Anda di halaman 1dari 43

DRUG INDUCED HEPATITIS

Identitas Pasien

• Nama : Tn. M
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 57 tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Tidak bekerja
• Alamat : Jl. Margajaya
• Tanggal Masuk : 14 Januari 2020
Anamnesis

Keluhan Utama
• Nyeri ulu hati

Riwayat Penyakit Sekarang


• Pasien datang ke IGD RS. dengan keluhan nyeri ulu hati dirasakan sejak 5 hari
SMRS disertai sesak sejak 2 jam SMRS. Pasien juga mengeluh mual dan
muntah, muntah berisi makanan yang dimakan sebelumnya. Pasien juga
merasa nafsu makan berkurang dan tidak bisa makan sejak 5 hari karena selalu
ingin muntah. Pasien juga merasa lemas yg dirasakan semakin memberat
dalam 1 minggu terakhir.
• Pasien juga mengeluh adanya batuk yang sudah dirasakan sejak 2 bulan
sebelumnya. Batuk disertai dengan dahak putih dan agak kental. Terkadang
pasien sering berkeringat di malam hari. Pasien juga merasa bahwa berat
badannya menurun karena pakaiannya longgar. Pasien juga merasa pusing dan
demam naik turun akhir-akhir ini.
• Sekitar 1 bulan SMRS, pasien berobat ke RS, di diagnosis dengan TB paru dan diberi
pengobatan 8 bulan, sekarang pasien sedang dalam pengobatan TB kategori 2 bulan
pertama dengan dosis sehari minum 3 tablet merah setiap pagi.

Riwayat Penyakit Dahulu


• Pasien pernah berobat paru 6 bulan dan berobat tuntas pada tahun 2009 dan 2012.
• Riwayat hipertensi (-), Riwayat DM (-)
• Riwayat alergi (-), Riwayat asma (-)

Riwayat penyakit keluarga


• Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita hal yang serupa seperti pasien. Tidak ada
yang mengalami penyakit hipertensi, penyakit jantung, dan DM.

Riwayat Pengobatan
• Pasien sedang mendapatkan pengobatan OAT kategori 2 bulan pertama
Riwayat Alergi
• Tidak ada alergi obat, makanan dan minuman. Alergi terhadap debu
dan cuaca disangkal.

Riwayat Psikososial
• Pasien memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur, pasien tidak
merokok, riwayat minum alkohol disangkal.
Pemeriksaan Fisis
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda Vital
• TD : 130/80 mmHg
• Suhu Tubuh : 37,0⁰C
• Nadi : 90 kali/menit,
• Pernapasan : 22 kali/menit
• Status Generalis

• Kepala : Normochepal simetris, tidak tampak deformitas, rambut hitam rata


• Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), sklera ikterik (+/+), edema palpebra (-/-)
• Hidung : Normonasi, deviasi septum (-), sekret (-)/(-), pernapasan cuping
hidung(-) darah (-), nyeri tekan (-)
• Mulut : Mukosa bibir kering (-), sianosis (-), lidah tremor (-), faring hiperemis (-)
• Telinga : Normotia, sekret (-)/(-) serumen (-), pendengaran berdengung (-)
• Leher : Tidak ada pembesaran KGB pada daerah axila dan leher.
THORAX
Paru
• Inspeksi : pergerakan dada simetris, retraksi intercostalis(-), retraksi
suprasternal(-)
• Palpasi : teraba focal fremitus diseluruh lapang paru, massa(-), nyeri
tekan(-)
• Perkusi : sonor kedua lapang paru
• Auskultasi : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
• Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : redup
• Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : perut soepel
• Perkusi : tympani, ascites (-)
• Palpasi : nyeri tekan (+) regio epigastrium, hepatomegali (+)
• Auskultasi : BU (+) normal

Ekstremitas
• Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
• Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium (04-01-2020)

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Hemoglobin 11,2 g/dl P: 12-16; L: 14-18

Hematokrit 31 % P: 35-45; L: 40-50

Leukosit 9.900 /mm3 Dewasa: 5.000-10.000

Trombosit 429.000 /mm3 150.000-450.000

GDS 110 mg/dl 60-150

SGOT 341 U/L/37^0 C P:0-21; L:0-25


SGPT 252 U/L/37^0 C P:0-22; L:0-29
Ureum 79 mg/dl 10-50
Kreatinin 1,6 mg/dl 0,5-1,5
Na 139 mmol/L 135-155
K 3,9 mmol/L 3,4-5,3
Cl 105 mmol/L 98-106
2. Radiologi (24-11-2019)
COR: Bentuk & letak jantung normal
PULMO:
• Corakan bronkovesikular tampak
meningkat
• Tampak groundglass. Opasitas disertai
bercak disekitarnya pada lapangan
atas dan tengah paru kanan
• Tampak pula bercak pada hampir
seluruh lapangan paru kiri
Kesan:
• Cor tak membesar
• Groundglass opasitas disertai bercak
disekitarnya pd lapangan atas dan
tengah paru kanan > dd massa, round
pneumonia
• Gambaran TB paru aktif
• Efusi pleura duplex
Resume
• Pasien laki-laki 57 th datang ke IGD RS. dengan keluhan nyeri ulu hati dirasakan sejak 5 hari SMRS
disertai sesak sejak 2 jam SMRS. Pasien juga mengeluh mual dan muntah, muntah berisi makanan
yang dimakan sebelumnya dan mengeluh nafsu makan berkurang dan tidak bisa makan sejak 5 hari
karena selalu ingin muntah. Pasien juga merasa lemas yg dirasakan semakin memberat dalam 1
minggu terakhir.

• Pasien juga mengeluh adanya batuk yang sudah dirasakan sejak bulan november 2019. Batuk
disertai dengan dahak putih dan agak kental. Terkadang pasien sering berkeringat di malam hari.
Pasien juga merasa bahwa berat badannya menurun karena pakaiannya longgar. Pasien juga merasa
pusing dan demam naik turun akhir-akhir ini. Pasien sudah pernah mengalami gejala yang sama dan
berobat tuntas pada tahun 2009 dan 2012. Riwayat hipertensi(-), riwayat DM (-).

Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran composmentis, tanda-
tanda vital dalam batas normal, skera ikterik dan pada abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium
serta hepatomegali.
TB paru
Anamnesis
• Riwayat batuk kronis +
• Berkeringat pada malam hari +
• Batuk dengan dahak purulent +
• Batuk darah -
• Nyeri dada (pleuritic pain) -
• Sesak -
• Riwayat berdekatan dengan penderita TB -
Pemeriksaan fisik
• Rhonki -
Foto rontgen dada
• Gambaran TB paru aktif +
TB drug induced hepatitis
Anamnesis
• Riwayat memiliki penyakit TB +
• Riwayat mengkonsumsi OAT +
• Rasa sebah di perut +
• Mual muntah +
Pemeriksaan fisik
• Ikterus +
• Nyeri ulu hati +
• Nyeri abdomen kuadran kanan atas +
Foto rontgen dada
• Infiltrat atau konsolidasi +
Hasil laboratorium
• Peningkatan SGOT dan SGPT > 3 kali dari batas normal +
• Peningkatan bilirubin total > 1,5 mg/dl +
DIAGNOSIS
- Drug Induced Hepatitis ec susp. OAT
- TB Paru Relaps on treatment kategori 2 bulan pertama

DIAGNOSIS BANDING
- Hepatitis virus akut
- Fatty Liver
- Hepatitis Kronik
- Cholelithiasis
- Choledocolithiasis
- Malaria
PENATALAKSANAAN
- O2 nasal kanul 2-4 lpm
- Stop OAT (Pro TB 4)
- IVFD NaCl 0.9% : D5% 1:1 20 tpm
- Inj. Streptomicin 1 x 750 ml / IM
- Inj. Levofloxacin 1 x 750 mg / IV
- Inj. Omeprazole 2 x 1 amp / IV
- Ondansetron drip dalam NaCl 0.9% / kp
- Curcuma 3 x 1 tab / PO

PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
FLOW CHART
26/11/2019
Datang ke RS 04/01/2020
di diagnosis Dirawat di
dengan TB Ruang ISO
paru, diberi Airborne
OAT

S: nyeri ulu hati, mual muntah, lemas


O: TD: 130/80, sklera ikterik+/+, NTE (+),
hepatomegali
Kesan: SGOT: 341, SGPT: 252
-Cor tak membesar A: Drug Induced Hepatitis ec susp. OAT
TB Paru Relaps
-Groundglass opasitas disertai
P:
bercak disekitarnya pd lapangan - Stop OAT
atas dan tengah paru kanan > dd - IVFD NaCl 0.9% : D5% 1:1 20 tpm
massa, round pneumonia - inj. Streptomicin 1x750ml / IM
-Gambaran TB paru aktif
- Inj. Levofloxacin 1x750mg / IV
-Efusi pleura duplex
- Inj. Omeprazole 2x1 amp / IV
- Ondansentron drip dalam NaCl 0.9% / IV kp
- Curcuma 3 x 1 tab / PO
05/01/2020 06/01/2020
Dirawat di Dirawat di
Ruang ISO Ruang ISO
Airborne Airborne

S: mual muntah, lemas, nyeri ulu hati


S: nyeri ulu hati, mual muntah, lemas O: TD: 110/70, sklera ikterik+/+, hepatomegali
O: TD: 110/70, sklera ikterik+/+, hepatomegali A: Drug Induced Hepatitis ec susp. OAT
A: Drug Induced Hepatitis ec susp. OAT TB Paru Relaps
TB Paru Relaps P:
P: - Stop OAT
- Stop OAT
- IVFD NaCl 0.9% : D5% 1:1 20 tpm
- IVFD NaCl 0.9% : D5% 1:1 20 tpm
- inj. Streptomicin 1x750ml / IM
- inj. Streptomicin 1x750ml / IM - Inj. Levofloxacin 1x750mg / IV
- Inj. Levofloxacin 1x750mg / IV - Inj. Omeprazole 2x1 amp / IV
- Inj. Omeprazole 2x1 amp / IV - Ondansentron drip dalam NaCl 0.9% / IV kp
- Ondansentron drip dalam NaCl 0.9% / IV kp - Curcuma 3 x 1 tab / PO
- Curcuma 3 x 1 tab / PO - Antasida sirup 3 x 1 cth / PO
07/01/2020 08/01/2020
Dirawat di Dirawat di
Ruang ISO Ruang ISO
Airborne Airborne

S: mual(+), muntah (-) S: mual(+), nafsu makan turun


O: TD: 110/70, sklera ikterik+/+, hepatomegali O: TD: 120/70, sklera ikterik+/+, hepatomegali
A: Drug Induced Hepatitis ec susp. OAT A: Drug Induced Hepatitis ec susp. OAT
TB Paru Relaps TB Paru Relaps
P: P:
- Stop OAT - Cek SGOT/SGPT, bil.total
- Stop OAT
- IVFD NaCl 0.9% : D5% 1:1 20 tpm
- IVFD NaCl 0.9% : D5% 1:1 20 tpm
- inj. Streptomicin 1x750ml / IM (lanjut sd 56x)
- inj. Streptomicin 1x750ml / IM (Hr ke 43)
- Inj. Levofloxacin 1x750mg / IV - Inj. Levofloxacin 1x750mg / IV
- Inj. Omeprazole 2x1 amp / IV - Inj. Omeprazole 2x1 amp / IV
- Ondansentron drip dalam NaCl 0.9% / IV kp - Ondansentron drip dalam NaCl 0.9% / IV kp
- Curcuma 3 x 1 tab / PO - Curcuma 3 x 1 tab / PO
- Antasida sirup 3 x 1 cth / PO - Antasida sirup 3 x 1 cth / PO
09/01/2020 10/01/2020
Dirawat di Dirawat di
Ruang ISO Ruang ISO
Airborne Airborne

S: mual berkurang S: mual berkurang


O: TD: 120/80, sklera ikterik-/-, hepatomegali O: TD: 120/70, sklera ikterik-/-
SGOT: 42, SGPT: 92, bil. Total: 2,9 A: Drug Induced Hepatitis ec OAT
A: Drug Induced Hepatitis ec OAT TB Paru Relaps
TB Paru Relaps P:
P: - Stop OAT hepatotoksik
- Stop OAT - IVFD NaCl 0.9% : D5% 1:1 20 tpm
- IVFD NaCl 0.9% : D5% 1:1 20 tpm - inj. Streptomicin 1x750ml / IM (Hr ke 45)
- inj. Streptomicin 1x750ml / IM (Hr ke 44) - Inj. Levofloxacin 1x750mg / IV
- Inj. Levofloxacin 1x750mg / IV - Inj. Omeprazole 2x1 amp / IV
- Inj. Omeprazole 2x1 amp / IV - Ondansentron drip dalam NaCl 0.9% / IV kp
- Ondansentron drip dalam NaCl 0.9% / IV kp - Curcuma 3 x 1 tab / PO
- Curcuma 3 x 1 tab / PO - Antasida sirup 3 x 1 cth / PO
- Antasida sirup 3 x 1 cth / PO - Etambutol 1 x 750mg / PO
11/01/2020 12/01/2020
Dirawat di Dirawat di
Ruang ISO Ruang ISO
Airborne Airborne

S: sudah mulai tidak kuning, mual jarang S: mual sekali sekali saja
O: TD: 120/80, sklera ikterik-/- O: TD: 120/70, sklera ikterik-/-
A: Drug Induced Hepatitis ec OAT A: Drug Induced Hepatitis ec OAT
TB Paru Relaps TB Paru Relaps
P: P:
- Stop OAT hepatotoksik - Stop OAT hepatotoksik
- IVFD NaCl 0.9% : D5% 1:1 20 tpm - IVFD NaCl 0.9% : D5% 1:1 20 tpm
- inj. Streptomicin 1x750ml / IM (Hr ke 46) - inj. Streptomicin 1x750ml / IM (Hr ke 47)
- Inj. Levofloxacin 1x750mg / IV - Inj. Levofloxacin 1x750mg / IV
- Inj. Omeprazole 2x1 amp / IV - Inj. Omeprazole 2x1 amp / IV
- Ondansentron drip dalam NaCl 0.9% / IV kp - Ondansentron drip dalam NaCl 0.9% / IV kp
- Curcuma 3 x 1 tab / PO - Curcuma 3 x 1 tab / PO
- Antasida sirup 3 x 1 cth / PO - Antasida sirup 3 x 1 cth / PO
- Etambutol 1x750mg / PO - Etambutol 1 x 750mg / PO
13/01/2020 14/01/2020
Dirawat di Dirawat di
Ruang ISO Ruang ISO
Airborne Airborne

S: sudah tidak kuning, tidak mual S: tidak ada keluhan


O: TD: 120/80, sklera ikterik-/- O: TD: 120/70, sklera ikterik-/-
A: Drug Induced Hepatitis ec OAT A: Drug Induced Hepatitis ec OAT
TB Paru Relaps TB Paru Relaps
P: P: KRS
- Stop OAT hepatotoksik - Stop OAT hepatotoksik
- IVFD NaCl 0.9% : D5% 1:1 20 tpm - IVFD NaCl 0.9% : D5% 1:1 20 tpm
- inj. Streptomicin 1x750ml / IM (Hr ke 48) - inj. Streptomicin 1x750ml / IM (Hr ke 49)
- Inj. Levofloxacin 1x750mg / IV - Inj. Levofloxacin 1x750mg / IV
- Inj. Omeprazole 2x1 amp / IV - Inj. Omeprazole 2x1 amp / IV
- Ondansentron drip dalam NaCl 0.9% / IV kp - Ondansentron drip dalam NaCl 0.9% / IV kp
- Curcuma 3 x 1 tab / PO - Curcuma 3 x 1 tab / PO
- Antasida sirup 3 x 1 cth / PO - Antasida sirup 3 x 1 cth / PO
- Etambutol 1x750mg / PO - Etambutol 1 x 750mg / PO
PEMBAHASAN
PENDAHULUAN

Efek samping
Indonesia utama:
merupakan salah hepatotoksik

satu negara dgn


kasus TB tertinggi

Permasalahan DIH dilaporkan


terapi TB: jangka sebesar: 1:
panjang & efek 10.000-
1:100.000
saamping

Larrey D. 2007. epidemiology and individual susceptibility to adverse drug reactions aff ecting the liver. Semin Liver Dis; 22; 145-155
SKDI
DEFINISI
• Menurut American Thoracic society & international DILI expert
working grup, TB DIH adalah kerusakan hepar akibat obat
antituberkulosis.

Iftikhar, N., K. Mahmood., A. Talib, M, Aamer. 2015. antituberculosis Drug-Induced Liver Injury; An Ignored Fact, Assesment of Frequency, Patterns, Severity and Risk
Factors. Open Journal of Gastroenterology, 5, 173-184
ETIOLOGI
1st line OAT
Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Kemenkes RI.
Efek Samping Ringan OAT

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Kemenkes RI.
FAKTOR RISIKO
• Usia (diatas 35 tahun)
• Wanita
• Alkohol (krn penipisan gluthatione yang bersifat hepatoprotektor)
• Malnutrisi (hipoalbumin)
• Severe TB
• HIV
• Hepatitis B & C kronis (meningkatkan resiko terjadinya hepatotoksik)
• Genetik

Kishore PV, Palaian S, Paudel R, Mishra P, Prabhu M, Shankar PR. 2007. Drug Induced Hepatitis with Anti-tubercular Chemotherapy: Challenges and Difficulties in
Treatment. Kathmandu University Medical Journal, 5 (18): 256-260
DIAGNOSIS
Gejala dan tanda hepatotoksik
- Kelelahan
- mual, muntah
- anoreksia
- Rasa tidak nyaman di perut kuadran kanan atas
- Ikterus
- Nyeri tekan epigastrium
- hepatomegali
Hasil pem. penunjang
- Adanya kenaikan transaminase >3x nilai normal
- Kenaikan bilirubin >2x nilai normal.
ANJURAN PEMERIKSAAN LAIN
• Pemeriksaan Serologis Virus Hepatitis
• Pemeriksaan Radiologi
Usg Abdomen
CT Scan
• Pemeriksaan Lab
DL
Bil. Direk, indirek
Malaria
KRITERIA TB-DIH Pada Kasus

1. Nilai fungsi hati dbn sebelum mendapat OAT 1. Nilai fungsi hati normal sebelum OAT
2. NO alkohol dan zat kimia lainnya minimal 10 2. Dari anamnesis, NO minum alkohol dan zat
hari sebelum pengobatan TB dimulai kimia lainnya 10 hari sebelum OAT
3. Mendapatkan HRZ dalam dosis 3. Pasien mendapat terapi HRZ dalam dosis
normal/kombinasi min. 5 hari sebelum normal sesuai BB
ditemukan nilai fungsi hati yang abnormal
4. Minum OAT > terjadi peningkatan nilai fungsi 4. Terjadi peningkatan fungsi hati SGOT: 341,
hati atau terjadi peningkatan bilirubin total SGPT: 252
>1,5mg/dl
5. Tidak ada sebab lain yang jelas ketika nilai tes 5. Pasien tidak mengkonsumsi obat lain selama
fungsi hati meningkat pengobatan dgn OAT
6. Ketika obat dihentikan, nilai fungsi hati menjadi 6. Ketika OAT hepatotoksis dihentikan
normal atau menurun dari nilai yang beberapa hari kemudian dievaluasi SGOT: 42,
sebelumnya tinggi SGPT: 92, bil. Tot: 2,9

Kishore PV, Palaian S, Paudel R, Mishra P, Prabhu M, Shankar PR. 2007. Drug Induced Hepatitis with Anti-tubercular Chemotherapy: Challenges and Difficulties in
Treatment. Kathmandu University Medical Journal, 5 (18): 256-260
KLASIFIKASI
Definisi TB DIH menurut WHO Adverse drug reaction terminology
Stadum 1 (ringan) Meningkat < 2 kali dari nilai normal (ALT 51-125 u/L)
Stadium 2 (ringan) Meningkat 2,5-5kali dari nilai normal (ALT 126-250 u/L)
Stadium 3 (sedang) Meningkat 5-10kali dari nilai normal (ALT 251-500 u/L)
Stadium 4 (berat) Meningkat lebih dari 10 kali dari nilai normal (ALT >500 u/L)

Kishore PV, Palaian S, Paudel R, Mishra P, Prabhu M, Shankar PR. 2007. Drug Induced Hepatitis with Anti-tubercular Chemotherapy: Challenges and Difficulties in
Treatment. Kathmandu University Medical Journal, 5 (18): 256-260
Vidyasagar, M., G. P. Aithal. 2012. hepatotoxicity Related to Anti-tuberculosis Drugs: Mechanism and Management. Journal of Clinical and Experimental Hepatology
United Kingdom.
KAPAN OAT DI STOP?
Menurut Konsensus PDPI
• Bila klinis (+)  ikterik(+), gejala mual muntah (+)  OAT stop
• Bila klinis (-), kelainan laboratorium (+) 
- Bilirubin > 2 mg/dl : OAT stop
- SGOT, SGPT >5kali : OAT stop
- SGOT, SGPT >3kali, gejala (+) : OAT stop
- SGOT, SGPT >3kali, gejala (-) : teruskan pengobatan dengan pengawasan

Menurut ATS (American Thoraxic Society)


• Bila SGOT, SGPT > 5 kali  OAT stop
• Bila SGOT, SGPT > 3 kali dan klinis (+)  OAT stop

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2006. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb.tb. html
Jussi, J. L. David., R. Saulkonen. 2006. Hepatotoxicity of Anti-Tuberculosis Therapy. American Thoracic society document.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2006. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb.tb. html
KAPAN MEMULAI OAT LAGI?
Menurut Konsensus PDPI
• Bila klinis dan laboratorium (OTPT, bilirubin) NORMAL  INH,
desensitisasi sd dosis penuh (300 mg)  monitor
• Bila klinis dan laboratorium saat INH dosis penuh NORMAL  Rifampisin
desensitasi sd dosis penuh (sesuai BB)  RHES

Menurut ATS Bila SGPT < 2 kali  mulai Rifampisin


• Setelah 3-7 hari  mulai isoniazid  monitor
• Bila klinis kembali (+) atau SGPT >>  stop obat terakhir yang ditambahkan

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2006. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb.tb. html
TATALAKSANA TB DIH
Menurut Kemenkes RI
• Gangguan fx hati karena OAT  Stop OAT hepatotoksik  etambutol dan
streptomisin  fx hati normal atau mendekati normal  rifampisin dosis
bertahap  isoniazid dosis bertahap

• Keluhan, gejala tdk hilang dan gangguan fx hati berat 


Streptomisin + etambutol + salah satu golongan fluorokuinolon
selama 18-24 bulan

• Bila tidak bisa periksa fx hati  tunggu 2 minggu setelah ikterus atau mual
dan lemas serta pemeriksaan palpasi hati sudah tidak teraba sebelum memulai
pengobatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Kemenkes RI.
PANDUAN OAT PENGGANTI
Menurut Kemenkes RI, tergantung OAT apa yang menyebabkan hepatotoksik

Penyebab Regimen yang digunakan


Rifampisin 2HES / 10HE
Isoniazid 6-9RZE
Pirazinamid 9HR
Isoniazid / rifampisin SE + salah satu gol. Quinolon selama 18-24
bulan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai