Anda di halaman 1dari 22

Tumor Ginjal

Kelompok 13
Diny Titania Rahmadani
Indah Purnama Sari
Definisi Tumor Ginjal
Tumor ginjal yaitu tumor
ginjal padat jinak dan tumor
ginjal ganas. Tumor ginjal
padat ialah adenoma,
onkositoma, leiomioma,
lipoma, hemangioma, dan
hemartoma. Sedangkan
tumor ginjal ganas biasanya
berupa tumor padat yang
berasal dari urotelius,yaitu
karsinoma sel transional atau
yang berasal dari sel epitel
ginjal. (Nurarif & Kusuma,
2015, p.139)
Klasifikasi
1. Tumor Jinak
 Hematoma
 Fibroma Renalis
 Adenoma korteks benigna
 Onkositoma
2. Tumor Ganas
 Tumor Ginjal yang ganas biasanya berupa
tumor padat yang berasal dari urotelium
 Tumor Wilms (Nefroblastoma)
 Karsinoma sel trasisional
 Infiltrasi keganasan sekunder
Etiologi
Mengenai etiologinya hanya sedikit yang diketahui merokok
mungkin mempunyai peran. Pada 40% penderita telah
ditemukan metastasis pada waktu tumor primer ditemukan.
Lama hidup rata-rata penderita ini 6-12 bulan, tanpa
penangannan proses lokal ini meluas dengan bertumbuh terus
kedalam jaringan sekelilingnya dan bermetastasis
menyebabkan kematian. Progesititasnya berbeda beda
karena itu periode sakit total bervariasi anatara beberapa
bulan dan beberapa tahun. Gambaran histologiknya
heterogen,di samping sel-sel (clear cell) dan eosinofil
glandular (granular cell) terdapat lebih banyak sel polifrom,
fusifrom dan sel-sel raksasa. Bagian karsinoma sering terdapat
disamping bagian–bagian pseudosarkomatosa diselingi
dengan nekrosis dan pendarahan.
Penyebab pasti dari kanker ginjal belum diketahui secara
pasti dan ada beberapa faktor resiko lain
diketahui mampu memicu kejadian kanker ginjal yaitu :
 Merokok
 Obesitas pada wanita
 Hormonal
 Tekanan darah tinggi (hipertensi)
 Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja
memiliki resiko tinggi, juga pekerja yang terpapar oleh
asbes)
 Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani
dialisa menahun memiliki resiko tinggi)
 Penyebabnya tidak di ketahui secara pasti, tetapi juga
di duga melibatkan faktor genetik.
 Kurang dari 2 % terjangkit karena faktor keturunan
Manifestasi Klinik
Gejala klinis yang biasa dikeluhkan adalah
nyeri pinggang, jarang dilaporkan adanya
nyeri perut, namun nyeri perut dapat
timbul bila terjadi infasi tumor yang
menembus ginjal sedangkan hematuria
terjadi karena infasi tumor yang menembus
system velveo kalises. Demam dapat terjadi
sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat
protein tumor
Patofisiologi
Tumor ginjal meskipun memiliki angka yang tidak signifikan
dibandingkan kanker yang lain namun memiliki tingkat
prognosa yang buruk jika tidak tertangani dengan baik. Tumor ini
berasal daeri tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada
di dalam kortex, dan kemudian menembus kapsul ginjal.
Beberapa jenis tumor ini disertai dengan pseudokapsul yang
terdiri atas perenkim ginjal yang tertekan oleh jaringan tumor
dan jaringan fibrosa. Tidak jarang ditemukan kista-kista yang
berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi. Fasia
gerota merupakan barier yang menahan penyebaran tumor ke
organ sekitarnya.
Penyebaran
Setelah melewati kapsul ginjal, tumon akan
mengadakan invasi ke organ di sekitarnya
dan menyebar secara limfogen melalui
kelenjar limfe para aorta. penyebaran
secara hematogen melalui vena renalis ke
vena kava, kemudian mengadakan
metastasis keparu (85%), hepar (10%), dan
bahkan pada stadium lanjut menyebar ke
ginjal kontralateral. (Basuki, 2011)
 The National Wilms Tumor Study Group (NWTSG) membagi 5
stadium tumor Wilms, yaitu :
 Stadium I
 Tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus
kapsul. Tumor ini dapat di reseksi dengan lengkap.
