Anda di halaman 1dari 59

PEMICU 4 Kelompok 10

12 April 2018
KELOMPOK 10
Tutor : dr. Roro
Ketua : Dzuhri Al Okta (405140187)
Sekretaris : Geofanny Febrine Chandra (405150049)
Penulis : Ika Damayanti (405150099)
Anggota :
 Miranda Mclean Joostensz (405130138)
 Raymond Malvin Winata (405140017)
 Deva Hafiatun (405140160)
 Yeni Anggraini (405140211)
 Grace Madeleine (405150038)
 Glenn Tondi Gautama S. (405150040)
 Nadisa Tiofunda (405150067)
 Robert Suryajaya H (405150118)
MATA KULIAH PENUNJANG MODUL
• Kebidanan
• Perinatalogi
• Farmakologi
IBU PUCAT BAYI GAWAT
Seorang perempuan berusia 40 tahun, G6P5A0, mengaku hamil sudah sembilan bulan, datang ke
RSU Kecamatan dengan keluhan mules yang semakin sering sejak tadi malam dan sudah keluar air-air
seperti kencing dari jalan lahir. Riwayat obsetri didapatkan kehamilam pertama dilakukan induksi
persalinan dengan riwayat post term. Kehamilan kedua lahir dengan SC karena letak sungsang.
Kehamilan ketiga, bayi normal cukup bulan. Kehamilan keempat, bayi lahir normal namun meninggal
sesudah dilahikan. Kehamilan kelima, bayi lahir dengan bantuan vakum, dan sekarang berusia 2
tahun.
Pemeriksaan fisik: tekanan darah 158/95 mmHg, denyut nadi 88 kali/menit, frekuensi nafas 24
kali/menit, temperatur 370C. Pemeriksaan Leopold: presentasi kepala, teraba 2/5. Pemeriksaan
inspekulo didapatkan cairan bening, +/- 5 mL pada froniks posterior, nitrazine test positif. Serviks
tampak terbuka. Pada pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 6 cm. lima jam kemudian bayi
lahir spontan. Setelah 30 menit plasenta belum lahir, plasenta dikeluarkan secara manual. Total
perdarahan pasca persalinan +/- 800cc. Pada kala IV, didapatkan ibu ppucat, lemas, dan kontraksi
uterus tidak kuat. Segera dilakukan tindakan oleh dokter. Dua hari kemudian, ibu demam dan tercium
bau yang sangat kuat dari daerah kemaluan.
Bayi perempuan lahir dengan BBL 2300 gram, PBL 48cm, LK 32cm. Ketuban sedikit dan tidak berbau.
Bayi terlihat menangis tidak lepas, mmerintih, nafas tidak adekuat. Setelah dilakukan resusitasi, laju
nadi 110x/ menit, laju nafas 70x/ menit, temperatur 35,50C, gula darah 39mg/dL
Apa yang dapat dipelajari dari kasus diatas ?
LANGKAH 1 (KATA SULIT)
1. Nitazine test: test untuk mengetahui pH asam/ basa → mendeteksi air ketuban
2. Vakum: alat bantu untuk persalinan yang melekat pada kepaka bayi
Indikasi: pre-eklamsia berat, eklamsia, anemia, kala 2 memanjang, diabetes,
riwayat SC, maternal distress, gawat janin
Konta-indikasi absolut: distosia (CPD), operator tidak kompeten, presentasi (dahi,
muka, letak lintang dan sungsang)
Konta-indikasi relatif: pasca pengambilan darah dari kulit kepala bayi, IUFD,
anesefalus
LANGKAH 2 (RUMUSAN MASALAH)
1. Apakah usia & riwayat ibu bisa untuk melakukan persalinan normal ? Komplikasi ?
2. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik ibu dan bayi ?
3. Kenapa cairan ketuban sedikit dan bau ?
4. Tindakan apa yang dilakukan dokter bedah pada kala IV sesuai kasus ?
5. Apa ada hubungan antara riwayat kehamilan sebelumnya dengan sekarang ?
6. Apa penyebab ibu demam dan tercium bau pada kemaluan ?
7. Apa penyebab keluhan pada kala IV sesuai kasus ?
8. Apa saja penyebab plasenta lahir lama ? Tatalaksananya ?
9. Apakah perdarahan +/- 800cc pada persalinan pervaginam normal ? Penyebab ?
10. Apa yang menyebabkan kehamilan post term ?
LANGKAH 3 (CURAH PENDAPAT)
1. Usia ibu (40th) dan multipara → faktor resiko
2. Ibu: Tekanan darah tinggi, Nadi normal, Ketuban sudah pecah (Nitrazin +), Station -2
Bayi: BBLR, respiratory distress syndrome, takipneu, hipoglikemi, hipotermi
3. Sedikit → KPD, post term
Bau → infeksi, bercampur dengan mekonium, warna normal: transparan
4. Oksitosis, cairan ringer laktat 0,9%, manual
5. Ada
6. Demam → infeksi saat masa nifas
7. Karena perdarahan post partum, usia → kontraksi tidak adekuat
8. Fisiologis: kontraksi tidak adekuat, tempat perlekatan tidak benar
Patologis: plasenta akreta, perkreta inkreta, inkaserata
Tatalaksana: Oksitosis, cairan ringer laktat 0,9%, manual
9. Pervaginam +/- 500cc (jika lebih: inversio uteri, ruptur servik, retensi plasenta, ruptur perineum,
prolaps tali pusat), SC +/- 1000cc
10. Salah perhitungan tangga;, riwayat kehamilan post term sebelumnya, CRH menurun
LANGKAH 4 (MIND MAP)

♀ 40th
• Riwayat Obsetri:
- Post term → vakum, forceps Nifas: demam, bau sangat kuat dari
- Sungsang → vakum, forceps kemaluan
- Bayi lahir meninggal (IUFD)

