Anda di halaman 1dari 20

DIAGNOSIS DAN

PENATAL AKSANA AN
KISTA OVARIUM

PEMBIMBING
Prof. Dr. dr. Freddy W. Wagey, SpOG(K)

Felicia Rahel Kepel


18014101048
PENDAHULUAN
• Kista ovarium merupakan salah satu masalah ginekologi yang umum dijumpai pada
wanita di segala usia

• Kista ovarium merupakan kantong yang berisi cairan atau material semiliquid yang
berkembang dari ovarium. Kista ovarium dibedakan berdasarkan dua kategori yaitu kista
ovarium fisiologis dan kista ovarium patologis.

• Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium
merupakan silent killer. Karena seringkali penderita tidak ada merasakan gejala apapun
dan kebanyakan ditemukan pada fase yang lanjut.
• Angka kejadian kista ovarium di Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 23.400 orang dan 13.900
orang diantaranya meninggal dunia. Angka kematian yang tinggi disebabkan karena penyakit ini
awalnya bersifat asimtomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah ada kecenderungan
kearah keganasan atau ketika sudah ditemukan metastasis. Sekitar 60-70% pasien datang
memeriksakan diri ketika sudah berada pada stadium lanjut.

• Operasi pengangkatan biasanya akan dilakukan untuk mencegah kista ovarium tumbuh lebih
besar. Tapi, jika kistanya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium,
biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi). Pada saat operasi kedua
ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah ditemukan pada satu atau pada dua ovarium.

• Berikut ini akan dilaporkan kasus kista ovarium pada seorang wanita usia 49 tahun yang dirawat
di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. EK
• Umur : 49 tahun
• Pekerjaan : Swasta
• Pendidikan : S1
• Alamat : Mahakeret Barat
• Agama : Kristen
• Suku/Bangsa : Minahasa /Indonesia
• MRS : 3 Oktober 2019
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Perut membesar
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan membawa surat rujukan dari RS Bhayangkara dengan diagnosis P0A1 49 tahun dengan kista
ovarium suspek ganas. Pasien merasa perut membesar sejak 2 tahun sebelum masuk rumah sakit. Perut makin membesar
sejak pasien sedang menstruasi, riwayat menstruasi teratur.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit hipertensi, jantung, hati, paru-paru, DM disangkal.
• Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami sakit yang sama. Riwayat penyakit jantung, hati, paru-paru, hipertensi,
DM, disangkal.
• Riwayat Pemakaian Kontrasepsi
Tidak menggunakan kontrasepsi.
• Riwayat Pernikahan
Pasien tidak menikah
• Riwayat Kebiasaan
Kebiasaan merokok dan minum alkohol disangkal.
• Riwayat Menstruasi
Menarche pada umur 15 tahun, lama haid 6-7 hari, tidak teratur, banyaknya 4-5 pembalut/hari. HPHT 1
September 2019.
• Riwayat Kehamilan
A1 : 1991 / dikuretase / klinik
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Praesens
• Keadaan Umum : Cukup
• Kesadaran : Kompos Mentis
– Tekanan Darah : 110/70 mmHg
– Nadi : 60 x/m
– Respirasi : 20 x/m
– Suhu : 36,6ᵒc
• Berat badan : 54 kg
• Tinggi Badan : 166 cm
• IMT : 19,6 kg/m2
• Kepala
– Mata : Conjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
– Hidung : Sekret (-/-), Hiperemis (-/-)
– Telinga : Sekret (-/-)
– Mulut : Karies (-)
• Tenggorokan : Tonsil T1-T1
• Leher : Pembesaran KGB (-)
• Thoraks
– Cor : Bunyi Jantung Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
– Pulmo : Sp. Vesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-)
• Abdomen
– Inspeksi : Cembung
– Palpasi : Tegang, teraba masa kistik campur padat setinggi 2 jari diatas umbilikus, mobile (+), nyeri tekan (-)
– Perkusi : SD (-)
– Auskultasi : BU (+) N
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
• Inspeksi : fluksus (-), fluor (-), vulva tak ada kelainan
• Inspekulo : fluksus (+), fluor (-), vagina tak ada kelainan portio tampak licin, erosi (–), livide (-),
OUE tertutup
• VT : fluksus (+), fluor (-), vagina tak ada kelainan, teraba portio licin, OUE tertutup
• PD : flukus (-), vulva/vagina tak, portio kenyal, teraba licin, OUE tertutup, nyeri goyang portio (-)
• CUT : membesar
• Adneksa/parametrium bilateral : lemas. nyeri(-)
• CD : tidak menonjol
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG : 3 Oktober 2019

- Hasil USG :
Ukuran uterus membesar, berukuran 8.33 x 7 cm, dengan
lesi isokhorik pada fundus uteri batas tegas ukuran 6,17 x 5,97 x
6,31 cm
EL (+) , Tampak massa kistik anechoic yang diduga berasal
dari adnexa, dinding reguler, tampak septa (+), papil(+), tampak
massa padat.
Kesan : Kista ovarium multilokuler + mioma uteri
multiple

- EKG : 3 Oktober 2019


Dalam Batas Normal, sinus rhytm 75 x/menit

- Laboratorium 3 Oktober 2019


HEMATOLOGI
Leukosit : 13700 /uL
Eritrosit : 3.64 10^6/uL
Hemoglobin : 10.8 g/dL
Hematokrit : 31.7 %
Trombosit : 269 10^3/uL
MCH : 29.7 pg
MCHC : 34.1 g/dL
MCV : 87.1 fL
DIAGNOSIS
• P0A1 49 tahun dengan Kista Ovarium Suspek Ganas + mioma uteri multiple

RENCANA TERAPI
• R/ Laparatomi VC (7/10/2019)  MRS
• Konseling informed concent
• Sedia darah (crossmatch)
• Persetujuan operasi
• Observasi tanda-tanda vital
• FOLLOW UP PRE-OPERASI

Tanggal 4/10/2019 5/10/2019 6/10/2019 7/10/2019

S Perut membesar Perut membesar Perut membesar Perut membesar

O KU : cukup KU : cukup KU : cukupKU : cukup


Kes : CM Kes : CM Kes : CM Kes : CM
T : 110/80 mmHg T : 120/ 80 mmHg T : 120/ 70 mmHg T : 110/70 mmHg
N : 80 x/ m N : 74 x/ m N : 78 x/ m N : 75 x/ m
R : 22 x/ m R : 20 x/ m R : 20 x/ m R : 20 x/m
S : 36,40 C S : 36,70 C S : 36,5 C
0 S : 36,30 C

A P0A1 49 tahun dengan P0A1 49 tahun dengan P0A1 49 tahun dengan P0A1 49 tahun dengan
kista ovarium suspek kista ovarium suspek kista ovarium suspek kista ovarium suspek
ganas + mioma uteri ganas + mioma uteri ganas + mioma uteri ganas + mioma uteri

P R/ pre op hari ini R/ Laparatomi VC R/ Laparatomi VC R/ Laparatomi VC


R/ Laparatomi VC pendampingan bedah pendampingan bedah pendampingan bedah hari ini
pendampingan bedah digestif tanggal digestif tanggal Ceftriaxone 1 g
digestif tanggal 7/10-2019 7/10-2019 Metronidazole 500 mg
7/10-2019 Dulcolax upp Paracetamol 500 mg
Fozen enema Antasida syr
LAPORAN OPERASI
• Tanggal Operasi : 7 Oktober 2019
• Jam Operasi dimulai : 9.45 WITA
• Jam Operasi selesai : 13.10 WITA
• Lama Operasi : 4 jam 25 menit
• Operator : dr. Suzanna P. Mongan, SpOG(K)
• Asisten : dr. Johan & dr. Sumarlin
• Diagnosa pre op : P0A1 49 tahun dengan kista ovarium suspek ganas
• Diagnosa post op : P0A1 49 tahun dengan kista ovarium bilateral + mioma uteri
multiple telah dilakukan Lap VC + HTSOB
• KU Post Op : T: 120/60 mmHg, N: 78x/m, R: 20x/m, S: 36,7̊C
• Tindakan Pembedahan : Histerektomi totalis + salpingoovorektomi bilateral
• Perdarahan : ± 1500 c
• Diuresis : ± 800 cc
URAIAN PEMBEDAHAN
• Pasien dibaringkan terlentang dimeja operasi. Dilakukan tindakan desinfeksi pada daerah
abdomen dan sekitarnya. Doek steril dipasang, Dalam keadaan general anestesi dilakukan
insisi linea mediana diperluas sampai umbilicus. Insisi diperdalam lapis demi lapis hingga
cavum abdomen. Setelah peritoneum dibuka, dilakukan eksplorasi tampak kista ukuran 29 x
29 cm berasal dari ovarium kiri dan tampak massa kistik ukuran 35 x 31 cm berasal dari
ovarium kanan. Diputuskan dilakukan salfingoovorektomi bilateral. Ureter kanan dan kiri
diidentifikasi tampak perlengketan ureter dengan kista ovarium kanan. Pangkal tuba kiri
dijepit 2 klem, digantung dan dijahit begitu juga sisi sebelahnya, mesosalfing kiri dijepit,
digantung dan dijahit, begitu juga sisi sebelahnya. Ligamentum ovarii proprium kiri dijepit
dengan 2 klem digantung dan dijahit begitu juga sisi sebelahnya. Ligamentum infundibulum
kiri dijepit dengan 2 klem, digunting dan dijahit, begitu juga sisi sebelahnya. Jaringan dikirim
untuk pemeriksaan VC.
• Dilakukan eksplorasi, uterus membesar ukuran 13 x 12 cm. Diputuskan dilakukan histerektomi
totalis. Ligamentum rotundum kanan dijepit dengan 2 klem, dipotong, dijahit begitu juga sisi
sebelahnya. Identifikasi plika vesikauterina dijepit dengan pinset, dipisahkan dengan elektrocauter
dan diperlebar sampai ke pangkal ligamentum rotundum. Lalu disisihkan ke bawah, vesika urinaria
dilindung oleh haag abdomen. Identifikasi arteri uterina kanan dijepit digunting dan dijahit begitu
juga sisi sebelahnya. Ligamentum kardinale kanan dijepit, digantung dan dijahit begitu juga
sebelahnya. Ligamentum sakrouterika kanan dan kiri dijepit, digantung dan dijahit. Identifikasi
puncak vagina, puncak vagina dipotong setinggi portio dan dijahit jelujur.
• Hasil VC : kista denoma musinosum multilokuler
• Cavum abdomen dicuci dengan aquadest. Kontrol perdarahan, dilanjutkan dengan pemasangan
drain. Peritoneum dijahit secara jelujur dengan chromic catgut, otot dijahit secara simpul dengan
chromic catgut, fascia dijahit jelujur dengan safil. Lemak dijahit simpul dengan plain catgut, kulit
dijahit subkutikuler dengan chromic catgut. Operasi dibersihkan dan ditutup kassa steril. Operasi
selesai.
• FOLLOW UP POST-OPERASI
Tanggal 8/10/2019 9/10/2019 10/10/201 11/10/2019

