Yudhoyono
20 Oktober 2004 – 20 Oktober 2014
Kelompok :
• Avenia Febri Pradita (05)
• Ghulbuddin Robbani (10)
• Mohammad Dimas H. ()
• Nadia Lahdji ()
• Putri Salsabila R. P. ()
• Septiani Anggy ()
“Kalau kita keras terhadap diri kita,
dunia akan lunak kepada kita,
tapi bila kita lemah terhadap diri kita,
dunia akan keras kepada kita.”
• Awal mula SBY ditunjuk sebagai menteri pertambangan dan energi pada
era pemerintahan gusdur
• SBY terpilih jadi presiden indonesia ke 6 dan jadi presiden pertama yang
terpilih secara langsung pada 2004
Periode kepemimpinan yang pertama, SBY membentuk kabinet indonesia bersatu pada
tanggal 21 oktober 2004. dan masa baktinya berakhir pada tahun 2009. program pertama pemerintahan
SBY-JK disebut program 100 hari yang bertujuan memperbaiki sistem ekonomi, memperbaiki kinerja
pemerintah dari unsur kkn dan mewujudkan keadilan dan demokrasi melalui pihak kepolisian dan
kejaksaan agung.
Pada pemerintahan sby yang kedua, sby membentuk kabinet indonesia bersatu II. Susunan
kabinetnya berasal dari usulan parpol pengusul pasangan SBY-BOEDIONO, yang mendapat kursi di
DPR (partai demokrat, PKS, PAN, PPP dan PKB) ditambah partai golkar. Susunan kabinetnya
diumumkan oleh presiden sby pada 21 oktober 2009 dan dilantik sehari setelahnya.
3. Menganut Konsep Trias Politika
Konsep dasarnya adalah kekuasaan di suatu negara tidak boleh dilimpahkan pada satu struktur
kekuasaan politik melainkan harus terpisah di lembaga-lembaga negara yang ada. Trias pitaloka kini
diterapkan pada pemisahan kekuasaan kepada 3 lembaga berbeda : legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Legislatif : lembaga yang membuat undang-undang
Eksekutif : lembaga yang melaksanakan undang-undang
Yudikatif : lembaga yang mengawasi jalannya pemerintahan dan negara secara keseluruhan,
menginterpretasikan undang undang jika ada sengketa, serta memberikan sanksi
bagi lembaga maupun orang yang melanggar.
4. Sistem Kepartaian
Pada masa SBY, sistem kepartaian mengalami perubahan yang signifikan. Dimana, partai
politik bebas dibentuk asalkan memenuhi persyaratan yang ada serta tidak menyimpang dari hakikat
pancasila secara universal.
5. Politik Pencitraan
Politik pencitraan adalah senjata ampuh yang digunakan para pemimpin negara untuk
mengambil hati rakyatnya. Termasuk SBY, sebagai pemimpin rakyat SBY pun harus membentuk
citranya sebaik mungkin. Presiden SBY melakukannya dengan beberapa hal yang terbagi dalam
konteks internal dan konteks eksternal. Dalam konteks internal, politik pencitraan SBY dilakukan
dengan menggunakan kapabilitas internalnya, yakni dengan kapabilitas retorika atau kemampuan
berbicara di depan umum. Dari lima jenis retorika yang dikemukakan aristoteles, presiden SBY dinilai
mengimplementasikan retorika tipe elucotio, dimana pembicara memberikan kata-kata dan bahasa yang
tepat ketika berbicara di depan umum. Dalam konteks eksternal, politik pencitraan SBY salah satunya
kampanye dan introduksi prestasi positif SBY selama memerintah indonesia.
6. Politik Luar Negeri
• Kedua, kebijakan para menteri ekonomi yang lebih mengusung prinsip privatisasi. Konsep
ekonomi neoliberal sudah diterapkan dan dijadikan rujukan untuk dasar pembangunan ekonomi
Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya proses pengalihan kepemilikan perusahaan
Negara (BUMN) ke pihak swasta baik nasional maupun asing. Menteri BUMN yang didukung oleh
Menko Perekonomian Aburizal Bakrie melaksanakan kebijakan privatisasi meskipun kebijakan
tersebut sebenarnya mendapat tentangan yang keras dari Wakil Presiden Yusuf Kalla.
Kebijakan tersebut tetap dilakukan dengan dalih untuk memenuhi target pendapatan APBN
2005
• Ketiga yakni kebijakan liberalisasi. Sesuai yang tertera pada RPJMK bab Peningkatan Investasi dan
Ekspor Non Migas, para menteri ekonomi sepakat untuk meningkatkan kerjasama perdagangan
internasional melalui prinsip kerjasama perdagangan yang saling menguntungkan, adil dan
transparan. Dalam konteks riil, liberalisasi dilakukan dengan melakukan sosialisasi dan
menerapkan hasil perundingan WTO, APEC,ASEM, ASEAN serta membuka kesempatan seluas-
luasnya bagi para investor asing untuk melakukan investasi diIndonesia. Bukti lainnya adalah
'konsensus bersama' antara Menteri Perdagangan (Mendag) dan Menteri Pendidikan Nasional
(Mendiknas) untuk menjadikan pendidikan sebagaibagian dari sektor jasa yang akan
diliberalkan dalam rangka General Agreement on Tariffsand Services (GATS). Padahal,jauh sebelum
pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu(KIB),kebijakan yang dimotori oleh Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO) itu telah ditolak Forum Rektor sebagai wakil dari dunia pendidikan.
Pada tahun 2008 terjadi krisis ekonomi global akibat melemahnya ekonomi amerika serikat. Untuk mengatsi
dampak ini pada awal tahun 2009, pemerintahan SBY-JK merilis program stimulus fiskal. Program ini
merupakan paket kebijakan yang ditujukan untuk meredam dampak negatif krisis ekonomi global.
Kebijakan tersebut berupa pemberian stimulus baik pada sisi pendapatan maupun belanja yang ditujukan
terutama untuk:
• memelihara daya beli masyarakat;
• menjaga daya tahan perusahaan/sektor usaha menghadapi krisis global; serta
• meningkatkan daya serap tenaga kerja dan meredam PHK melalui kebijakan pembangunan infrastruktur
padat karya.
Dari sisi penerimaan, stimulus diberikan melalui pemotongan pajak dan subsidi pajak. Sedangkan dari sisi
belanja, stimulus diberikan dalam bentuk penurunan harga solar, diskriminasi tarif listrik bagi industri,
perluasan PNPM, dan tambahan belanja infrastruktur.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010, seiring pemulihan ekonomi dunia
pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.Terbukti, perekonomian Indonesia mampu
bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa. Bank
Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5-6 persen pada
2010 dan meningkat menjadi 6-6,5 persen pada 2011, berlanjut dengan pertumbuhan di atas 6 persen
pada 2012 yaitu di level 6,23 persen. Namun, perlambatan kembali terjadi setelah itu, dengan capaian
5,56 persen pada 2013 dan 5,01 persen pada 2014.
Akan tetapi pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam perekonomian Indonesia terdapat
masalah dalam kasus Bank Century yang sampai saat ini belum terselesaikan bahkan sampai
mengeluarkan biaya 93 miliar untuk menyelesaikan kasus Bank Century ini.
Permasalahan yang
Dihadapi
Permasalahan yang terjadi pada tahun 2004-2014
Isu ini pernah menyita perhatian publik ketika petugas Dinas Kelautan Indonesia ditangkap oleh
Kepolisian Diraja Malaysia di Perairan Tanjung Berikat. Gelora nasionalisme di masyarakat menguat
sehingga membuat Presiden harus berpidato di Markas TNI untuk masalah ini.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui konferensi pers mengemukakan bahwa peringatan akan
serangan terorisme di Indonesia telah didapatkan mulai Juli 2005, tetapi ada kemungkinan aparat
menjadi lalai karena pada saat itu juga terjadi kenaikan harga BBM yang membutuhkan pengawasan
lebih
• Kenaikan BBM dengan Drastis
Kenaikan BBM yang lebih dari 100% dari harga awal pada masa pemerintahan SBY membuat harga pangan naik
dan membuat rakyat kesulitan.
Pada masa pemerintahan SBY, kemunduran bidang budaya Indonesia sangat terlihat jelas. Contohnya adalah
banyaknya budaya Indonesia yang diklaim oleh negara lain, antara lain :Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh
Malaysia, Batik Jawa oleh Adidas, dan kopi toraja dari Sulawesi Selatan oleh perusahaan Jepang.
130%
Project Achievements
56,790,500
Users around the world
TERIMA KASIH