 Stadium II
 Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam
jaringan ginjal dan sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus
renalis, vena renalis dan kelenjar limfe para-aortal. Tumor
masih dapat direseksi dengan lengkap.
 Stadium III
 Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum),
misalnya ke hepar, peritoneum dan lain-lain.
 Stadium IV
 Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen,
paru-paru, otak dan tulang.
 Stadium V
 Tumor sudah mengenai kedua ginjal (lesi, bilateral). Pada
saat diagnosis.
Penatalaksanaan
 Pembedahan
 Radioterapi
 Kemoterapi
Pemeriksaan Penunjang
 Ultrasonografi abdominan
 CT-Scan
 Foto thoraks (Rontgen)
 Pemeriksaan darah dan urine
 Biopsi
 MRI Perut
 CBC, BUN dan Kreatinin
 PIV dan nefroktom
 Urinalis
 Darah lengkap
 Angiography
 X-Ray Thoraks
Komplikasi Tumor Ginjal
• Tumor Bilateral
• Ekstensi Intracaval dan atrium
• Tumor lokal yang lanjut
• Obstruksi usus halus
• Tumor maligna sekunder
• Komplikasi biopsi ginjal antara lain hematoma hematuria makroskopik, fistula
arteriovena, infeksi dan pembedah
• Perdarahan hematoma parirenal ditandai dengan penurunan Hb. Hematuria
makroskopik dengan hematoma parirenal terjadi 2%,dan hanya 1%
membutuhkan transfusi darah. Hematuria yang berat dapat menyebabkan
kolik. Bila hematuria berlanjut perlu angiografi untuk tindak lanjut embolisasi
• Fistula arteriovena. Sering tidak ada keluhan dan ditemukan secara radiologi.
Frekuensi sekitar 10% bila diperiksa secara arteriografi atau doppler berwarna.
Kebanyakan kasus akan sembuh spontan. Fistula arteriovena yang
menetap,dapat menyebabkan hematuria,hipertensi dan gangguan fungsi
ginjal. Dalam situasi demikian embolisasi perlu dilakukan.
• Komplikasi lain,walaupun sangat jarang,biopsi ginjal dapat menyebabkan
fistula peritoneal/kalises,hematotorak,perforasi kolon atau page kidney
dimana terjadi tamponade ginjal.
 Kematian karena biopsi sangat jarang dan biasanya disebabkan
perdarahan.
Pencegahan
pencegahan terhadap ancaman penyakit
ini adalah dengan menerapkan gaya hidup
sehat. Mengkonsumsi makanan yang sehat
,yang dapat menurunkan risiko terjadinya
penyakit tumor ginjal ini. Tidak
merokok,karena merokok salah satu yang
dapat mengakibatkan terjadinya tumor
ginjal.
Konsep Asuhan Keperawatan
Tumor Ginjal
Pengkajian
A. Identitas
B. Status kesehatan saat ini
 Keluhan utama
 Alasan masuk RS
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat kesehatan terdahulu
 Riwayat penyakit keluarga
 Riwayat pengobatan
C. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
 Kesadaran
Terjadi malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
akibat hiperklemia, adanya tekanan darah yang
tinggi.Gangguan tidur karena adanya sesak nafas dan
pruritus(gatal) karena uremia
 Tanda-tanda vital
Pemeriksaan tanda vital yang terkait dengan tekanan
darah, nadi, suhu, turgor kulit, dan frekuensi pernafasan
 Sistem pernafasan
Pada pasien tumor ginjal biasanya ditemukan nafas
pendek, dyspnea, nyeri dada diakibatkan karena adanya
metastase
 Sistem kardiovaskuler
Pada pasien tumor ginjal sering ditemukan adanya tekanan
darah tinggi karena perkembangan sel kanker
 Sistem persyarafan
Pada fase yang berat pasien tumor ginjal ditemukan
adanya neuropati perifer
 Sistem pencernaan
Dari pemeriksaan palpasi pada abdomen secara bimanual
(dalam) ditemukan massa
 Sistem integumen
Terjadi edeme pada lengan
 Sistem muskuloskeletal
Pasien mengalami penurunan aktivitas
 Sistem endokrin
Ditemukan adanya peningkatan kadar diethylstilbestrol
yang mempengaruhi timbulnya adenokarsinoma pada
ginjal
 Sistem reproduksi
Gangguan pada testis untuk pria mengalami pembesaran
pada skrotum dan gangguan pada labia mayora pada
perempuan mengalami nyeri tekan
 Sistem penginderaan
Pada sistem pengindraan tidak terjadi gangguan
 Sistem imun
Stimulun sistem imun telah membuahkan hasil positif selama
tumor tidak terlalu besar
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut
2. Defisit Nutrisi
3. Hipovolemia
Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut
Tujuan : memperlihatkan pengendalian nyeri, yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5 : tidak pernah, jarang,
kadang-kadang, sering, atau selalu):
 Mengenali awitan nyeri
 Menggunakan tindakan pencegahan
 Melaporkan nyeri yang dapat dikendalikan
Kriteria Hasil :
 Mampu mengenali serangan nyeri.
 Mampu mendeskripsikan penyebab nyeri.
 Menggunakan teknik pencegahan nyeri, khususnya teknik non
farmakologis.
 Melaporkan perubahan gejala nyeri secara periodic kepada
tenaga kesehatan.
 Menunjukkan gejala terhadap nyeri (keluhan, menangis, gerakan
lokalisir, ekspresi wajah, gangguan istirahat tidur, agitasi, iritabilitas
meningkat, diaphoresis, penurunan konsentrasi, kehilangan nafsu
makan, dan nausea).
 Tanda-tanda vital dalam rentang normal (respiratory rate, apical
heart rate, radial heart rate, tekanan darah).
Nursing Interventions Classification (NIC) :
 Aktifitas Keperawatan :
 Kaji nyeri (lokasi, karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas, dan faktor presipitasi
dari nyeri).
 Kaji pengetahuan klien tentang nyeri serta
pengalaman sebelumnya.
 Kaji dampak dari nyeri (gangguan tidur,
penurunan nafsu makan, gangguan aktifitas,
penurunan konsentrasi).
 Beri lingkungan yang nyaman kepada klien.
 Ajari klien pola manajemen nyeri.
 Ajari klien penggunaan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri.
 Lakukan teknik PCA (Patient Controlled Analgesia)
sesuai kebutuhan.
 Anjurkan klien untuk istirahat yang cukup untuk
mengurangi intensitas nyeri.
 Monitoring kepuasan pasien atas pelaksanaan
manajemen nyeri
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan : pasien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang
adekuat
Kriteria hasil:
 Membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
dalam situasi individu
 Menunjukkan peningkatan BB
Intervensi (NIC)
 Aktivitas keperawatan
 Tenteukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan
makan.
 Pantau nilai laboratorium, khusunya transferin, albumin, dan
elektrolit.
 Menejemen nutrisi (NIC) :
 Ketahui makanan kesukaan pasien
 Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi.
 Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan.
 Timbang pasien pada interval yang tepat.
3. Resiko ketidakkeseimbangan volume cairan
Tujuan : pasien tidak akan mengalami ketidak
seimbangan elektrolit yang dibuktikan oleh
penyembuhan luka bakar, keseimbangan cairan, fungsi
gastrointestinal, hidrasi, dan keparahan mual serta
muntah dalam rentang yang diterima.
Kriteria Hasil :
 Pasien akan menujukkan keseimbangan elektrolit &
asam basa yang di buktikan oleh indikator
 Pasien akan menunjukkan keseimbangan elektrolit &
asam basa yang dibuktikan oleh indikator berikut seperti
kogn
Nursing Interventions Classification (NIC)
 Manajemen Diare : menangani dan mengurangi diare
 Manajemen Cairan / Elektrolit : mengatur dan
mencegah komplikasi dari perubahan kadar cairan dan
/ elektrolit
 Terapi Hemodialisis : menangani pengeluaran
ekstrakorporeal darah pasien melalui dialyzer
 Manajemen Medikasi : memfasilitasi penggunaan obat
resep dan obat non resep secara aman dan efektif
 Terapi Dialisis Peritonial : memberikan dan memantau
larutan dialisis ke dalam dan keluar rongga peritoneal
Thank you

Anda mungkin juga menyukai