Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN EPIELPSI

Oleh :
MOHAMMAD ZAIHULLAH
17.1101.1033
PENGERTIAN
Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-
gejala yang datang dalam serangan berulang-ulang yang disebabkan
lepasnya muatan listrik yang abnormal pada sel-sel saraf otak yang
bersifat reversibel dengan berbagai penyebab (Arif, 2000)
ETIOLOGI
Menurut Tarwoto,2007 Penyebab pada kejang epilepsi
sebagian besar belum diketahui (idiopatik), sering terjadi
karena:
1. Trauma lahir, asphyxia neonatorum
2. Cedera Kepala, infeksi sistem syaraf
3. Keracunan CO, intoksikasi obat/alkohol
4. Demam, ganguan metabolik (hipoglikemia,
hipokalsemia, hiponatremia)
5. Tumor otak
KLASIFIKASI
klasifikasi epilepsi dan sindrom epilepsi berdasar klasifikasi tipe kejang epilepsi (browne, 2008)
Epilepsi parsial sederhana, yaitu epilepsi parsial
kan penyebab, yaitu : dengan kesadaran tetap normal, dengan gejala
motorik:
1. Epilepsi ediopatik
1. Fokal motorik tidak menjalar: epilepsi
2. simtomatik terbatas pada satu bagian tubuh saja
2. Fokal motorik menjalar: epilepsi dimulai
dari satu bagian tubuh dan menjalar meluas
ke daerah lain. (epilepsi jacson)
3. Versif: epilepsi disertai gerakan memutar
kepala, mata, tubuh.
4. Postural: epilepsi disertai dengan lengan
atau tungkai kaku dalam sikap tertentu
5. Disertai gangguan fonasi: epilepsi disertai
arus bicara yang terhenti atau pasien
mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu
Patofisiologi
Manifestasi klinis
(Tucker, 1998)
1. Kehilangan kesadaran
2. Aktivitas motoric
a. Tonik klonik
b. Gerakan sentakan, tepukan atau menggarau
c. Kontraksi singkat dan mendadak disekelompok otot
d. Kedipan kelopak mata
e. Bibir mengecap – ecap
f. Kepala dan mata menyimpang ke satu sisi
3. Fungsi pernafasan
a. Takipnea
b. Apnea
c. Kesulitan bernafas
4. Jalan nafas tersumbat
Pemeriksaan diagnosa
1. CT Scan dan Magnetik resonance imaging (MRI)
2. Elektroensefalogram(EEG)
3. Kimia darah: hipoglikemia, meningkatnya BUN, kadar
alkohol darah.
4. mengukur kadar gula, kalsium dan natrium dalam darah
5. menilai fungsi hati dan ginjal
6. menghitung jumlah sel darah putih
7. Pungsi lumbal
Pemeriksaan penunjang
(Dongos, 2000)
1. glukosa, hipoglikemia dapat menjadi
presipitasi (pencetus) kejang
2. ureum atau creatin
3. fungsi lumbal
4. DET (Position Emission Hemography)
mendemonstrasikan perubahan metabolic
Penatalaksanaan medis
1. Atasi penyebab kejang
2. Obat – obatan yang dapat mengurangi frekuensi kejang.
Pengkajian
1. Identitas Pemeriksaan fisik :
2. Keluhan utama 1. Tingkat kesadaran klien
3. Riwayat penyakit dahulu 2. Sirkulasi
4. Riwayat penyakit sekrang 3. Penglihatan (mata)
5. Riwayat kehamilan dan 4. Makanan/cairan
kelahiran 5. Ekstremitas
6. Riwayat kesehatan keluarga 6. Integritas ego
7. Neurosensori
8. Nyeri/kenyamanan
9. pernafasan
Diagnosa keperawatan
1. Resiko cedera b.d aktivitas kejang yang tidak terkontrol (gangguan
keseimbangan).
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sumbatan lidah diendotrakea,
peningkatan sekresi saliva
3. Ketidakefektifan pola napas b.d terganggunya saraf pusat pernafasan
4. Isolasi sosial b.d rendah diri terhadap keadaan penyakit dan stigma buruk
penyakit epilepsi dalam masyarakat
5. Ansietas b.d kurang pengetahuan mengenai penyakit
Intervensi keperawatan
Dx 1 Resiko cedera b.d aktivitas kejang yang tidak terkontrol (gangguan
keseimbangan).
Tujuan :
Klien dapat mengidentifikasi faktor presipitasi serangan dan dapat
meminimalkan/menghindarinya, menciptakan keadaan yang aman untuk klien,
menghindari adanya cedera fisik, menghindari jatuh

Kriteria hasil :
tidak terjadi cedera fisik pada klien, klien dalam kondisi aman, tidak ada
memar
Intervensi Rasional

Kaji : Untuk mengetahui tindakan keperawatan selanjutnya.


Kaji tanda-tanda vital

Observasi : Barang- barang di sekitar pasien dapat membahayakan saat terjadi kejang
Identivikasi factor lingkungan yang memungkinkan resiko terjadinya cedera

Pantau status neurologis setiap 8 jam Mengidentifikasi perkembangan atau


penyimpangan hasil yang diharapkan

Mandiri : Mengurangi terjadinya cedera seperti akibat aktivitas kejang yang tidak terkontrol
Jauhkan benda- benda yang dapat mengakibatkan terjadinya cedera pada pasien saat terjadi
kejang

Letakkan pasien di daerah yang rendah dan datar Area yang rendah dan datar dapat
mencegah terjadinya cedera pada pasien

Temani pasien beberapa lama setelah kejang Memberi penjagaan untuk keamanan pasien untuk kemungkinan terjadi kejang
Kembali

Tanyakan pasien bila ada perasaan yang tidak biasa yang dialami beberapa saat Untuk mengidentifikasi manifestasi awal sebelum terjadinya kejang pada pasien
sebelum kejang

Kolaborasi : Mengurangi aktivitas kejang yang berkepanjangan, yang dapat mengurangi suplai oksigen ke otak
Berikan obat anti konvulsan sesuai advice dokter

Edukasi : Sebagai informasi pada perawat untuk segera melakukan tindakan sebelum terjadinya kejang
Anjurkan pasien untuk memberi tahu jika merasa ada sesuatu yang tidak nyaman, atau mengalami berkelanjutan
sesuatu yang tidak biasa sebagai permulaan terjadinya kejang.

Berikan informasi pada keluarga tentang tindakan yang harus dilakukan selama Libatkan keluarga pasien untuk mengurangi risiko cedera
pasien kejang

Anda mungkin juga menyukai