Anda di halaman 1dari 19

AGE-RELATED

MACULAR
DEGENERATION
DESSY (406182044)
Anatomi
Histologi
Fototransduksi
Age Related Macular Degeneration
Degenerasi macula terkait usia (AMD, age-related macular degeneration) merupakan
gangguan degenerative yang mempengaruhi macula yang terjadi pada orang-orang
berusia diatas 50 tahun, tanpa sebab yang jelas.

Tipe
basah
AMD
Tipe
kering
Faktor resiko
◦ Usia Faktor lain:
◦ Ras ◦ Operasi katarak
◦ Heredity ◦ Paparan sinar
◦ Merokok matahari yang tinggi
◦ Hipertensi ◦ Wanita
◦ Dietary factor
Peningkatan Menurunkan Metabolit akhir dari segmen luar
usia fungsi RPE fotoreseptor akan menumpuk intrasel
didalam RPElipofusin

Liposin dideposit membran


Bruch  Drusen

Penebalan membran Bruch, disfungsi


dan degenerasi RPE, kerusakan
fotoreseptor, disintegrasi membran,
dan peningkatan VEGF 
neovascularisasi

Terbentuk sikatriks
disiform yang bisa 
penglihatan sentral
Manifestasi Klinis
◦ Penglihatan menurun perlahan tanpa disertai tanda radang(mata
tenang)
◦ Distorsi penglihatan (metamorfopsia)
◦ Penglihatan meredup
◦ Gangguan penglihatan warna
◦ Kehilangan penglihatan sentral (scotoma sentral)
Degenerasi Makula tipe non-eksudatif (tipe kering) atau non-
neovaskular

◦ Dari perubahan-perubahan di RPE dan membran Bruch (oftalmoskop 


Drusen)
◦ Drusen adalah deposit berwarna kuning, bulat, diskret atau konfluen,
dengan bentuk dan ukuran bervariasi.
◦ Histopatologis  dibentuk dari bahan berbasis kolagen ataupun
granular lipid
◦ Drusen dapat dibagi menjadi drusen keras dan drusen halus
Degenerasi Makula tipe eksudatif (tipe basah) atau neovaskular

◦ Jarang terjadi namun lebih berbahaya dibandingkan dengan tipe


kering
◦ Neovaskularisasi koroid merupakan perkembangan abnormal dari
pembuluh darah pada epitel pigmen retina pada lapisan retina 
Pembuluh darah ini bisa perdarahan  scar disciform di sentral
kehilangan pusat penglihatan gangguan penglihatan sentral
permanen
Pemeriksaan

Funduskopi
Kartu amsler
Fundus Fluorescein Angiography
◦ Gold standard u/ Choroidal Neovascularization (CNV)
◦ dapat menentukan tipe lesi, ukuran dan lokasi CNV,
sehingga dapat direncanakan tindakan selanjutnya
◦ FFA juga digunakan sebagai penuntun pada tindakan
laser dan sebagai pemantauan dalam menentukan
adanya CNV yang menetap atau berulang setelah
tindakan laser.
Indocyanine green angiography
◦ ICGA sangat lambat mengisi kapiler koroid
◦ Hal ini memberi gambaran yang baik pada kelainan koroid dan
menghilangkan blokade yang terjadi pada FFA --> sering digunakan
dalam diagnosa CNV tersamar
Optical Coherence Tomography
(OCT)
◦ Teknik imaging dengan potongan sagital dua dimensi resolusi tinggi
dapat memperlihatkan gambaran perubahan setiap lapisan retina.
◦ Dapat menilai secara kuantitatif ketebalan makula, akan tetapi masih
perlu evaluasi manfaatnya dalam menentukan CNV
Tata laksana
◦ Tidak ada terapi khusus untuk AMD. Penanganan utama yang dapat
dilakukan adalah mengontrol factor resiko.
◦ Vitamin dengan formula AREDS2 (900 mg vitamin C, 400 IU vitamin E, 10
mg lutein, 2 mg zeaxanthin, zinc oksida 25-80 mg dan 2 mg cooper)
diduga dapat mengurangi progresivitas AMD
◦ Fotokoagulasi laser
◦ Terapi fotodinamik (PDT)
◦ Suntikan anti-VEGF intravitreal
Komplikasi Prognosis

◦ Kebutaan Ad vitam : bonam


Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai