Anda di halaman 1dari 29

ETIKA PENELITIAN

Istilah
Etika berasal dari bahasaYunani ethos.
Etimologis  kebiasaan dan peraturan perilaku
yang berlaku dalam masyarakat.
Konteks filsafat  refleksi filsafati atas moralitas
masyarakat sehingga etika disebut pula sebagai
filsafat moral.
Etika:
Membantu manusia untuk melihat secara kritis
moralitas yang dihayati masyarakat
Membantu kita untuk merumuskan pedoman etis
yang lebih memadai dan norma-norma baru yang
dibutuhkan karena adanya perubahan yang
dinamis dalam tata kehidupan masyarakat.
Dalam ranah penelitian lebih menunjuk pada
prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam
kegiatan penelitian
1.Kejujuran
Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka,
pengumpulan data, pelaksanaan metode dan
prosedur penelitian, publikasi hasil
Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode
yang dilakukan
Jangan mengklaim pekerjaan yang bukan
pekerjaan Anda sebagai pekerjaan Anda
2. Obyektivitas
Upaya meminimalkan kesalahan/bias dalam
rancangan percobaan, analisis dan interpretasi
data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan
pribadi, pengaruh pembari dana/sponsor
penelitian
3. Integritas
Tepati selalu janji dan perjanjian
Lakukan penelitian dengan tulus
Upayakan menjaga konsistensi pikiran dan
perbuatan
4. Ketelitian
Teliti dan hindari kesalahan karena
ketidakpedulian
Secara teratur catat pekerjaan Anda misalnya
kapan dan dimana pengumpulan data dilakukan
Catat alamat korespondensi responden, jurnal
atau agen publikasi lain
5. Keterbukaan
Saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber
daya penelitian
Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru
6. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI)
Perhatikan paten, copyrights dan bentuk hak-hak
intelektual lain
Jangan gunakan data, metode atau hasil yang
belum dipublikasi tanpa ijin peneliti
Tuliskan nara sumber semua yang memberi
kontribusi riset
Jangan pernah melakukan plagiasi
7. Penghargaan terhadap kerahasiaan
(responden)
Jaga kerahasiaan data pribadi, kesehatan, catatan
kriminal atau data lain yang oleh responden
dianggap sebagai rahasia
8. Publikasi yang terpercaya
Hindari mempublikasikan penelitian yang sama
berulang-ulang ke media (jurnal, seminar) yang
berbeda
9. Pembinaan yang konstruktif
Bantu membimbing, memberi arahan dan
masukan bagi mahasiswa/peneliti muda
10. Penghargaan terhadap kolega/rekan kerja
Bila penelitian dilakukan dalam tim, publikasi
peneliti dengan kontribusi terbesar ditetapkan
sebagai penulis pertama (first author), sedangkan
lainnya sebagai peneliti kedua (co-author)
Urutan menunjukkan besarnya kontribusi anggota
tim dalam penelitian
11.Tanggung jawabsosial
Upayakan bermanfaat demi kemaslahatan
masyarakat, meningkatkan taraf hidup,
memudahkan kehidupan dan meringankan beban
hidup masyarakat
12. Tidak melakukandiskriminasi
Hindari perbedaan perlakukan karena alasan
jenis kelamin, ras, suku dan faktor-faktor lain
13.Kompetensi
Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti
melalui pendidikan dan pembelajaran seumur
hidup
14. Legalitas
Pahami dan patuhi peraturan institusional dan
kebijakan pemerintah yang terkait dengan
penelitian Anda
15. Mengutamakan keselamatan manusia
Bila menggunakan manusia untuk menguji
penelitian, maka penelitian harus dirancang
dengan teliti, efek negatif diminimalkan, manfaat
dimaksimalkan
Hormati harkat kemanusiaan, privasi dan hak
obyek penelitian
Siapkan pencegahan dan pengobatan bila sampel
menderita efek negatif
Etika Penelitian Kesehatan Masyarakat
Manusia sebagai partisipan dalam penelitian harus
dilindungi dari segala bentuk kerugian karena
mengikuti suatu penelitian
Integritasnya harus dijaga mulai proses hingga
outcome penelitian
ditunjukkan keuntungan responden mengikuti
penelitian ini
4 Prinsip dasar
Menghormati harkat dan martabat manusia
(respect for human dignity)
Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek
penelitian (respect for privacy and confidentiality)
Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and
inclusiveness)
Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang
ditimbulkan (balancing harms and benefits)
1.Menghormati harkat dan martabat manusia
(respect for human dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak
subyek untuk mendapatkan informasi yang
terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta
memiliki kebebasan menentukan pilihan dan
bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan penelitian
1.Menghormati harkat dan martabat manusia
(respect for human dignity)
Peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek
(informed consent) yang terdiri dari:
1) Penjelasan manfaat penelitian
2) Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan
yang dapat ditimbulkan
3) Penjelasan manfaat yang akan didapatkan
4) Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan
yang diajukan subyek berkaitan dengan prosedur
penelitian
5) Persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja
6) Jaminan anonimitas dan kerahasiaan.
Contoh informed consent:
Informed consent
Saya .............................. dari ........................ Kami sedang melakukan survey
mengenai pemakaian kelambu untuk memproteksi nyamuk malaria di Kabupaten
Karawang. Kami sangat mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu dalam survey ini.
Informasi yang Bapak/Ibu berikan akan membantu pemerintah dalam upaya
penanggulangan malaria di daerah ini. Survey ini akan memakan waktu tidak
lebih dari 30 menit. Informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dijaga
kerahasiaannya. Bapak/Ibu akan diwawancara oleh pewawancara yang layak dan
tidak ada prosedur medis lainnya yang diperlukan. Bapak/Ibu tidak akan dibebani
biaya apapun juga, dan dapat menghentikan keikut sertaan dalam penelitian ini
tanpa adanya paksaan apapun.
Keikutsertaan dalam survey ini bersifat sukarela, tetapi kami sangat berharap
Bapak/Ibu dapat berpartisipasi karena informasi yang Bapak/Ibu berikan sangat
berharga.
Apakah ada yang ingin ditanyakan berkenaan dengan survey ini?
Apakah saya dapat mulai mewawancara Bapak/Ibu sekarang?

Tanda tangan : Tanggal:


Nama :
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan
subyek penelitian
Peneliti tidak boleh menampilkan informasi
mengenai identitas baik nama maupun alamat
asal subyek dalam kuesioner dan alat ukur apapun
untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan
identitas subyek
Dapat menggunakan koding (inisial atau
identification number) sebagai pengganti
identitas responden
3. Keadilan dan inklusivitas
Penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati,
profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan
faktor-faktor ketepatan, keseksamaan, kecermatan,
intimitas, psikologis serta perasaan religius subyek
penelitian.
Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi
prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur
penelitian.
Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan
penelitian membagikan keuntungan dan beban secara
merata atau menurut kebutuhan, kemampuan,
kontribusi dan pilihan bebas masyarakat.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian
yang ditimbulkan
Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan
bagi subyek (nonmaleficence)
Apabila intervensi penelitian berpotensi
mengakibatkan cedera atau stres tambahan maka
subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk
mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres,
maupun kematian subyek penelitian.
Pelanggaran Terhadap Etika Kegiatan Ilmiah
1. Plagiarisme
Kebiasaan baik dalam ilmu pengetahuan adalah
dibenarkannya pemakaian pengetahuan yang ada
dengan syarat bahwa sumbernya disebutkan
Kelalaian seseorang melakukan ini sama dengan
mencuri, dan kalau sebagai besar tulisan orang lain
diambil alih maka terjadi apa yang disebut plagiat
Dalam mengajukan suatu pendapat atau penemuan
baru, dikenal hak prioritas yaitu orang pertama yang
mengemukakan pendapat atau penemuan itu
dianggap sebagai paling berhak.
Beberapa factor yang mendorong plagiarisme:
Tekanan formal dan informal pada peneliti untuk
melakukan publikasi
Terbatasnya pengetahuan mengenai seberapa jauh
peminjaman ide diperbolehkan, cara yang tepat dalam
melakukannya dan konsekuensi plagiarisme bagi
korban dan plagiator.
Sistem yang menyulitkan tindakan perlawanan
terhadap plagiarisme.
Jika masalah plagiarisme ini diselesaikan melalui jalur
hukum, kemungkinan pengarang asli dapat memenangkan
kasus tetapi pengarang asli harus membayar biaya untuk
itu. Selain itu ada juga kemungkinan plagiator menuntut
balik
2. Pembubuhan nama seseorang yang tidak
melaksanakan penelitian pada tulisan imiah
Dalam aturan pencantumkan nama pengarang
dalam tulisan ilmiah, biasanya diurut berdasarkan
kontribusi dalam pekerjaan yang dilakukan namun
berbagai variasi mungkin saja terjadi. Seorang
peneliti senior mungkin saja mendahulukan anak
bimbimnya karena ingin memperkenalkannya
kedalam masyarakat ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai