TATALAKSANA :
a. Pertimbangan Psikologis
b. Terapi Obat- obatan
c. Penatalaksanaan Ortopedi
d. Terapi Fisik dan Okupasi
e. Manipulasi Bedah
Tujuan utama dalam penanganan awal fraktur adalah untuk mempertahankan
kehidupan pasien dan yang kedua adalah mempertahankan baik anatomi
maupun fungsi ekstrimitas seperti semula. Adapun beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam penanganan fraktur yang tepat adalah (1) survey primer
yang meliputi Airway, Breathing, Circulation, (2) meminimalisir rasa nyeri (3)
mencegah cedera iskemia-reperfusi, (4) menghilangkan dan mencegah
sumber- sumber potensial kontaminasi. Pada survey primer, yang harus
diamankan terlebih dahulu saat menerima pasien adalah ABCDE (Airway,
Breathing, Circulation, Disability, dan Exposure). Saat ABC sudah aman, maka
dapat diberikan penanganan awal Imobilisasi bagi ekstrimitas yang dicurigai
fraktur, biasanya digunakan bidai sebagai imobilisasi awal yang
sederhana.setelah survey primer, dilakukan survey 17 sekunder yaitu riwayat
AMPLE, pemeriksaan fisik lengkap, pemeriksaan radiologi, irigasi luka, dan
pemberian analgetik dan antibiotik. Terdapat beberapa kondisi
kegawatdaruratan yang disebabkan oleh fraktur ekstrimitas yang dapat
mengancam nyawa, yakni Cedera Vaskuler (arteri besar), Crush Syndrome, dan
sindrom Kompartemen. Kondisi ini harus dikenali dan diberikan penanganan
secara cepat dan tepat untuk menjaga prognosis pasien tetap baik secara vital
maupun fungsional.
DISLOKASI
4. Pembengkakan sendi
C. TATALAKSANA
2. Imobilisasi pasca-reposisi
3. Latihan fisik
LUKA BAKAR
b. Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek Torniket
c. Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya
dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya lima belas menit.
e. Evaluasi awal
f. Prinsip penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada luka akibat trauma
yang lain, yaitu dengan ABC (Airway Breathing Circulation) yang diikuti dengan
pendekatan khusus pada komponen spesifik luka bakar pada survey sekunder.
g. Prinsip penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada luka akibat trauma
yang lain, yaitu dengan ABC (Airway Breathing Circulation) yang diikutidengan
pendekatan khusus pada komponen spesifik luka bakar pada survey sekunder.
SYNCOPE
Pingsan atau disebut juga sinkop ialah kehilangan kesadaran sesaat
karena aliran darah ke otak untuk sementara berkurang. Berbeda dengan
shock, denyut nadi menjadi lebih lambat, meskipun akan segera meningkat
kembali. Biasanya pasien bisa segera pulih.
TATALAKSANA :
1. Tidurkan pasien dengan posisi lateral dekubitus dengan leher sedikit ekstensi
bila tidak ada kontraindikasi seperti fraktur servikal dan tekanan intracranial
yang meningkat.
2. Posisi Trendelenburg berguna untuk mengeluarkan cairan trakeobronkhial,
untuk memastikan jalan nafas lapang. Gigi palsu dikeluarkan serta lakukan
suction di daerah nasofaring jika diduga ada cairan.
3. Lakukan imobilisasi jika diduga ada trauma servikal, pasang infuse sesuai
dengan kebutuhan bersamaan dengan sampel darah.
4. Pasang monitor jantung jika tersedia bersamaan dengan melakukan EKG.
5. Pasang nasogastric tube, keluarkan isi lambung untuk mencegah aspirasi,
lakukan bilas lambung jika diduga terjadi intoksikasi. Berikan thiamin 100 mg
iv, berikan destrosan 100 mg/kgbb.
HYPOGLIKEMIA
A. DEFINISI
TATALAKSANA
Pertolongan pertama (segera setelah kejadian
gigitan di lokasi kejadian) Bertujuan untuk imam
mencegah absoprs ststemik dari bisa ular dan hamil.
mencegah mortalitas.
DEHIDRASI
Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam
keseimbangan air yang disertai “output” yang melebihi
“intake” sehingga jumlah air pada tubuh berkurang.
Meskipun yang hilang terutama cairan tubuh ,tetapi
dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit.
KEJANG
Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal
yang berlebihan dari suatu populasi neuron yang mudah
terpicu (focus kejang) sehingga mengganggu fungsi
normal otak. Namun, kejang juga terjadi dari jaringan
otsk normal dibawah kondisi patologik tertentu ,
seperti perubahan keseimbangan asam- basa atau
elektrolit. Kejang itu sendiri apabila berlangsung
singkat, jarag menimbulkan kerusakan, tetapi kejang
dapat merupakan manifestasi dari suatu penyakit
mendasar yang membahayakan, mislanya gangguan
metabolism, infeksi intrakranium, gejala putus obat,
intoksikasi obat, atau ensefalopati hipertensi.
ASMA
Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran napas
yang ditandai oleh mengi dan/atau batuk berulang
dengan karakteristik: