Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA TN.

D DENGAN
PERILAKU KEKERASAN DI RUANGAN CENDRAWASIH
RUMAH SAKIT JIWA
PROF. HB. SA’ANIN PADANG

Oleh:
Akper Nabila Padang Panjang
Ruangan Cendrawasih
LAPORAN KASUS
 Identitas Pasien
 Inisial Pasien : Tn. D
 Umur : 35 tahun
 No. Rekam Medik : 00-25-50
 Tanggal Pengkajian : 24 Desember 2019
 Informan : Pasien dan rekam medik
 Alamat Lengkap : JR. Galapung Nag. Tanjung
Sani Kec. Tanjung Raya
Kab. Agam
ALASAN MASUK
Pasien masuk melalui IGD dengan keluhan, pasien
makan obat tidak teratur, pasien gelisah, semenjak 1
minggu ini pasien gelisah dengan gejala, pasien jalan tanpa
tujuan, pasien suka masuk ke rumah orang, pasien
mengambil barang orang, nada bicara pasien tinggi, suka
membawa senjata tajam, pasien melawan orang yang tidak
mengikuti keinginannya, emosi pasien labil, pasien
cenderung menuruti kata hati sendiri, merasa jadi orang
hebat dalam ketua tim saat pasien masih bekerja di kapal,
kebersihan diri pasien kurang, pasien banyak merokok,
pasien suka minum kopi.
GANGGUAN JIWA MASA LALU
Pasien sakit semenjak tahun 2007 melakukan
kekerasan pertama kalinya dikapal tempat bekerjanya,
sudah pernah dirawat ke 13 kalinya, suka membawa senjata
tajam dan pasien memiliki riwayat penggunaan narkoba
yang berjenis obat-obatan terlarang yaitu “INEX”, pasien
menggunakan Inex untuk bersenang-senang di bar /
diskotik. Pasien memiliki kebiasan buruk, suka seks bebas
dengan perempuan pekerja malam dibar / diskotik. Pasien
juga memiliki riwayat mengkonsumsi minum-minuman
beralkohol.
PENGOBATAN SEBELUMNYA
Pasien mengatakan kontrol di Rumah Sakit Yarsi
Bukittinggi, tetapi pasien tidak teratur dalam minum obat,
karena pasien beranggapan dirinya tidak mengalami
gangguan jiwa. Peran keluarga dalam mengontrol pasien
minum obat kurang, karena keluarga sibuk dengan
pekerjaan masing-masing.
TRAUMA
 Aniaya fisik
Pasien mengatakan sering menyaksikan kekerasan yang dilakukan
oleh atasan kepada bawahan di tempat bekerjanya yaitu di kapal.
Pasien juga mengatakan sering menjadi korban kekerasan oleh
atasannya saat pasien masih sebagai pegawai biasa. Kemudian
setelah pasien naik pangkat menjadi bos man (ketua tim) di kapal,
pasien yang melakukan kekerasan terhadap bawahannya.
 Aniaya seksual
Pasien mengatakan pernah menyaksikan penganiayaan seksual
pada perempuan pekerja malam yang ada di bar / klub malam,
pasien mengatakan pernah melakukan penganiayaan seksual
kepada perempuan pekerja malam yang dibayarnya yang
dibayarnya. Namun, pasien tidak pernah menjadi korban
penganiayaan seksual.
LANJUTAN...
 Penolakan
Pasien mengatakan pernah menyaksikan penolakan dari keluarga istrinya kepada
istrinya untuk tidak melanjutkan pernikahan dengan pasien, pasien mengatakan
pernah mengalami penolakan dari istrinya karena pasien tidak bisa mengontrol
emosinya terhadap sesuatu yang tidak disukai atau tidak diinginkannya, sehingga
istrinya menginginkan perceraian. Kemudian pasien menolak untuk bercerai dengan
istrinya karena pasien merasa pernikahannya baru 2 tahun dan pasien optimis dapat
saling memperbaiki hubungan pernikahannya.
 Kekerasan dalam keluarga
Pasien mengatakan tidak pernah menyaksikan kekerasan dalam keluarga, pasien
mengatakan tidak pernah melakukan kekerasan dalam keluarga, pasien mengatakan
tidak pernah menjadi korban kekerasan dalam keluarga.
 Tindakan kriminal
Pasien mengatakan pernah membunuh seorang kapten yang berasal dari Jepang di
dalam kapal, karena kapten tersebut menyebut pasien bodoh, dan menghina
Indonesia. Sehingga pasien terkena hukuman laut yang menyebabkan pasien
kehilangan izin berlayar. Setelah pasien mengalami gangguan jiwa, pasien suka
keluar masuk rumah orang lain dan mengambil barang-barang di dalam rumah
tersebut.
PENGALAMAN MASA LALU YANG TIDAK MENYENANGKAN

Pasien mengatakan pernah membunuh kaptennya yang berasal


dari jepang, dan membuang kepalanya ke laut, yang
menyebabkan pasien kehilangan izin berlayarnya.
PEMERIKSAAN FISIK
 Tanda-tanda vital saat pengkajian tanggal: 29 Januari
2019
TD: 120/70 mmHg Nadi : 88 x/i
S : 36,7 P : 17 x/i
 Ukuran

TB : 175 cm BB : 82 kg
 Keluhan Fisik

Pada saat pengkajian pasien mengatakan tidak ada keluhan


yang berarti terkait dengan kondisi fisik.
GENOGRAM
KONSEP DIRI

 Citra tubuh
Pasien mengatakan menyukai wajahnya karena pasien
merasa tampan, pasien menyukai postur tubuhnya yang
tinggi dan tegap seperti seorang pria yang tangguh. Pasien
mengatakan menyukai kaki kanannya karena hebat dalam
menendang bola.
 Identitas diri
Pasien mengatakan dia bernama Tn. D, umur 35 tahun,
pasien sudah menikah tetapi sudah bercerai, pasien
mengatakan beragama islam, jenis kelamin laki-laki dan
tinggal di maninjau. Pasien mengatakan bangga terhadap
diri sendiri karena pasien dulu siswa berprestasi sehingga
lulus sekolah pelayaran negri satu-satunya dari maninjau.
 Peran diri
Pasien mengatakan dirinya anak kelima dari tujuh bersaudara, pasien
mengatakan setelah keluar dari rumah sakit pasien ingin bekerja keluar
negeri, untuk mencari uang yang banyak dan setelah itu membujuk
istrinya bersama kembali.
 Ideal diri
Pasien mengatakan sudah pernah menikmati hidup pada masa
kejayaannya dan mempunyai harta yang cukup. Waktu kecil pasien
bercita-cita sebagai pelayar, dan pasien sudah menggapainya. Namun,
karena berbagai kejadian yang terjadi, setelah pasien sembuh pasien
ingin berkerja di luar negeri sebagai Pekerja Pabrik. Harapan pasien
saat ini, pasien ingin cepat pulang.
 Harga diri
Pasien mengatakan dirinya hebat dan merasa dirinya pintar karena
pasien dahulu mengatakan siswa yang berprestasi dan memiliki banyak
teman
 Masalah Keperawatan: Gangguan Harga Diri
HUBUNGAN SOSIAL
 Orang terdekat
Pasien mengatakan dekat dengan adiknya
 Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat
Pasien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan dalam
masyarakat baik gotong royong maupun kegiatan pemuda
dilingkungannya, karena pasien jarang berada di rumah karena
pasien sibuk sekolah dan setelah tamat pasien bekerja yaitu
berlayar.
 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan mudah tersinggung pada pertanyaan yang
tidak disukainya atau pertanyaan berulang-ulang. Dan pasien
mengatakan tidak suka berbicara dengan orang yang cerewet.
 Masalah Keperawatan: Hambatan Komunikasi
SPIRITUAL

 Nilai dan keyakinan


Pasien mengatakan sebelum masuk Rumah Sakit dia
beragama islam, tetapi sekarang pasien mengatakan saat ini
pasien menganut semua agama
 Kegiatan ibadah

Pasien mengatakan malas sholat, dan beranggapan sholat


itu tidak penting. Pasien tidak menyesal meninggalkan
sholatnya.
 Masalah Keperawatan: Distress spiritual
STATUS MENTAL
 Penampilan
Pasien berpenampilan kurang rapi, mandi bila di ingatkan
oleh perawat, pasien tidak mencukur kumis dan jenggot.
Kuku kaki pasien tampak kotor, dan gigi pasien tampak
kuning.
Masalah Keperawatan: Defisit perawatan diri
 Pembicaraan
Pasien berbicara menggunakan bahasa minang, pada saat
di ajak berbicara tatapan mata pasien menatap kearah
lawan bicara, pasien berbicara tidak berbelit-belit, pasien
berbicara akan bernada tinggi apabila menceritakan sesuatu
yang tidak disukainya seperti cerita masa lalunya.
Masalah Keperawatan: Hambatan Komunikasi Verbal
 Aktivitas motorik
Pasien tampak gelisah, pasien tampak mondar-mandir tanpa
tujuan yang jelas
Masalah Keperawatan: Resiko Tinggi Cidera
 Alam perasaan
Pasien mengatakan sedih karena mantan istri dan keluarganya
belum membesuk pasien
Masalah Keperawatan: Ketidakberdayaan
 Afek
Saat berinteraksi dengan pasien, afek pasien labil, pasien
mempunyai emosi yang cepat berubah-ubah. Sesekali pasien
bicara dengan nada tinggi.
 Masalah Keperawatan: Hambatan Komunikasi Verbal
 Interaksi selama wawancara
Saat di wawancara pasien mampu menjawab pertanyaan
yang diajukan, dan pasein mudah tersinggung apabila
pertanyaan yang diajukan tidak disukainya atau menyinggung
masalah pribadinya.
Masalah Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan
 Persepsi

Pasien mengatakan tidak ada mendengar bisikan-bisikan,


pasien tidak ada melihat bayangan atau hantu bahkan monster,
pasien tidak ada menghidu bau-bauan seperti darah, pasien
tidak ada mengecap rasa seperti rasa darah, urine bahkan feses,
dan pasein tidak ada merasakan seperti ada serangga atau
sengatan listrik di tubuhnya.
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah
 Proses pikir
Pembicaraan pasien normal, pembicaraan tidak berbelit-belit
dan sampai pada tujuan. Ketika ditanya perawat tentang penyebab
sakitnya, pasien mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
perawat dengan baik.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
 Isi pikir

Pasien mengatakan dirinya orang hebat, pasien mengatakan ia


ganteng dan dikejar-kejar wanita, terutama pada saat pakai
seragam pelayaran saat dia bekerja dahulu
Masalah Keperawatan: Waham Kebesaran
 Tingkat kesadaran
Pasien tampak masih dalam keadaan sadar, saat diuji
oleh perawat pasien menjawab tetapi dalam waktu yang salah
seperti: pasien mengatakan dia masih bekerja satu tahun yang
lalu, padahal pasien sudah lama berhenti bekerja
Masalah Keperawatan: Gangguan Proses Fikir
 Memori

Pasien dapat mengingat kejadian saat dibawa ke rumah sakit


diantar oleh kakaknya. Pasien dapat mengingat dan menceritakan
pengalamannya ketika pasien melakukan kekerasan saat ia masih
bekerja di kapal.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
 Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien mampu berkonsentrasi dan berhitung dengan baik,
seperti ketika berhitung satu sampai dua puluh dan ketika
ditanyakan perkalian, pengurangan dan penambahan,
pasien mampu menjawabnya dengan benar
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
 Kemampuan penilaian

Pasien tidak mampu menilai suatu masalah dan tidak dapat


mengambil keputusan sesuai tingkat atau mana yang lebih
baik untuk dikerjakan pertama kali, misalnya mencuci
tangan terlebih dahulu sebelum makan
Masalah Keperawatan: Gangguan proses pikir
 Daya tilik diri
Pasien mengingkari penyakit yang ia derita, dan pasein
mengatakan dia tidak mengalami gangguan jiwa. Bahkan
pasien beranggapan bahwa obat yang dimakannya
bukanlah obat untuk gangguan jiwa.
Masalah Keperawatan: Gangguan proses fikir
KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
 Makan
Pasien mampu makan dengan mandiri dengan cara yang baik
seperti biasanya, pasien makan 3x sehari pagi, siang dan sore.
Minum lebih kurang 5 gelas sehari. Berdasarkan observasi selama
di rumah sakit, sebelum dan sesudah makan pasien harus
diingatkan untuk cuci tangan. Setelah makan, pasien kadang lupa
untuk meletakkan tempat makan pada tempat yang telah
disediakan. Pasien selalu lupa mencuci gelas setelah dipakainya.
 BAB/ BAK
Pasien BAB 1x sehari, dan BAK lebih kurang 4x sehari dan tidak
mampu melakukan eliminasi dengan baik. Pada saat observasi
pasien selama di rumah sakit pasien mampu membersihkan dan
merapikan pakaian setelah kembali dari kamar mandi, dan pasien
tampak BAK tidak pada tempatnya.
 Mandi
Pasien mandi 2x sehari bila diingatkan oleh perawat pada pagi
dan sore hari, pasien tampak jarang menggosok giginya,
kebersihan diri pasien kurang baik. Pasien mengatakan badannya
terasa gatal pada bagian pinggangnya
 Berpakaian/ berhias

Pasien mengatakan mengganti pakaian 1x sehari dengan pakaian


yang disediakan rumah sakit, pasien dapat memilih dan
mengambil pakaian dengan baik dan sudah sesuai dengan aturan
rumah sakit.
 Istirahat dan tidur

Selama di rumah sakit, pasien selama ini tidak mengalami


gangguan tidur, karena pasien minum obat teratur dan dapat tidur
dengan berkualitas 6-8 jam perhari, baik malam maupun siang.
 Penggunaan obat
Pasien mengatakan selama di rumah sakit selalu minum obat, ketika
ditanya cara penggunaan obat, dan efek samping obat yang diminumnya,
pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
 Pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan jika di rumah saudaranya selalu mendukung pasien
untuk mencapai kesembuhannya, pasien tidak membantah apa yang
dikatakan saudaranya untuk terus rutin mengontrol di rumah sakit yarsi
bukittinggi
 Kegiatan di dalam rumah
Pasien mengatakan di rumah dihabiskan waktu denga menonton TV dan
kadang membantu saudaranya membersihkan rumah.
 Kegiatan/ aktivitas di luar rumah
Pasien mengatakan membuat kebun sayur-sayuran dibelakang rumahnya,
untuk menghilangkan rasa bosan. Saat panen pasein menjual sayur nya ke
pasar
MEKANISME KOPING

 Koping adaptif
. Pasien mampu mengikuti senam dengan baik.
 Koping maladaptif

Pasien memiliki riwayat meminum-minuman keras


seperti alkohol, dan pasien terkadang menghindar
berinteraksi dengan teman seruangannya, dan menghindari
pertanyaan yang tidak disukainya. Pasien tidak ikut serta
dalam melakukan kegiatan yang ada di lingkungannya
Masalah Keperawatan:Ketidakefektifan koping
individual
MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

 Masalah dengan dukungan kelompok


Pasien mengatakan tidak mempunyai masalah dengan kelompok
 Masalah berhubungan dengan lingkungan

Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam berhubungan dengan


lingkungan
 Masalah dengan pendidikan

Pasien mengatakan memiliki prestasi saat sekolah dan terbukti


saat pasein lulus dari SMU Pelayaran Negeri.
 Masalah dengan pekerjaan
Pasien mengatakan terkena hukuman internasional dan izin
berlayarnya di laut.
 Masalah dengan perumahan

Pasien mengatakan karena sudah bercerai dengan istrinya, dia


sekarang tinggal denga ibun dan saudaranya yang lainnya.
 Masalah dengan ekonomi

Pasien mengatakan tidak ada masalah ekonomi, karena keluarga


pasien mempunyai usaha ternak ikan di danau maninjau.
 Masalah dengan pelayanan kesehatan

Pasien dirawat dan ditanggung oleh BPJS pada kelas dua, pasien
mengatakan jarak rumahnya menuju rumah saki yarsi sangat jauh.
 Pengetahuan
Pasien tidak mengetahui tentang penyakitnya, tanda dan
gejala kekambuhan, obat yang diminum dan cara
menghindari kekambuhan. Tetapi pasien beranggapan dia
tidak mengalami gangguan jiwa dan .obat yang
diminumnya bukan obat untuk pasien jiwa.
Masalah Keperawatan: Kurang pengetahuan
Aspek Medik
Diagnosa medik: Skizofrenia Paranoid
Terapi medik : Risperidone 2 x 3 mg
Asam Valproat 2 x 250 mg
Lorazepam 1 x 2 mg

Anda mungkin juga menyukai