentuk
akan menyebabkan hambatan aliran darah di semua
organ tubuh sehingga dapat menyebabkan kegagalan
Penatalaksanaan organ yang luas seperti gagal ginjal akut, koma, gagal
napas akut, dan iskemia.Komplikasi-komplikasi
obstetric yang diketahui berhubungan dengan DIC
(Koagulasi Intravaskuler Diseminata)

Jika tes koagulasi darah menunjukkan hasil abnormal


dari terjadinya perdarahan post partum, perlu
dipertimbangkan penyebab yang mendasari terjadinya
Pencegahan perdarahan post partum, seperti solusio plasenta,
sindroma HELLP, fatty liver pada kehamilan, IUFD,
emboli air ketuban dan septikemia.

Clotting time adalah lamanya waktu yang diperlukan


darah untuk membeku secara in vitro (Pramudianti,
Pemeriksaan Massa 2011). Dalam tes ini hasilnya menjadi ukuran aktivitas
Pembekuan Darah faktor-faktor pembekuan darah, terutama faktor-
(Cloatting Time)
faktor yang membentuk tromboplastin dan faktor yang
berasal dari trombosit
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
A. Pengkajian
B. Diagnosa
1. Data Subyektif P>/APIAH....., k/u ibu...., jenis persalinan....., laktasi
a. Biodata lancar/tidak, involusi baik/tidak, TFU...., kontraksi.....,
- Umur perinium ruptur/tidak.
- Penghasilan Perdarahan dengan masalah gangguan pembekuan
darah.
b. Keluhan utama
C. Perencanaan
c. Riwayat kesehatan P...., k/u ibu ..., jenis persalinan postpartum awal
d. Riwayat kebidanan atonia uteri, laktasi lancar, involusi tidak baik, TFU....,
e. Pola kebiasaan sehari-hari kontraksi....., perinium ruptur
Tujuan : kondisi ibu menjadi baik
2. Data Obyektif Kriteria :
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
a. Pemeriksaan umum
T : 110/70-120/80mmH S : 36,5-37,5OC
• Keadaan umum
N : 70-100x/menit R : 16-24x/menit
- TTV - Hb dalam batas normal (12-14mg/dL)
- Pemeriksaan fisik - Ibu tidak pucat dan tidak terlihat anemis
- Pemeriksaan penunjang - Perdarahan normal tanpa stolsel
- Pemeriksaan kebidanan - Fundus teraba bulat dan keras
Intervensi
1. Berikan penjelasan mengenai kondisi ibu
Rasional : dengan penjelasan tentang kondinya ibu mengeerti dan
kooperatif dalam tindakan
2. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
bervariasi
Rasional : membantu memperlancar involusio
3. Mengobservasi k/u, TTV, involusio, lochea, laktasi, dan
konsistensi rahim
Rasional : mendeteksi adanya kelainan sehingga dapat segera
dilakukan tindakan
4. Perhatikan gejala malaise, menggigil, nyeri tekan uterus atau
nyeri pelvis
Rasional : gejala ini menandakan keterlibatan, sistematik,
kemungkinan menimbulkan bakteri, syok dan kematian bila tidak
teratasi.
Masalah

