Anda di halaman 1dari 46

BIODATA

NAMA : M. ZUHUDY KADRAN, SSTP, MM


NIP : 198105071999121001
PANGKAT : PEMBINA (IV/a)
AGAMA : ISLAM
STATUS : KAWIN (3/1)
RIWAYAT PENDIDIKAN :
SD : 1993 ; SMP : 1996; SMA : 1999, DIV : 2003; S2 : 2006
RIWAYAT JABATAN :
1. KASI EKONOMI DAN PEMBANGUNAN PADA KELURAHAN SEMAYAN
2. KASI PEMERINTAHAN PADA KELURAHAN GERANTUNG
3. KASUBBID PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PADA BPMPD
4. KASUBBAG DOKUMENTASI DAN PERPUSTAKAAN PADA BIRO UMUM
5. KASI PENETAPAN PAJAK DAERAH PADA DISPENDA
6. KABAG ADMINISTRASI KEUANGAN SETDA PADA BIRO UMUM
7. IRBAN 1 PADA INSPEKTORAT
LATAR BELAKANG,
PRINSIP DAN
KEBIJAKAN DANA
DESA
Latar Belakang Dana Desa
“Dana Desa: mendukung Nawacita (cita ketiga), membangun
Indonesia dari Pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan”
Dana Desa adalah anggaran yang
diperuntukkan bagi Desa dan Desa Adat yang
ditransfer melalui APBD Kabupaten/Kota yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaran
pemerintahan, pembangunan, serta
pemberdayaan masyarakat, dan
kemasyarakatan.
Dana Desa bersumber dari Belanja Pusat
UU 6/2014 dengan mengefektifkan program yang
tentang berbasis Desa dialokasikan secara merata
Desa dan berkeadilan.
(Pasal 72) Besaran Dana Desa adalah 10% dari dan
diluar dana transfer ke daerah (on top)
secara bertahap;
Dana Desa dihitung berdasarkan jumlah
Desa dan dialokasikan dengan
memperhatikan jumlah penduduk, angka
kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat
kesulitan geografis.
1. Pengertian Desa (UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa)
“Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.”.

2.Filosofis
“Fiskal untuk Desa Sejahtera dan Berkeadilan”

5
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL
Presiden Joko Widodo dalam pemerintahannya
selama 2015-2019 memiliki visi pembangunan
nasional dengan slogan "Nawacita".
Dalam slogan yang berisi sembilan poin
pembangunan tersebut, terdapat hal yang
paling menonjol yaitu "pembangunan nasional
dari pinggir"
Kunci untuk pembangunan tersebut adalah
infrastruktur
Momentum Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat Desa
• Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa menjadi momentum untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pembangunan daerah di
wilayah pinggiran serta meningkatkan otonomi
desa.

• UU Desa sejalan dengan Visi dan Misi


Pemerintah yang tercakup dalam program Nawa
Cita, yakni membangun Indonesia dari pinggir
dengan memperkuat pembangunan daerah
utamanya daerah perbatasan dan desa.
Filosofi Dana Desa
Meningkatkan kesejahteraan dan
pemerataan pembangunan desa melalui
peningkatan pelayanan publik di desa,
memajukan perekonomian desa,
mengatasi kesenjangan pembangunan
antar desa serta memperkuat masyarakat
desa sebagai subjek dari pembangunan
KEWENANGAN DESA
• Sistem masy.Adat; Kelembagaan dan
hukum adat; Tanah Kas Desa; Kesepakatan
Hak Asal Usul dlm kehidupan masy. Desa; Pengembangan
peran masy.Desa (PP 47/15).
• Tambatan perahu; Pasar Desa; Tempat
pemandian umum; Saluran irigasi; Sanitasi
Lokal Berskala Desa lingkungan; Posyandu; Sanggar seni/belajar;
Perpustakaan Desa; Embung Desa; Jalan Desa;
Pengelolaan air minum (PP 47/15)

