KELOMPOK 2
Difteri adalah infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung
dan tenggorokan, serta terkadang dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini sangat
menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa.
ETIOLOGI
1. Pemeriksaan fisik
2. Diagnosis banding
3. Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik
Umum
Difteri respiratorik
Toksisitas kardiak
Toksisitas neurologis
Pada kulit
DIAGNOSIS
Diagnosis banding
Diagnosis banding difteri adalah sebagai berikut:
Infeksi streptokokus grup A
Mononukleosis infeksius
Vincent’s angina
Kandidiasis orofaringeal
Infeksi jaringan dalam leher
Lemierre’s syndrome
DIAGNOSIS
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan bakteriologis
Kultur
Toksigenisitas
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan laboratorium lainnya
PENGOBATAN
Suntikan antiracun
Obat antibiotik
PENCEGAHAN
Difteri dapat dicegah dengan imunisasi DPT, yaitu pemberian vaksin difteri yang
dikombinasikan dengan vaksin tetanus dan batuk rejan (pertusis). Imunisasi DPT
termasuk dalam imunisasi wajib bagi anak-anak di Indonesia. Pemberian vaksin ini
dilakukan pada usia 2, 3, 4, dan 18 bulan, serta pada usia 5 tahun.
KOMPLIKASI
Saluran napas yang tertutup
Kerusakan otot jantung (miokarditis)
Kerusakan saraf (polineuropati)
Kehilangan kemampuan bergerak (lumpuh)
Infeksi paru (gagal napas atau pneumonia)
SESI BERDISKUSI
KESIMPULAN