• Masalah I : Cemas karena perdarahan yang terus-menerus


• Tujuan : Mengurangi perasaan cemas pada ibu
• Kriteria hasil : Ibu menunjukkan wajah lebih tenang
• Intervensi :
1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan dukungan psikologis
Rasional : meningkatkan relaksasi pada ibu
2. Sampaikan sikap yang tenang dan mendukung
Rasional : dapat membantu ibu mempertahankan kontrol emosi dalam
berespon terhadap perubahan status fisiologis.
3. Bantu ibu untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional : memberikan kesempatan pada ibu untuk mengungkapkan
perasaan ibu
4. Jelaskan faktor penyebab dan tindakan khusus terhadap haemoragie
Rasional : berikan informasi untuk membantu mengatasi situasi.
Masalah II : Resiko infeksi berhubungan dengan perdarahan
• Tujuan : Tidak terjadi infeksi
• Kriteria hasil :
1. Lochea tidak berbau
2. TTV dalam batas normal
• Intervensi :
a. Catat perubahan tanda vital
Rasional : perubahan TTV mengidikasi terjadi komplikasi
b. Lakukan tindakan kolaborasi untuk pemberian antibotik
Rasional : pemberian antibiotik yang tepat diperlukan untuk keadaan
infeksi
Masalah III : Anemia berhubungan dengan perdarahan
• Tujuan : Tidak terjadi anemia dan anemia dapat teratasi
• Kriteria hasil :
1. Hb dalam batas normal (>10 gr/dL)
2. Tidak ada tanda-tanda anemia (conjungtiva palpebra merah
muda/pucat)
• Intervensi :
a. Jelaskan pada ibu penyebab terjadinya anemia
Rasional : ibu mengerti tentang keadaannya
b. Lakukan tirah baring dengan kaki ditinggikan 20-30o dan tubuh
horizontal
Rasional : perdarahan dapat menurunkan atau menghentikan reduksi
akifitas. Pengubahan positif yang tepat meningkatkan aliran baik vena,
menjamin persediaan darah menuju otak dan organ vital lainnya yang
lebih besar.
c. Kaji kadar hb ibu. Berikan suplemen Fe sesuai indikasi
Rasional : anemia sering menyertai infeksi, memperlambat dan merusak
sistem imun.
TINJAUAN KASUS
Data Subyektif
• Ny. I/ 22 th/ Islam/ SMA/ Jawa Indonesia/ Swasta/ Rp. 1.000.000/ 20
th/1x/ Menikah/ Jl. Kalimantan
• Tn. D/ 31 th/ Islam/ SMA/ Jawa Indonesia/ Swasta/ Rp.1.500.000/ 28th/
1x/ Menikah/ Jl. Kalimantan
• Ibu merasakan keluar darah banyak sampai tembus.
• Riwayat Kesehatan ibu dan keluarga Ibu tidak pernah dan tidak sedang
menderita penyakit dengan gejala nafas sesak, jantung berdebar-debar
(jantung), sesak nafas disertai batuk menahun (paru-paru), nafsu makan
bertambah sering minum, sering kencing (DM), keputihan yang berbau dan
gatal (PMS).
• Haid pertama umur 13 tahun, siklus 28 hari, lama 6-7 hari, teratur tiap
bulan,ganti pembalut 3 kali/hari, nyeri haid pada hari pertama dan kedua
konsistensi encer, warna merah, terkadang ada gumpalan, tidak mengalami
keputihan yang berbau, tidak berwarna kuning kehijauan dan tidak gatal,
atau tidak pernah mengalami perdarahan diluar haid.
• Ibu hamil 9 bulan periksa kehamilan dibidan E sebanyak 11 kali selama hamil.
Pada TM I ibu periksa 3 kali dan mengeluh mual dan nafsu makan berkurang,
hilang setelah usia kehamilan 3 bulan.
Pada TM II ibu periksa 3 kali. Pada TM III ibu periksa sebnayak 5 kali dan
mengalami keluhan anemia. Selama hamil ibu mendapatkan terapi anelat,
vit. C. vitamin B complek, calcifar, etabion. Ibu tidak mengalami
komplikasi selama kehamilan.
• Pada tanggal 17-01-2020 pukul 03.00 WIB, I bu merasakan kenceng-
kenceng dan mengeluarkan lendir darah tetapi sedikit kemudian tanggal
17-01-2020 pukul 05.00 WIB ibu datang ke rumah sakit karena kenceng-
kenceng semakin sakit, lalu dilakuakn pemeriksaan dalam dan hasilna
pembuakaan 9 cm dan langsung dilakukan observasi sampai dengan
persalinan. Pada tanggal 17-01-2020 pukul 07.40 WIB bayi lahir, normal,
ditolonh bidan, spontan belakang kepala, langsung menangis, gerak aktif,
