ASUHAN KEPERAWATAN MELALUI PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG POLA MAKAN UNTUK MENCEGAH ASAM URAT PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MASOHI
BY: NUR KAULIA TUANAYA
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Proses menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Darmojo&Martono,2006) Atritis gout merupakan penyakit yang diderita oleh banyak orang. Atritis gout sering dikaitkan dengan masyarakat yang memiliki gaya hidup berlebihan. Insiden dan prevalensi atritis gout terus meningkat setiap tahunya. Atritis gout adalah salah satu tipe dari artritis yang disebabkan karena terlalu banyak atau tidak normalnya kadar atritis gout didalam tubuh karena tubuh tidak bisa mensekresikan atritis gout secara normal. Kadar atritis gout yang normal pada pria adalah 7 mg/dl sedangkan pada wanita dibawah 6mg/dl (Dipiro et al, 2009) Atritis gout merupakan suatu proses inflamasi atau pembengkakan yang terjadi karena deposisi, deposit atau timbunan kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. Masalah akan timbul bila terbentuk kristal-kristal dari monosodium urat monohidrat pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal terbentuk jarum inilah yang mengakibatkan reaksi peradangan atau inflamasi yang bila berlanjut akan mengakibatkan pembengkakan. Jika tidak diobati, maka endapan kristal ini akan menyebabkan kerusakan hebat pada sendi dan jaringan lunak (Misnadi, 2014) Menurut Wold Health Organization (WHO). Penyakit atritis gout diperkirakan terjadi pada 840 orangdari setiap 100.000 orang prevalensi penyakit atritis gout di Indonesia terjadi pada usia di bawah 40 tahun sebesar 32% dan diantara 34 tahun sebesar 68%. Dan pada tahun 2013 sebesar 81% penderita asam urat di Indonesia hanya 24% yang pergi ke dokter, sedangkan 71% cenderung langsung mengkonsumsi obat-obatan yang dijual bebas untuk mengurangi atritis gout. Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukan bahwa penyakit atritis gout di Indonesia berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan (Nakes) sebesar 11,9% dan berdasarkan diagnosa dan gejala sebesar 24,7% sedangkan berdasarkan diagnosa nekes tertinggi di Provinsi Bali sebesar 19,3% dan berdasarkan diagnosis dan gejala tertinggi yaitu di Nusa Tenggara Timur sebesar 31,1%. (Riskesdas, 2013). Di Indonesia sendiri penyakit atritis gout pertama kali diteliti oleh seorang dokter Belanda yang bernama Dr. Van Den Horst, pada tahun 1935. Ia menemukan bahwa terdapat 15 kasus gout berat pada masyarakat kurang mampu di pulau jawa Tengah menunjukan bahwa diantara 4683 orang yang diteliti, 0,8% menderita atritis gout tinggi berusia antara 15-45 tahun. 1,7% pada pria dan 0,05% pada wanita, bahwa diantara mereka sudah sampai pada tahap gout (Damayanti, 2012). Dari data yang dimbil di Puskesmas Masohi didapat data penyakit asam urat pada tahun 2019 sebanyak 46 orang. Peningkatan atritis gout terjadi di karenakan kebiasaan masyarakat mengkonsumsi makanan yang mengandung purin dapat menimbulkan peningkatan kadar atritis gout dalam darah sehingga menimbulkan penumpkan purin. Dan terlalu banyak mengkonsusmsi makanan yang tinggi kandungan nukleotida purin seperti kangkung, kacang panjang, jeroan, dan sayur bayam sehingga dapat meningkatkan produksi atritis gout. Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan dan jumlah jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mencegah salah satunya asam urat, mempertahankan kesehatan, dan status nutrisi. (Ramayulis, 2008) 1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka terdapat
rumusan masalah yaitu bagaimana pendidikan kesehatan tentang pola makan untuk mencegah asam urat dapat di pahami pada lansia diwilayah kerja Puskesmas Masohi?’’ 1.3. TUJUN PENULISAN
Tujuan penulis adalah melakukan pendidikan kesehatan tentang pola
makan untuk mengetahui dan mencegah asam urat pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Masohi. 1.4. MANFAAT PENULISAN
Hasil penilitian di harapkan memberi manfaat:
1.4.1 Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat terutama pada lansia agar dapat mencegah asam urat pada lansia. 1.4.2 Bagi pengembangan ilmu keperawatan Menambah keluasan ilmu dalam pendidikan kesehatan tentang pola makan untuk mencegah asam urat pada lansia. 1.4.3 Bagi penulis Memperoleh kemampuan melakukan riset kualitatif serta menambah pengalaman penulis dalam penulisan di bidang keperawatan mengenai pendidikan kesehatan tentang pola makan untuk mencegah asam urat pada lansia. TERIMAKASIH