Anda di halaman 1dari 40

dr.Makbruri , M.

Biomed

Modul P2K2, Senin, 25 November 2019


 GAWAT = Suatu keadaan akut yang
mengancam jiwa / organ.

 DARURAT = Suatu keadaan yang


membutuhkan penanganan
segera.
 Suatu kondisi dimana
dapat mengancam nyawa
apabila tidak
mendapatkan pertolongan
secepatnya.
 Contoh : gawat nafas,
gawat jantung, kejang,
koma, trauma kepala
dengan penurunan
kesadaran
 Suatu keadaan
dimana pasien berada
dalam kondisi gawat
tetapi tidak
memerlukan tindakan
yang darurat

 contohnya : kanker
stadium lanjut
 Pasien akibat musibah
yang datang tiba-tiba
tetapi tidak
mengancam nyawa
atau anggota badannya

 Contohnya : Fraktur
Tulang Tertutup
Pasien tidak dalam
kondisi gawat dan tidak
Membutuhkan
penolongan segera

Contoh ; Pasien yang


kunjungan ke Poliklinik
“TIME SAVING IS LIFE
SAVING”
The Right Patient, to The Right
Place at The Right Time
Do The Best for The Most
 Mempertahankan hidup
 Mecegah kondisi lebih
buruk
 Meningkatkan pemulihan
 Penanganan harus:

1. SISTEMATIK
2. BERSKALA PRIORITAS
3. TEPAT, CEPAT, CERMAT
 Penanganan ditujukan untuk membantu pasien mengatasi
kegawatan:

- Jalan napas (Airway)


- Pernapasan (Breathing)
- Peredaran darah (Circulation)
- Gangguan fungsional otak/Kesadaran (Brain/Disability)

(disingkat: A-B-C-Brain atau A-B-C-D)


 Tahapan/urutan tindakan:
1. Persiapan alat (+ Proteksi diri)
2.Evaluasi awal: A-B-C-D
3.Resusitasi dan stabilisasi
4.Evaluasi lanjutan
5.Penanganan tuntas (definitive care)
 proteksi diri : gunakan APD Proteksi diri,
lingkungan dan pasien
 Cek respon korban dengan teknik AVPU
(alernt, Verbal, pain dan un respon)
 Aktifkan EMS (Emergency Medical sistem)
atau call for help
A : Air Way (jalan Nafas)
 Bebaskan jln nafas : Pasang Neck collar (u/ pas
trauma curiga Fr. Cervical)
 Nilai Air way : Look, Listen, Feel
 Head tilt-Chin lift : pasien non Trauma
 Chin Lift- Jaw thrust : Pasien Trauma
 Gurgling : suction, sedot/hisap, log roll (pas Tr)
 Snoring : Jaw Trust (manual), OPA (pasien Tidak
sadar) ,NPA (pasien sadar)
 Stridor : Air Way Definitif (Cricotiroidectomy)
 Intubation
 Korban sadar gunakan O2 sesuai kebutuhan.
 Tidak sadar : berikan nafas buatan dgn :
mouth to mouth, mouth to mask atau bag
valve mask dan mouth to nouse.
 Nilai Breathing : LLF
 inspeksi (sesak, jejas, pergerakan
dada,trakea terdorong kearah yang sehat.
 Auskultasi : vesikuler kanan dan kiri
(terdengar jelas atau tidak)
 Perkusi : sonor, hypersonor atau dullness
 Palpasi : crepitasi
• 4 masalah g3 pernafasan
a. Tension pneumothorax : Needle
thorakosintesis ICS 2 Mid clavicula selama
45 menit WSD
b. Open Pneumothorax : kassa 3 sisi selama
45 menit WSD
c. Fail Chest : posisi nyaman dan analgesic
d. Tamponade Jantung : Perikardiosintesis,
WSD
 Perdarahan eksternal
 Stop Bleeding: direct pressure (balut tekan),
elevation( tinggikan posisi) dan point
pressure (titik tekan). Tanda2 syok
 Perdarahan Internal
 Pelvis : Gurita
 Femur : Bidai
 Thorax : bedah torakotomy
 Abdomen : Laparatomy
 GCS : Verbal, Motorik dan Eye
 Lateralisasi Pupil : isokor/anisokor, reflek
cahaya dan dilatasi.
 Uji kekuatan otot
 Beri selimut u/ cegah hipotermi
 Log roll pemeriksaan belakang.