BB 3200 gram, PB 49 cm, AS 8-9, LK 30 cm, tidak ada kelainan. Plasenta
lahir spontan dan lengkap 15 menit setelah kelahiran bayi.
• Pada tanggal 17-01-2020 pukul 08.15 WIB, ibu mengatakan pusing,
perdarahan banyak, pandangan kabur, dan merasa lemas.
• Ibu setelah bersalin sudah makan 1 porsi nasi lauk, pauk dan sayur. Serta
minum teh manis sebanyak 1 gelas.
• Ibu saat bersalin dilakukan kateterisasi urin sebanyak 100cc, ibu belum
BAB.
Data Obyektif
• Keadaan umum lemah
• Kesadaran composmentis
• Tanda-tanda Vital
TD : 100/60 mmHg
N : 124 x/menit
R : 28 x/menit
S : 36,4 C
• Pemeriksaan fisik
Muka : terlihat pucat
Mata : sklera putih, konjungtiva tampak pucat, cekung.
Mulut : bibir pucat dan kering
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe,
tidak ada pembendungan vena jugularis.
Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus keras dan bundar,
kandung kemih kosong.
Genetalia : keluar perdarahan sebanyak ± 500 cc dari jalan lahir berwarna
merah kehitaman. terdapat luka bekas jahitan pada perineum yaitu
subkutis.
• Pemeriksaan Laboratorium
HB : 9 gr/dL Leukosit : 20.53 103 /µl
Trombosit : 45 103 /µl Hematokrit : 43,7 %
Eritrosit : 4.92 106 /µl
Assesment
P10001, Inpartu Kala IV dengan Hemoragi Post Partum KU lemah,
Prognosa baik dengan masalah gangguan pembekuan darah
trombositopeni
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan pada keluarga tentang perdarahan yang terjadi dan cara
menangani. Keluarga mengerti
2. Melakukan pemasangan infuse RL 500 cc dan grojok serta drip
dengan 2 ampul oksitosin. Infus terpasang tangan kiri
3. Memberikan oksigen nasal 2 liter/ menit.
4. Melakukan pemasangan infus NaCl kemudian dilanjutkan dengan
tranfusi trombosit 2 kalf.. infus terpasang pada tangan kanan
5. Lakukan tirah baring dengan kaki ditinggikan (20-30∘) dan tubuh
horizontal
6. Memantau perdarahan yang terjadi, pantau setiap 15 menit.
Perdarahan berkurang.
7. Pantau frekuensi infuse secara manual, catat masukan dan keluaran,
serta ukuran berat jenis urine
8. Anjurkan ibu untuk minum air putih hangat dan makanan segera
mungkin. Ibu makan nasi dan telur serta sayur.
9. Observasi observasi tiap 15 menit.
Catatan Perkembangan
Tanggal 17-01-2020
2. Sambil merujuk
• S: tidak terasa perdarahan sur-
sur 3. Melanjutkan terapi yang di
• O: dapat berupa infus RL +10 IU
TD : 100/60 mmHg Oksitosin dengan habis dalam
N : 98 x/menit waktu 15 menit.
R : 24 x/menit 4. Melanjutkan pemberian
S : 38 C tranfusi trombosit, bila habis
• Genetalia : perdarahan 50cc ganti kolf ke-2. Kolf pertama
• A:
tersisa 1/3 bagian.
P10001, Inpartu Kala IV dengan
Hemoragi Post Partum KU 5. Melanjutkan pemberian
lemah, Prognosa baik dengan oksigen nasal 3 liter/menit.
masalah gangguan pembekuan 6. Catat semua tidakan dan hasil
darah trombositopeni.
• P: pemeriksaan
1. Melakukan rujukan ke RS 7. Laporkan rekam medis pasien
Soedono Madiun dan tetap pada tempat rujukkan
monitor Tanda-tanda vital
Kesimpulan
Gangguan pada faktor pembekuan darah (trombosit) adalah
pendarahan yang terjadi karena adanya kelalaian pada proses
pembekuan darah sang ibu, sehingga darah tetap
mengalir.Kelainan patofisiologis hemostasis dan pembekuan
darah bisa disebabkan oleh defisiensi salah satu faktor
pembekuan dan kelainan jumlah trombosit. Perdarahan hebat
dapat terjadi akibat defisiensi vitamin K, hemofilia serta
trombositopenia. Selain itu kelainan dapat terjadi akibat
adanya bekuan yang terbentuk secara abnormal seperti pada
keadaan tromboembolus pada manusia. Kelainan koagulasi
ini dianggap sebagai akibat dari lepasnya substansi-substansi
serupa tromboplastin yang berasal dari produk konsepsi ke
dalam sirkulasi darah ibu.Perdarahan berlangsung terus dan
merembes dari tempat luka.
Terimakasih Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai