Anda di halaman 1dari 41

KASUS MEDIS EMERGENCY

CONTOH KASUS MEDIS


EMERGENCY
 FRAKTUR  ASMA
 DISLOKASI  EPISTAKSIS
 LUKA BAKAR  TENGGELAM
 SYNCOPE  ALERGI
 HYPOGLIKEMIA  BAROTRAUMA
 SYOK  RETENSI URIN
 KERACUNAN  HIPOTHERMIA
(INTOKSIKASI)  ACUTE ABDOMINAL
 GIGITAN DAN  ANGINA
SENGATAN  KEJANG
(ENVENOMASI)
 DEHIDRASI
FRAKTUR
Fraktur merupakan istilah dari hilangnya
kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang
bersifat total maupun sebagian. Fraktur adalah patah
tulang yang disebabkan oleh trauma atau tenaga
fisik. Kekuatan dan sudut tenaga fisik, keadaan
tulang itu sendiri, serta jaringan lunak di sekitar
tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi
lengkap atau tidak lengkap.
 Tipe I: Luka lebih kecil dari 1 cm, bersih dan disebabkan oleh
fragmen tulang yang menembus kulit.
 b) Tipe II: Ukuran luka antara 1 – 10 cm, tidak terkontaminasi
dan tanpa cedera jaringan lunak yang major
 c) Tipe III: Luka lebih besar dari 10 cm dengan kerusakan
jaringan lunak yang signifikan. Tipe III juga dibagi menjadi
beberapa sub tipe:
o I. IIIA: Luka memiliki jaringan yang cukup untuk menutupi
tulang tanpa memerlukan flap coverage.
o II. IIIB: kerusakan jaringan yang luas membuat diperlukannya
local atau distant flap coverage.
o III. IIIC: Fraktur apapun yang menyebabkan cedera arterial
yang membutuhkan perbaikan segera.
diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Fraktur tertutup (close fracture)


2. Fraktur terbuka (open fracture)
3. Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture)

TATALAKSANA :
a. Pertimbangan Psikologis
b. Terapi Obat- obatan
c. Penatalaksanaan Ortopedi
d. Terapi Fisik dan Okupasi
e. Manipulasi Bedah
 Tujuan utama dalam penanganan awal fraktur adalah untuk mempertahankan
kehidupan pasien dan yang kedua adalah mempertahankan baik anatomi
maupun fungsi ekstrimitas seperti semula. Adapun beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam penanganan fraktur yang tepat adalah (1) survey primer
yang meliputi Airway, Breathing, Circulation, (2) meminimalisir rasa nyeri (3)
mencegah cedera iskemia-reperfusi, (4) menghilangkan dan mencegah
sumber- sumber potensial kontaminasi. Pada survey primer, yang harus
diamankan terlebih dahulu saat menerima pasien adalah ABCDE (Airway,
Breathing, Circulation, Disability, dan Exposure). Saat ABC sudah aman, maka
dapat diberikan penanganan awal Imobilisasi bagi ekstrimitas yang dicurigai
fraktur, biasanya digunakan bidai sebagai imobilisasi awal yang
sederhana.setelah survey primer, dilakukan survey 17 sekunder yaitu riwayat
AMPLE, pemeriksaan fisik lengkap, pemeriksaan radiologi, irigasi luka, dan
pemberian analgetik dan antibiotik. Terdapat beberapa kondisi
kegawatdaruratan yang disebabkan oleh fraktur ekstrimitas yang dapat
mengancam nyawa, yakni Cedera Vaskuler (arteri besar), Crush Syndrome, dan
sindrom Kompartemen. Kondisi ini harus dikenali dan diberikan penanganan
secara cepat dan tepat untuk menjaga prognosis pasien tetap baik secara vital
maupun fungsional.
DISLOKASI

Dislokasi adalah permukaan sentuh tulang yang


menyusun sendi. Cedera ini dihasilkan oleh gaya yang
menyebabkan sendi melampaui batas normal
anatomisnya. Pindahnya ujung tulang yang incomplete
disebut dislokasi tidak sempurna atau subluxation.
Dislokasi yang komplet atau luxation, terjadi saat ada
pemisahan yang komplet dari ujung tulang.
B. GEJALA

Tanda dan gejala utama pada dislokasi secara


umum, meliputi hal- hal sebagai berikut :

1. Nyeri pada sendi

2. Deformitas pada persendian

3. Gangguan geraskan sendi

4. Pembengkakan sendi
C. TATALAKSANA

1. Lakukan reposisi segera

2. Imobilisasi pasca-reposisi

3. Latihan fisik
LUKA BAKAR

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau


kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik danradiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis
trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi.Biaya
yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi.
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan
permukaan tubuh dengan benda-benda yang
menghasilkan panas (api secara langsung maupun
tidak langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari,
listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang
bersifat membakar (asam kuat, basa kuat).
KLASIFIKASI
1. Luka bakar grade I
a. Disebut juga luka bakar superficial.
b. Mengenai lapisan luar epidermis, tetapi tidak sampai
mengenai daerah dermis. Sering disebut sebagai
epidermal burn.
c. Kulit tampak kemerahan, sedikit oedem, dan terasa
nyeri.
d. Pada hari ke empat akan terjadi deskuamasi epitel
(peeling).
2. Luka bakar grade II
a. Superficial partial thickness:
Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan atas dari
dermis
Kulit tampak kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih
berat daripada luka bakar grade I
Ditandai dengan bula yang muncul beberapa jam setelah
terkena luka
Bila bula disingkirkan akan terlihat luka bewarna merah
muda yang basah
Luka sangat sensitive dan akan menjadi lebih pucat bila
terkena tekanan
Akan sembuh dengan sendirinya dalam 3 minggu ( bila
tidak terkena infeksi ), tapi warna kulit tidak akan sama
seperti sebelumnya.
b. Deep partial thickness
Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan dalam
dari dermis
disertai juga dengan bula
permukaan luka berbecak merah muda dan putih
karena variasi dari vaskularisasi pembuluh
darah( bagian yang putih punya hanya sedikit
pembuluh darah dan yang merah muda
mempunyai beberapa aliran darah
luka akan sembuh dalam 3-9 minggu.
3. Luka bakar grade III
a. Menyebabkan kerusakan jaringan yang
permanen
b. Rasa sakit kadang tidak terlalu terasa karena
ujung-ujung saraf dan pembuluh darah sudah
hancur.
c. Luka bakar meliputi kulit, lemak subkutis
sampai mengenai otot dan tulang

4. Luka Bakar grade IV :Berwarna hitam.


TATALAKSANA
Pertolongan Pertama Pada Pasien Dengan Luka Bakar :

a. Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh

b. Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek Torniket

c. Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya
dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya lima belas menit.

e. Evaluasi awal

f. Prinsip penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada luka akibat trauma
yang lain, yaitu dengan ABC (Airway Breathing Circulation) yang diikuti dengan
pendekatan khusus pada komponen spesifik luka bakar pada survey sekunder.

g. Prinsip penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada luka akibat trauma
yang lain, yaitu dengan ABC (Airway Breathing Circulation) yang diikutidengan
pendekatan khusus pada komponen spesifik luka bakar pada survey sekunder.
SYNCOPE
Pingsan atau disebut juga sinkop ialah kehilangan kesadaran sesaat
karena aliran darah ke otak untuk sementara berkurang. Berbeda dengan
shock, denyut nadi menjadi lebih lambat, meskipun akan segera meningkat
kembali. Biasanya pasien bisa segera pulih.

TATALAKSANA :

1. Tidurkan pasien dengan posisi lateral dekubitus dengan leher sedikit ekstensi
bila tidak ada kontraindikasi seperti fraktur servikal dan tekanan intracranial
yang meningkat.
2. Posisi Trendelenburg berguna untuk mengeluarkan cairan trakeobronkhial,
untuk memastikan jalan nafas lapang. Gigi palsu dikeluarkan serta lakukan
suction di daerah nasofaring jika diduga ada cairan.
3. Lakukan imobilisasi jika diduga ada trauma servikal, pasang infuse sesuai
dengan kebutuhan bersamaan dengan sampel darah.
4. Pasang monitor jantung jika tersedia bersamaan dengan melakukan EKG.
5. Pasang nasogastric tube, keluarkan isi lambung untuk mencegah aspirasi,
lakukan bilas lambung jika diduga terjadi intoksikasi. Berikan thiamin 100 mg
iv, berikan destrosan 100 mg/kgbb.
HYPOGLIKEMIA

Hipoglikemia didefinisikan sebagai keadaan


di mana kadar glukosa plasma lebih rendah dari
45 mg/dl– 50 mg/dl. Bauduceau, dkk
mendefinisikan hipoglikemia sebagai keadaan di
mana kadar gula darah di bawah 60 mg/dl
disertai adanya gelaja klinis pada penderita.
SYOK
SYOK

A. DEFINISI

Syok adalah suatu keadaan dimana pasokan darah


tidak mencukupi untuk kebutuhan organ-organ di
dalam tubuh. Shock juga didefinisikan sebagai
gangguan sirkulasi yang mengakibatkan penurunan
kritis perfusi jaringan vital atau menurunnya volume
darah yang bersirkulasi secara efektif. Pada hewan yang
mengalami syok terjadi penurunan perfusi jaringan,
terhambatnya pengiriman oksigen, dan kekacauan
metabolisme sel sehingga produksi energi oleh sel tidak
memadai.
C. TATALAKSANA

Tujuan penanganan syok tahap awal adalah


mengembalikan perfusi dan oksigenasi jaringan
dengan mengembalikan volume dan tekanan
darah.Pada syok tahap lebih lanjut, pengembalian
perfusi jaringan saja biasanya tidak cukup untuk
menghentikan perkembangan peradangan sehingga
perlu dilakukan upaya menghilangkan faktor
toksik yang terutama disebabkan oleh bakteri.
KERACUNAN (INTOKSIKASI)

Keracunan adalah keadaan sakit yang


ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yangmasuk
ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu
organ tubuh tertentu, seperti paru paru, hati,
ginjal dan lainnya.
GIGITAN DAN SENGATAN
(ENVENOMASI)
Merupakan sindrom klinis yang terjadi akibal gig
tersel fran ular berbisa, Bisa ular tersusun dari
kumpulan toksin dan enzim yang dapat merusak
jaringan lokal, sister berakibat disfungsi multiorgan,
hingga kematian

TATALAKSANA
Pertolongan pertama (segera setelah kejadian
gigitan di lokasi kejadian) Bertujuan untuk imam
mencegah absoprs ststemik dari bisa ular dan hamil.
mencegah mortalitas.
DEHIDRASI
Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam
keseimbangan air yang disertai “output” yang melebihi
“intake” sehingga jumlah air pada tubuh berkurang.
Meskipun yang hilang terutama cairan tubuh ,tetapi
dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit.
KEJANG
Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal
yang berlebihan dari suatu populasi neuron yang mudah
terpicu (focus kejang) sehingga mengganggu fungsi
normal otak. Namun, kejang juga terjadi dari jaringan
otsk normal dibawah kondisi patologik tertentu ,
seperti perubahan keseimbangan asam- basa atau
elektrolit. Kejang itu sendiri apabila berlangsung
singkat, jarag menimbulkan kerusakan, tetapi kejang
dapat merupakan manifestasi dari suatu penyakit
mendasar yang membahayakan, mislanya gangguan
metabolism, infeksi intrakranium, gejala putus obat,
intoksikasi obat, atau ensefalopati hipertensi.
ASMA
Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran napas
yang ditandai oleh mengi dan/atau batuk berulang
dengan karakteristik:

1. timbul secara episodik


2. cenderung pada malam/dini hari (nokturnal)
3. bersifat musiman
4. timbul setelah aktifitas fisik,serta
5. terdapat riwayat asma dan/atau atopi lai pada pasien
dan/atau keluarganya.
EPISTAKSIS
Epitaksis atau mimisan adalah perdarahan yang
berasal dari hidung. Berdasarkan tempat asal perdarahan,
epitaksis dibedakan menjadi tipe anterior dan posterior

1.Epitaksis anterior berasal dai pleksus kiessel-bach yang


terdiri dari ujung-ujung a. Etmoidalis, a.sfenopalatina,
a.palatina mayor dan a.labialis superior.
2.Epitaksis posterior berasal dari a.sfenplatina atau
arerietmoidalis posterior. Biasanya jarang dapat berhenti
sendiri.
TENGGELAM
Tenggelam merupakan suatu proses
masuknya cairan ke dalam saluran nafas atau
paruparu yang menyebabkan gangguan pernafasan
sampai kematian. WHO mencatat tenggelam
menempati urutan ketiga penyebab kematian di
dunia akibat cedera yang tidak
disengaja.Penegakan penyebab kematian akibat
tenggelam dapat dilihat dari pemeriksaan luar
jenazah, pemeriksaan dalam jenazah, dan
pemeriksaan tambahan baik pemeriksaan diatom
ataupun pemeriksaan darah pada jantung.
ALERGI

Definisi Reaksi Alergi (Reaksi


Hipersensitivitas) adalah reaksi-reaksi dari
system kekebalan yang terjadi ketika jaringan
tubuh yang normal mengalami cedera/terluka.
Mekanisme dimana system kekebalan
melindungi tubuh dan mekanisme dimana reaksi
hipersensitivitas bisa melukai tubuh adalah
sama.
BAROTRAUMA
Baro trauma berasal dari kata barro yang artinya
tekanan dan trauma yang artinya trauma atau luka
karena sesuatu sebab. Dengan kata lain barotrauma
artinya luka atau trauma akibat tekanan. Hal ini dapat
terjadi pada semua aktifitas yang berhubungan
dengan perubahan tekanan terhadap tubuh, sebagai
contoh; penyelaman, hiperbarik oksigen terapi,
terjun payung, para pekerja tambang, dll.
RETENSI URIN
Retensi urine adalah suatu keadaan penumpukan
urine di kandung kemih dan tidak mempunyai
kemampuan untuk mengosongkannya secara
sempurna. Retensio urine adalah kesulitan miksi
karena kegagalan urine dari fesika urinaria
HIPOTHERMIA
Hipotermia adalah suatu keadaan ketika bayi
diletakkan di lingkungan yang lebih dingin dari suhu
lingkungan netralnya, dan ketika bayi menggigil
dapat meningkatkan penggunaan oksigen dan
penggunaan glukosa untuk proses fisiologis.
ACUTE ABDOMINAL
Akut abdomen merupakan sebuah terminologi
yang menunjukkan adanya keadaan daruratdalam
abdomen yang dapat berakhir dengan kematian bila
tidak ditanggulangi dengan pembedahan.Keadaan
darurat dalam abdomen dapat disebabkan karena
perdarahan, peradangan, perforasi atau obstruksi pada
alat pencemaan.
ANGINA
Angina yaitu serangan nyeri substernal,
retrosternal yang bisa berlangsung beberapa menit
setelah gerak badan dan menjalar ke bagian lain dari
badan dan hilang setelah istirahat .

Anda mungkin juga menyukai