Anda di halaman 1dari 16

-Tim Modul 2019-

Mintalah peserta untuk menyimak info singkat


tanpa bertanya, menyeletuk, dll, dg menuliskan
1 kata merespon cerita ini:
 Ada seorang pengusaha ibukota yang lakukan
perjalanan bisnis ke Bandung dan selama di
sana tidur bersama istri temannya.
Sistem nilai yang menempatkan:
1. Laki-laki sebagai pemegang otoritas tunggal. Perempuan tunduk
secara mutlak pada aturan laki-laki atas dirinya.
2. Laki-laki sebagai pemegang otoritas utama. Perempuan
mempunyai otoritas, namun harus digunakan sejalan dengan
otoritas laki-laki.

LK
LELAKI

PR
NO BENTUK CONTOH

1 Marjinalisasi Tidak dilibatkan dalam keputusan


(peminggiran) penting tentang orang yang akan
menjadi suaminya
2 Subordinasi Dipandang tidak layak menjadi
(dipandang pemimpin
lebih rendah)
3 Stigmatisasi Sumber fitnah
(cap buruk)
4 Kekerasan Dihina, dipukul, diduakan, dll.
5 Beban Berlapis Harus bekerja saat hamil
Jenis Kelamin Organ Fungsi Masa Dampak
Laki-laki -Penis -mimpi basah -5 menit 
-Kantong sperma -hub seksual -9 ment 
-Sperma
Perempuan -Vagina -hub seksual -9 menit  
-Indung telur -menstruasi -1 Minggu  
-Sel telur -hamil -9 bulan  
-Rahim -melahirkan -1 hari  
-kelenjar mamae -nifas -1-60 hr  
-menyusui -2 tahun  
LK Pengala
man PR
LELAKI
LK+PR
PR

LEVEL TERENDAH LEVEL MENENGAH LEVEL TERTINGGI

LEVEL TERENDAH: Manusia hanya laki-laki dan perempuan bukan manusia sehingga diperlakukan
sebagaimana hewan atau bahkan benda mati.
LEVEL MENENGAH: Perempuan juga manusia namun laki-laki menjadi standar kemanusiaan
perempuan sehingga problem perempuan yang tidak dialami oleh laki-laki sebagai problem
keperempuanan, bukan problem kemanusiaan.
LEVEL TERTINGGI: perempuan dan laki-laki sama-sama menjadi standar kemanusiaan. Standar
kemanusiaan mereka sama sambil memperhatikan kebutuhan khas perempuan secara biologis
karena sistem reproduksi mereka yang berbeda dengan laki-laki, dan secara sosial karena
ketimpangan relasi yang menyejarah sehingga perempuan mengalami ketidakadilan semata-mata
karena menjadi perempuan.
BIOLOGIS
-Menstruasi SOSIAL
-hamil -Marjinalisasi
-Melahirkan -Subordinasi
PEREMPUAN
-Nifas -Stigmatisasi
-Menyusui -Kekerasan
-Beban Berlapis
STATUS RUANG PUBLIK RUANG PRIVAT

Diragukan: -penguburan bayi -nikah sebelum


-manusia atau bukan perempuan hidup- menstruasi, -cerai
-ruhnya kekal atau hidup sebelum
tidak, -dilacurkan, menstruasi,
-bisa ibadah atau -dihadiahkan, -rujuk tanpa
tidak, -jaminan hutang, batas,
-bisa dpt pahala atau -tidak punya nilai -dijadikan mahar,
tidak, saksi, -dipoligami tanpa
-bisa ke surga atau batas
tidak. -diwariskan,
-dinikahi oleh
mahramnya
ALLAH ALLAH ALLAH
A T
B I
D
A
U U M
N H A
K I N
H D
A
L K
i M E
F A B
A
H
S A
F L J
I A I
L
A
H K
R A A
D H N
L

MANUSIA MANUSIA MANUSIA


(LK-PR) (LK-PR) (LK-PR)
Anugrah semesta
(Rahmat lil alamin)

NEGARA MAKMUR
(Baldatun
Thoyyibah)

Masyarakat
terbaik
(Khaira Ummah)

KLEUARGA
SAKINAH
1. Bukan jenis kelamin, melainkan ketaqwaan,
yang menentukan kemuliaan manusia di
hadapan Allah (al-Hujurat/49:13), dan sebaik2
manusia adl yg plg bmanfaat bg manusia
lainnya (Hadis)
2. Perempuan bukan hamba laki-laki sebab
keduanya sama-sama HANYA hamba Allah
(adz-Dzariyat/51:56)
3.Perempuan bukan mengabdi pada
kemaslahatan laki-laki, keduanya kerjasama
utk mengabdi pada kemasalahatan makhluk-
Nya di muka bumi (al-Ahzab/33:72 dan at-
Taubah/9:71),

JAHILIYAH ISLAM
1. Manusia atau bukan? 1. Manusia
2. ruhnya kekal atau tidak? 2. Kekal
3. bisa ibadah atau tidak? 3. Bisa
4. bisa dpt pahala atau tidak? 4. Bisa
5. bisa ke surga atau tidak? 5. Bisa
6. Kubur bayi perempuan hidup2 6. Dilarang keras
7. Dilacurkan 7. Dilarang keras
8. dihadiahkan, 8. Dilarang keras
9. Dijadikan jaminan hutang 9. Dilarang keras
10.tidak punya nilai saksi, 10. Bisa jadi saksi
11.nikah sebelum menstruasi, 11. Harus baligh
12.cerai sebelum menstruasi 12. Harus baligh
13.rujuk tanpa batas, 13. Hanya dua kali
14.dijadikan mahar, 14. dijamin haknya atas mahar,
15.dipoligami tanpa batas 15. didorong monogami
16.diwariskan, 16. dpt warisan- bisa mewariskan
17.dinikahi oleh mahramnya 17.Dilarang keras
1. Hubungan keimanan dengan kesetaraan laki-laki dan
perempuan di at-Taubah/9:71: Laki-laki dan perempuan
yang beriman saling menjadi pelindung satu sama lain.
2. Hubungan Ketaqwaan dengan prilaku Suami pada Istri:
Rasulullah Saw pun menghubungkan ketaqwaan dengan
prilaku pada suami/ istri dalam sebuah hadis Bukhari
dan Muslim: “Bertaqwalah kalian kepada Allah dalam
memperlakukan para istri karena sesungguhnya kalian
meminang mereka dengan amanah Allah dan
menghalalkan farji mereka dengan kalimat Allah (HR.
Bukhari-Muslim) ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫عن جابر بن عبد هللا في قصة حج النبي‬
‫ واستحللتم‬، ‫ " اتقوا هللا في النساء فإنكم أخذتموهن بأمانة هللا‬: ‫ وخطبته بعرفة قال‬-
‫ فإن فعلن ذلك‬، ‫ وإن لكم عليهن أن ال يوطئن فرشكم أحدا تكرهونه‬، ‫فروجهن بكلمة هللا‬
‫ أخرجه مسلم‬. " ‫ ولهن عليكم رزقهن وكسوتهن بالمعروف‬، ‫فاضربوهن ضربا غير مبرح‬
3. Perkawinan mempunyai komitmen ganda:
horisontal yaitu antara manusia dan vertikal
antara keduanya dengan Allah
‫َو ِم ْن آيَاتِ ِه أ َ ْن َخلَقَ لَ ُك ْم ِم ْن أ َ ْنفُ ِس ُك ْم أ َ ْز َواجا‬
‫ِلت َ ْس ُكنُوا ِإلَ ْي َها َو َجعَ َل بَ ْينَ ُك ْم َم َو َّدة َو َر ْح َمة ِإ َّن‬
‫ون [الروم‪]21/‬‬ ‫ت ِلقَ ْو ٍم يَتَفَ َّك ُر َ‬
‫ِفي َذ ِل َك ََليَا ٍ‬

‫‪SAKINAH:‬‬
‫‪Untuk: suami dan istri‬‬
‫‪Oleh: suami dan istri‬‬
1. Al-qiyam bi hududillah/ berdasarkan ketentuan Allah, bukan
kemauan salah satu pihak (QS. 2:229, 230) (halalan, thoyyiban,
wa ma’rufan),
2. Ridlo/ dikehendaki dan disadari oleh kedua belah pihak (QS.
2:232, 233, QS. 4:24) (Tidak ada pemaksaan dalam perkawinan)
3. Ma’ruf/layak (QS. 2:180, 228, 229, 231, 232, 233, 234, 235,
236, 240, 241, QS. 4:19, 25, QS. 65:2, 6),
4. Ihsan/menciptakan kondisi lebih baik (QS. 2:229, QS. 6:151)
5. Nihlah/ tulus (QS. 4:4):suami atau isteri tidak boleh
merendahkan pasangannya karena support ekonomi yang
diberikan pada keluarga,
6. Musyawarah(QS. 2:233): suami dan isteri tidak boleh sewenang-
wenang memberi keputusan dalam keluarga secara sepihak.
7. Ishlah/ perdamaian (QS. 2:228, QS. 4:35, 128) (Problem tidak
boleh diselesaikan dengan kekerasan)
1. Menjadi tempat di mana seluruh anggota
dapat merasakan ketenangan lahir batin
karena kebutuhan fisik dan non fisik dipenuhi
dengan baik (keluarga sakinah)
2. Menjadi tempat yang paling nyaman karena
setiap anggota keluarga siap melindungi satu
sama lain.
3. Menjadi tempat belajar saling bersikap baik
dengan orang lain (musyarah bil ma’ruf),
musyawarah, berlomba dalam kebaikan,
bersikap adil, dll

Anda mungkin juga menyukai