Anda di halaman 1dari 27

TRANSFORMATOR

TEKNIK TENAGA LISTRIK


DASAR-DASAR ELEKTROMAGNET
• Di sekeliling magnet
terdapat medan magnet
atau fluks magnet
• Jika seutas kawat
penghantar dilewatkan
di medan magnet ini, Pola medan magnet
maka pada kawat akan pada pasir besi yang
terjadi aliran listrik ditaburkan di atas kertas
DASAR-DASAR ELEKTROMAGNET

• Hukum Faraday: e = n
dt
• e = Gaya Gerak Listrik (Volt)
• n = Jumlah Kawat
• Φ = Fluks Magnetik (Weber)
• t = Waktu (detik)
TRANSFORMATOR
• Transformator adalah
komponen elektromagnetik
yang dapat mengubah taraf
(level) suatu tegangan
bolak-balik (AC =
Alternating Current) ke taraf
yang lain
TRANSFORMATOR
• Transformator bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik
• Tegangan masukan bolak-balik
yang membentangi lilitan primer
menimbulkan fluks magnet yang
bersambung dengan lilitan
sekunder
• Fluks magnet kemudian
menginduksikan gaya gerak listrik
pada lilitan sekunder
TRANSFORMATOR
• Jika lilitan primer yang berjumlah N lilitan dialiri
gaya gerak listrik sebesar e, maka perubahan
fluks magnetik Φ tiap satuan waktu t dapat
dituliskan sebagai berikut :

dΦ e dΦ
eN 
dt N dt
TRANSFORMATOR
• Jika persamaan dituliskan dengan indeks lilitan primer
sebagai p dan sekunder sebagai s, maka persamaan
di atas dapat dituliskan sebagai :
Lilitan Primer Lilitan Sekunder

e
N
p

p


dt
e
N
s

s


dt
e N
p p

ep


 e
s
e N
s s
N p
dt N s
1. KERUGIAN TEMBAGA
• Kerugian akibat hambatan bahan lilitan serta besarnya arus
yang mengalir
• Besarnya I2 · R

2. KERUGIAN HISTERESIS
• Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah
• Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah
arah fluks magnetnya dengan seketika
• Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material
inti reluktansi rendah
3. KERUGIAN KOPLING
• Kerugian yang terjadi
akibat tidak semua fluks
magnet yang terinduksi di
lilitan primer, memotong
lilitan sekunder
• Kerugian ini dapat
dikurangi dengan cara,
lilitan pada trafo digulung
secara berlapis
4. KERUGIAN KAPASITAS LIAR
• Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat
pada lilitan-lilitan transformator
• Kerugian ini sangat memengaruhi efisiensi transformator untuk
frekuensi tinggi
• Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer
dan sekunder secara semi-acak (bank winding)
5. KERUGIAN EFEK KULIT
• Pada arus bolak-balik, listrik cenderung mengalir pada permukaan
konduktor
• Kerugian kapasitas dan hambatan kawat akan lebih besar
• Kerugian ini dapat dikurang dengan
menggunakan kawat Litz, yaitu
kawat yang terdiri dari beberapa
kawat kecil yang saling terisolasi
• Untuk frekuensi radio, digunakan
kawat geronggong atau lembaran
tipis tembaga sebagai ganti kawat
biasa
6. KERUGIAN ARUS EDDY
• Kerugian yang disebabkan oleh gaya gerak listrik masukan yang
menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan
fluks magnet yang membangkitkan gaya gerak listrik
• Karena adanya fluks magnet
yang berubah-ubah, terjadi
olakan fluks magnet pada
material inti
• Kerugian ini berkurang kalau
digunakan inti berlapis-lapis
1. STEP-UP
• Transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih
banyak dibandingkan dengan lilitan primer, sehingga
berfungsi sebagai penaik tegangan

2. STEP-DOWN
• Transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih
sedikit dibandingkan dengan lilitan primer, sehingga
berfungsi sebagai penurun tegangan
3. AUTOTRANSFORMATOR/ AUTOTRANSFORMATOR VARIABEL
• Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara
listrik, dengan sadapan tengah
• Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan
sekunder
• Kelebihannya adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian lainnnya lebih
rendah dibandingkan dengan jenis dua lilitan
• Kekurangannya adalah tidak terdapat isolasi secara listrik antara lilitan
primer dengan lilitan sekunder dan tidak dapat digunakan sebagai penaik
tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali)
4. TRANSFORMATOR ISOLASI
• Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang
berjumlah sama dengan lilitan primer, sehingga
tegangan sekunder sama dengan tegangan primer
• Pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat
sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian
• Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi
antara dua kalang
• Biasanya digunakan pada pengolahan sinyal audio
4. TRANSFORMATOR PULSA
• Transformator pulsa adalah transformator yang didesain
khusus untuk memberikan keluaran gelombang pulsa
• Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat
jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu,
fluks magnet berhenti berubah
• Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk
jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya
memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada
lilitan primer berbalik arah.
1. TEGANGAN • x(t) = sin(ωt)
• Tegangan pada transformator n

adalah tegangan bolak-balik x


rms
 
i 1
x 2
i
yang membentuk kurva
sinusoidal
• Besar tegangan bolak-balik yang
terbaca disebut tegangan efektif
• Dengan bantuan ilmu statistik, rms

x
1 2
n
x 1  x 2
2  x 2
3  ...  x 
2
n

tegangan efektif dapat dihitung Grafik Sinus


dengan rumus quadratic mean
atau yang dikenal dengan rms dan Cosinus 
1
x max  0,707x max
(root mean square) rmsx 2
2. TEGANGAN EFEKTIF

e  e max sin ωt 


• Jika emax adalah tegangan maksimum,
ω adalah frekuensi tegangan dan
t adalah waktu, maka tegangan e pada
lilitan transformator adalah :
• Jadi, tegangan efektif yang
dilambangkan dengan erms, erms

n
e1  e 2  e3  ...  e 2n 
1 2 2 2
adalah :
e max
e rms
  0,707  e max
2
3. FLUKS MAGNETIK
• Jika Φmax adalah fluks maganetik maksimum, maka
fluksi magnetik dapat dituliskan sebagai berikut :
   max sin ωt 
• Sehingga fluksi magnetik efektif yang dilambangkan
dengan Φrms dapat dituliskan sebagai berikut :
Φ rms  0,707  Φ max
   max sin ωt 
4. HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN, TEGANGAN EFEKTIF DAN FLUKSI MAGNETIK
• Karena persamaan di atas, maka tegangan pada transformator
 N   max  ω  cosωt 
dapat dituliskan sebagai berikut : dΦ
eN
dt
• Karena frekuensi listrik di Indonesia adalah sebesar 50 Hz, maka
tegangan dan tegangan efektif pada transformator dapat
dituliskan sebagai berikut :
e  N  Φ max  2π f   cos2π f  t 
 N  Φ max  2π  50  cos2π  50  t  e rms  0,707  N  Φ max  2π f 
 314  N  Φ max  cos314t   222  N  Φ max
5. CONTOH PERHITUNGAN SEDERHANA
Belitan primer suatu transformator yang dibuat untuk tegangan 220
V(rms) mempunyai jumlah lilitan 160. Belitan ini dilengkapi dengan titik
tengah (center tap).
a) Berapa persenkah besar fluksi maksimum akan berkurang jika
tegangan yang kita terapkan pada belitan primer adalah 80 V(rms)?
b) Berapa persenkah pengurangan tersebut jika kita menerapkan
tegangan 55 V (rms) pada setengah belitan primer (center tap)?
c) Berapa persenkah pengurangan tersebut jika kita menerapkan
tegangan 110 V (rms) pada center tap?
d) Jika jumlah lilitan di belitan sekunder adalah 40, bagaimanakah
tegangan sekunder dalam kasus-kasus tersebut di atas?
e rms  222  N  Φmax
5. CONTOH PERHITUNGAN SEDERHANA
a) Berapa persenkah besar fluksi maksimum akan berkurang jika
tegangan yang kita terapkan pada belitan primer adalah 80 V(rms)?
Φmax Rancangan Awal: Φmax Rancangan Berobah: Persentase Perubahan:

e rms e rms Φ max1  Φ max2


Φ max1  Φ max2  PP  100%
222  N 222  N Φ max1
220 V 80 V 6,2  2,3
Φ max1  Φ max2   100%
222 160 222 160 6,2
 6,2 10 3 Weber  2,3 10 3 Weber  62,9%
ep Np Ns
 atau e s  e p
es Ns Np
5. CONTOH PERHITUNGAN SEDERHANA
d) Jika jumlah lilitan di belitan sekunder adalah 40, bagaimanakah
tegangan sekunder dalam kasus-kasus tersebut di atas?
Ns 40
• Np = 160 ; Ns = 40 ; ep = 220V es  e p  220  55 V
Np 160
Ns 40
• Np = 160 ; Ns = 40 ; ep = 80V es  e p  80  20 V
Np 160
Ns 40
• Np = 80 ; Ns = 40 ; ep = 55V es  e p  55  27,5 V
Np 80
Ns 40
• Np = 80 ; Ns = 40 ; ep = 110V es  e p  110  55 V
Np 80

Anda mungkin juga menyukai