Anda di halaman 1dari 38

Kulit dan Jaringan Penunjang

 Orient Darirohman I1011151017


 Gilang Pramanayudha I1011131006
 Dias Arivia Aswada I1011131082
 Nurcahyati Yusmia Putri I1011161008
 Irfan Faturrahman I1011161019
 Ra’ida Afiffa Aurelia Shafira H.P I1011161035
 Dwi Ayu Wulandari I1011161042
 Monica Meilany Gultom I1011161053
 Haryani Tya Arini I1011161054
 Poetry Lilian Nethania I1011161058
 Solideo Gloria Tering I1011161068
Ratna 40 tahun BB 80 kg datang berobat
dengan keluhan gatal diketiak, bawah payudara,
kadang juga di lipat paha dan sekitar kelamin.
Keluhan tersebut dirasakan sejak 1 minggu lalu
dan semakin gatal dan merah jika cuaca panas
berkeringat. Sehari-hari berjualan sayur di pasar
dari pagi hingga siang. Keluarga tidak ada yang
sakit seperti ini.
 Gatal : sensasi tidak nyaman pada kulit yang
menimbulkan keinginan untuk menggaruk
 Wanita 40 tahun
 BB 80 kg
 Gatal pada ketiak, bawah payudara, sekitar
kelamin, serta lipatan paha sejak 1 minggu lalu
 Bekerja sebagai penjual di pasar
 Riwayat keluarga (-)
 Semakin gatal dan merah bila cuaca panas
berkeringat
Apa yang terjadi pada Ratna (40 tahun, BB
80 kg) dengan keluhan gatal di ketiak, bawah
payudara, terkadang lipatan paha dan sekitar
kelamin sejak 1 minggu yang lalu, dan semakin
gatal ketika cuaca panas serta berkeringat?
Ratna (40 tahun, BB 80 kg) diduga
mengalami penyakit kulit kandidiasis.
1. Pruritus (Gatal)
a. Definisi
b. Patofisiologi
c. Klasifikasi
d. Lokasi dan kemungkinan penyebab
2. Kandidiasis
a. Defenisi
b. Etiologi
c. Epidemiologi
d. Klasifikasi
e. Patologi
f. Faktor resiko
g. Manifestasi klinis
h. Pemeriksaan
i. Tatalaksana
3. Diagnosis banding:
a. Eritresma
b. Tinea korporis
c. Tinea kruris
Pruritus dapat didefinisikan sebagai sensasi tidak
nyaman pada kulit yang dapat menimbulkan
keinginan untuk menggaruk
 Pada kulit, terdapat ujung saraf bebas yang
merupakan reseptor nyeri (nosiseptor)
 Hasil dari impuls adalah akson refleks
mengeluarkan transmiter yang menghasilkan
inflamasi neurogenik (substansi P, Calcitonin
Gene-Related Peptide, neurokinin A, dan lainnya).
 Setelah impuls melalui pemrosesan di korteks
serebri, maka akan timbul suatu perasaan gatal
dan tidak enak yang menyebabkan hasrat untuk
menggaruk bagian tertentu tubuh
 Gatal dapat timbul apabila pruritoseptor
terangsang dan reseptor lainnya tidak terangsang.
 Pruritus primer
Pruritus tanpa adanya penyakit dermatologi atau
alat dalam dan dapat bersifat lokalisata atau
generalisata, dapat bersifat psikogenik yang
dapat disebabkan oleh komponen psikogenik
yang memberikan stimulasi pada itch centre

 Pruritus sekunder
Pruritus yang timbul sebagai akibat dari penyakit
sistemik
a. Pruritoceptive
Ujung-ujung nervus cutaneus diaktifkan
oleh pruritogen
b. Neuropathic
Disebabkan oleh lesi yang terletak pada
serabut aferen penghantaran impuls
c. Neurogenic
Berasal dari sistem saraf pusat yang tidak
disertai dengan kerusakan atau kondisi patologis
pada saraf, misalnya pruritus yang berkaitan
dengan excoriations neurotik
d. Phsycogenic
 Tipe kompulsive: Pada pruritus phsycogenic
tipe kompulsive garukan pada kulit
dilakukan dengan kesadaran penuh.
 Tipe impulsive: Pada tipe ini garukan
dilakukan secara otomatis atau saat
kesadaran minimal.
 Tipe campuran: Merupakan gabungan antara
pruritus phsycogenic tipe kompulsive dan
pruritus phsycogenic tipe impulsive.
Kandidiasis adalah penyakit jamur, yang
disebabkan oleh Candida spp misalnya spesies C.
albicans. Infeksi dapat mengenai kulit, kuku,
membrane mukosa, traktus gastrointestinal, juga
dapat menyebabkan kelainan sistemik
 Terdapat sekitar 200 genus Candida, yang
paling patogen adalah Candida albicans,
diikuti berurutan oleh Candida stellatoidea,
Candida tropicalis, Candida parapsilosis,
Candida krusei, dan Candida guillermondii.
 C.albicans merupakan ragi dimorfik yang
merupakan penyebab utama terjadinya
kandidiasis mukokutan dan sistemik sekitar
38% sampai 94,4% dibandingkan dengan
spesies Candida lainnya
 Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat
menyerang segala umur, baik laki-laki maupun
perempuan. Jamur penyebabnya terdapat pada
orang sehat sebagai saprofit. Gambaran
klinisnya bermacam-macam sehingga tidak
diketahui data penyebarannya dengan tepat
1.Kandidiasis Oral
a. Kandidosis Oral (Trush)
b. Parleche
2. Kandidiasis Kutis dan Selaput Lendir Genital
 Lokalisata
a. Daerah Intertriginosa
b. Daerah Perianal dan Skrotal
 Vulvogaginitis
 Balanitis atau Balanopostitis
 Diaper Candidosis
 Kandidiasis Kutis Granulomatosa
3. Paronika Kandida dan Onikomikosis Kandida
4. Kandidiasis Kongenital
5. Kandidiasis Mokukotan Kronik
6. Reaksi Id
 Candida albicans bentuk yeast-like fungi dan
beberapa spesies kandida yang lain memiliki
kemampuan menginfeksi kulit, membran mukosa,
dan organ dalam tubuh
 Kehamilan, kontrasepsi oral, antibiotik, diabetes,
kulit yang lembab, pengobatan steroid topikal,
endokrinopati yang menetap, dan faktor yang
berkaitan dengan penurunan imunitas seluler
menyediakan kesempatan ragi menjadi patogenik
dan memproduksi spora yang banyak pseudohifa
atau hifa yang utuh dengan dinding septa
Faktor endogen
 Perubahan fisiologik (kehamilan, kegemukan, dll)

 Umur

 Imunologik

Faktor eksogen
 Iklim panas dan kelembaban menyebabkan
perspirasi meningkat
 Kebersihan kulit

 Kontak dengan penderita, misalnya pada trush,


balanopostitis
 Kandidiasis selaput lendir
1. Kandidiasis oral (Trush): biasanya mengenai
bayi, terjadi pada selaput mukosa pipi bagian
dalam, lidah, palatum mole dan permukaan
rongga mulut yang lain dan tampak sebagai
bercak-bercak (pseudomembran) putih coklat
muda kelabu yang sebagian besar terdiri atas
pesudomiselium dan epitel yang terkelupas,
dan hanya terdapat erosi minimal pada
selaput.
2. Perleche: lesi berupa fisur pada sudut mulut, lesi
ini mengalami maserasi, erosi, basah dan dasarnya
eritematosa
3. Vulvovaginitis: menyerupai sariawan tetapi
menimbulkan iritasi, gatal yang hebat dan
pengeluaran sekret.
4. Balanitis atau Balanopostitis: lesi berupa erosi,
pustula dengan dindingnya yang tipis, terdapat pada
glans penis dan sulkus koronarius glandis.
5. Kandidiasis Mukokutan Kronik: gambaran
klinisnya mirip penderita dengan defek poliendokrin.
 Kandidiasis Kutis
1. Lokalisata
a. Daerah intertiginosa: Lesi di daerah lipatan
kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara,
antara jari tangan atau kaki, glans penis dan
umbilicus, berupa bercak yang berbatas tegas,
bersisik, basah dan eritematosa
b. Daerah perinatal: Lesi berupa maserasi seperti
infeksi dermatofit tipe basah
2. Generalisata: Lesi terdapat pada glabrous skin
biasanya juga di lipat payudara, intergluteal dan
umbilicus
 Kandidiasis sistemik: infeksi yang bersifat
sistemik atau invasif di luar lapisan-lapisan
kulit dan secara klinis muncul sebagai
spektrum penyakit hanya pada individu
dengan sistem kekebalan tubuh yang rusak.
 Reaksi id: terjadi karena adanya metabolit
kandida, klinisnya berupa vesikel-vesikel yang
bergerombol, terdapat pada sela jari tangan
atau bagian badan yang lain, mirip
dermatofitid
 Pemeriksaan langsung
Melalu proses pengerokan kulit atau usapan
mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 20%
atau dengan pewarnaan Gram, terlihat sel ragi,
blastospora, atau hifa semu
 Pemeriksaan biakan

Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar


dekstrosa glukosa Sabouraud, dapat pula agar ini
dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untuk
mencegah pertumbuhan bakteri
Penatalaksanaan terhadap kandidiasis dapat
dilakukan dengan cara memperbaiki keadaan
umum, dan mengatasi faktor-faktor predisposisi
a. Pemakaian antibiotik secara berhati-hati.

b. Hindari obesitas.

c. Hindari bekerja pada tempat-tempat yang


lembap/banyak air
 Eritrasma adalah infeksi kulit superfisial,
ditandai oleh makula eritematosa hingga
kecoklatan, berbatas tegas, di daerah lipatan
(intertriginosa), atau berbentuk fisura dengan
maserasi putih di sela - sela jari
 Agen penyebab eritrasma, yaitu
Corynebacterium minutissimum, merupakan
bakteri batang pendek Gram positif, dengan
granula subterminal. Infeksi akibat bakteri ini
lebih sering ditemukan di daerah iklim tropis
 Corynebacterium minutissimum dalam siklus
hidupnya tidak membutuhkan inang, jadi
penularannya langsung dari manusia ke manusia.
 Kebanyakan lesi tidak menunjukkan gejala, tetapi
beberapa memberi gejala ringan dengan rasa
terbakar dan gatal-gatal.
 Faktor resiko atau faktor predisposisi dari
eritrasma adalah iklim lembab dan hangat, higiene
yang buruk, hiperhidrosis, obesitas, diabetes
melitus, usia lanut, dan keadaan imonosupresi
 Tinea korporis adalah dermatofitosis pada kulit
yang tidak berambut (glabrous skin) kecuali
telapak tangan, telapak kaki, dan lipat paha.
 Tinea korporis adalah salah satu penyakit yang
disebabkan oleh jamur dermatofita yaitu
Epidermophyton, Mycrosporum dan Trycophyton.
 Terjadinya penularan dermatofitosis adalah
melalui antropofilik (transmisi dari manusia ke
manusia), zoofilik (transmisi dari hewan ke
manusia), geofilik (transmisi dari tanah ke
manusia)
 Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan
lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas terdiri
atas eritema, skuama, kadang-kadang dengan
vesikel dan papul di tepi
 Kondisi lembab dan panas dari lingkungan,
dari pakaian ketat, dan pakaian tak menyerap
keringat, keringat berlebihan karena
berolahraga atau karena kegemukan, friksi
atau trauma minor yaitu gesekan pada paha
orang gemuk rentan terhadap jamur.
 Tinea Cruris atau yang dikenal juga dengan
nama jock itch adalah infeksi kulit
(dermatofitosis) yang disebabkan oleh jamur
dermatofita yang menyerang daerah inguinal
(pangkal paha), bokong, perut bagian bawah,
perineum dan perianal
 Tinea kruris disebabkan oleh jamur E. floccosum,
T. Rubrum, dan T. Mentagrophytes
 Tinea kruris biasanya terjadi setelah kontak
dengan individu atau binatang yang terinfeksi.
 Keluhan penderita adalah rasa gatal dan
kemerahan di regio inguinalis dan dapat
meluas ke sekitar anus, intergluteal sampai ke
gluteus.
 Faktor resikonya adalah faktor yang
menyuburkan pertumbuhan jamur, seperti
pemberian antibiotik, dan faktor yang
memudahkan invasi jamur ke jaringan, seperti
adanya rangsangan setempat yang terus
menerus pada lokasi tertentu oleh cairan yang
menyebabkan pelunakan kulit
Ratna (40 tahun, BB 80 kg) mengalami penyakit
kulit kandidiasis kruris.

Anda mungkin juga menyukai