Anda di halaman 1dari 15

By: I Gusti Agung Ayu Indra Icwari, S.Pd., M.Pd.

STIKES Panca Atma Jaya


Klungkung
2017
DEFINISI PARASITOLOGI
 Berasal dari bahasa Latin : Parasitus dan bahasa Yunani :
Parasitos yang artinya organisme yang mengambil makanan;
dan Logos yang artinya ilmu.
PARASITOLOGI : ilmu yang mempelajari organisme-
organisme yang hidup sementara atau tetap di dalam atau di
permukaan organisme lain yang dihinggapi untuk mengambil
makanan sebagian atau seluruhnya dari organisme itu.
SIMBIOSIS
 Simbiosis : Hubungan timbal balik antara dua makhluk
hidup atau organisme yang saling berdampingan.
 Macam simbiosis :
a. Simbiosis Mutualisme
b. Simbiosis Komensalisme
c. Simbiosis Parasitisme
Mutualisme:
 Hubungan timbal balik antara dua
organisme, dan kedua organisme
mendapatkan keuntungan dari
hubungan timbal balik tersebut

Komensalisme:
 Apabila satu organisme
mendapatkan keuntungan,
sedangkan organisme yang lain
tidak mendapatkan kerugian
Parasitisme
• Hubungan timbal balik antara dua organisme, organisme yang
satu mendapat keuntungan sedangkan organisme yg lain
mendapat kerugian
Dalam parasitisme ada dua
organisme:
PARASIT : Organisme hidup yang
mendapatkan makanan dari
organisme hidup yang lain dan
hidupnya tergantung pada
organisme tersebut.

INANG/HOSPES/HOST : Makhluk
hidup atau organisme yang
menjadi tempat hidup parasit.
Inang umumnya berukuran lebih
besar dari parasit.
PENGGOLONGAN PARASIT
Berdasarkan cara hidup dan tempat hidupnya:
1. Ecto parasite (ectozoa):
Parasit yang hidup di luar tubuh hospes.
Misalnya : di kulit, rambut, rongga telinga luar
2. Endo parasite (entozoa):
Parasit yang hidup di dalam tubuh hospes
Misalnya: di dalam darah, rongga tubuh, usus, dan
organ tubuh lainnya.
3. Temporary parasite
Parasit yang hidup dalam hospes hanya untuk
sementara saja
4.Permanent parasite
Parasit yang sepanjang hidupnya berada di dalam
tubuh hospes
5. Obligatory parasite
Parasit yg harus hidup di dalam tubuh hospes, dan di
luar tubuh hospes tidak dapat hidup
6. Facultative parasite
Parasit yang akan hidup parasitik apabila kebutuhan
hidupnya meningkat
7. Spurious parasite
Parasit yg masuk ke dalam tubuh hospes tanpa
menimbulkan keluhan/penyakit pada hospes dan
keluar dari tubuh hospes tanpa perubahan apapun
PENGGOLONGAN HOSPES/HOST
1. Definitive Host (Hospes Tetap)
Hospes yang merupakan tempat hidup parasit stadium dewasa
/stadium sexual
Contoh: manusia sebagai hospes definitif dari cacing gelang
(Ascaris lumbricoides)

2. Intermediate Host (Hospes Perantara)


Hospes yang merupakan tempat hidup parasit stadium larva.
Contoh: manusia sebagai hospes perantara dari parasit malaria,
karena stadium sexual berada dalam tubuh nyamuk Anopheles.
RUANG LINGKUP PARASITOLOGI
Protozoologi
 Mempelajari protozoa atau organisme
bersel satu
 Contoh: Amoeba

Helmintologi
 Mempelajari cacing atau helminth
 Contoh: cacing pita babi (Taenia solium)

Entomologi
 Mempelajari serangga termasuk arthropoda
lain sebagai parasit atau sebagai hospes parasit
yang penting bagi manusia
 Contoh: nyamuk Anopheles
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT PARASITIK
PENULARAN
 Penularan penyakit parasitik terjadi karena stadium
infektif berpindah dari satu hospes ke hospes yg lain
 Parasit dapat berpindah ke hospes lain dengan cara:
 Hand to mouth
 Dibawa oleh vektor (binatang penular): nyamuk
 Dibawa oleh hospes perantara
 Siput
 Ikan
 Sapi/babi
CARA INFEKSI
Stadium infektif dapat masuk ke dalam tubuh manusia
melalui beberapa cara:
1. Kontaminasi makanan dan minuman
2. Kontaminasi kulit atau selaput lendir
3. Gigitan serangga

SUMBER INFEKSI
 Tanah, air, makanan dan minuman yg terkontaminasi
oleh telur atau larva cacing
 Binatang dan manusia yang terinfeksi parasit
 Serangga penghisap darah
STADIUM INFEKTIF
1. Telur
Contoh: cacing Ascaris lumbricoides
2. Larva
Contoh: cacing tambang
3. Kista
Contoh: Amoeba

GEJALA
 Gejala dan kelainan penyakit parasitik pada manusia berbeda
antara individu yang satu dengan yang lain.
 Gejala penyakit dipengaruhi oleh:
1. Meningkatnya jumlah parasit
2. Penyebaran parasit dalam organ tubuh
3. Sifat parasit tersebut
DIAGNOSIS
 Gejala penyakit parasitik mirip dengan penyakit lain,
oleh karena itu diagnosis penyakit parasitik hanya
dapat ditegakkan dengan menemukan parasitnya.
 Spesimen untuk diagnosis dapat berupa:
 Tinja, urine
 Darah, sputum/dahak
 Biopsi jaringan
 Cairan empedu dll
PEMBERANTASAN PENYAKIT PARASITIK
Pemberantasan penyakit parasitik diusahakan
dengan melakukan

Pencegahan, dengan cara:


a. Mengobati penderita
b. Mencegah penularan terhadap orang di sekitarnya
c. Memberantas sumber infeksi (reservoir host)
d. Memberantas binatang penular (vektor) atau
intermediate host

Anda mungkin juga menyukai