Masa Awal: spiritual/teologis => dakwah lisan individual Rumah => masjid Berjalan sebagai kepentingan individual, tidak sistematis MASA KEJAYAAN
Masa Kejayaan: spiritual, intelektual [madrasah,
universitas (Al-Azhar, Mesir, 972 M; Qairawan, Maroko, 859 M; Nisyapur, Iran, 1050an; Nizhamiyah, Baghdad, 1063)] Pendidikan madrasah (sistemic), bukan lagi individual, diasuh oleh guru-guru dalam organisasi yang mapan Iklim akademik yang terbuka Penerjemahan karya intelektual terutama dari Yunani Pengembangan perpustakaan MASA KEMUNDURAN
Masa Kemunduran: teologis, ilmu non-agama
tidak dikembangkan, madrasah dan universitas banyak yang “mati”. Sarat dengan kepentingan politik Dikotomi antara agama dan ilmu pengetahuan Semangat taklid meningkat dan ijtihad menurun Orientasi akhirat terlalu besar Munculnya dominasi negara-negara barat: imperialisme, kolonialisme MASA MODERN (ABAD XIX)
Politik dan kemerdekaan: nation state, pan-
islamisme Ijtihad: Ilmu dan Agama berjalan bersama, tetapi tetap terpisah Islamisasi ilmu (Muh Raji al-Faruki) Penggunaan pendekatan/metode baru dalam kajian Islam: sosiologi, psikologi, antropologi, dll. STUDI ISLAM DI BARAT
3G: gold, glory, and gospel => teologis
Masa Kejayaan Islam (abad VIII-XVI): penyalinan dan transfer pengetahuan (Padova, Sicilia, Venesia [Italia]; Oxford, Cambridge [Inggris]; Tubingen [Jerman]) Masa Kemunduran Islam (abad XVI dst): politik, ekonomi Misionaris: misi dan motif agama (zending) Akademik: pengetahuan ttg dunia Timur (orientalisme) STUDI ISLAM DI BARAT
Misionaris => pandangan thd Islam:
Impostor, psikopat, teroris Heresy Creative borrowing Akademik, lebih objektif, tetapi: Esensialis => generalisasi fenomena Islam sebagai entitas tunggal dan tidak berubah Politis => melanggengkan dominasi Barat => citra negatif Islam sbg peradaban kedua Orientasi akademik/ilmiah (belum tentu sama dengan realitas yang sebenarnya). STUDI ISLAM DI BARAT
Pendekatan akademik: studi agama
historis empiris Kerjasama dengan sarjana Muslim: melihat Islam tidak hanya teks, tetapi juga kehidupan muslim sbg fenomena sosial-budaya Dialog Muslim-Barat Munculnya sarjana Muslim dari Barat STUDI ISLAM DI INDONESIA
Linier dengan apa yang terjadi di dunia Islam
pada umumnya Sistem pendidikan: langgar/surau pesantren madrasah klasikal/sekolah modern Orientasi studi: Timur Tengah: normatif (-1970an: liberal) Barat: kontak, fasilitas, “pendektan objektif” ISLAM NORMATIF
Norma: sekumpulan aturan dan pedoman hidup
yang mengikat
Norma Islam = wahyu, nash, teks
Islam normatif => tradisi teks => islam sebagai
ajaran dan aturan hidup dengan wahyu (nash, teks) sebagai tolok ukur
Islam dikembangkan dari interpretasi thd teks
wahyu ISLAM HISTORIS
Islam sebagai produk sejarah
Islam tidak semata-mata sebagai teks yang “tidak
berkembang”/mati
Islam terus berkembang karena berinteraksi dengan
kehidupan dan peradaban manusia pemeluknya, sejak zaman Nabi hingga akhir dunia
Ajaran Islam selalu mengandung unsur lokalitas
tempat dan waktu Islam: pemilahan yang lain
Teks: Qur’an, Hadis, (+Ijma’)
Doktrin (dogma, ajaran agama) Biasanya dipandang sebagai sesuatu yang suci Perwujudan “kehendak” Ilahi
Pemahaman terhadap teks
Tafsir, fikih, ushul fikih Interaksi antara “teks” dan “manusia”