S Nyeri luka operasi Nyeri luka operasi Nyeri luka operasi -


berkurang

O KU : cukup KU : cukup KU : cukup KU : cukup


Kes : CM Kes : CM Kes : CM Kes : CM
T : 110/80 mmHg T : 120/ 80 mmHg T : 120/ 70 mmHg T : 110/70 mmHg
N : 80 x/ m N : 74 x/ m N : 78 x/ m N : 75 x/ m
R : 22 x/ m R : 20 x/ m R : 20 x/ m R : 20 x/m
S : 36,40 C S : 36,70 C S : 36,50 C S : 36,30 C

A P0A1 49 tahun dengan P0A1 49 tahun dengan P0A1 49 tahun dengan P0A1 49 tahun dengan
kista ovarium suspek kista ovarium suspek kista ovarium suspek kista ovarium suspek
ganas + mioma uteri ganas + mioma uteri ganas + mioma uteri ganas + mioma uteri
telah dilakukan Lap. Telah dilakukan Lap. Tealah dilakukan Lap. Telah dilakukan Lap.
VC + HTSOB (H.I) VC + HTSOB (H.II) VC + HTSOB (H.III) VC + HTSOB (H.IV)

P IVFD NaCl 0,9 % IVFD NaCl 0,9 % IVFD NaCl 0,9 % Aff
28 gtt/m 28 gtt/m 28 gtt/m Infus
Paracetamol 3x500mg Paracetamol 3x500mg Paracetamol 500mg Paracetamol 500mg
Antasida syr Antasida syr Antasida syr Antasida syr
Cefadroxil 3x500 mg Cefadroxil 3x500 mg Cefadroxil 3x500 mg Cefadroxil 3x500 mg
Metronidazole 3 x 500 mg Metronidazole 3 x 500 mg Metronidazole 3 x 500 mg Metronidazole 3 x 500 mg
Lactulac supp Lactulac supp
Edukasi pulang : Segera kembali bila demam, jahitan terbuka, rawat luka dan personal hygene.
PEMBAHASAN
• Gejala-gejala yang dapat muncul pada kista ovarium seperti perut terasa
penuh, berat, kembung, tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang
air kecil), haid tidak teratur, nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang
dapat menyebar kepanggul bawah dan paha, nyeri saat bersenggama, mual
serta perasaan ingin muntah.
• Pada kasus ditemukan perut yang membesar yang dirasakan pasien sejak 2
tahun sebelum masuk rumah sakit. Selain itu juga pasien mengeluhkan nyeri
perut saat sedang haid. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan
bahwa salah satu gejala pada kista ovarium adalah siklus menstruasi yang tidak
teratur dan sering nyeri juga perut yang terasa semakin membesar dan
kembung.
• Angka kejadian kista sering terjadi pada wanita berusia produktif. Jarang
sekali di bawah umur 20 maupun di atas 50 tahun. Kista Ovarium
ditemukan pada hampir semua wanita premenopause dan pada 18%
wanita post menopause. Pada kasus didapatkan pasien berusia 49 tahun,
dimana usia pasien masih dalam usia produktif.
• Pada pemeriksaan fisik abdomen ditemukan masa kistik campur padat
setinggi 2 jari diatas umbilikus, mobile, dan tidak ada nyeri tekan. Sesuai
kepustakaan, kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen.
• Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik.
Sangat sulit untuk menemukan kista melalui pemeriksaan fisik saja.
Maka perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis
kista ovarium. Pemeriksaan yang umum digunakan adalah:
• Ultrasonografi (USG) : pada kasus ini hasil pemeriksaan USG ukuran
uterus membesar, berukuran 8.33 x 7 cm, dengan lesi isokhorik pada
fundus uteri batas tegas ukuran 6,17 x 5,97 x 6,31 cm, tampak massa
kistik anechoic yang diduga berasal dari adnexa, dinding reguler,
tampak septa (+), papil(+), tampak massa padat.
• Tidak ada tes laboratorium diagnostik spesifik untuk kista ovarium.
• Pemeriksaan Patologi Anatomi merupakan pemeriksaan untuk
memastikan tingkat keganasan dari tumor ovarium. Pemeriksaan ini
biasanya dilakukan bersama dengan proses operasi, yang kemudian
sampel difiksasi dan diperiksa secara patologi anatomi.
• Pada pasien ini dilakukan pembedahan laparatomi Vries Coupe
(potongan beku), dimana jaringan kista diambil dan kemudian langsung
diperiksa secara patologi anatomi. Dan hasil pemeriksaan VC pasien ini
menunjukkan kista denoma musinosum multilokuler.
• Penatalaksanaan kista ovarium terdiri dari tindakan operatif dan konservatif. Tindakan
konservatif adalah observasi dan manajemen gejala, jika kista tidak menimbulkan gejala,
maka cukup dimonitor atau dipantau selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan
menghilang dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Apabila terdapat nyeri,
maka dapat diberikan obat-obatan simptomatik seperti penghilang nyeri NSAID.
• Pada kasus ini dilakukan tindakan operatif. Indikasi tindakan bedah yaitu kista yang tidak
menghilang dalam beberapa kali siklus menstruasi atau kista yang memiliki ukuran sangat
besar, kista yang ditemukan pada wanita yang menopause atau kista yang menimbulkan
rasa nyeri luar biasa dan sampai timbul perdarahan. Pada pasien ini tindakan operatif juga
dipertimbangkan atas dasar keberadaan kista ini sudah mengganggu pasien yakni adanya
rasa tidak nyaman pada perut dan nyeri hilang timbul dan dari segi ukuran, kista ini
berukuran besar.
Komplikasi
• Kista ovarium yang tidak ditangani dapat membahayakan penderita dan yang ditakutkan
pada kista ovarium selain derajat keganasan yaitu dapat terjadi ruptur (kista pecah) dan
torsi kista. Kista ovarium dapat terjadi ruptur baik secara spontan maupun secara
traumatik sehingga bisa menyebabkan perdarahan intra-abdomen dan akan menurunkan
status hemodinamik sehingga akhirnya dapat terjadi syok.
• Pada pasien ini tidak ditemukan adanya tanda-tanda ruptur maupun torsi kista ovarium.
Prognosis
• Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium
atau di ovarium kontralateral. Apabila sudah dilakukan operasi, angka kejadian kista
berulang cukup kecil yaitu 13%.
• Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat
terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah
dalam stadium akhir.
• Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel granuloma memiliki
angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista
dermoid memiliki prognosis yang buruk.
• Prognosis pre operasi pada kasus ini adalah dubia dimana waktu pemeriksaan ditemukan
adanya massa yang membesar setinggi 2 jari di atas umbilikus, keras, mobile dan tidak
ada nyeri tekan. Dari hasil pemeriksaan USG ditemukan kesan kista ovarium
multilokuler. . Operasi yang dilakukan adalah HTSOB yang berarti pasien tidak
mempunyai peluang lagi untuk memiliki anak Dengan demikian prognosis post op adalah
dubia ad bonam melihat dari keadaan umum dan tanda – tanda vital post operasi baik.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai