Anda di halaman 1dari 66

BLOCK CBP

1
Tahun lalu dilakukan perdebatan di Stasiun TV
Swasta Nasional dalam acara Indonesia Lawyers
Club (ILC) yang membahas UU Pembatasan
Penggunaan Tembakau antara kelompok yang anti
dan yang pro

Hampir semua kelompok anti UU mengemukakan


alasan sbb: “Ah, tidak benar merokok ada
kaitannya dengan kanker paru-paru. Buktinya,
saya dan teman-teman saya adalah perokok berat,
dan sudah merokok selama 30 tahun, toh sampai
saat ini tetap sehat-sehat saja”.

Pertanyaan: sebagai calon dokter  apa komentar


Sdr. dengan mengacu pada prinsip-prinsip CBP
2
APPROCHES OF CBP
 Prevention (not curative)
 Community
(not individual)

3
Determinants
Genetic Physical
Social, cultural Stage
Environment
Biological, economical of
Behavior dis-
Clinical
Health Services
Presym- stage ability
tomatic
Susceptible stage
(at risk)
Tertiary prev.
Secondary prev. • Disability
Primary prevention
• Early detection limitation
• Health promotion & prompt
• Rehabilitation
• Specific protection treatment
4
TATA TERTIB

1. Selama kuliah 
HP dimatikan (bukan silent)
2. Dalam pleno pagi  bila
terlambat > 10 menit (jam di
dinding ruang kuliah)
mahasiswa tidak
diperkenankan ikut kuliah 5
BLOCK CBP RULE/REGULATIONS

(Community-based Practice)

1. HP harus dimatikan selama kuliah dan SGD


2. Study Guide dan semua references agar selalu
dibawa saat kuliah, SGD, individual learning
3. Kehadiran dan keaktifan saat SGD dinilai
(5% dari nilai ujian)  INGAT ABSEN
4. Kehadiran saat kuliah dan feedback dihitung
(bila lebih dari 25% tidak ikut)  tidak bisa ujian

6
5. Pada saat plenary  mahasiswa presentasi

6. Wakil mahasiswa yang presentasi harus dipilih


pada saat SGD dan bukan di ruang kuliah

7. Wakil mahasiswa yang presentasi harus bergilir


(tidak boleh sama pada setiap hari)

8. Sesaat sebelum plenary dimulai, wakil


masing-masing kelompok yang akan presentasi
langsung duduk didepan
9. Narasumber akan memberi feedback
pada presentasi mahasiswa
7
REFERENCES & MANUAL
• Study Guide & Annexes
• Reference 1-6
• Manual
Please refer to each day
session/module

8
CURRICULUM  STUDY GUIDE
17 MODULES

DAY 1, 2, 3: MODULE-1

LEARNING MATERIALS:
Reference 1 and 2 ,movie, video clip,
websites (it is advice to download materials from the websites
before the lecture)
9
Learning Outcomes:
a) Describe several • Jelaskan beberapa determinan
determinants (models) of
diseases and death (model) penyakit dan kematian
occurring in the population
b) Explain the applications of yang terjadi dalam populasi
understanding diseases
and death determinants • Jelaskan aplikasi dr
(models)
pemahaman determinan
c) Identify the strengths and
weaknesses of diseases penyakit dan kematian (model)
models
d) Draw figure of the natural • Identifikasi kekuatan dan
history of a certain disease
kelemahan model penyakit

• Menggambarkan bagaimana
perjalanan alami penyakit
10
tertentu
e) Explain the applications of • Jelaskan aplikasi sejarah
the natural history of a
disease for prevention alami penyakit untuk
pencegahan
f) Explain the severity of
diseases in a population • Jelaskan tingkat keparahan
and its implication to penyakit dalam suatu
prevention
populasi dan implikasinya
g) Describe the level of terhadap pencegahan
disease prevention based
on determinants and natural • Jelaskan tingkat
history pencegahan penyakit
h) Explain the Ice Berg berdasarkan determinan
Phenomenom and its dan riwayat alam
implication in diseases
prevention • Jelaskan fenomena
gunugn es dan
implikasinya dalam
pencegahan penyakit
11
“Some of the people need health care
some of the time
BUT
All of the people need public health all
of the time."

C. Everett Koop, MD
former U.S. Surgeon General
12
MODULE-1
• Determinants of • Determinan
morbidity morbiditas dan
and mortality in a
mortalitas dalam
population
suatu populasi
• Natural history
of the • Riwayat alami
disease
penyakit ini
• Diseases • Pencegahan
prevention penyakit 13
DAY 1
• Determinan Determinan morbiditas dan
ts of mortalitas dalam suatu populasi

morbidity
and
mortality in
a
population
14
Several models/concept used to analyzed
determinants of morbidity and mortality in a
population

Beberapa model / konsep yang digunakan untuk menganalisis


determinan morbiditas dan mortalitas dalam suatu populasi

 The Epidemiologic Triad/ Triangle


(Teori Segi Tiga)  page 26 – 33

 Wheel Model (Teori Roda)  page 35-39


 Web Model (Teori Sarang Laba-laba) page 33
 Model Blum
 Model Mosley 15
Model Segitiga (The Epidemiologic Triad/
Triangle)
HOST (intrinsic)

AGENT ENVIRONMENT
(biologic, physic, mechanical, (Physical, Biological, Social)
chemical, nutrient) 16
Model Roda (Wheel Model)
INTERNAL
(intrinsic)

Social
Biological HOST • politic,
Environ- Genetic • economic
ment • culture

Physical Environment

EXTERNAL (extrinsic)
17
18
Contoh
WEB MODEL Kasus Kematian
(SARANG Ibu
LABA-LABA)

19
Modifikasi dari: FA Moeloek, 2010
BLUM MODEL
Genetic

Morbidity and
Behavior Health
mortality in
services
a population

Environmental factors
(biological, physical, social, economical, politic)
20
CONCEPT • KONSEP (TEORI,
(THEORY, MODEL)
MODEL) DIPERKENALKAN
INTRODUCED BY OLEH DR. MOSLEY
DR. MOSLEY WHICH YANG
EXPLAINED MENJELASKAN
DETERMINANTS OF PENENTUAN
MORBIDITY AND
MORTALITY OF
MORBIDITAS DAN
CHILDREN AGE MORTALITAS
UNDER 5 YEARS IN A ANAK USIA
POPULATION DALAM 5 TAHUN
DALAM
PENDUDUK

21
Socioeconomic determinants

Maternal Environmental Nutrient


Injury
factors Contamination deficiency

Healthy Sick

Prevention
Treatment
Personal
Illness Growth
control Mortality
faltering
22
SOCIAL DETERMINANTS OF HEALTH

23
24
WHO- CSDH conceptual framework

25
Four types of Causal Empat jenis hubungan kausal
relationships Diperlukan dan Cukup
1. Necessary and Sufficient
Diperlukan tetapi tidak Cukup
2. Necessary but not
Sufficient Cukup tetapi tidak Diperlukan
3. Sufficient but not Tidak Cukup dan Tidak
Necessary
Diperlukan
4. Neither Sufficient nor
Necessary Nesesari = tanpa suatu faktor,
penyakin TIDAK AKAN
PERNAH berkembang
Necessary = without that factor disease
never develops Sufisien= kehadian dari faktor,
Sufficient = in the presence of that factor
disease always penyakit SELALU
develops
26
berkembang
1. Necessary and Sufficient

Direct:
Factor A Disease

Indirect:
Factor A Step1 Step2 Disease

 rarely happens
27
2. Necessary but not Sufficient

Factor A
+
Factor B Disease
+
Factor C

Multiple factors required: initiator & promoter


(cancer, TB)

28
2. Sufficient but not Necessary

Factor A
or
Factor B Disease
or
Factor C

Leukemia = Exposure to radiation OR benzene

Leukemia = Paparan terhadap radiasi OR benzena


29
4. Neither sufficient nor necessary
(contributory causes)

Factor A + Factor B
or
Factor C + Factor D Disease
or
Factor E + Factor F

Most accurately represents causal relationships in most


chronic diseases -Paling akurat mewakili hubungan kausal
30
di sebagian besar penyakit kronis
END OF DAY 1

31
DAY 2
• Natural Riwayat alami penyakit ini
history of the Pencegahan penyakit
disease
• Disease
prevention

32
Natural History of Disease
• Natural history of
disease: Riwayat alami
progression of penyakit:
disease in an perkembangan
individual over penyakit pada
time WITHOUT individu dari
any intervention.
waktu ke waktu
tanpa intervensi
apa pun.
33
NATURAL HISTORY OF THE
DISEASE
 Page 6-9  reference 2
 Four stages
 Stage of susceptibility (population at risk)
 Stage of pre symptomatic (asymptomatic)
disease
 Stage of clinical (symptomatic) disease
 Stage of disability

 Everydisease has difference natural


history (example: HIV/AIDS, DHF) 34
PREPATOGENESIS PATOGENESIS

Agen Host Fase klinis

Sembuh
Cacat
Lingkungan Fase penyembuhan Mati
Kronis

Fase susceptible Fase subklinis

35
Natural history of disease
TIME
Death

Infection Clinical disease


Susceptible
host Recovery

No infection

Incubation
period
Latent Infectious Non-infectious

Exposure Onset
36
NATURAL HISTORY (PERJALANAN
PENYAKIT)
Meninggal
Contoh: Symptomatic
hepatitis stage Khronis

Carrier
Sembuh
Asymptomatic dengan cacat
stage Sembuh
tanpa cacat

37
Perjalanan infeksi HIV
1000
Viral Load
Jumlah CD4
Jumlah CD4

200
Infeksi Akut Infeksi asimtomatik Simptomatik/AI
Window period DS
Serokonversi

0
Bulan 0 1 2 3 4Tahun
5 1 2 3 4 5 6 7
38
Prevention can be done when determinants and
natural history of the disease are understood-
Pencegahan dapat dilakukan ketika determinan dan
riwayat alami penyakit dipahami

LEVEL OF PREVENTIONS  IN BROAD CONCEPT -


TINGKAT PENCEGAHAN  DALAM KONSEP BROAD

 Primary prevention

 Health promotion- - Promosi kesehatan


 Behavior change education - Perubahan perilaku pendidikan

 Policy/regulation- Kebijakan / peraturan

 Specific protection (specific to a certain disease) -


Perlindungan khusus (khusus untuk penyakit tertentu) 39
 Secondary prevention
 Early detection and
prompt treatment/action - Deteksi dini dan tindakan
segera

 Tertiary prevention Prolonging


life/increase quality
 Disability limitation of life -
 Rehabilitation Memperpanjang umur /
meningkatkan kualitas
 Medical hidup
 Psychological
 Social
 Economical
40
Using Blum Model/Concept
Genetic Physical
Social, cultural Stage
Environment
Biological, economical of
Behavior dis-
Clinical
Health Services
Presym- stage ability
tomatic
Susceptible stage
(at risk)
Tertiary prev.
Secondary prev. • Disability
Primary prevention
• Early detection limitation
• Health promotion & prompt
• Rehabilitation
• Specific protection treatment
41
Natural History of Disease and
Level of Prevention

42
43
LIMA TINGKAT PENCEGAHAN
Riwayat Alamiah Setiap Penyakit
Interaksi Agen, Pejamu dan Lingkungan  Reaksi pejamu terhadap RANGSANGAN PENYAKIT ->
Faktor  RANGSANGAN PENYAKIT
Patogenesis  Kerusakan  Penyakit  Konvalesens
awal awal jaringan lanjut
Periode Prepatogenesis Periode Patogenesis

Promosi kesehatan

Pendidikan kesehatan Perlindungan khusus

Gizi yang cukup sesuai dengan Imunisasi Diagnosis dini dan pengobatan Rehabilitasi
perkembangan segera
Perumahan, rekreasi dan tempat Kebersihan perorangan Penemuan kasus, individu dan masal Pembatasan ketidakmampuan Penyediaan fasilitas untuk pelatihan
kerja hingga fungsi tubuh dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya
Perkembangan kepribadian Sanitasi lingkungan Skrining Pengobatan yang cukup untuk Pendidikan pada masyarakat dan
menghentikan proses penyakit dan industriawan agar menggunakan
Konseling perkawinan dan Perlindungan terhadap kecelakaan Pemeriksaan khusus mencegah komplikasi mereka yang telah direhabilitasi
pendidikan seks akibat kerja
Tujuan: Penyediaan fasilitas untuk Penempatan secara selektif
Genetika Perlindungan terhadap kecelakaan Menyembuhkan dan mencegah membatasi ketidakmampuan dan
penyakit berlanjut mencegah kematian Mempekerjakan sepenuh mungkin
Pemeriksaan kesehatan secara Penggunaan gizi tertentu
berkala Mencegah penyebaran penyakit Terapi kerja di RS
Perlindungan terhadap zat yang menular
dapat menyebabkan kanker Penggunaan koloni yang terlindung
Mencegah komplikasi dan akibat
Menghindarkan zat-zat allergen lanjutan

Memperpendek masa ketidakmampuan


Pencegahan primer Pencegahan sekunder Pencegahan tertier
Tingkat Penerapan Upaya Pencegahan
44
“FIVE STARS DOCTOR”
(WHO = World Health Organization)
 Care provider (clinical dr)
 Communicator (clinical & PH dr)
 Manager (PH dr)
 Community leader (PH dr)
 Decision maker (clinical & PH dr)
45
• ICE-BERG PHENOMENA
• SEVERITY OF DISEASES

46
ICE BERG PHENOMENA
(FENOMENA GUNUNG ES)

47
TWO CONSEQUENCIES
(DUA KONSKUENSI)
Semakin lebar dasar gunung es:
• Semakin sulit penanggulangan penyakit
(control of the disease)
• Bila memakai data sekunder, data
(statistik penyakit) akan semakin tidak
akurat
CONTOH: DBD dan RABIES

48
Epidemiological Iceberg
• Only the tip of the iceberg is easily
observable
• Dog bite example
– 3.73 dog bites annually
– 451,000 medically treated
– 334,000 emergency room visits
– 13,360 hospitalizations
– 20 deaths

Hanya puncak gunung es yang


mudah diamati Contoh gigitan
anjing 3.73 gigitan anjing
setiap tahun 451.000 diobati
secara medis 334.000
kunjungan ruang gawat darurat
13.360 rawat inap 20 kematian
49
THE VARIATION OF SYMPTOMATIC DISEASES SEVERITY
VARIASI BEBERAPA GEJALA PENYAKIT

100 CASES

Mild (ringan) Moderate


Severe
Fatal

50
The film presentation
showed to you
Contribution (peran) of: scientific foundations, clinical skill,
communication skill, information management, critical thinking,
professional values and attitudes, community health

Kontribusi (peran): yayasan ilmiah, keterampilan klinis, keterampilan


komunikasi, manajemen informasi, pemikiran kritis, nilai-nilai dan sikap
profesional, kesehatan masyarakat

Meneliti kausa suatu penyakit (AIDS)


dan pencegahannya
51
DIFFERENCES BETWEEN
PUBLIC HEALTH DOCTOR CLINICAL DOCTOR

1. Focus: population 1. Focus: individual


2. Responsibilities: 2. Responsibilities:
all people in certain all people who come
geographical area, health and to the health facilities.
sick, those who come and They usually passive.
those who do not come to
health facilities. They must
actively provide diseases
prevention to all people who 52
are at risk
DIFFERENCES BETWEEN
PUBLIC HEALTH DOCTOR CLINICAL DOCTOR
1. Fokus: populasi 1. Fokus: individu
2. Tanggung jawab: semua orang 2. Tanggung jawab:
di wilayah geografis tertentu, semua orang yang datang
sehat dan sakit, mereka yang ke fasilitas kesehatan.
datang dan mereka yang tidak Mereka biasanya pasif.
datang ke fasilitas kesehatan. PH
harus secara aktif memberikan
pencegahan penyakit kepada
semua orang yang berisiko

53
PUBLIC HEALTH DOCTOR CLINICAL DOCTOR

3. Function: to mobilize all 3. Function:


stakeholders and using to cure and to
management principles to increase the
plan, implement and
patient’s quality
evaluate primary,
secondary, tertiary of life
preventions
4. Place of works: health
centre, health department,
community clinics, etc
54
PUBLIC HEALTH DOCTOR CLINICAL DOCTOR

3. Fungsi: untuk memobilisasi 3. Fungsi: untuk


semua pemangku kepentingan dan
menggunakan prinsip-prinsip
menyembuhkan
manajemen untuk merencanakan, dan meningkatkan
melaksanakan dan mengevaluasi kualitas hidup
pencegahan primer, sekunder, pasien
tersier