→ →
- SC
• Ketuban pecah dini
• Perdarahan → HPP, ruptur
LAHIR
perinemum, prolaps tali pusat, Neonatus: hipotermi, hipoglikemi,
ruptur serviks, inversio uteri, ruptur sepsis neonatorum, asfiksia
uteri
• Plasenta lama lahir → retensio
plasenta
LANGKAH 5 (LEARNING ISSUE)
1. Komplikasi persalinan berdasarkan tanda dan gejala
2. DD penyulit masa nifas berdasarkan tanda dan gejala
3. MM definisi, klasifikasi, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, pemeriksaan fisik dan
inspekulo, pemeriksaan penunjang, diagnosis banding, tatalaksana (farmako dan non-
farmako), komplikasi dan KIE dari: ruptur perineum tingkat 1-2, ruptur perineum tingkat 3-4,
distosia, partus lama, prolaps tali pusat, ruptur serviks, retensio plasenta, inversio uteri, HPP,
endometritis, subinvolusi, persalinan pre-term, bayi post partum, KPD
4. MM definisi, klasifikasi, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, pemeriksaan fisik (dalam &
inspekulo), pemeriksaan penunjang, diagnosis banding, KIE dari: IUFD, ruptur uteri,
malpresentasi, inkontinensia urin dan feses, trombosis vena dalam dan trombofleblitis
5. MM indikasi, kontaindikasi, komplikasi, tatalaksana kegawatdaruratan pada persalinan:
ekstrasi vakum & forceps, secsio sesaria
6. MM definisi, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi, pemeriksaan fisik dan penunjang,
diagnosis banding, tatalaksana (farmako dan non-farmako), komplikasi pada neonatus:
hipotermia, hipoglikemia, asfiksia neonatorum gawat nifas, infeksi neonatorum
LI 1
MENYEBUTKAN DIAGNOSIS BANDING PENYULIT PERSALINAN
BERDASARKAN TANDA DAN GEJALA YANG DITEMUI
LI 2
MENYEBUTKAN DIAGNOSIS BANDING PENYULIT MASA NIFAS
BERDASARKAN TANDA DAN GEJALA YANG DITEMUI
LI 3
MM DEFINISI, KLASIFIKASI, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA,
PATOFISIOLOGI, PEMRIKSAAN FISIK (PEMERIKSAAN DALAM DAN
INSPEKULO), PEMERIKSAAN PENUNJANG, DIAGNOSIS
BANDING,TATALAKSANA FARMAKOLOGI DAN NON-
FARMAKOLOGI, KOMPLIKASI (DAN TATALAKSANANYA), KIE DARI
• Ruptur Perineum tingkat 1-2 (4A)
• Perdarahan Post Partum (3B)
• Ruptur Perineum tingkat 3-4 (3B)
• Endometritis (3B)
• Distosia (3B)
• Subinvolusio uterus (3B)
• Partus Lama (3B) • Persalinan Pre-term (3A)
• Ruptur Serviks (3B) • Bayi Post Matur (3A)
• Retensio Plasenta (3B) • Ketuban Pecah Dini (3A)
• Inversio Uteri (3B)
RUPTUR PERINEUM
Laserasi dari kulit dan jaringan lainnya
pada daerah yang memisahkan vagina
dari anus
Penyebab tersering: lahiran per vaginam
RUPTUR PERINEUM TINGKAT 1-2
Tatalaksana
 Anestesi lokal  mulai penjahitan 1cm dari ujung laserasi atau yg terlihat paling distal (polyglactin 910)
(fascia rectovaginal harus terjahit) sampai ke tepi cincin himen  jahit m. perineum transversus, m.
bulbocavernosis (single interrupted suture).
 Penjahitan kulit biasanya tdk diperlukan (> insiden nyeri perineal 3 bln setelah melahirkan), tapi jika
diperlukan  jahit subkutikula dimulai dari apex posterior dengan jarak jahitan 3mm dari tepi kulit yang
sobek.
 Sitz bath, analgesik (ibuprofen), nyeri hebat  infeksi perineal
DISTOSIA BAHU
Suatu keadaan dimana setelah kepala dilahirkan, bahu anterior tidak dapat lewat
dibawah simfisis pubis  kegawatdaruratan obstetri karena bayi dapat meninggal
jika tidak segera dilahirkan
Faktor predisposisi
Persalinan beresiko TANDA & GEJALA
1. Kesulitan melahirkan wajah dan dagu
2. Kepala bayi tetap melekat erat di
vulva atau bahkan tertarik kembali
(turtle sign)
3. Kegagalan paksi luar kepala bayi
4. Kegagalan turunnya bahu
•Persiapan penolong persalinan, resusitasi Jika bahu masih belum dapat dilahirkan:
neonatus, kemungkinan perdarahan Episiotomi
pascasalin atau robekan perineum Dengan menggunakan sarung tangan  masukkan tangan
ke dalam vagina pada sisi punggung bayi
•Manuver McRobert: dalam posisi ibu Lakukan penekanan di sisi posterior pada bahu posterior
berbaring terlentang,mintalah untuk untuk mengadduksikan bahu dan mengecilkan diameter bahu
menekuk kedua tungkainya dan Rotasikan bahu ke diameter oblik untuk membebaskan
mendekatkan lututnya sejauh mungkin distosia bahu
kearah dadanya Jika diperlukan, lakukan juha penekanan pada sisi posterior
bahu anterior dan rotasikan bahu ke arah diameter oblik
•Lakukan tekanan secara simultan kearah
lateral bawah pada daerah suprasimfisis Jika bahu masih belum dapat dilahirkan setelah
untuk membantu persalinan bahu dilakukan tindakan diatas:
Masukkan tangan ke dalam vagina
•Lakukan tarikan yang mantap dan terus
Raih humerus dari lengan posterior, sembari menjaga lengan
menerus kearah aksial (searah tulang tetap fleksi pada siku  pindahkan lengan ke arah dada
punggung janin) pada kepala janin untuk  raih pergelangan tangan bayi  tarik lurus ke arah
menggerakkan bahu depan di bawah vagina
simfisis pubis
Jika semua tindakan diatas tetap tidak dapat
melahirkan bahu  kleidotomi, simfisiotomi,
metode Zavanelli
McRoberts Maneuver Delivery of The Posterior Shoulder Maneuver

Komplikasi pd anak :
Woods Maneuver •Fraktur ( tulang klavikula &
humerus)
•Cedara plexus brachialis
•Dislokasi tulang servikalis
Rubin Maneuver
•Komplikasi pd ibu :
•Perdarahan akibar laserasi
jalan lahir
•episiotomi
PARTUS LAMA Diagnosis
• Distosia pada kala I fase aktif : grafik pembukaan
serviks pada partograf berada di antara garis
Waktu persalinan yg memanjang karena kemajuan waspada dan garis bertindak / sudah memotong garis
persalinan yang terhambat. bertindak
• Fase ekspulsi (kala II) memanjang : tidak ada kemajuan
Etiologi: penurunan bag. Terendah janin pada persalinan kala II.
Batas waktu : maks 2 jam untuk nulipara dan 1 jam
•Kelainan his multipara atau maks 3 jam nulipara dan 2 jam multipara
•Kelainan janin bila pasien pakai analgesia epidural