F. Foley Chateter
 Lihat Contra indikasi :
 Perdarahan dari orivisium uretra eksterna
 Hematome scrotum
 Rectal touche, prostat melayang
 Pemasangan NGT : tidak disarankan untuk
dipasang pada pasien yang terjadi fr. Basis

H. Heart monitor
• Monitor vital sign, oksimetri dan pemeriksaan
fisik lainnya. RE (reevaluasi ABCD)
 A.: Head to toe examination
B :bentuk, L: Luka, T Tumor,
S : Sakit)
 B : Vital sign
 C : Finger in every orifice
(colok semua lubang)
 D : Pemeriksaan tambahan
spt lab, radiologi,
 Persiapan untuk merujuk ;
keruangan lain atau ke RS
lain
 Perlindungan diri
 Mengontrol area
 Prioritas penanganan
 Cek respon, bila nafas berhenti beri nafas
buatan
 Bila jantung berhenti lakukan kompresi
jantung luar
 Bila perdarahan hentikan perdarahan.
 Gawat darurat (Emergency).
 Gawat tidak darurat (Urgency).
 Tidak gawat dan tidak darurat (Non-urgency).
 Meninggal dunia/sekarat (Dead & Dying).
 a. Prioritas I (prioritas tertinggi) warna merah
untuk berat dan biru untuk sangat
berat. Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu
resusitasi dan tindakan bedah segera,
mempunyai kesempatan hidup yang besar.
Penanganan dan pemindahan bersifat segera
yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan
sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan nafas,
tension pneumothorak, syok hemoragik, luka
terpotong pada tangan dan kaki, combutio (luka
bakar) tingkat II dan III > 25%
 b. Prioritas II (medium) warna kuning.
Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital
bila tidak segera ditangani dalam jangka
waktu singkat. Penanganan dan pemindahan
bersifat jangan terlambat. Contoh: patah
tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II
dan III < 25 %, trauma thorak/abdomen,
laserasi luas, trauma bola mata.
 c. Prioritas III(rendah) warna hijau. Perlu
penanganan seperti pelayanan biasa, tidak
perlu segera. Penanganan dan pemindahan
bersifat terakhir. Contoh luka superficial,
luka-luka ringan
 d. Prioritas 0 warna Hitam. Kemungkinan
untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah.
Hanya perlu terapi suportif. Contoh henti
jantung kritis, trauma kepala kritis.
 Dalam pelayanan gawat darurat tidak diperkenankan
untuk meminta uang muka sebagai persyaratan
pemberian layanan

 Peraturan perundang-undangan yang berkaitan


dengan pelayanan gawat darurat adalah UU
No.23/1992 tentang kesehatan, Peraturan Menteri
Kesehatan No.585/1989 tentang persetujuan
tindakan medis, dan Peraturan Menteri Kesehatan
No.159/1988 tentang rumah sakit. Ketentuan
tentang pemberian pertolongan dalam keadaan
darurat telah tegas diatur dalam pasal 51 UU
No.29/2004 tentang praktik kedokteran, dimana
seorang dokter wajib melakukan pertolongan darurat
atas dasar kemanusiaan.
 Pengaturan pelayanan gawat darurat untuk
fase rumah sakit telah terdapat dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No.159b/1988
tentang Rumah Sakit, di mana dalam pasal 23
telah disebutkan kewajiban rumah sakit
untuk menyelenggarakan pelayanan gawat
darurat selama 24 jam per hari.
 Penanganan pasien gawat darurat membutuhkan
evaluasi cepat dan langkah2 penanganan cepat
untuk menyelamatkan jiwa.

 Evaluasi awal, resusitasi dan evaluasi lanjutan


dikerjakan berurutan dan diulang-ulang selama
proses penanganan agar dapat segera ditemukan
kelainan yang timbul dan segera diatasi.
 Dalam situasi gawat darurat, evaluasi awal
dan tindakan resusitasi harus dilaksanakan
serentak (tidak harus selalu berturutan/satu-
persatu).
TEAMWORK
sangat berharga dalam menyelamatkan
nyawa!

Anda mungkin juga menyukai