4. Tempat kerja: pusat


kesehatan, departemen
kesehatan, klinik komunitas, 55
dll
PUBLIC HEALTH DOCTOR CLINICAL DOCTOR

5. Diagnostic tools:
epidemiology, statistics,
demography

5. Alat diagnostik: epidemiologi,


statistik, demografi

56
PUBLIC HEALTH DOCTOR CLINICAL DOCTOR

7. Treatment at the 7. Treatment for


community level individual patient
(prevention): public (diagnosis and
health program such as care):
education program, medical
immunization program, treatments,
nutrition program, surgery,
family planning radiation,
program, etc physiotherapy,
etc 57
PUBLIC HEALTH DOCTOR CLINICAL DOCTOR

7. Perawatan di tingkat 7. Perawatan untuk


komunitas (pencegahan): pasien individu
program kesehatan (diagnosis dan
masyarakat seperti perawatan):
program pendidikan, perawatan medis,
program imunisasi, operasi, radiasi,
program gizi, program fisioterapi, dll
keluarga berencana, dll

58
PUBLIC HEALTH DOCTOR CLINICAL DOCTOR

8. Indicators for 8. Indicators for


evaluating community evaluating the result
health program: percent of patient’s
treatments:
decrease of under
decrease of blood
nutrition, percent pressure of the
increase of contraceptive individual patient,
use for family planning, increase of
etc hemoglobin

59
PUBLIC HEALTH DOCTOR CLINICAL DOCTOR

8. Indikator untuk 8. Indikator untuk


mengevaluasi program mengevaluasi hasil
kesehatan masyarakat: perawatan pasien:
penurunan tekanan
penurunan persentase
darah dari masing-
angka kurang gizi, masing pasien,
peningkatan persentase peningkatan
penggunaan kontrasepsi hemoglobin
untuk keluarga
berencana, dll
60
Clinical
skill

Critical Information
Community thinking management Scientific
Health (Pu- foundations
blic Health)
Communication
skill

CBP
Professional,
values,
attitudes
61
DISKUSI

62
Tahun lalu dilakukan perdebatan di Stasiun TV
Swasta Nasional dalam acara Indonesia Lawyers
Club (ILC) yang membahas UU Pembatasan
Penggunaan Tembakau antara kelompok yang anti
dan yang pro

Hampir semua kelompok anti UU mengemukakan


alasan sbb: “Ah, tidak benar merokok ada
kaitannya dengan kanker paru-paru. Buktinya,
saya dan teman-teman saya adalah perokok berat,
dan sudah merokok selama 30 tahun, toh sampai
saat ini tetap sehat-sehat saja”.

Pertanyaan: sebagai calon dokter  apa komentar


Sdr. dengan mengacu pada prinsip-prinsip CBP
63
Dalam suatu program interaktif yang
membahas topik wabah HIV/AIDS di sebuah
stasiun radio di Bali, banyak pendengar
dengan berapi-api mengatakan melalui
telepon sebagai berikut:

“Lho, kenapa pelacur yang sudah jelas-jelas


dijumpai HIV+ tidak dikarantina. Mereka ..kan
dengan bebas masih menularkan HIV-nya pada
orang lain. Kenapa pada saat terjadi wabah
SARS, yang dicurigai saja sudah langsung
diisolasi?”
64
Anggota DPRD Provinsi Bali tahun lalu mengatakan
sebagai berikut: “Kami sudah mengalokasikan
dana APBD yang cukup besar untuk
penanggulangan HIV/AIDS di Bali. Kenapa jumlah
orang yang HIV+/AIDS kok terus bertambah
banyak. Harusnya kan berkurang. Kalau begitu
percuma dana yang kami alokasikan tersebut”.

PERTANYAAN: Seandainya Sdr. menjadi petugas


kesehatan, bagaimana Sdr. menjawab pernyataan
anggota DPRD tersebut

65
Pertanyaan pendengar dalam
program interaktif di sebuah
stasiun radio di Bali

Tempat tidur pasien demam berdarah


yang dirawat di rumah sakit kok tidak
pakai kelambu? Kalau pasien digigit
nyamuk Aedes kan bisa menularkan
penyakitnya kepada petugas di RS atau
kepada pasien lain?

66

Anda mungkin juga menyukai