•Kelainan jalan lahir


•Pada primi biasanya karena inersia uteri
Faktor predisposisi
Bayi : Jalan lahir :
• Kepala janin yg besar • Panggul kecil karena malnutrisi
• Hidrosefalus • Deformitas panggul karena
trauma / polio
• Presentasi wajah, bahu, alis
• Tumor daerah panggul
• Malposisi persisten
• Infeksi virus di perut/uterus
• Kembar yg terkunci
• Jar.Parut (dari sirkum wanita)
• Kembar siam
Tatalaksana
 Jika ditemukan obstruksi atau CPD, tatalaksananya
Tatalaksana Umum adalah seksio sesarea.
Segera rujuk ibu ke rumah sakit yang memiliki pelayanan seksiose
sarea.
Berikan antibiotika (kombinasi ampisilin 2gI tiap 6 jam
Tatalaksana Khusus dan gentamisin 5 mg/kgBB tiap 24 jam) jika ditemukan:
Tentukan penyebab persalinan lama.  Tanda-tanda infeksi (demam, cairan pervaginam
 Power: His tidak adekuat (his dengan frekuensi 3x/10 menit berbau), ATA
dan durasi setiap kontraksinya <40 detik)  Ketuban pecah lebih dari 18 jam, ATA
 Passenger: malpresentasi, malposisi, janin besar (lihat bab 4.18)
 Usia kehamilan 37 minggu
 Passage: panggul sempit, kelainan serviks atau vagina, tumor
jalan lahir Pantau tanda-tanda gawat janin.
 Gabungan dari faktor-faktor di atas
Catathasilanalisisdanseluruhtindakandalamrekammedislal
Sesuaikan tatalaksana dengan penyebab dan situasi. Prinsip ujelaskan pada ibu dan keluarga hasil analisis serta
umum: rencana tindakan selanjutnya.
 Lakukan augmentasi persalinan dengan oksitosin dan/atau
amniotomi bila terdapat gangguan Power. Pastikan tidak ada
gangguan passenger atau passage.
 Lakukan tindakan operatif (forsep, vakum, atau seksio sesarea)
untuk gangguan Passenger dan/atau Passage, serta untuk
gangguan Power yang tidak dapat diatasi oleh augmentasi
persalinan
PROLAPS TALI PUSAT
Prolaps tali pusat Diagnosis :
terjadi ketika tali pusat  Melihat tali pusat keluar
keluar dari uterus dari introitus vagina
sebelum janin  Teraba secara
kebetulan pada waktu
pemeriksaan dalam
Klasifikasi:  Auskultasi: jantung janin
 Tali pusat terkemuka irregular, bradikardi
 Tali pusat menumbung  Tekanan pada bag
terendah janin oleh
 Occult prolaps manipulasi eksterna
terhadap pintu atas
panggul -> penurunan
Faktor Predisposisi detak jantung tiba-tiba
 Multiparitas
 Kehamilan multiple Komplikasi:
 Ketuban pecah dini  Laserasi jalan
lahir
 Hidramnion
 Ruptura uteri,
 Tali pusat yang atonia uteri
panjang
 Malpresentasi
RUPTUR SERVIKS Pemeriksaan Fisik:
Bibir serviks uteri merupakan jaringan yang
mudah mengalami perlukaan pada waktu 1. Kontraksi uterus baik.
persalinan. 2. Plasenta lengkap.
Robekan serviks bisa menimbulkan 3. Perlukaan dapat diraba dengan 2 jari.
perdarahan banyak khususnya bila jauh ke 4. Inspekulo erlithat robekan pada dinding serviks.
lateral karena di tempat itu terdapat ramus Pemeriksaan Penunjangpemeriksaan darah lengkap,
desendens dari arteri uterine. faktor pembekuan, waktu perdarahan.
Etiologi Tatalaksana:
1. Makrosomia 1. Infus & transfusi jika perlu.
2. Serviks ditarik dgn forceps, dijahit tanpa
2. Malpresentasi melibatkan endoserviks.
3. Partus presipitatus 3. Pasang tampon vagina selama 24 jam.
4. Distosia bahu 4. Antibiotik profilaksis.
Diagnosis Banding
Temuan Klinis
1. Atonia Uteri
1. Kontraksi uterus baik. 2. Retensio Plasenta
2. Perdarahan pervaginam terus menerus, 3. Ruptur Uteri
warna merah segar. 4. Perlukaan vagina, vulva, perineum
3. Plasenta lahir lengkap. 5. Episiotomy
RETENSIO PLASENTA
Plasenta tetap tertinggal dalam uterus setengah jam setelah anak lahir

Etiologi
•Adhesi kuat antar plasenta-uterus
• Plasenta akreta  implantasi menembus desidua basalis & membran nitabuch
• Plasenta inkerta  menembus miometrium
• Plasenta perkreta  menembus perimetrium

Faktor predisposisi
•Plasenta previa
•Bekas SC
•Pernah kuret berulang
•Multiparitas

Tatalaksana
Eksplorasi ke dalam rahim dengan cara manual/ digital atau kuret dan pemberian uterotonika
Anemia  transfuse darah sesuai kebutuhan
INVERSIO UTERI
Pembagian: fundus uteri yang teebalik, atau teraba tumor dalam vagina
•Inversio uteri completa 4. Perdarahan
•Inversio uteri incompleta
•Inversio prolaps Terapi
Reposisi dengan narcose sesudah shock teratasi (secara Johnson).
Kalau plasenta belum lepas – jangan dilepas sebelum uterus
Etiologi: direposisi – bisa terjadi perdarahan yang banyak.
3 faktor yang diperlukan untuk terjadinya inversio uteri: Setelah reposisi: beri pitocin drip dan dapat dilakukan tamponade
rahim – mencegah inversio terjadi lagi.
1. Tonus otot rahim yang lemah
Jika reposisi manual tidak berhasil – operasi
2. Tekanan atau tarikan pada fundus (tekanan intraabdominal,
tekanan dengan tangan, terikan pada tali pusat) Cara-cara reposisi operatif:
 Abdominal: haultain, huntington
3. Canalis cervicalis yang loggar  Vaginal: kustner(fornix posterior), spinelli (fornix anterior)
Dapat terjadi ketika: batuk, bersin, mengejan, perasat Crede  Kadang dipertimbangkan histerektomi

Gejala: Prognosis:
1. Shock Semakin lambat diketahui dan diobati – prognosis semakin buruk.
2. Fundus uteri sama sekali tidak teraba atau teraba tekukan Jika dapat teratasi dalam 48 jam – prognosis baik
pada fundus
3. Kadang tampak sebuah tumor yang merah di luar vulva =
PENDARAHAN POST PARTUM
Perdarahan Pascasalin adalah kehilangan darah lebih dari 500 cc pada persalinan per
vaginam ataupun1000 cc pada persalinan per abdominam
Berdasarkan waktu terjadinya :
 Primer: terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan
 Sekunder: terjadi antara 24 jam hingga 12 minggu setelah persalinan
Etiologi :4 T, yaitu Tone, Tissue, Trauma dan Thrombin

Primer Sekunder

• Atonia uteri • Sisa plasenta dan subinvolusi dari placental bed


• Sisa plasenta
• Laserasi jalan lahir
• Ruptura uteri
• Inversio uteri
• Plasenta akreta
• Gangguan koagulasi herediter.
TATALAKSANA
• Tatalaksana perdarahan 
penggantian cairan dan transfusi
darah
• Tatalaksana secara bedah:
 Ligasi arteri uterina
 Penjahitan kompresi uterus
 Ligasi arteri iliaka interna
 Embolisasi angiografik
 Pelvic Umbrella Pack
ENDOMETRITIS
Definisi •Lower abdominal pain
Inflamasi pada lapisan endometrium uterus •Lochia
•Abnormal vaginal bleeding and discharge
Etiologi •Dyspareunia
1. Ureaplasma urealyticum •Dysuria
2. Peptostreptococcus •Malaise
3. Gardnerella vaginalis
4. Bacteroides bivius Tatalaksana
5. Group B steptococcus •Klindamisin + gentamisin IV tiap 8 jam
6. Chlamydia •Sefalosporin generasi II / III + metronidazol
•Endometritis postaborsi  cefotaksim & doksisiklin IV
Klasifikasi •Cephalosporins, extended-spectrum penicillins, and
•Endometritis akut ( netrofil pada kel. Endometrium) fluoroquinolones are used as monotherapy.
•Endometritis kronis (sel plasma dan limfosit pada stroma •Afebril >24 jam  lanjutkan terapi parenteral
endometrium)
Faktor risiko Komplikasi
•Sc •Infeksi luka / adnexa
•Ruptur membrane berkepanjangan •Peritonitis
•Partus lama •Abses pelvis
•Manual plasenta •Hematom pada pelvis
•Tromboflebitis pelvis
Tanda dan gejala
•Fever
SUBINVOLUSIO UTERI
kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal alba
involusi/proses involusi rahim tidak berjalan
sebagaimana mestinya,sehingga proses pengecilan •Lokia bisa tetap dalam bentuk rubra dalam waktu
uterus terhambat. beberapa hari postpartum/lebih dari 2 minggu
postpartum
•Lokiia bisa lebih banyak daripada yang diperkirakan
Penyebab:
•Leukore dan lokiia berbau menyengat,bisa terjadi
•Terjadi infeksi pada endometrium jika ada infeksi.
•Terdapat sisa plasenta dan selaputnya •Pucat,pusing,dan tekanan darah rendah
•Terdapat bekuan darah •Bisa terjadi perdarahan postpartum dalam jumlah
yang banyk ( > 500 ml )
•Mioma uteri
•Nadi lemah, gelisah, letih, ekstremitas dingin.

Tanda dan gejala:


Tatalaksana:
•Biasanya tanda dan gejala subinvolusi tidak
tampak,sampai kira-kira 4 – 6 minggu postpartum. •Pemberian Antibiotika
•Fundus uteri letaknya tetap tinggi didalam •Pemberian Uterotonika
abdomen/pelvis dari yang diperkirakan/penurunan
fundus uteri lambat dan tonus uterus lembek. •Pemberian Tansfusi
•Keluaran kochia seringkali gagal berubah dari •Dilakukan kerokan bila disebabkan karena
bentuk rubra kebentuk serosa,lalu kebentuk kochia tertinggalnya sisa – sisa plasenta
PERSALINAN PRETERM
Definisi
•ACOG: persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20-37 minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir
•WHO: bayi prematur – bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang
•POGI: persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu

Masalah persalinan preterm:


Angka kejadian persalinan 6-10%
1,5% = < 32 minggu
0,5% = < 28 minggu
Kesulitan utama: perawatan bayi preterm – semakin muda usia kehamilan semakin besar morbiditas dan
mortalitas
Permasalahan: sering terjadi kematian perinatal, atau disertai kelainan jangka pendek (respiratory distress
syndrome, perdarahan intra/periventrikular, necrotizing entero cilitis, displasi bronko-pulmonar, sepsis, dan
paten duktus arteriosus) maupun panjang (kelainan neurologi: serebral palsi, retinopati, retardasi mental,
disfungsi neurobehavioral dan prestasi sekolah yang kurang baik)
Etiologi dan faktor predisposisi:
Kombinasi keadaan obstetrik, sosiodemografi, dan faktor medik
Akibat proses patogenik  kontraksi rahim dan perubahan serviks:
1. Aktivasi aksis kelenjar hipotalamus-hipofisis-adrenal baik pada ibu maupun janin, akibat stress pada ibu atau janin
2. Inflamasi desidua-korioamnion atau sistemik akibat infeksi asenden dari traktus genitourinaria atau infeksi sistemik
3. Perdarahan desidua
4. Peregangan uterus patologik
5. Kelainan pada uterus atau serviks

Janin dan plasenta Ibu


• Perdarahan trimester awal • Penyakit berat pada ibu
• Perdarahan antepartum (plasenta previa, solusio plasenta, vasa • Usia ibu < 18 atau > 35 tahun
previa) • DM
• Ketuban pecah dini (KPD) • Preeklampsia/hipertensi
• Pertumbuhan janin terlambat • Infeksi saluran kemih, genital, intrauterin
• Cacat bawaan janin • Penyakit infeksi dengan demam
• Kehamilan ganda/gemeli • Stres psikologik
• Polihidramnion • Kelainan bentuk uterus/serviks
• Benda asing (AKDR) • Riwayat persalinan preterm/abortus berulang
• trauma/manipulasi bedah • Inkompetensi serviks (panjang serviks kurang dari 1 cm)
• Amniosentesis • Pemakaian obat narkotik
• Korioamnionitis • Trauma
• Kematian janin • Perokok berat
• Anomali janin • Dehidrasi berat
• Retardasi pertumbuhan janin • Kelainan imunologi/kelainan resus
Diagnosis: persalinan preterm)
Kriteria diagnosis ancaman persalinan preterm:  CRH: peningkatan dini atau trimester II
1. Kontraksi yang berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali atau 2-3  Sitkoin inflamasi: IL-1β, IL-6, IL-8 dan TNF-α – sintesis prostaglandin
kali dalam waktu 10 menit
 Isoferitin plasenta: N=10U/mL. kadar meningkat bermakna selama
2. Adanya nyeri pada punggung bawah (low back pain) kehamilan dan mencapai puncak pada trimester akhir yaitu 54,8 ± 53
3. Perdarahan bercak U/mL  penurunan kadar dalam serum: beresiko terjadinya
persalinan preterm
4. Perasaan menekan daerah serviks
5. Pemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadi pembukaan sedikitnya  Feritin: kadar feritin rendah – kurang zat besi. Peningkatan ekstresi
2 cm dan penipisan 50-80% feritin: terjadi penyulit kehamilan, termasuk persalinan preterm
6. Presentasi janin rendah, samapi mencapai spina ischiadika Mencegah persalinan preterm:
7. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya • Hindari kehamilan pada ibu terlalu muda (<17 tahun)
persalinan preterm • Hindari jarak kehamilan terlalu dekat
8. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu • Menggunakan kesempatana periksa hamil dan memperoleh
Persiapan u/ persalinan preterm: pelayanan antenatal yang baik
1. Pengenalan pasien yang beresiko – diberi penjelasan dan dilakukan • Anjuran tidak merokok maupun mengonsumsi obat terlarang (narkotik)
penilaian klinik terhadapa peersalinan preterm & pengenalan • Hindari kerja berat dan perlu cukup istirahat
kontraksi sedini mungkin
• Obati penyakit yang dapat menyebabkan persalinan preterm
2. Indikator klinik: timbulnya kontraksi dan pemendekan serviks (secara
manual maupun USG). Terjadinya KPD • Kenali dan obati infeksi genital/saluran kencing
3. Indikator lab: jumlah leukosir dalam air ketuban (20/mL atau lebih), • Deteksi dan pengamanan faktor resiko terhadap persalinan preterm
pemeriksaan CRP (> 0,7 mg/mL), pemeriksaan leukosit dalam serum
ibu (> 12.000/mL)
4. Indikator biokimia:
 fibronektin janin ( peningkatan pada vagina, serviks, dan air ketuban
= gangguan pada hubungan antara korion dan desidua. Kehamilan
24 minggu atau lebih, dengan kadar 50 ng/mL atau lebih = resiko
Pengelolaan: KI terapi tokolitik:x
1. Apakah ini memang persalinan preterm? Absolut:
2. Mencari penyebab dan menilai kesejahteraan janin • Kematian janin
• Kelainan bawaan janin yang
3. Bila proses persalinan kurang bulan masih tetap berlangsung atau mengancam mematikan
(meski sudah dilakukan pencegahan), pertimbangkan:
 Seberapa besar kemampuan tempat bersalin u/ menjaga kehidupan bayi preterm atau berapa • Penyakit ibu yang mengancam nyawa
persen yang akan hidup menurut berat dan usia gestasi tertentu • Penyakit jantung bertat
 Bagaimana persalinan sebaiknya berakhir, pervaginam atau sesar
• Preeklampsia berat
 Komplikasi apa yang akan timbul: perdarahan otak atau sindroma gawat napas
 Bagaimana pendapat pasien dan keluarga mengenai konsekuensi perawatan bayi preterm dan • Perdaraham per vaginam aktif
kemungkinan hidup atau cacat • Perdaraha uterus yang belum jelas
 Seberapa besar dana yang diperlukan untuk merawat bayi preterm dengan rencana perawatan • Infeksi intraanmion
intensif neonats
Relatif:
4. Ibu hamil mempunyai resiko: perli dilakukan intervensi • Pematangan paru janin
5. Manajemen persalinan preterm bergantung pada beberapa faktor: • Diabetes (beta-agonis)
 Keadaan selaput ketuban: persaliunan tidak dihambat bila selaput sudah pecah • Penyakit jantung ringan
 Pembukaan serviks: persalinan sulit dicegah bila pembukaan mencapai 4 cm • Penyakit paru
 Umur kehamilan: makin muda, makin perlu mencegah persalinan. Persalinan dapat dipertimbangkan • Hipertensi
bila: TBJ > 2000 atau kehamilan > 34 minggu.
 Penyebab/komplikasi persalinan preterm • Plaseta previa dengan perdarahan
 Kemampuan neonatal intensive care facilities sedikir
• Solusio plasenta (diduga)
6. Langkah yang dapat dilakukan u/ mencegah morbiditas dan mortalitas:
 Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolisis • Ketuban pecah dini
 Pematangan surfaktan paru janin dengan kortikosteroid • Sakit kepala vaskuler
 Bila perlu dilakukan pencegahan terhadap infeksi
KEHAMILAN POSTTERM
Kehamilan yang berlangsung sampai 42 mgg (294 kriteria hasil pemeriksaan
hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid 1. telah lewat 36 mgg sejak tes kehamilan +
terakhir 2. telah lewat 32 mgg sejak DJJ pertama terdengar dengan
doppler
Etiologi 3. telah lewat 24 mgg sejak dirasakan gerak janin pertama
 masih berlangsungnya hormon progesteron kali
 pelepasan hormon oksitosin dari neurohipofisis yang kurang 4. telah lewat 22 mgg sejak terdengarnya DJJ pertama kali
 Tidak diproduksinya kortisol dengan baik pada janin dgn stetoskop lannec
 tidak adanya tekanan pada ganglion servikalis ( kelainan
letak, tali pusat pendek)
 herediter

Diagnosis : dengan HPHT ( harus ingat HPHT, siklus


28 hari dan teratur, tidak minum pil antihamil min 3
bulan)
KETUBAN PECAH DINI
Definisi: Diagnosis:
Keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan atau • Anamnesis dan PF (termasuk pemeriksaan speculum) : nilai
dimulainya tanda inpartu servisitis, prolapse tali pusat , dilatasi dan pendataran
Klasifikasi: serviks
• KPD aterm (premature rupture of membranes) : pecah ketuban • Tes ph dari forniks posterior vagina (N ph cairan amnion
yg terbukti dengan vagina pooling, tes nitrazin dan tes fern (+), 7,1-7,3 dan secret vagina 4,5-6)
IGFBP-1 (+) pada usia ≥ 37 minggu • USG : menilai indeks cairan amnion
• KPD preterm (preterm premature rupture of membranes) : pecah • Pemeriksaan lab : tes nitrazin dan tes fern, IGFBP-1
ketuban yg terbukti dengan vagina pooling, tes nitrazin dan tes Tatalaksana :
fern / IGFBP-1 (+) pada usia < 37 minggu sebelum onset
persalinan  Rawat di RS + antibiotik (ampisilin 4x500mg atau eritromisin
dan metronidazol 2x500 selama 7 hari,jk tdk tahan
Faktor risiko: ampisilin)
• Perokok  Umur kehamilan <32-34 mgg -> dirawat selama air
• Riw. Ims ketuban masih keluat/ sampai air ketuban tdk keluar lg
• Riw. Persalinan premature  Usia kehamilan 32-37 mgg, blm inpartu, tdk infeksi->
• Riw. KPD pada kehamilan sebelumnya observasi
• Perdarahan pervaginam  Usia kehamilan 32-37 mgg, sudah inpartu, tdk infeksi->
• Distensi uterus berikan tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi
sesudah 24 jam
 Usia kehamilan 32-37 mgg, ada infeksi-> antibiotik dan
induksi
LI 4
MM DEFINISI, KLASIFIKASI, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA,
PATOFISIOLOGI, PEMRIKSAAN FISIK (PEMERIKSAAN DALAM
DAN INSPEKULO), PEMERIKSAAN PENUNJANG, DIAGNOSIS
BANDING, KIE DARI
• Inta Uterine Fetal Death (2)
• Ruptur Uteri (2)
• Malpresentasi (2)
• Inkontinensia urine dan feses (2)
• Trombosis vena dalam (2)
• Trombloflebitis (2)
INTRAUTERINE FETAL DEATH Tanda, gejala, diagnosis:
• Inspeksi : TFU ber< / lebih rendah
Definisi
• Palpasi : tonus uterus menurun, tidak teraba gerak janin
Kematian pada fetus dengan berat lahir 500 gram atau lebih • Auskultasi : DJJ tidak terdengar setelah usia kehamilan 10-
12 minggu
Klasifikasi
• USG : tidak ada pergerakan + DJJ selama 10 menit
• Early fetal death : pada usia < 20 minggu
• Rontgen abdomen : spalding’s sign (overlapping tulang
• Intermediate fetal death : pada usia 20-27 minggu
tengkorak)
• Late fetal death : pada usia > 28 minggu
• Hematologi : cek abo,rh, hba1c
• Urin : cari sedimen dan sel pus
Etiologi
• Faktor fetal : kelainan kromosom, defek kelahiran non Grade maserasi
kromosom, hydrops non imun, infeksi • Grade 0 (durasi < 8 jam) : kulit kemerahan
• Faktor plasenta : solusio plasenta, perdarahan fetomaternal, • Grade I (durasi > 8 jam) : kulit terdapat bulla
cedera tali pusat, insuf plasenta, asfiksia intrapartum, dan mulai mengelupas
plasenta previa, twin-to-twin transfusion, korioamnionitis
• Grade II (durasi 2-7 hari) : kulit mengelupas luas,
• Faktor maternal : antibody fosfolipid, DM, HT, trauma, efusi cairan serosa di rongga toraks dan
persalinan abnormal, sepsis, asidosis, hipoksia, rupture uteri, abdomen
kehamilan post-term , obat
• Grade III (durasi > 8 hari) : efusi cairan keruh
• Idiopatik
RUPTUR UTERI Diagnosa:
• Perdarahan intraabdominal, dengan atau
Terjadinya robekan rahim
tanpa perdarahan pervaginam
Pembagian: • Nyeri perut hebat
 Spontan: • Syok/takikardi
 Karena dinding rahim lemah (co: luka SC), luka • Adanya cairan bebas intraabdominal
myomenukleasi, hipoplasia uteri, kuretase, pelepasan
plasenta manual dan sepsis postpartum atau abortum • Hilangnya gerak dan DJJ
 Dinding rahum baik, tetapi terjadi karena bagian • Bentuk uterus abnormal/ konturnya tdk
depan tidak maju (co: panggul sempit, kelainan letak) jelas
 campuran • Nyeri tekan dinding perut
 Violent • Bagian2 janin mudah dipalpasi
 Karena trauma/kecelakaan Tatalaksana umum
 Karena pertolongan versi dan ekstraksi, ekspresi  Berikan oksigen
 Beri infus cairan IV (NaCl 0,9% atar Ringer
Pembagian secara praktis: laktat ) sebelum tindakan pembedahan
1. Robekan spontan pada rahim yang utuh  Lakukan seksio sesarea melahirkan bayi
dan plasenta
2. Robekan violent
3. Robekan bekas luka sectio Tatalaksana khusus
 Reparasi uterus (histerofi)
 Histerektomi subtotal dan total
MALPRESENTASI
Definisi
• Malpresentasi meliputi
semua presentasi selain
verteks

Faktor Predisposisi:
• Wanita multipara
• Kehamilan multipel
(gemeli)
• Polihidramnion /
oligohidramnion
• Plasenta previa
• Kelainan bentuk uterus
atau terdapat massa
(mis. mioma uteri)
• Partus preterm
PRESENTASI DAHI
PRESENTASI MAJEMUK

Diagnosis Diagnosis
Pemeriksaan abdominal: kepala janin lebih separuhnya di Prolaps ekstremitas bersamaan dengan bagian
atas pelvis, denyut jantung janin sepihak dengan bagian terendah janin (kepala/bokong)
kecil
Tatalaksana
Pemeriksaan vaginal: oksiput lebih tinggi dari sinsiput,  Tatalaksana Umum
teraba fontanella anterior dan orbita, bagian kepala masuk  Persalinan spontan hanya bisa terjadi jika janin sangat
pintu atas panggul (PAP) adalah antara tulang orbita dan kecil/mati dan maserasi.
daerah ubun-ubun besar. Ini adalah diameter yang PALING  Tatalaksana Khusus
besar, sehingga sulit lahir pervaginam  Coba reposisi:
 Ibu diletakkan dalam posisi Trendelenburg (knee-
chest position). • Dorong tangan ke atas luar dari
simfisis pubis dan pertahankan di sana sampai
Tatalaksana timbul kontraksi sehingga kepala turun ke rongga
 Tatalaksana Umum panggul.
 Lakukan seksio sesarea bila janin HIDUP.  Lanjutkan penatalaksanaan persalinan normal.
 Janin MATI, lakukan kraniotomi bila memungkinkan atau seksio sesarea bila  Jika prosedur gagal/terjadi prolapsus tali pusat,
syarat dan sarana kraniotomi tidak terpenuhi. lakukan seksio sesarea.
PRESENTASI MUKA
Diagnosis  Pembukaan LENGKAP
 Lahirkan dengan persalinan spontan pervaginam
Pemeriksaan abdominal: lekukan akan teraba antara
daerah oksiput dan punggung (sudut Fabre), denyut  Bila penurunan kurang lancar, lakukan ekstraksi
jantung janin sepihak dengan bagian kecil janin forsep
 Pembukaan BELUM lengkap
Pemeriksaan vaginal: muka dengan mudah teraba,  Bila tidak ada kemajuan pembukaan dan
teraba mulut dan bagian rahang mudah diraba, penurunan, lakukan seksio sesarea
tulang pipi, tulang orbita; kepala janin dalam
 Posisi dagu posterior:
keadaan defleksi maksimal
 Pembukaan LENGKAP
Untuk membedakan mulut dan anus:  Lahirkan dengan seksio sesarea
 Anus merupakan garis lurus dengan tuber iskhii  Pembukaan BELUM lengkap

 Mulut merupakan segitiga dengan prominen molar  Bila tidak ada kemajuan pembukaan dan
penurunan, lakukan seksio sesarea
 Jika janin mati, lakukan kraniotomi atau seksio sesarea

Tatalaksana  Tatalaksana Khusus :-


 Tatalaksana Umum Jangan lakukan ektraksi vakum pada presentasi
 Posisi dagu anterior: muka!
LETAK LINTANG
Diagnosis
Pemeriksaan abdominal: sumbu panjang janin teraba melintang, TIDAK teraba bagian
pada pelvis inlet sehingga terasa kosong.
Pemeriksaan vaginal: sebelum in partu TIDAK ada bagian terendah yang teraba di pelvis,
sedangkan saat in partu yang teraba adalah bahu, siku atau tangan.

Tatalaksana
 Tatalaksana Umum : -
 Tatalaksana Khusus
 Lakukan versi luar bila permulaan in partu dan ketuban intak.
 Bila ada kontraindikasi versi luar, lakukan seksio sesarea.
 Lakukan pengawasan adanya prolaps tali pusat.
 Dapat terjadi ruptura uteri bila ibu tidak diawasi.
Dalam obstetri modern, pada letak lintang in partu, dilakukan seksio sesarea walau janin
hidup/mati
INKONTINENSIA URIN
Keluhan berkemih involunter
Faktor resiko :
 Kehamilan dan Persalinan
 Mekanik
 Usia, paritas, berat badan bayi
 obesitas
 Menopause
 Penuaan normal/ageing
INKONTINENSIA FECAL
ketidakmampuan dalam menahan keinginan
buang air besar

Klasifikasi:
 1. inkonintensia pasif
 2. inkontinensia urge
 3. rembesan fesces

PP :
Endoskopik regio rektosigmoid
Manometri anorektal
TROMBOSIS VENA DALAM
bekuan darah di vena dalam yang sebagian
besar tersusun atas fibrin, sel darah merah,
serta sebagian kecil komponen leukosit dan
trombosit.
Etiologi :Virchow’s Triad : kelainan dinding
pembuluh darah, perubahan aliran darah,
dan perubahan daya beku darah.
Tanda dan gejala: edema, nyeri, dan
perubahan warna kulit (phlegmasia alba
dolens/milk leg, phlegmasia cerulea dolens/
blue leg
Pemeriksaan
Lab: peningkatan kadar d-dimer dan
penurunan antitrombin
Tatalaksana: diberikan heparin
TROMBOFLEBITIS
Definisi Faktor risiko
Adanya pembentukan penggumpalan darah yang • Dehidrasi
disebabkan karena adanya inflamasi atau luka pada vena
• Hipovolemi
• Peningkatan viskositas darah
Etiologi
• Penurunan aliran darah vena
• Defek kualitatif/kuantitatif pada
factor pembekuan
Tatalaksana
• Peningkatan kadar atau fungsi
factor koagulasi • Pemberian heparin dosis rendah
• Hiperhomosisteinemia • NSAID
• Defek pada system fibrinolysis • Operasi  untuk cegah
komplikasi SVT
• Peningkatan fungsi trombosit
LI 5
MM INDIKASI, KONTRAINDIKASI, KOMPLIKASI, TATALAKSANA:
• Ekstravasi vakum dan forceps
• Seksio sesaria
EKSTRAKSI VAKUM
Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstrasi tenaga negatif (vakum) pada
kepalanya dengan alat ventouse

Indikasi:
 Kala II memanjang
 u/ memperpendek kala II: penyakit jantung kompensata, penyakit paru-paru fibrotik
 Gawat janin

Kontra Indikasi :
 Ibu: riwayat ruptur uteri, Penyakit ibu tidak bisa mengejan ( payah jantung, preeklamsia)
 Janin: letak muka, After coming head, Janin preterm

Syarat:
 Pembukaan lebih dari 7 cm (hanya pd multigravida)
 Penurunan kepala janin pada hodge 2

Komplikasi :
 Ibu: pendarahan, trauma jalan lahir, infeksi
 Janin: eksoriasi kulit kepala, subgaleal heatoma, nekrosis kulit kepala sefalohematoma
FORSEP
Forceps yang lazim digunakan:
 Forceps Naegele
 Forceps Kielland
 Forceps Piper (pada aftercoming head)
Syarat untuk melakukan ekstraksi dengan forceps:
 Pembukaan harus lengkap
 Ketuban harus pecah atau dipecahkan dahulu
 Ukuran terbesaer kepala harus sudah melewati pintu atas panggul
 Kepala harus dapat dipegang oleh forceps
 Anak hendaknya hidup
 Panggul tidak boleh terlalu sempit
Bahaya ekstraksi dengan forceps:
Untuk ibu: perlukaan (robekan pada cervix, dinding vagina, perineum; kerusakan panggul:
symphysiolysis, fraktur os coccygis; kerusakan pada urat syaraf karena tekanan oleh daun
forceps, sehingga menyebabkan kelumpuhan kaku), perdarahan, infeksi
Untuk anak: kerusakan yang dangkal olehh tekanan dari forceps (luka, edema atau hematom
pada kulit muka; tekanan pada N.facialis, plexus cervicalis), kerusakan yang dalam oleh
tekanan forceps (perdarahan dalam tengkorak, fraktur dari dasar tengkorak, impresi fraktur)
SEKSIO SESAREA
Definisi
Suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gr

Jenis Indikasi
• SC klasik : insisi memanjang Ibu
pada segmen atas uterus
• Panggul sempit absolut
• SC transperitoneal profunda :
• Tumor jalan lahir yg menimbulkan
insisi pada segmen bawah rahim
obstruksi
• SC diikuti histerektomi : indikasi
• Stenosis serviks
nya atoni uteri, plasenta akreta,
myoma uteri, infeksi intra uterin • Plasenta previa
berat • Cpd
• SC ekstraperitoneal : mendorong • Ruptur uteri membakat
lipatan peritoneum keatas dan
uterus diinsisi bag segmen Janin
bawah • Kelainan letak
• SC vaginal • Gawat janin
Indikasi Seksio Sesarea Kontraindikasi Seksio Sesarea
Indikasi ibu Indikasi janin • Tidak dilakukan kecuali tidak dalam
• Disproporsi sefalopelvik • Makrosomia keadaan terpaksa.
• Pelvis kecil atau malformasi • Gawat janin • Seksio sesarea tidak boleh dilakukan pada
• Plasenta previa • Letak lintang kasus-kasus seperti ini:
• Plasenta abruption • Presentasi bokong pada 1. Janin sudah mati dalam kandungan.
• Ruptur uteri primigravida Dipastikan denyut jantung janin tidak ada
• Partus lama • Double footling breech lagi, tidak ada lagi gerakan janin,
• Partus tak maju • Abnormal umbilical cord 2. Janin terlalu kecil untuk mampu hidup diluar
• HSV / HIV infection • Thrombocytopenia kandungan,
• Mengidap penyakit jantung / paru- 3. Anak dalam keadaan cacat seperti
paru Hidrocefalus dan anecepalus

Persalinan Dengan Ekstraksi Vakum Persalinan Dengan Ekstraksi Forceps


Indikasi • Kala II memanjang • Keterlambatan kelahiran bayi  kepala janin
• Ibu dengan kondisi yang tertahan di rongga panggul dan kontraksi uterus
dikontraindikasikan untuk mengedan menjadi lemah
lama atau kuat (gagal jantung, penyakit • Janin menujukan tandan-tanda gawat  bradikardi,
serebrovaskular, atau neuromuskular) pengeluaran mekonium
• Ibu terlalu lelah untuk mengejan dengan • Ibu mempunyai gangguan obstetrik
adekuat • Membantu persalinan pada presentasi sungsang
• Curiga akan terjadi gawat janin
Kontraindikasi • Tidak boleh digunakan pada kelahiran Absolut
prematur • Kepala janin belum engaged
• Tidak boleh digunakan pada presentasi • Dilatasi serviks belum lengkap
wajah atau bokong hanya digunakan • Curiga disproporsi sefalopelvik janin (tulang
untuk presentasi belakang kepala tengkorak overlap berlebihan, caput)
• Curiga atau terbukti ada koagulopati pada janin
• Penyakit demineralisasi tulang janin
Relatif
• Curiga makrosomia
• Tidak dapat tepat menilai posisi janin
LI 6
MM DEFINISI, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA, PATOFISIOLOGI,
PEMRIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG, DIAGNOSIS BANDING,
TATALAKSANA FARMAKOLOGI DAN NON-FARMAKOLOGI,
KOMPLIKASI PADA MASALAH UMUM NEONATUS DINI:
• Hipotermia
• Hipoglikemia
• Asfiksia neonatorum/ gawat nafas (3B)
• Infeksi/ sepsis neonatorum
HIPOTERMIA • PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
– Hipotermi Pemberian panas yang
Hipotermia  suhu tubuh < 35⁰ C mendadak, berbahaya karena
dapat terjadi apnea sehingga
Gejala direkomendasikan penghangatan
 Bayi tampak mengantuk 0,5-1°C tiap jam (pada bayi <
1000 gram penghangatan
 Kulitnya pucat & dingin
maksimal 0,6 °C). (Indarso, F, 2001).
 Lemah & lesu – Alat-alat Inkubator Untuk bayi <
 Menggigil 1000 gram, sebaiknya diletakkan
dalam inkubator.
pengukuran suhu baik suhu tubuh – Bayi-bayi tersebut dapat
atau kulit bayi (suhu aksila aman dikeluarkan dari inkubator apabila
dan mudah) tubuhnya dapat tahan terhadap suhu
lingkungan 30°C
– Radiant Warner
– Dapat menggunakan servo controle
Suhu rectal sangat dianjurkan (dengan menggunakan probe untuk
untuk BBL oleh karena sekaligus kulit) atau non servo controle
tes skrining kemungkinan adanya (dengan mengatur suhu yang
anus imperforatus dibutuhkan secara manual).
HIPOGLIKEMIA
Glukosa darah < 45 mg / dL , BL >= 4000 Biasanya pulih dalam 2 – 3 hari
gr Bila > 7 hari → konsul ke bagian
Sel – sel otak dan saraf dapat rusak -> endokrin anak
retardasi mental
Lemas, kejang, gangguan napas Neonatus berisiko tinggi → pantau nilai
Etiologi : glukosa s/d asupannya penuh dan 3x
pengukuran normal (sebelum pemberian
•Peningkatan pemakaian glukosa
minum glukosa darah > 45 mg/dl)
•Penurunan produksi/simpanan glukosa
•Peningkatan pemakaian glukosa dan atau
penurunan produksi glukosa
•Kadar glukosa darah (strip reagen (glucose
sticks) atau darah vena)
•Hipoglikemia berat dan infus glukosa > 1
minggu → cari etiologi
•Bayi yang mempunyai faktor risiko
hipoglikemia → periksa kadar glukosa
darah dalam usia 1 – 2 jam
•asupan oral + infus dekstrosa 10% 2 cc/kg
ASFIKSIA PADA NEONATUS FAKTOR BAYI
– Bayi prematur (sebelum 37 minggu
Keadaan BBL tidak dapat bernapas kehamilan)
spontan, teratur dalam 1 menit setelah lahir. – Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi
kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum,
Biasanya pada bayi dari ibu dengan ekstraksi forsep)
komplikasi, misal DM, preeklampsia berat / – Kelainan bawaan (kongenital)
eklampsia, kelahiran kurang bulan (< 34 – Air ketuban bercampur mekonium (warna
minggu), lewat waktu, gawat janin, dll kehijauan)
FAKTOR TALI PUSAT
Manifestasi klinis – Lilitan tali pusat
 Distres napas (apneu), detak jantung < 100x/menit, – Tali pusat pendek
refleks/respons bayi lemah, tonus otot ,kulit biru / – Simpul tali pusat
pucat
– Prolapsus tali pusat
• PENATALAKSANAAN
FAKTOR IBU – Resusitasi tanpa menunggu skor Apgar.
 Preeklampsia dan eklampsia Langkah nya :
 Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio • A : pertahankan jalan napas bebas, jika
plasenta) perlu intubasi endotrakeal
 Partus lama atau partus macet • B : bangkitkan napas spontan, dengan
 Demam selama persalinan stimulasi taktil / VTP (pakai bag and
 Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV) mask / lewat pipa endotrakeal)
 Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu • C : pertahankan sirkulasi, jika perlu
kehamilan) dengan kompresi dada dan obat
SEPSIS NEONATORUM • Klinis:
– Umum : hipertermi kemudian hipotermi,
Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu tampak tidak sehat, malas minum
pertama kehidupan. – Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksia,
muntah, diare, hepatomegali
E/ Mikroorganisme berupa bakteri, jamur, virus atau riketsia. – Saluran napas : apnea, dispnea, takipnea,
 Escherichia Coli dan Streptococcus grup B (paling sering, 50 – 70 %). napas cuping hidung, merintih, sianosis.
 Streptococcus grup A, dan streptococcus viridans, patogen lainnya gonokokus, – Sistem kardiovaskuler : sianosis, hipotensi,
 malaria, sifilis, dan toksoplasma takikardi, bradikardia.
– Sistem saraf pusat : tremor, kejang,
 candida alibicans,
penurunan kesadaran
 virus herpes simpleks (tipe II) dan organisme listeria, • Diagnostik:
 rubella, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis. – Hematologi : ikterus, splenomegali, pucat,
pendarahan.
Pertolongan persalinan yang tidak higiene, partus lama, partus dengan tindakan.
– Pemeriksaan darah rutin (hb, leuko, trombosit,
Kelahiran kurang bulan, BBLR, cacat bawaan CT, BT, LED, SGOT, SGPT)
– Kultur darah dapat menunjukkan organisme
Klasifikasi: penyebab.
 Sepsis dini – Analisis kultur urine dan cairan sebrospinal
 terjadi 7 hari pertama kehidupan. (CSS) dengan lumbal pungsi dapat
 Karakteristik : sumber organisme pada saluran genital ibu dan atau cairan amnion, mendeteksi organisme.
biasanya fulminan dengan angka mortalitas tinggi. – DPL menunjukan peningkatan hitung sel darah
putih (SDP) dengan peningkatan neutrofil
 Sepsis lanjutan/nosokomial
immatur yang menyatakan adanya infeksi.
 terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan didapat dari lingkungan pasca lahir. – Laju endah darah, dan protein reaktif-c
 Karakteristik : Didapat dari kontak langsung atau tak langsung dengan (CRP) akan meningkat menandakan adanya
organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat perawatan bayi, sering inflamasi.
mengalami komplikasi
KESIMPULAN DAN SARAN
• Kami telah mempelajari tentang peyulit persalinan, penyulit masa nifas, dan
masalah umum pada neonatus dini
•Saran:
DAFTAR PUSTAKA
•Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. WHO-
Depkes. 2013.
•Cunningham Gary F, Leveno Kenneth J, et al. Williams obstetrics. 24th ed. Mc Graw Hill.
2014.
•Prawirohardjo S.Ilmu Kebidanan. 3nd Ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2007
•Anwar, M. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2007
•Nelson’s textbook of pediatric 19th edition
•Buku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai