Anda di halaman 1dari 15

DIFTERI

KELOMPOK 2

AIDUL RAMADHANI A. (penjawab)


AJENG RETNO ANGGRAENI (notulen)
INDAH HARIYANI SYAM (moderator)
NURHIKMAH (pemateri)
SITI NUR ULFA RAMADANTI (penjawab)
DEFINISI

 Difteri adalah infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung
dan tenggorokan, serta terkadang dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini sangat
menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa.
ETIOLOGI

 Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium


diphtheriae. Penyebaran bakteri ini dapat terjadi dengan mudah,
terutama bagi orang yang tidak mendapatkan vaksin difteri
MANIFESTASI KLINIS
Adapun tanda dan gejalanya yaitu ;
 Tenggorokan dilapisi selaput tebal berwarna abu-abu
 Radang tenggorokan dan serak
 Pembengkakan kelenjar pada leher
 Masalah pernapasan dan saat menelan
 Cairan pada hidung, meler
 Demam dan menggigil
 Perasaan tidak nyaman
 Perubahan pada penglihatan
 Bicara yang melantur
 Tanda-tanda shock, seperti kulit yang pucat dan dingin, berkeringat dan jantung berdebar cepat.
 Terkadang, difteri bisa jadi tidak menunjukkan gejala apapun sehingga penderitanya
tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi. Apabila tidak menjalani pengobatan dengan
tepat, mereka berpotensi menularkan penyakit ini kepada orang di sekitarnya,
terutama mereka yang belum mendapatkan imunisasi.
PATOFISIOLOGI
 Menempelnya Corynobacterium diphtheria pada sel epitel mukosa merupakan dasar patofisiologi difteri. Bakteri
ini kemudian akan melepaskan eksotoksin dari endosomnya yang menyebabkan reaksi inflamasi lokal diikuti
pengrusakan jaringan dan nekrosis.
DIAGNOSIS

 1. Pemeriksaan fisik
 2. Diagnosis banding
 3. Pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS

Pemeriksaan fisik
 Umum
 Difteri respiratorik
 Toksisitas kardiak
 Toksisitas neurologis
 Pada kulit
DIAGNOSIS

Diagnosis banding
Diagnosis banding difteri adalah sebagai berikut:
 Infeksi streptokokus grup A
 Mononukleosis infeksius
 Vincent’s angina
 Kandidiasis orofaringeal
 Infeksi jaringan dalam leher
 Lemierre’s syndrome
DIAGNOSIS

Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan bakteriologis
 Kultur
 Toksigenisitas
 Pemeriksaan radiologi
 Pemeriksaan laboratorium lainnya
PENGOBATAN

 Suntikan antiracun
 Obat antibiotik
PENCEGAHAN
 Difteri dapat dicegah dengan imunisasi DPT, yaitu pemberian vaksin difteri yang
dikombinasikan dengan vaksin tetanus dan batuk rejan (pertusis). Imunisasi DPT
termasuk dalam imunisasi wajib bagi anak-anak di Indonesia. Pemberian vaksin ini
dilakukan pada usia 2, 3, 4, dan 18 bulan, serta pada usia 5 tahun.
KOMPLIKASI
 Saluran napas yang tertutup
 Kerusakan otot jantung (miokarditis)
 Kerusakan saraf (polineuropati)
 Kehilangan kemampuan bergerak (lumpuh)
 Infeksi paru (gagal napas atau pneumonia)
SESI BERDISKUSI
KESIMPULAN

 Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri


Corynebacterium. Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan
terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Dalam kasus yang
parah, infeksi bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan
sistem saraf. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapapun.
Difteri dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko.

Anda mungkin juga menyukai