Anda di halaman 1dari 14

Skenario 1

Farah Huda Amani


102016060
Skenario 1

Seorang perempuan berusia


35 tahun datang dengan
keluhan demam sejak 1 bulan
yang lalu
Identifikasi istilah
Rumusan masalah
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1
bulan yang lalu
Anamnesis

Morfologi dan
Patologi dan Daur Hidup
Gejala Klinis Skistosoma

Seorang perempuan
berusia 35 tahun datang
Diagnosis dengan keluhan demam Pemeriksaan
sejak 1 bulan yang lalu

Patofisiologi
Penatalaksaan

Prognosis Epidemiolog Pencegahan


i
Anamnesis
• Keluhan utama : diare (tinja berlendir dan berdarah)
• BB menurun, dan malaise
• Wisatawan yang hobi berenang
• Pemeriksaan fisik : wajah tampak pucat, mata anemis, limfadenopati
menyeluruh, hepatomegaly.
• Pemeriksaan lab : eosinophil meningkat, tinja : ditemukan telur
berbentuk bulat dengan tonjolan kecil pada bagian lateral kutub
S1 : gatal, Vena mesenterika Oncomelania hupensis Usus, hati, paru dan

Differential diagnosis
hepatomegaly,
eosinophil meningkat,
superior lindoensis otak

demam
Schistosoma
S2 : disentri, BB
japonicum
menurun, malaise
S3 : edema pada
tungkai bawah,
splenomegali
Gejala sama tetapi Vena, kolon, rectum Biomphalaria sp Paru, otak, colon ,
lebih ringan. rectum
Schistosoma mansoni
Splenomegali bisa
menjadi berat sekali
Hematuria dan dysuria Kandung kemih Bulinus sp Vesica urinaria, urin
bila terjadi sistitis. dan rectum
Schistosoma
Sindrom disentri
hematobium
ditemukan bila terjadi
kelainan di rectum
Morfologi dan Daur Hidup Skistosoma
Patofisiologi

Serkaria
 Dermatitis alergika di tempat masuknya. Pada
stadium ini kelainan kulit berupa eritema dan
papula dengan rasa gatal dan panas 2-3 hari.
 Dermatitis (cercarial dermatitis)
 Keluhan berupa malaise, anoreksi, mual dan
muntah, sefalgia, mialgia dan artralgia.
 Diare akibat adanya keadaan hipersensitif
terhadap cacing, serta sakit perut dan tenesmus
kadang-kadang ditemukan.
 Demam dan batuk. Eosinofilia bisa juga
ditemukan
Cacing Dewasa Telur

 Di dalam darah vena, cacing jantan  Terkumpulnya telur dalam hati dapat
dan betina kawin, kemudian betina mengakibatkan fibrosis periportal dan
bertelur 4-6 minggu setelah selanjutnya hipertensi portal
penetrasi serkaria.  Kolateralisasi sistem portal karena
 Cacing betina dewasa dapat hidup hipertensi portal dapat mengakibatkan
sekitar 3-8 tahun bahkan lebih dari embolisasi telur-telur ke dalam paru,
30 tahun dan bertelur sepanjang selanjutnya dapat terjadi hipertensi
hidupnya. pulmonal dan korpulmonal
Patologi dan gejala klinik
Masa Tunas Biologik Stadium Kronis
Stadium Akut
 Diare, nyeri perut, BAB darah
 Demam, limfadenopati
 Eritema dan papula yang  Pembentukan jaringan fibrosis
dan hepatosplenomegali
disertai perasaan gatal dan  Pengecilan hepar karena sirosis
 Malaise, berat badan
panas → Dermatitis hati
menurun
 Urtikari, edema angineurotik  Hipertensi portal
 Hepatomegaly dan timbul
dan dapat disertai demam  Splenomegaly edema yang
lebih dini dan
 Lemah, malaise, tidak nafsu biasanya ditemukan pada tungkai
splenomegaly dengan
makan, mual dan muntah, sakit bawah, bias pula pada alat
waktu 6-8 minggu setelah
kepala dan nyeri tubuh kelamin
infeksi
 Diare
 Hepatomegali dan
splenomrgali, serta nyeri pada
perabaan
Penatalaksanaan
Niridazol Prazikuantel
 Oral  Oral
 Membunuh cacing dewasa dan telurnya  Membunuh cacing dewasa dan telurnya
 Schistosoma haematobium dan Schistosoma mansoni  Schistosoma japonicum
 Agak lambat diserap dari traktus instestinalis  sangat cepat diserap setelah diminum
dan diuraikan di dalam hati menjadi metabolit  Dosis: 35 mg/kg (2x1 hari)
yang tidak toksik  Efek samping adalah mual (3,7%), muntah
 Dosis: 25 mg/kg (7-10 hari) (7,3%), nyeri epigastrium (2,4%), sakit kepala
 Efek samping : mual, muntah, tidak nafsu (7,5%), pusing (6,1%), demam (2,4%) dan
makan, diare, psikosis, halusinasi, confusion, disentri (1,8%)
pusing, sakit kepala, anxiety dan kadang-
kadang serangan epilepsi
Pencegahan
 Menghindari kontak dengan air yang mengandung serkaria
 Meminum Air yang sudah dimasak terlebih dahulu
 Apabila mengkonsumsi daging harus yang matang
 Memakai sepatu boots untuk menghindari serkaria masuk melalui kulit kaki
 Pemberantasan keong hospes perantara untuk memutus rantai daur hidup
Schistosoma
Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis dan beberapa pemeriksaan. Pada skenario,
perempuan tersebut di duga terkena Skistosomiasis japonica yang dimana
merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh cacing trematoda
darah Schistosoma japonicum dengan hospes perantara keong Oncomelania
hupensis lindoensis.

Anda mungkin juga menyukai