Ditugaskan Oleh • Pemilu


Pemerintah Dan • Kependudukan
Pemda • Pajak dan retribusi

• Penyelesaian konflik
Kewenangan Lain • Program nasional pemberdayaan
Lainnya Masyarakat
• Penanganan HIV AIDS
DASAR HUKUM
PERMENDAGRI:
1. Permendagri No. 111/2014 tentang Pedoman
Teknis Peraturan di Desa
PP 43/2014 2. Permendagri No. 112/2014 tentang Pemilihan
Kepala Desa
tentang Peraturan 3. Permendagri No. 113/2014 tentang Pengelolaan
Pelaksanaan UU Keuangan Desa jo No 20 Th 2018
4. Permendagri No. 114/2014 Tentang Pedoman
6/2014 Pembangunan Desa

PERMENDES:
UU 6/2014 PP 47/2015 tentang 1. Permendes No.1/205 tentang Pedoman Kewenangan
Perubahan atas PP Lokal Berskala Desa
tentang 2. Permendes No.2/2015 tentang Musyawarah Desa
Desa 43/2014
3. Permendes No.3/2015 tentang Pendampingan Desa
4. Permendes No.4/2015 tentang Pendirian,
Pengurusan, Pengelolaan,dan Pembubaran BUMDes
5. Permendes No.22/2016 tentang Prioritas
PP 60/2014 Penggunaan Dana Desa TA 2017
tentang Dana Desa PMK Nomor 257/PMK.07/2015
Bersumber dari APBN Tentang Tata Cara Penundaan dan/atau Pemotongan
Dana Perimbangan terhadap Daerah Yang Tidak
PP 22/2015 tentang Memenuhi ADD
Perubahan atas PP 60/2014
PMK Nomor 49/PMK.07/2016
PP 8/2016 tentang
Tentang Tatacara Pengalokasian, Penyaluran,
Perubahan Kedua atas PP Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa
60/2014
INTEGRITAS - PROFESIONALISME - SINERGI - PELAYANAN - KESEMPURNAAN
Dasar Hukum
o PP no 35 tahun 2018 tentang tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

o Permendagri No 1 Tahun 2016 Ttg Pengelolaan Aset Desa;

o Permendes No.16/2018 ttg Prioritas Penggunaan Dana


Desa Tahun 2019;

o Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan


Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nomor 22 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa di Desa.
1. PA Desa
SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DESA 2. Transfer
3. Pendapatan Lain
Pendapatan asli Desa

Alokasi APBN :
Lain-lain 1 • Dari realokasi
Pendapatan anggaran pusat
berbasis desa
yang sah 7 2 • 10% dari dan diluar
dana transfer ke
daerah secara
hibah dan bertahap
sumbangan
pihak ketiga 3 Bagian dari PDRD
6
kabupaten/kota
• Paling sedikit 10%

Alokasi Dana Desa (ADD)


bantuan 5 4 • Paling sedikit 10% dari dari
keuangan dari dana perimbangan yang
APBD diterima kab/kota dikurangi
DAK
Prov/Kab/Kota • Pemerintah dapat menunda
dan/atau mengurangi dana
perimbangan jika kab/kota
tidak mengalokasikan ADD
INTEGRITAS - PROFESIONALISME - SINERGI - PELAYANAN - KESEMPURNAAN
Pengalokasian Dana Desa (existing)
“Dana Desa adalah anggaran yang diperuntukkan bagi Desa
dan Desa Adat yang ditransfer melalui APBD Kabupaten/Kota
dialokasikan secara merata dan berkeadilan”

MENTERI KEUANGAN BUPATI

APBN DANA DESA PER


KAB
DANA DESA PER
DESA
90% 10 % Alokasi Formula = PAGU DD

Formula Dasar - ALOKASI DASAR


Alokasi
Transfer ke Dasar
Daerah
25% x Jumlah 25% x Jumlah
Penduduk Desa ALOKASI Penduduk Desa
DASAR/D
Dana 35% x Jumlah ESA 35% x Jumlah
Penduduk Miskin
Desa Desa
X Penduduk Miskin
JUMLAH Desa
DESA 10% x Luas Wilayah
10% x Luas Wilayah
Desa Desa

30% x IKK 30% x IKG


Mekanisme Penyaluran
Dana Desa
MEKANISME PENYALURAN DANA DESA

Pemerintah Pusat Pemerintah Kab


(Mekanisme transfer APBN) (Mekanisme transfer APBD)

1 2 3 4 5
KPPN Bank Pemerintah
KPA DJPK Jakarta II Operasional Kab
Menerbitkan selaku Melaksanakan Melaksanakan REKENING
SPM kuasa BUN Transfer DD ke transfer DD ke KAS DESA
Menerbitkan Kab Desa
(dari RKUN ke (Dari RKUD ke
SP2D RKD)
RKUD)

Pihak yang terlibat dalam mengalirkan Dana Desa:


1. DJPK: KPA Dana Desa
2. KPPN, Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu: Menerbitkan SP2D
3. Bank Operasional
4. Daerah: Bendahara Umum Daerah (BUD) -> Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
5. Bank Operasional BUD
INTEGRITAS - PROFESIONALISME - SINERGI - PELAYANAN - KESEMPURNAAN
Tahapan Pengelolaan Keuangan Desa
Pasal 93 dan 94 PP No. 43 Tahun 2014

• Penganggaran pendapatan dan belanja


Perencanaan
• Belanja sesuai anggaran disertakan bukti
Pelaksanaan
• Bukti pendapatan dan belanja dicatat
Penatausahaan
• Pencatatan dihimpun dalam laporan
Pelaporan keuangan

Pertanggung • Pertanggungjawaban pengelolaan


Keuangan Desa
jawaban
Jun-Sept

SIKLUS PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DESA
Perenc
Kab
RPJMDes
6 tahun
RKPDes
Jun-Sept

Siklus
Laporan & Pertangjwbn Perencanaan
Pembangunan APBDes
RKPDes & APBDes
Desa Okt-Des
Juli & Jan

Pelaksanaan
Pengawasan
Jan-Des
APBDes – P

Sadu Wasistiono, 2018


Perencanaan
Pembangunan Desa
Disusun secara berjangka dan ditetapkan
dengan Peraturan Desa, meliputi:

2 Rencana Pembangunan
1. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang
Jangka Menengah Desa disebut Rencana Kerja
(RPJM Desa) untuk Pemerintah Desa,
jangka waktu 6 (enam) merupakan penjabaran
tahun; dan dari RPJM Desa untuk
jangka waktu 1 (satu)
tahun.
RKP DESA
DIEVALUASI
RAPERDES BERSAMA BUPATI/WALI
TTG RAPB KEPALA BPD DIBAHAS KOTA
SEKDES
DESA DESA DAN (Dievauasi
DISEPAKATI
camat & dgn
delegasi)
Kepala Desa Memberikan
hasil evaluasi Tidak
Raperdes memberik
Tidak Dilakukan an hasil
Ditindaklanjuti Penyempurnaan evaluasi
Raperdes

Berlakunya Perdes ttg


pagu APB Desa RAPB Desa
TA sebelumnya berlaku Perdes ttg
RAPB Desa
Berlaku
Hanya pengeluaran
operasional
PENYUSUNAN
penyelenggaraan
pemerintah desa RAPB DESA
Alokasi Anggaran Belanja Desa
Pasal 100 PP No. 43 Tahun 2014
Paling sedikit 70% untuk mendanai
penyelenggaraan pemerintahan desa,
pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan
kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa

Paling banyak 30% untuk penghasilan tetap dan


tunjangan kepala desa dan perangkat desa,
operasional pemerintah desa, tunjangan dan
operasional Badan Permusyaratan Desa, dan
insentif rukun tetangga dan rukun warga
Penatausahaan

Wajib dilaksanakan
oleh Bendahara Desa

 Pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran;


 Melakukan tutup buku setiap akhir bulan;
 Mempertanggungjawabkan uang melalui laporan;
Laporan diampaikan setiap bulan kpd Kades plg lambat tgl 10
bulan berikutnya
Menggunakan :
- Buku Kas Umum;
- Buku Kas Pembantu Pajak; dan
- Buku Bank
22
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Kades kepada Bupati

 Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa:


•Laporan semester pertama;
- Paling lambat akhir bulan Juli tahun berjalan.
• Laporan semester akhir tahun;
- Paling lambat akhir bulan Januari tahun berikutnya.
 Lap. Pertanggungjawaban realisasi Pelaksanaan APBDesa
•Pendapatan, belanja, Pembiayaan;
•Ditetapkan dengan Perdes;
•Dilampiri Format laporan:
- Pertanggungjawaban realisasi Pelaks.APBDesa T.A. berkenaan;
- Kekayaan Milik Desa per 31 Des. T.A. berkenaan;
- Prog.Pemerintah & Pemda yg masuk ke Desa

23
PELAPORAN KEPALA DESA ATAS LAPORAN REALISASI PELAKSANAAN APB DESA
KEPADA BUPATI

KEPALA DESA

LAPORAN LAPORAN
REALISASI REALISASI
PELAKSANAAN APB PELAKSANAAN APB
DESA SEMESTER I DESA SEMESTER II
(PALING LAMBAT PADA AKHIR
(PALING LAMBAT PADA AKHIR BULAN JANUARI TAHUN
BULAN JULI TAHUN BERJALAN) BERIKUTNYA)

CAMAT

BUPATI
PENGAWASAN DANA DESA
Definisi
• Pengawasan/controlling : “… the modern concept of
control … provides a historical record of what has
happened … and provides date the enable the …
executive … to take corrective steps …”.
Hal ini berarti bahwa pengawasan tidak hanya melihat
sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan
mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki
dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang
sesuai dengan apa yang direncanakan (Dale)
Tindakan membandingkan antara hasil dalam kenyataan
(dassein) dengan hasil yang diinginkan (das sollen)
HAKIKAT PENGAWASAN
• Adalah untuk mencegah sedini mungkin
terjadinya penyimpangan, pemborosan,
penyelewengan, hambatan, kesalahan dan
kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran
serta pelaksanaan tugas organisasi.
• Maksud pengawasan adalah untuk mengetahui
pelaksanaan kerja, hasil kerja, dan segala
sesuatunya apakah sesuai dengan yang
direncanakan atau tidak, serta mengukur tingkat
kesalahan yang terjadi sehingga mampu
diperbaiki ke arah yang lebih baik.
Stakeholder yang melakukan pengawasan
terhadap desa

MASYARAKAT

APH BPD

KPK DESA CAMAT

BPK
APIP
PEMDA
PEMBINAAN & PENGAWASAN
• Inspektorat kabupaten dalam melakukan
pembinaan dan pengawasan harus
berkoordinasi dengan camat atau sebutan lain
dan hasil pembinaan dan pengawasan tersebut
disampaikan kepada bupati;
• Selain itu, masyarakat dapat menyampaikan
laporan atau pengaduan atas dugaan
penyimpangan yang dilakukan oleh kepala
daerah, wakil kepala daerah, anggota DPRD,
dan/atau aparatur sipil negara di instansi daerah
dan perangkat desa kepada APIP dan/atau aparat
penegak hukum.
PEMBINAAN & PENGAWASAN
Laporan atau pengaduan dugaan penyimpangan
diajukan secara tertulis yang memuat paling
sedikit
• nama dan alamat pihak yang melaporkan;
• nama, jabatan, dan alamat lengkap pihak yang
dilaporkan;
• perbuatan yang diduga melanggar ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
• keterangan yang memuat fakta, data, atau
petunjuk terjadinya pelanggaran.
PEMBINAAN & PENGAWASAN
• APIP wajib melakukan pemeriksaan atas dugaan penyimpangan
yang dilaporkan atau diadukan oleh masyarakat.
• Dalam melakukan pemeriksaan atas dugaan penyimpangan APIP
melakukan koordinasi dengan aparat penegak hukum.
• Aparat penegak hukum melakukan pemeriksaan atas laporan
atau pengaduan yang disampaikan oleh masyarakat sesuai tata
cara penanganan laporan atau pengaduan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan setelah terlebih
dahulu berkoordinasi dengan APIP.
• Pemeriksaan oleh APIP dan aparat penegak hukum dilakukan
setelah terpenuhi semua unsur laporan atau pengaduan.
• APIP dan aparat penegak hukum melakukan koordinasi dalam
penanganan laporan atau pengaduan setelah terlebih dahulu
melakukan pengumpulan dan verifikasi data awal. Hasil
koordinasi dituangkan dalam berita acara.
PEMBINAAN & PENGAWASAN
• Jika berdasarkan hasil koordinasi ditemukan bukti
adanya penyimpangan yang bersifat administratif,
proses lebih lanjut diserahkan kepada APIP untuk
ditindaklanjuti;
• Jika berdasarkan hasil koordinasi ditemukan bukti
permulaan adanya penyimpangan yang bersifat pidana,
proses lebih lanjut diserahkan kepada aparat penegak
hukum untuk ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
• Bentuk dan hasil koordinasi bersifat rahasia, tidak boleh
dibuka kepada publik, dan tidak boleh diberikan
kepada publik kecuali ditentukan lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PEMBINAAN & PENGAWASAN
Permendagri No 20 tahun 2018, ps 74 :
1) Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan yang
dikoordinasikan oleh Direktur Jenderal Bina
Pemerintahan Desa dan Inspektur Jenderal
Kementerian Dalam Negeri sesuai dengan tugas dan
fungsi.
2) Pemerintah Daerah Provinsi melakukan pembinaan
dan pengawasan terhadap pemberian dan penyaluran
Dana Desa, Alokasi Dana Desa, bagian dari hasil pajak
daerah dan retribusi daerah kabupaten, dan
bantuan keuangan kepada Desa.
3) Bupati membina dan mengawasi
pelaksanaan pengelolaan keuangan desa yang
dikoordinasikan dengan APIP Daerah kabupaten.
Mekanisme Kontrol
• Pengelolaan dana desa dan keuangan desa diperlukan
mekanisme kontrol dari masyarakat dan juga camat,
inspektorat selaku kepanjangan tangan bupati agar
dapat dipergunakan tepat sasaran yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat
• Pemerintah desa dalam hal pengelolaan dana desa ini
dituntut untuk akuntabel dan transparan agar dana tidak
diselewengkan
• Badan Permusyawaratan Desa, camat, dan inspektorat serta
bupati tidak perlu ragu dalam menjalankan fungsi
pengawasan serta pembinaan karena sudah ada Undang-
Undang dan Peraturan Pemerintah yang menjadi payung
hukum yang jelas
• Harus ada check and balance dalam hal ini agar dapat
meminimalisir penyalahgunaan dana desa
Ringkasan Sasaran Pengawasan dan dasar hukum

Sasaran Pengawasan Dasar Hukum

Masyarakat 1.
2.
Pemantauan Pelaksanaan pembangunan desa
penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan
UU No. 6/2014 ps 82
PP 43/2014 jo PP 47/2015 Psl
pembangunan Desa
127

Camat Pengawasan desa melalui kegiatan fasilitasi PP 43/2014 jo PP 47/2015 ps


154

BPD pengawasan kinerja Kepala Desa UU 6/2014 ps 55, 61


PP 43/2014 jo 47/2015 ps 43

Pengawasan atas pengelolaan Keuangan Desa UU 6/2014 ps 112 s.d 115


APIP pendayagunaan Aset Desa serta penyelenggaraan
Pemerintahan Desa
Permendagri 113 ps 44

BPK pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung UU No. 15/2004 ps 2


jawab keuangan negara
ayat 2

Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan UU 30/2002


KPK penuntutan terhadap tindak pidana korupsi
Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak
pidana korupsi; dan
Pengawasan oleh Pemeritah Pusat/ Daerah melalui APIP

 Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah


Kabupaten/Kota membina dan mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan
Desa. (UU 6/2014 ps 112)
 Pemerintah pusat memberikan bimbingan, supervisi, dan
konsultasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan
Desa, dan lembaga kemasyarakatan (UU 6/2014 ps 113 (f))
 Pemerintah provinsi melakukan pembinaan dan pengawasan
atas penetapan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kota dalam pembiayaan Desa (UU 6/2014 ps 114 (h)) serta
mengawasi pemberian dan penyaluran Dana Desa, Alokasi Dana Desa, dan
Bagi hasil Pajak dan Retribusi Daerah dari Kabupaten kepada Desa
(Permendagri 113/2014 ps 44)
 Pemerintah kabupaten mengawasi pengelolaan Keuangan Desa
pendayagunaan Aset Desa serta melakukan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa (UU 6/2014 ps 115 (g,h)) serta
membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan desa.
(Permendagri 113 ps 44)
Kondisi pengawasan Inspektorat Kabupaten saat ini terhadap
pengelolaan keuangan desa
Belum adanya kesegaraman pengawasan atas keuangan desa oleh Inspektorat Kabupaten
baik dari sasaran pengawasan, ruang lingkup pengawasan, maupun pola pengawasan
yang dilaksanakan

Pengawasan yang dilakukan oleh inspektorat lebih banyak diarahkan


terhadap proyek/kegiatan yang ada didesa terutama yang berasal dari
SKPD Pemerintah Kabupateten dan aspek kelembagaan desa.
Pengawasan masih bersifat parsial hanya fokus pada penggunaan
sumber pendapatan tertentu belum secara meyeluruh sebagai satu
kesatuan penganggaran desa
Pengawasan belum bisa menilai tingkat pengelolaan keuangan desa
secara menyeluruh dari tahap perencanaan sampai dengan
pertanggungjawaban
Pola atau bentuk pengawasan yang dilakukan inspektorat belum
seragam, ada yang melakukan audit ,evaluasi, reviu maupun
pemantauan
Lanjutan -
Keterbatasan APIP dari sisi kuantitas dan kualitas
dalam melakukan pengawasan terhadap pengelolaan
keuangan desa.
Jumlah auditor yang terbatas tidak sebanding dengan
jumlah desa yang ada di suatu Kabupaten, selain itu
keterbatasan auditor dalam hal pemahaman atas
akuntansi atau penatausahaan keuangan desa.
GAMBARAN UMUM HASIL EVALUASI
DANA DESA
 Ketepatan Waktu Penyaluran Dana
Desa dari Rekening Kas Umum
Daerah (RKUD) ke Rekening Kas
Desa (RKD)
 Ketepatan Penggunaan Dana Desa
sesuai Prioritas
 Tata Kelola keuangan Desa
38
PERMASALAHAN
KETERLAMBATAN PERMASALAHAN PERMASALAHAN
PENGGUNAAN DD TATA KELOLA DD
PENYALURAN DD

APB Desa belum /terlambat Penggunaan Dana Desa Pencairan dari RKD tidak sesuai

tidak sesuai prioritas prosedur, antara lain: pencairan


ditetapkan
sekaligus dan pengeluaran uang
(bukan Bidang
Laporan penggunaan tahun tidak didukung Surat Permintaan
Pembangunan atau Bidang
sebelumnya belum/terlambat Pembayaran (SPP)
Pemberdayaan Masyarakat)
dibuat Pengeluaran Dana Desa tidak
Penggunaan Dana Desa didukung dengan bukti yang
Perubahan regulasi di tingkat
tidak sesuai Bidang memadai
pusat dan daerah
Prioritas yang Dilaporkan, Pekerjaan konstruksi dilakukan
Tambahan persyaratan seluruhnya oleh Pihak Ketiga
antara lain: pemeliharaan
pencairan oleh pemerintah Kelebihan pembayaran
pagar desa, peningkatan
daerah
kapasitas aparatur dan Permasalahan lainnya, antara lain
Penyebab lainnya lembaga masyarakat desa masalah perpajakan, kas disimpan
bukan di RKD, pengeluaran di luar
39
APBDesa, dan pekerjaan tidak
sesuai spesifikasi teknis
Saran terkait kajian regulasi pengawasan
keuangan desa

APIP wajib melakukan pengawasan atas keuangan desa


tidak hanya melakukan pengawasan yang sifatnya parsial
per sumber pendapatan tertentu saja atau belanja
tertentu saja, namun diharapkan bisa melakukan
pengawasan dalam konteks siklus pengelolaan keuangan
desa dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan samapai pertanggungjawaban
dengan bisa menggunakan pola pengawasan yang dirujuk
dari PP 60 tahun 2008 dalam bentuk audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, pengawasan lainnya dan tetap mengacu
pada prioritas pengawasan dari Kebijakan Pengawasan
dari Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri.
STRATEGI PENGAWASAN KEUANGAN DESA

Dengan adanya keterbatasan kualitas dan kuantitas aparat pemeriksa


APIP maka perlu dikembangkan strategi pengawasan keuangan desa yang
tepat untuk menghindari tumpang tindih atau celah kekosongan yaitu :
 Pengawasan yang dilakukan oleh APIP Kabupaten agar tidak terfokus
saja pada Dana Desa tetapi juga sumber pendapatan desa lainnya
seperti PADesa, ADD, dan Bagi Hasil Pajak/Retribusi.
 Jumlah Desa yang besar dan tersebar dengan variasi desa kompleks.
Pemilihan Desa sebagai objek pemeriksaan berbasis risiko.
 Optimalkan penggunaan aplikasi Siskeudes dalam pemeriksaan desa,
sebagai data awal untuk melakukan desk evaluation.
Penyebab Potensi Permasalahan Yang
Akan Muncul
• Regulasi yang relatif baru ini belum sepenuhnya
dipahami oleh para pelaksana di daerah yaitu :
Pemerintah Desa, Pemerintah kabupaten
selaku Pembina dan sekaligus pengawas, juga
terkait pendamping desa.

• Besarnya dana yang harus dikelola oleh


Pemerintah Desa belum selaras dengan
kemampuan SDM di Desa yang beragam, kondisi
geografis yang sangat luas serta jumlah
penduduk dan luas wilayah yang bervariasi
Faktor-faktor Penyebab
Penyimpangan/Penyalahgunaan

• Bagaimana peraturan turunan dari UU No 6 tahun


2014 tentang Desa terkait transfer dana desa dari
APBN ke Desa dan pengelolaan keuangan dan asset
desa
• Tingkat diskresi keuangan desa, dimana jika diskresi
keuangan tinggi makan potensi penyalahgunaan
(risiko) penyalahgunaan juga akan tinggi, demikian
juga sebaliknya
• Kualitas sumber daya manusia di pemerintah desa.
• pembinaan dan pengawasan
Risiko, Potensi Dan Kasus Serta Bentuk
Penyimpangan Pengelolaan Keuangan Desa

• Pengadaan Barang dan Jasa atas Kegiatan dari


Dana Desa tidak dilaksanakan secara swakelola
• Penggunaan Dana Desa Tidak Sesuai Peruntukan
dan Kegiatan Prioritas Desa
• Realisasi Belanja Dana Desa belum didukung
dengan bukti pertanggungjawaban yang lengkap
dan sah
• Kas desa dikuasai oleh aparat desa bukan
bendahara desa
• Pendampingan pengelolaan dana desa belum
memadai.
Lanjutan....

• Bendahara desa mempunyai lebih dari satu


rekening kas desa
• Penatausahaan penerimaan dan belanja oleh
bendahara desa tidak tertib
• Terlambat menetapkan perbup tentang
pengalokasian dana desa
• Terlambat menetapkan perbup tentang
pedoman pengelolaan keuangan desa dan tentang
pengadaan barang/jasa di desa
• Pemungutan dan penyetoran pajak tidak sesuai
• Belanja fiktif

Anda mungkin juga menyukai